Perjuangan cinta Fahira

Fahira menundukkan kepalanya mendengar perkataan Ubay kepadanya.

"Bisakah kakak menerimaku dan memaafkan kesalahanku?? Tanya dengan linangan air mata.

" Apa kamu bisa menerima itu semua ketika itu dibalik dan terjadi padamu?? Tanya Ubay dengan menatap istrinya dalam.

"Aku hanya ingin menyelamatkan diriku dari nerka itu kak, aku lelah selalu teraniaya di keluarga sendiri padahal aku anak kandung". Fahira memeluk lututnya menangis tersedu-sedu.

Hatinya sakit ketika suaminya sendiri belum bisa memaafkannya walau dia tahu jika dia memang salah.

"Aku tidak tahu harus berkata apa, jujur saja aku belum bisa menerima semua ini karena ini terlalu menyakitkan untukku". Ubay membuang mukanya tidak tega melihat perempuan yang menjadi istrinya itu menangis tersedu-sedu seperti itu.

" Tolong berikan aku kesempatan untuk memperbaiki diriku agar pantas untuk kakak, aku tahu pernikahan kita karena perangkap dariku, tapi aku memang menyukai kakak sejak hari pertama kita bertemu dan bertabrakan". Ucapnya dengan sendu.

Dia menghapus air matanya kemudian mendekati Ubay yang duduk di tepian tempat tidur mereka.

"Kumohon berikan aku kesempatan dan belajar terima aku sebagai istrimu, akan kubayar segalanya dengan bakti yang kupunya karena kakak dan keluarga kakak telah membebaskan aku". Ucapnya duduk dihadapan Ubay kemudian menyandarkan kepalanya disana.

Ubay yang belum bisa menerima itu hanya berdiam kaku tak tahu harus bersikap seperti apa.

"Perlihatkan saja, aku butuh bukti bukan janji karena aku bukan orang yang suka mengutarakan kata untuk berjanji tapi dengan bukti".

Mendengar perkataan suaminya, senyum Fahira mengambang, dia mengangkat kepalanya menatap sang suami dengan wajah berbinar.

"Terima kasih". Ucapnya berdiri kemudian memeluk sang suami dengan gembira selayaknya anak kecil.

Ubay tak membalas pelukan itu, dia hanya diam kemudian tersenyum tipis tanpa diketahui istrinya. Kini dia mengerti umminya menyuruhnya menikahi gadis ini memang karena dia layak menjadi istrinya.

"Kakak sudah makan malam??

Ubay menggelengkan kepalanya karena dia belum makan sejak siang tadi apalagi malam hari, pikirannya tengah kalut karena masalah jati dirinya.

" Kakak mau makan malam??, aku siapin yah??

Ubay memandang lekat perempuan dihadapan nya ini, sebenarnya dia tak ingin makan tapi melihat wajah berbinar istrinya itu dia jadi tak tengah dan akhirnya mengangguk.

"Ya udah kakak mau makan dimana?? Aku siapin sekarang?? ". Tanyanya dengan antusias.

"Disini saja, aku lagi pengen di kamar dan tak mau bertemu siapa pun". Ucapnya dengan datar.

" Baiklah, aku ke dapur dulu yah, kakak tunggu disini". Ucapnya dengan girang, Fahira bergegas keluar dari kamarnya menuju dapur dengan senyuman lebar.

"Kenapa nak??, kayaknya kamu terburu-buru seperti itu?? Shofiyah menegur sang menantu yang tergesa-gesa sampai tidak sadar dirinya ada dihadapan nya.

" Eh ada ummi, maaf aku tidak memperhatikan jika ada ummi disini!! ". Ucapnya dengan kikuk.

Shofiyah tersenyum kecil melihat sikap menantu ketiganya itu.

"Kamu kenapa nak, kok tergesa-gesa sampai tidak perhatikan jalan". Tegur Shofiyah dengan halus

" Maaf ummi, aku mau ambilin makan malam untuk kak Ubay katanya dia ingin makan dikamar". Ucapnya cengengesan.

Perempuan berusia 19 tahun itu salah tingkah karena mertuanya memnadanginya dengan senyuman kecil.

"Ya sudah nak, tolong hibur dia, dia sedang banyak beban pikiran, jadilah pendengar yang baik ketika dia ingin bercerita". Ucap Shofiyah mengelus kepala sang menantu.

" Ummi tidak marah padaku tentang apa yang menimpa kak Ubay?? Tanya Fahira menundukkan kepalanya.

Dia masih ingat betul percakapannya dengan suaminya tadi.

"Tentu saja ummi marah nak, kamu sudah mempermalukan keluarga kami tapi setelah mengetahui alasan dibalik itu, ummi berusaha memaafkan dan memakluminya, hanya saja ummi tetaplah manusia biasa yang kecewa dengan tindakanmu yang seperti itu". Ucapnya dengan sendu.

"Maafkan aku ummi, aku tidak bisa berpikir jalan dan cara lain, aku terdesak dengan keadaan". Ucapnya menunduk dalam merasa sangat bersalah karena membuat suami dan keluarganya malu padahal mereka orang baik.

" Sudahlah nak, sekarang kamu bagian dari keluarga kami. Jadi jangan menyimpan apapun sendirian, kamu bisa berbagi pada suamimu dan juga ummi". Ucapnya dengan senyuman manis.

"Aku sungguh beruntung menjadi bagian dari keluarga ummi, maafkan aku jika tindakanku yang gegabah ini merugikan ummi sekeluarga".

" Tidak apa nak, sudah berlalu, ummi harap kedepannya kamu menjaga harga dirimu dan juga harga diri suami dan keluargamu". Ucap Shofiyah memeluk menantunya dengan sayang itu.

Fahira mengeratkan pelukannya pada mertuanya itu sambil menangis, tindakan gegabahnya membawanya kepada keberuntungan memiliki suami dan keluarga yang baik, dia sangat beruntung.

Fahira melepaskan pelukannya kepada sang mertua dengan posisi masih menangis sampai segukan. Shofiyah tersenyum gemas melihat anak menantunya itu.

"Bagaimana dengan keluargaku ummi??

" Memang kenapa dengan keluargaku nak?? Tanya nya dengan penasaran.

"Aku takut mereka akan datang merepotkan semua orang". Ucapnya menunduk dalam memandang sendu yang mertua.

" Seperti apa yang kamu maksud nak, ummi tidak paham?? ".

" Kedua orang tuaku itu mata duitan ummi, aku khawatir mereka memanfaatkan apa yang dimiliki kak Ubay dan keluarganya untuk meminta uang dan sebagainya, aku tidak ingin hal itu terjadi. Merka akan melakukan apapun untuk keinginan mereka itu". Ucapnya lagi.

"Tenang saja nak, ummi sudah memikirkannya, nanti ummi akan diskusikan dengan suamimu saat keadaan nya lebih tenang karena dia sekarang tengah terguncang hebat.

" Terguncang, apa karena masalah itu ummi?? Ucapnya dengan sedih.

Kini perasaan bersalahnya semakin besar karena secara tidak langsung dirinya lah bagian dari rencana itu dan membuat suaminya stres.

"Nanti jika dia sudah tenang, dia akan memberitahumu, jadi jangan tanya apapun kepadanya untuk sementara waktu, biarkan dia bercerita ketika dirinya tenang".

" Iya ummi, terima kasih sudah mau menerima aku, dan memaafkan kesalahanku". Ucapnya menunduk.

"Tidak apa nak, sudah berlalu, setelah ini besok kamu akan mulai ikut rapat keluarga utama karena kamu adalah menantu disini".

" Ikut rapat keluarga??

"Iya nak, setiap apapun yang melibatkan kwluarga, kami sekeluarga memang selalu mendiskusikannya bersama kecuali yang memang intim misalnya hubungan suami istri apapun masalahnya kami tidak akan ikut campur kecuali memang memerlukan keluarga sebagai penengah ".

Fahira menganggukkan kepalanya senang, keluarga suaminya sangat harmonis dan kompak dan paling penting saling menyayangi dan menghargai.

" Kalau begitu aku pamit ya ummi, aku akan membawa makanan ini ke kamar dulu agar kak Ubay bisa makan". Ucapnya dengan senyuman manis.

"Iya nak, jangan lupa minum kan vitamin suamimu karena kayaknya hati dia terkenal hujan, takutnya dia kena flu, dia gampang sakit jika terkena air hujan

Episodes
1 Kejadian Setelah Pemakaman
2 Berapa Yang Harus Kubayar
3 Surat Wasiat
4 Rencana Pernikahan
5 Pernikahan
6 Pengenalan Keluarga
7 Ammar si Jahil 1
8 Ammar Si jahil 2
9 Rencana Honeymoon
10 Keluarga Hangat dan Pengertian
11 Ketemu Salwa
12 Harus Hati-hati
13 Jangan Lihat Covernya
14 Terbongkarnya Identitas Ubaidillah
15 Pernikahan Yang tidak diInginkan
16 Apa Yang sebenarnya terjadi
17 Nikahi Gadis Itu
18 Perjuangan cinta Fahira
19 Memaafkan
20 Kalian Anak Kami
21 Keharmonisan Keluarga
22 Salwa Berulah
23 Kemarahan Gibran
24 Kedatangan Keluarga Fahira 1
25 Kedatangan Keluarga Fahira 2
26 Pelindung Fahira
27 Dukungan Moril Keluarga
28 Jalan-jalan
29 Pertengkaran Ammar dan Safa
30 Amarah Ammar
31 Kedatangan Keluarga Salwa
32 Obsesi Salwa
33 Ubaidillah Mengamuk
34 Masuk ke penjara
35 Jangan sentuh Istriku
36 Kesombongan menghancurkan Diri
37 Ingin belajar Parenting
38 Rasa Iri Pada Fahira
39 Nasehat Sang Menantu
40 Syukuran kelulusan Safa
41 Pertengkaran 2 keluarga
42 Tingkah Random para suami
43 Kehamilan Safa
44 Shifa Diculik
45 Pulang Babak Belur
46 Kabar Duka Keluarga Ahmad
47 Pemakaman Shifa dan pertengkaran
48 Ini sudah takdir
49 Bertemu Salwa
50 Safa Masuk Rumah sakit
51 Kedatangan Shofiyah
52 Shofiyah bertindak
53 Pernikahan Salwa
54 Tingkah Random
55 Safa bertemu Sang Kakak
56 Safwan ingin Uang
57 Fahira melahirkan
58 Ammar dan Ahmad kecelakaan
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Kejadian Setelah Pemakaman
2
Berapa Yang Harus Kubayar
3
Surat Wasiat
4
Rencana Pernikahan
5
Pernikahan
6
Pengenalan Keluarga
7
Ammar si Jahil 1
8
Ammar Si jahil 2
9
Rencana Honeymoon
10
Keluarga Hangat dan Pengertian
11
Ketemu Salwa
12
Harus Hati-hati
13
Jangan Lihat Covernya
14
Terbongkarnya Identitas Ubaidillah
15
Pernikahan Yang tidak diInginkan
16
Apa Yang sebenarnya terjadi
17
Nikahi Gadis Itu
18
Perjuangan cinta Fahira
19
Memaafkan
20
Kalian Anak Kami
21
Keharmonisan Keluarga
22
Salwa Berulah
23
Kemarahan Gibran
24
Kedatangan Keluarga Fahira 1
25
Kedatangan Keluarga Fahira 2
26
Pelindung Fahira
27
Dukungan Moril Keluarga
28
Jalan-jalan
29
Pertengkaran Ammar dan Safa
30
Amarah Ammar
31
Kedatangan Keluarga Salwa
32
Obsesi Salwa
33
Ubaidillah Mengamuk
34
Masuk ke penjara
35
Jangan sentuh Istriku
36
Kesombongan menghancurkan Diri
37
Ingin belajar Parenting
38
Rasa Iri Pada Fahira
39
Nasehat Sang Menantu
40
Syukuran kelulusan Safa
41
Pertengkaran 2 keluarga
42
Tingkah Random para suami
43
Kehamilan Safa
44
Shifa Diculik
45
Pulang Babak Belur
46
Kabar Duka Keluarga Ahmad
47
Pemakaman Shifa dan pertengkaran
48
Ini sudah takdir
49
Bertemu Salwa
50
Safa Masuk Rumah sakit
51
Kedatangan Shofiyah
52
Shofiyah bertindak
53
Pernikahan Salwa
54
Tingkah Random
55
Safa bertemu Sang Kakak
56
Safwan ingin Uang
57
Fahira melahirkan
58
Ammar dan Ahmad kecelakaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!