Episode 8 Ancaman King

Keesokan harinya....

Bangun tidur, Marsya segera memeriksa keadaan Tessa dan ternyata masih tetap sama tapi kondisi detak jantungnya sudah semakin normal dan membaik. "Sepertinya sebentar lagi dia akan sadar," gumam Marsya.

Marsya memang kagum akan peralatan canggih yang diberikan oleh King. Marsya hanya tinggal memeriksa keadaan Tessa saja, selebihnya alat-alat canggih itu yang bekerja. Marsya masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, setelah selesai dia pun mengganti bajunya dan keluar dari kamar mandi.

Marsya mencoba menghubungi Rey, namun ponselnya sama sekali tidak aktif. "Dr.Rey ke mana? kok ponselnya gak aktif sih? apa anaknya sudah sembuh? aku sudah tidak betah tinggal di sini ingin cepat-cepat kembali ke klinik lagi pasti pasienku mencari aku," gumam Marsya.

Marsya tidak tahu jika Rey sudah menipunya, Rey menipu Marsya supaya dia bisa lepas dari cengkraman King. Tiba-tiba pintu kamar terdengar ada yang mengetuk. "Masuk!" seru Marsya.

"Bu dokter, ayo kita sarapan," ucap Ratu malu-malu.

"Halo sayang, oke kita turun sekarang," sahut Marsya dengan senyumannya.

Marsya menghampiri Ratu dan menggandeng tangan Ratu untuk turun ke bawah. Terlihat sekali jika Ratu sangat bahagia, untuk pertama kalinya dalam hidup Ratu bisa merasakan sebahagia itu. Kehadiran Marsya membuat hidup Ratu berubah dan menjadi lebih baik.

"Pagi, sayang!" sapa Marsya kepada Arsy.

"Pagi, Bu dokter," sahut Arsy dengan senyumannya.

"Ayo, kalian makan yang banyak supaya kalian sehat. Sebentar lagi kalian harus sekolah ya," ucap Marsya.

"Iya, sebentar lagi guru kita datang," sahut Ratu.

Marsya hampir lupa, kalau kedua anak itu home schooling. Tidak lama kemudian, Berta datang dengan membawa seseorang. "Maaf, Bu dokter. Saya membawa Dr.Virent, beliau psikolog dan beliau diminta oleh Tuan King untuk menemui Bu dokter," ucap Berta.

Marsya mengerutkan keningnya, dia awalnya bingung tapi seketika dia ingat jika tadi malam dia minta izin untuk menemui psikolog namun tidak mendapatkan izin dari King. "Astaga, aku benar-benar terkurung di rumah ini," batin Marsya.

Setelah selesai sarapan, Arsy dan Ratu menemui guru mereka masing-masing sedangkan Marsya masuk ke sebuah ruang bersama Virent. "Apa kamu punya keluhan?" tanya Dr.Virent.

Marsya menganggukkan kepalanya. "Trauma apa yang sudah kamu alami sampai-sampai kamu merasakan ketakutan yang luar biasa jika mengingatnya?" tanya Dr.Virent kembali.

Marsya menatap dokter yang diperkirakan usianya sama dengan Rey. Dia tidak bisa bercerita kepada orang lain selain kepada psikolognya sendiri. Menurut Marsya, masa lalunya adalah sebuah aib yang tidak boleh orang lain tahu.

"Jangan takut, saya tidak akan pernah menghakimimu. Saya hanya seorang psikolog yang ingin membantumu menghilangkan rasa traumamu. Ceritalah apa yang sebenarnya sudah terjadi, supaya kamu tidak dihantui terus dengan rasa trauma itu," ucap Dr.Virent.

Marsya menundukkan kepalanya, dia mulai meremas tangannya sendiri. Keringat mulai muncul di wajahnya dan Virent tahu jika Marsya sedang merasa ketakutan. Virent dengan sabar menunggu Marsya untuk berbicara karena kalau dipaksakan efeknya akan sangat berbahaya dan trauma Marsya akan lebih parah.

Cukup lama Marsya terdiam dengan pikirannya sendiri, hingga akhirnya Marsya pun memberanikan diri untuk berbicara. Walaupun dengan terbata-bata, Marsya berhasil menceritakan apa yang sudah terjadi kepada dirinya di masa lalu dan itu membuat Virent terkejut. Virent mengerti dengan rasa trauma itu karena Marsya harus menjalani kehidupannya seorang diri.

"Apa kamu ingin sembuh?" tanya Dr.Virent.

Marsya kembali menganggukkan kepalanya. "Aku ingin sembuh dan ingin membalaskan dendam aku kepada orang itu," sahut Marsya sembari mengepalkan kedua tangannya.

Virent tahu apa yang dirasakan oleh wanita cantik itu, hingga Virent pun mulai memberikan terapi kepada Marsya. Dua jam berlalu, dan Marsya baru selesai melakukan pengobatan bersama Virent. "Terima kasih dok, sekarang aku sedikit merasa tenang," ucap Marsya.

"Sama-sama. Tolong kamu jangan terlalu banyak mengkonsumsi obat penenang, kamu seorang dokter pasti tahu apa resikonya jika mengkonsumsi obat penenang dalam jangka panjang. Berusahalah tidur secara alami dan lawan rasa takut kami itu dengan keberanian kamu, jangan biarkan bayang-bayang masa lalu menguasai pikiran kamu," ucap Dr.Virent.

"Baik, dok."

"Kalau begitu saya permisi dulu, besok kita bertemu kembali," ucap Dr.Virent.

"Iya, dok."

Virent pun berpamitan dan pergi dari rumah itu. Marsya segera masuk ke dalam kamar Tessa dan mengganti cairan infus yang sudah hampir habis itu. Dia mengingat setiap kata-kata yang diucapkan oleh Virent.

"Benar kata Dr.Virent, aku harus lawan rasa takut itu jangan sampai rasa takut itu menguasai hidup dan pikiran aku," batin Marsya.

***

3 hari kemudian....

Malam itu Marsya tidak bisa tidur, dia rindu dengan rumah dan kliniknya. "Dr.Rey kok belum ada kabar ya? malah ponselnya tidak aktif lagi," batin Marsya.

Pada saat Marsya sedang melamun, tiba-tiba pintu kamar terbuka membuat Marsya tersentak kaget. "Tuan King," seru Marsya sembari bergegas turun dari tempat tidur.

"Bagaimana keadaan Tessa?" tanya King dingin.

"Detak jantungnya sudah mulai normal, Mudah-mudahan saja dalam waktu dekat ini Nyonya Tessa bisa siuman," sahut Marsya dengan menundukkan kepalanya.

King tidak banyak bertanya lagi, dia pun membalikan tubuhnya dan hendak keluar. "Maaf Tuan, aku mau minta izin untuk pulang. Ini sudah 3 hari dan perjanjian aku sama Dr.Rey memang untuk 3 hari namun sayang ponselnya tidak aktif-aktif tapi aku yakin besok Dr.Rey akan datang kembali ke sini," ucap Marsya ragu-ragu.

King menghentikan langkahnya, dia membalikan tubuhnya dan menatap tajam ke arah Marsya. Perlahan King melangkahkan kakinya menghampiri Marsya dan berdiri di hadapan Marsya. Secepat kilat King mencekik leher Marsya dan menyudutkannya ke dinding.

"Berani kamu meminta pulang? dokter sialan itu sudah kabur ke luar negeri, jadi kamu harus berada di sini dan tidak boleh pulang," ucap King dengan wajah menyeramkan.

Marsya membelalakkan matanya, dia sudah tidak bisa bernapas lagi. King yang melihat Marsya hampir mati, segera melepaskan tangannya dan Marsya langsung terbatuk-batuk. Marsya terduduk di lantai lemas.

"Aku punya klinik dan aku tidak bisa meninggalkan klinik itu," ucap Marsya.

"Berani kamu kabur dari rumah ini, jangan harap kamu bisa melihat klinik kamu lagi. Dengan mudah aku bisa menghancurkan klinik kamu jadi kamu jangan macam-macam!" bentak King.

King pun dengan cepat keluar dari kamar itu. King tahu Rey sudah kabur ke luar negeri karena dia melacak ponsel Rey dan titiknya ada di luar negeri. Namun King tidak mau menguras tenaganya hanya untuk membawa Rey pulang, dia sudah memutuskan untuk menjadikan Marsya sebagai pengganti Rey.

Terpopuler

Comments

🌸so0bin🌸

🌸so0bin🌸

si king amuk²an aja kerjaannya,,, hati² hipertensi nanti duluan lagi ketemu sang penciptanya daripada si aki²

2025-03-06

0

ꪶꫝNOVI HI

ꪶꫝNOVI HI

tukang ancam si king kong

2025-01-14

1

Bunda Elsha ChaCha

Bunda Elsha ChaCha

semoga Marsya bisa sembuh dari traumanya

2025-02-26

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Pengenalan Tokoh
2 Episode 2 Pertemuan Pertama
3 Episode 3 Dr.Marsya
4 Episode 4 Rencana Dr.Rey
5 Episode 5 Pria Menyeramkan
6 Episode 6 Perubahan Ratu
7 Episode 7 Predator Anak
8 Episode 8 Ancaman King
9 Episode 9 Bagai Burung Dalam Sangkar
10 Episode 10 Siapa King Sebenarnya?
11 Episode 11 Siuman
12 Episode 12 Kepulangan Raja Roderick
13 Episode 13 Permintaan Marsya
14 Episode 14 Mencari Tahu
15 Episode 15 Marsya, Wanita Tangguh.
16 Episode 16 Pujian Marsya
17 Episode 17 Kecurigaan Marsya
18 Episode 18 King Mulai Curiga
19 Episode 19 Asal Usul Arsy dan Ratu Part I
20 Episode 20 Asal Usul Arsy dan Ratu Part II
21 Episode 21 Jalan-jalan
22 Episode 22 Kemarahan King
23 Episode 23 Mencoba Melarikan Diri
24 Episode 24 Identitas King Sebenarnya
25 Episode 25 Terungkap
26 Episode 26 Penculikan Arsy dan Ratu
27 Episode 27 Misi Penyelamatan
28 Episode 28 Sedikit Luluh
29 Episode 29 Mabuk
30 Episode 30 Melarikan Diri
31 Episode 31 Terbongkar Semuanya
32 Episode 32 Menyesal
33 Episode 33 Hamil
34 Episode 34 Mulai Uring-uringan
35 Episode 35 Pertemuan Marsya Dan Anggun
36 Episode 36 Orang Tua Marsya
37 Episode 37 Tangisan Bahagia
38 Episode 38 Bertekad Sembuh
39 Episode 39 Sembuh Total
40 Episode 40 Tobatnya Takeda
41 Episode 41 Balas Dendam Dimulai
42 Episode 42 Kematian Takeda
43 Episode 43 Pindah Negara
44 Episode 44 Bertemu Megan
45 Episode 45 Kebersamaan Megan Dan King
46 Episode 46 Kepanikan Marsya
47 Episode 47 Pertemuan Pertama
48 Episode 48 Akal-akalan King
49 Episode 49 Kebahagiaan King
50 Episode 50 Mulai Posesif
51 Episode 51 Sisi Lain King
52 Episode 52 Kebersamaan King Dan Megan
53 Episode 53 Cemburu
54 Episode 54 Saling Merindukan
55 Episode 55 Sebuah Permintaan
56 Episode 56 Menolong King
57 Episode 57 King Yang Manja
58 Episode 58 Ipar Adalah Maut
59 Episode 59 Bimbang
60 Episode 60 Menikah
61 Episode 61 Resiko Punya Istri Galak
62 Episode 62 Rencana Kepindahan
63 Episode 63 Kembali Ke Indonesia
64 Episode 64 Permohonan Raja Part 1
65 Episode 65 Permohonan Raja Part II
66 Episode 66 Sebuah Rencana
67 Episode 67 Marsya Yang Menyeramkan
68 Episode 68 Marsya Bukan Wanita Lembut
69 Episode 69 Akting Para Benalu
70 Episode 70 Dendam Marisa
71 Episode 71 Memulai Kebahagiaan
72 Episode 72 Kegaduhan Di Pagi Hari
73 Episode 73 Hamil
74 Episode 74 Kebahagiaan Yang Luar Biasa
75 Episode 75 Hot Daddy
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Episode 1 Pengenalan Tokoh
2
Episode 2 Pertemuan Pertama
3
Episode 3 Dr.Marsya
4
Episode 4 Rencana Dr.Rey
5
Episode 5 Pria Menyeramkan
6
Episode 6 Perubahan Ratu
7
Episode 7 Predator Anak
8
Episode 8 Ancaman King
9
Episode 9 Bagai Burung Dalam Sangkar
10
Episode 10 Siapa King Sebenarnya?
11
Episode 11 Siuman
12
Episode 12 Kepulangan Raja Roderick
13
Episode 13 Permintaan Marsya
14
Episode 14 Mencari Tahu
15
Episode 15 Marsya, Wanita Tangguh.
16
Episode 16 Pujian Marsya
17
Episode 17 Kecurigaan Marsya
18
Episode 18 King Mulai Curiga
19
Episode 19 Asal Usul Arsy dan Ratu Part I
20
Episode 20 Asal Usul Arsy dan Ratu Part II
21
Episode 21 Jalan-jalan
22
Episode 22 Kemarahan King
23
Episode 23 Mencoba Melarikan Diri
24
Episode 24 Identitas King Sebenarnya
25
Episode 25 Terungkap
26
Episode 26 Penculikan Arsy dan Ratu
27
Episode 27 Misi Penyelamatan
28
Episode 28 Sedikit Luluh
29
Episode 29 Mabuk
30
Episode 30 Melarikan Diri
31
Episode 31 Terbongkar Semuanya
32
Episode 32 Menyesal
33
Episode 33 Hamil
34
Episode 34 Mulai Uring-uringan
35
Episode 35 Pertemuan Marsya Dan Anggun
36
Episode 36 Orang Tua Marsya
37
Episode 37 Tangisan Bahagia
38
Episode 38 Bertekad Sembuh
39
Episode 39 Sembuh Total
40
Episode 40 Tobatnya Takeda
41
Episode 41 Balas Dendam Dimulai
42
Episode 42 Kematian Takeda
43
Episode 43 Pindah Negara
44
Episode 44 Bertemu Megan
45
Episode 45 Kebersamaan Megan Dan King
46
Episode 46 Kepanikan Marsya
47
Episode 47 Pertemuan Pertama
48
Episode 48 Akal-akalan King
49
Episode 49 Kebahagiaan King
50
Episode 50 Mulai Posesif
51
Episode 51 Sisi Lain King
52
Episode 52 Kebersamaan King Dan Megan
53
Episode 53 Cemburu
54
Episode 54 Saling Merindukan
55
Episode 55 Sebuah Permintaan
56
Episode 56 Menolong King
57
Episode 57 King Yang Manja
58
Episode 58 Ipar Adalah Maut
59
Episode 59 Bimbang
60
Episode 60 Menikah
61
Episode 61 Resiko Punya Istri Galak
62
Episode 62 Rencana Kepindahan
63
Episode 63 Kembali Ke Indonesia
64
Episode 64 Permohonan Raja Part 1
65
Episode 65 Permohonan Raja Part II
66
Episode 66 Sebuah Rencana
67
Episode 67 Marsya Yang Menyeramkan
68
Episode 68 Marsya Bukan Wanita Lembut
69
Episode 69 Akting Para Benalu
70
Episode 70 Dendam Marisa
71
Episode 71 Memulai Kebahagiaan
72
Episode 72 Kegaduhan Di Pagi Hari
73
Episode 73 Hamil
74
Episode 74 Kebahagiaan Yang Luar Biasa
75
Episode 75 Hot Daddy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!