Gak sampe 10 menit aku sudah selesai. Aku menemui Gio di bawah dan kami pun langsung berangkat ke mall ss.
Sesampainya di mall Gio mengajak ke supermarket. Gio membeli snack, kopi, sampo, dll. Saat melewati sayuran, Gio bertanya, "Kamu bisa masak Van? "
"Bisa, tapi nggak hebat. Memang kenapa ? ".
"Kalau gitu kita belanja bahan mentah yuk nanti kamu yang masak. Bahannya aku yang beli. Mau nggak?" Gio menawarkan.
"Boleh...., nggak apa aku yang masak, tapi beli bahan mentahnya kita share", kataku. Aku nggak mau ikut makan gratisan.
"Masalah itu gampang..., yuk kita belanja", ajak Gio.
Memasak adalah hal yang biasa aku lakukan baik bersama mama maupun mami Heni. Sejak aku SMP aku sudah dibiasakan sama mama untuk bantu-bantu di dapur. Nah... karena itu aku jadi bisa masak meskipun nggak sehebat chef.
Semua belanjaan...Gio yang bayar, termasuk buah pisang dan jeruk yang aku beli. Dari supermarket, kami makan malam di resto yang menyajikan menu masakan nusantara. Gio pesan nasi rawon, aku pesan nasi timbel.
Lagi-lagi Gio yang bayar. Aku mau ganti, Gio nolak. Alasannya, karena aku belum terima gaji. Terusin aja ya......, biar aku jadi orang yang nggak modal.
"Sebelum pindah apa kamu sudah sering main di Jogja, Van? " tanya Gio.
"Belum. Baru pertama kali ini".
"Kalo gitu setelah ini aku ajak putar-putar jalanan Jogja mau? Nggak jauh-jauh cuma sekitaran sini aja...mau nggak? "
Aku melirik jam tanganku, "Boleh... masih jam 19.20", kataku menyetujui ajakan Gio.
"Van kamu ini fresh graduate ya? Terus langsung mutusin kerja di Jogja gitu? ", Gio memulai pembicaraan saat kita sudah di mobil.
"Iya, aku baru lulus. Aku dapat tawaran kerja dari kantor pusat yang di Surabaya, tapi di tempatkan di Jogja. Aku mau terima soalnya aku pengen dapet pengalaman kerja di perusahaan besar".
"Berarti kamu masih umur 21-22 kan? "
"Aku umur 22, kak"
"Eh...jangan panggil aku kakak, meskipun aku lebih tua 5 tahun dari kamu. Pamggil Gio aja.
Aku mengangguk.
"Pacar kamu gimana? Nggak marah kamu tinggal ? " tanya Gio
"Nggak... kan aku belum punya pacar", jawabku polos.
"Jadi kamu belum punya pacar? Masak sih? Cowok surabaya pada katarak apa?", tanya Gio sambil ketawa kecil.
"Kakak asalnya dari mana?", tanyaku mengalihkan pembicaraan
"Kan aku sudah bilang nggak mau dipanggil kakak....."
"Iya, maaf", kataku
"Dimaafkan, kok... aku dari Jakarata", sahut Gio sambil tersenyum.
Kok jauh sampe ke sini? Bukannya enak di Jakarta?", tanyaku lagi
"Awalnya aku memang kerja di Jakarta, tapi saat perusahaan tempat aku kerja buka cabang di sini, aku dimutasi", jelas Gio
"Kerja di sini sudah berapa lama? Nyaman nggak?"
"Aku sudah tiga tahun tinggal di sini. Kalo kamu nanya masalah nyaman nggaknya.... ya pasti nyamanlah... kalo nggak masa aku bisa bertahan sampai tiga tahun", jawab Gio sambil tersenyum.
Mentang-mentang senyumnya manis... dari tadi Gio senyum terus. Memang murah senyum atau agak-agak ya..... haha...
Selama perjalanan ini kami ngobrol banyak. Meskipun usia kami beda lumayan jauh, tapi obrolan kami nyambung. Gio enak diajak ngomong, nggak jaim. Jadi aku nyaman ngobrol sama dia.
Saat jam tanganku menunjukkan pukul 21.00, kami memutuskan untuk balik ke kos.
**********
Terimakasih sudah baca novel aku yang berjudul RASA ITU ADA.....🙏🙏🙏
Ikuti kelanjutan ceritanya....😄😊😍
Semoga kalian suka. ❤❤❤
Aku tunggu like nya ya 👍👍👍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
MeliMelo💦
Trs di ulang2 bacanya ttp aja sukaaaa.....
2020-11-15
1
Eneng Mumuy Resnawati
syukaaa bgt ceritanya thor
2020-03-22
4