Pernikahan

Pernikahan yang telah direncanakan itu akhirnya telah terlaksana. Safa telah memakai pakaian pengantin berwarna putih dan riasannya yang menambah kecantikannya.

Keluarga mempelai laki-laki pun datang dan memasuki rumah itu. Disana telah ada pengacara dan semua orang dan keluarga yang hadir disana untuk menyaksikan pernikahan itu dengan penuh hikmah.

"Saya nikahkan dan kawinkan engkau, Ammar Ma'ruf Bin Ahmad Alfaridzi Bin Hasan dengan keponakan saya Safa Safira Binti Razak bin Rahmat dengan Mas kawin Emas sebesar 100 gram dan uang tunai sebesar 550 juta serta Sebuah mobil dibayar tunai karena Allah". Gibran menyentak tangan Ammar saat selesai mengucapkan hal itu.

"Saya Terima nikah dan kawinnya Safa Safira Binti Razak Bin Rahmat dengan mas kawin Emas sebesar 100 gram dan uang tunai sebesar 550juta serta sebuah mobil dibayar tunai karena Allah". Ammar menyentak lembut tangan Gibran tanda menerima ijab Kabul itu dengan satu tarikan nafas

"Bagaimana saksi?? Ucap Gibran menoleh kepada para saksi.

" Sah". Ucap mereka serempak.

Kemudian pembacaan doa pun telah dilakukan dan Ammar sudah menemui dan membawa mempelainya itu ke hadapan semua orang.

"Apa-apa an ini". Teriak sesorang dari pintu masuk.

Semua yang ada disana menoleh ketika melihat Safwan mendekati mereka dengan wajah dengan penuh emosi.

" Apa yang kalian lakukan??, menikahkan adikku tanpa sepengetahuan ku!! ". Teriaknya mendekati Ammar dan ingin meninjunya.

Tapi saat tangannya akan mendarat diwajah Ammar, Ammar menangkap tangan itu dengan tangannya dan memandang sang kakak ipar dengan tenang.

" Apa kakak tidak malu??, semua orang menyaksikan apa yang kakak lakukan". Ucap Ammar masih memegang erat tangan sang kakak ipar.

"Aku tidak perduli, kau sudah berjanji padaku untuk memberikan uang itu sebelum kau menikahi adikku tapi sekarang lihat yang kau lakukan, kau orang beragama tapi penipu!! ". Sentaknya kasar kepada Ammar.

Ammar tak bergeming dan memandang nya tanpa rasa takut sedikitpun atas kemarahan sang kakak ipar.

"Saya tidak melupakannya, saya sengaja membawamu ke sini dan disini juga ada pengacara dan dia membawa surat perjanjiannya dan semua yang ada disini akan menjadi saksi atas perjanjian yang kita buat". Ammar mengucapkannya dengan tenang.

" Bagus, aku akan membunuhmu jika kau menipu ku!! ". Sungutnya dengan jengkel.

" Kita akan melakukan perjanjiannya sekarang dihadapan para tamu dan keluarga sekalian. Dan kalian semua akan menjadi saksi". Ucap Ammar menatap semua orang.

Mereka mengangguk menyanggupi apa yang dikatakan Ammar kepada mereka.

"Nah, dek Uwais tolong berikan surat penandatanganan berkas itu, biarkan kakak ipar membaca perjanjiannya". Ucapnya kepada sang adik sepupuku yang berprofesi sebagai pengacara muda.

Uwais maju dan memberikan surat perjanjian itu dan diberikan kepada Safwan langsung. Safwan membacanya dengan puas melihat isi perjanjian itu, ternyata adik iparnya itu sangat baik.

Tanpa banyak kata dia menandatangani berkas itu dengan senyuman lebar menghiasi wajahnya, sedangkan yang lain memandang dirinya tidak percaya karena dia seperti menjual adiknya sendiri.

"Berikan nomor rekening kakak yang aktif, aku akan mentransfer kan uangnya sekarang". Ucap Ammar saat berhadapan dengan kakak iparnya itu dan menyodorkan handphonenya.

"Ini, aku sudah mengetik nomornya". Ucap Safwan mengembalikan handphone itu.

" Sudah, kakak bisa lihat di rekening kakak". Ucapnya memperlihatkan bukti transfer yang diperlihatkan di rekeningnya.

"Kau boleh juga, ternyata kau anak orang kaya rupanya, andai aku tahu akan meminta lebih banyak lagi". Safwan menatap sang adik ipar itu dengan tatapan penuh maksud.

" Aku hanya akan memberikan kepada kakak untuk pertama dan yang terakhir kali, aku rasa semua yang kakak dapatkan hari ini bisa kakak kembangkan menjadi usaha yang lumayan jika kakak pandai mengaturnya".

"Tidak, karena aku tahu kakak sudah mendapatkan bahkan lebih banyak dari istriku itu lebih dari cukup untuk kakak membuat usaha".

Safwan mendengus kesal, " Percuma saja punya ipar kaya, tapi tak bisa dimintai tolong". Ucapnya duduk menjauh dari mereka.

Semua orang yang ada disana menggelengkan kepalanya mendengar penuturan Safwan yang seakan tak punya malu itu.

"Aku memang anak orang kaya, tapi aku bekerja dan menghasilkan uangku sendiri, bahkan percuma punya segalanya kalau kakak tidak bisa mengelolahnya".

" Yayaya, berbicaralah semaumu". Sungut Safwan kepada Ammar.

"Kalian sudah sah menjadi pasangan, bagaimana selanjutnya??". Tanya Gibran kepada keponakannya itu.

" Seperti yang kukatakan tadi, kami akan tinggal dirumah orangtua kami sementara sampai keadaan membaik ". Ammar memandang dengan senyuman kepada sang paman.

" Tidak perlu, tinggallah disini karena saya akan kembali keluar negeri karena tanah warisan punya saya. Sudah saya jual jadi, saya akan kembali dan bekerja".

"Baguslah, supaya kau tidak merepotkan dan membuat adikmu kesusahan". Gibran menatap tajam sang keponakan yang selalu bertingkah seenaknya itu.

" Ya, tenang saja, saya akan pergi setelah ini karena pesawat saya akan berangkat beberapa jam lagi".

"Kalau begitu saya permisi, saya sudah tidak punya urusan lagi disini". Safwan meninggalkan mereka semua untuk pergi kembali ke negara istrinya karena dia hanya mengambil cuti beberapa hari untuk mengurus urusannya disini dan sekarang sudah selesai.

" Tinggallah disini kak, kakakku tidak akan mengganggu kita karena dia sudah pergi, kita tidak perlu tinggal dirumah kedua orangtua kakak". Safa memandang suaminya meminta pengertian karena dia masih berduka, dia ingin tinggal dimana mendiang kedua orangtuanya dulu tinggal untuk mengenangnya.

"Ya sudah, turuti apa keinginan istrimu nak, dia masih dalam keadaan berduka karena kehilangan ibunya, ummi yakin dia akan sering datang menengok ummi dirumah nanti atau sebaliknya, tidak apa kan nak??

" Iya ummi, aku akan sangat senang jika bisa ke tempat ummi berkunjung dan ummi bisa berkunjung kesini sepuas ummi".

"Ya sudah kami pulang yah, kalian bisa berganti baju terlebih dahulu lalu ikut kami kerumah untuk bersilaturahmi dan mengambil pakaian Ammar dirumah dan perlengkapannya, kalian juga harus menginap dirumah untuk malam ini, bagaimana nak??

" Boleh ummi, aku juga ingin kerumah ummi karena sudah lama tidak kesana untuk bersilaturahmi ". Ucapnya dengan senyuman.

" Ya sudah, para tamu dipersilahkan menikmati hidangan yang ada, maafkan atas insiden barusan". Ucap Rina mewakili keluarga mereka.

Mereka pun akhirnya melakukan apa yang diperintahkan Rina tadi bahkan banyak sekali bisik-bisik tetangga yang tidak jelas dan ya seperti itulah.

Setelah foto keluarga berakhir dan para tamu sudah pulang. Safa naik ke kamar nya untuk berganti pakaian kemudian turun kebawah untuk ikut bersama keluarga suaminya mengambil barang dan yang lainnya.

Malam ini Safa dan suaminya menginap di kediaman Shofiyah karena akan ada acara lekka dan memang harus menginap disana.

Episodes
1 Kejadian Setelah Pemakaman
2 Berapa Yang Harus Kubayar
3 Surat Wasiat
4 Rencana Pernikahan
5 Pernikahan
6 Pengenalan Keluarga
7 Ammar si Jahil 1
8 Ammar Si jahil 2
9 Rencana Honeymoon
10 Keluarga Hangat dan Pengertian
11 Ketemu Salwa
12 Harus Hati-hati
13 Jangan Lihat Covernya
14 Terbongkarnya Identitas Ubaidillah
15 Pernikahan Yang tidak diInginkan
16 Apa Yang sebenarnya terjadi
17 Nikahi Gadis Itu
18 Perjuangan cinta Fahira
19 Memaafkan
20 Kalian Anak Kami
21 Keharmonisan Keluarga
22 Salwa Berulah
23 Kemarahan Gibran
24 Kedatangan Keluarga Fahira 1
25 Kedatangan Keluarga Fahira 2
26 Pelindung Fahira
27 Dukungan Moril Keluarga
28 Jalan-jalan
29 Pertengkaran Ammar dan Safa
30 Amarah Ammar
31 Kedatangan Keluarga Salwa
32 Obsesi Salwa
33 Ubaidillah Mengamuk
34 Masuk ke penjara
35 Jangan sentuh Istriku
36 Kesombongan menghancurkan Diri
37 Ingin belajar Parenting
38 Rasa Iri Pada Fahira
39 Nasehat Sang Menantu
40 Syukuran kelulusan Safa
41 Pertengkaran 2 keluarga
42 Tingkah Random para suami
43 Kehamilan Safa
44 Shifa Diculik
45 Pulang Babak Belur
46 Kabar Duka Keluarga Ahmad
47 Pemakaman Shifa dan pertengkaran
48 Ini sudah takdir
49 Bertemu Salwa
50 Safa Masuk Rumah sakit
51 Kedatangan Shofiyah
52 Shofiyah bertindak
53 Pernikahan Salwa
54 Tingkah Random
55 Safa bertemu Sang Kakak
56 Safwan ingin Uang
57 Fahira melahirkan
58 Ammar dan Ahmad kecelakaan
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Kejadian Setelah Pemakaman
2
Berapa Yang Harus Kubayar
3
Surat Wasiat
4
Rencana Pernikahan
5
Pernikahan
6
Pengenalan Keluarga
7
Ammar si Jahil 1
8
Ammar Si jahil 2
9
Rencana Honeymoon
10
Keluarga Hangat dan Pengertian
11
Ketemu Salwa
12
Harus Hati-hati
13
Jangan Lihat Covernya
14
Terbongkarnya Identitas Ubaidillah
15
Pernikahan Yang tidak diInginkan
16
Apa Yang sebenarnya terjadi
17
Nikahi Gadis Itu
18
Perjuangan cinta Fahira
19
Memaafkan
20
Kalian Anak Kami
21
Keharmonisan Keluarga
22
Salwa Berulah
23
Kemarahan Gibran
24
Kedatangan Keluarga Fahira 1
25
Kedatangan Keluarga Fahira 2
26
Pelindung Fahira
27
Dukungan Moril Keluarga
28
Jalan-jalan
29
Pertengkaran Ammar dan Safa
30
Amarah Ammar
31
Kedatangan Keluarga Salwa
32
Obsesi Salwa
33
Ubaidillah Mengamuk
34
Masuk ke penjara
35
Jangan sentuh Istriku
36
Kesombongan menghancurkan Diri
37
Ingin belajar Parenting
38
Rasa Iri Pada Fahira
39
Nasehat Sang Menantu
40
Syukuran kelulusan Safa
41
Pertengkaran 2 keluarga
42
Tingkah Random para suami
43
Kehamilan Safa
44
Shifa Diculik
45
Pulang Babak Belur
46
Kabar Duka Keluarga Ahmad
47
Pemakaman Shifa dan pertengkaran
48
Ini sudah takdir
49
Bertemu Salwa
50
Safa Masuk Rumah sakit
51
Kedatangan Shofiyah
52
Shofiyah bertindak
53
Pernikahan Salwa
54
Tingkah Random
55
Safa bertemu Sang Kakak
56
Safwan ingin Uang
57
Fahira melahirkan
58
Ammar dan Ahmad kecelakaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!