Sesampai di rumah sakit, kami langsung menuju ke UGD. Papa sama mama masih dalam penanganan dokter, jadi kami tidak diijinkan masuk untuk menemui mereka.
Menurut cerita yang aku dengar, kecelakaan itu terjadi di tol Malang-Pandaan, mobil papa, ditabrak oleh bus dari belakang, hal ini dikarenakan rem bus itu blong. Korbannya tidak cuma papa mamaku, ada sopir bus, juga penumpangnya....ada 7 orang yang meninggal di tempat, banyak juga korban yang sekarang ini masih kritis dan luka parah ataupun ringan.
Papi Ricky sibuk mengurus administrasi rumah sakit, mami Heni menemaniku di ruang tunggu. Aku dari tadi tidak tenang. Sebentar berdiri, sebentar duduk, jalan mondar mandir di depan UGD, duduk lagi, mondar-mandir lagi....
Mami Heni beberapa kali mengajakku duduk, berusaha menenangkan aku, tapi aku sama sekali tidak bisa tenang. Aku sibuk membayangkan atau pun memikirkan keadaan orang tuaku.
Papi Ricky datang menghampiri kami sambil membawa roti dan dan air mineral, "Ayo dimakan rotinya dulu ! Papi sengaja nggak beli nasi karena papi tau kamu pasti nggak mau makan", kata papi sambil mengulurkan sepotong roti padaku. Aku. menolak tapi papi memaksaku.
Aku menerimanya, meskipun hanya kupegang saja. Aku tidak ingin makan, aku terima rotinya untuk menghargai perhatian papi.
"Ayo...dimakan rotinya sayang !", suruh mami Heny.
Aku mengangguk tapi masih diam tanpa melakukan apa pun. Mami mengambil roti dari tanganku, membuka bungkusnya dan menyuapkan roti sepotong demi sepotong ke mulutku. Aku hanya mengunyah saja tanpa bisa merasakan, akhirnya sepotong roti itu habis.
Setiap ada suster yang keluar dari ruang UGD selalu aku hentikan untuk bertanya tentang keadaan kedua orang tuaku, tapi setiap kali pula mereka menjawab, masih dalam penanganan, nanti dokter yang akan memberikan kabar, harap bersabar...
Setelah hampir 3 jam menunggu, tampak seorang dokter keluar dari ruangan UGD, dan memanggil kami.
Aku segera berlari menghampiri dokter tersebut, "Gimana keadaan papa sama mama saya, dok ? Mereka baik-baik saja kan?", tanyaku.
Saat papi dan mami sudah di sebelahku, dokter baru menjawab, "Maaf, kami sudah berusaha semampu kami. Kami sudah melakukan tindakan medis yang terbaik, tapi kami tidak mampu menyelamatkan Bapak dan Ibu Rajasa. Mohon maaf. Kami turut berduka cita...", ucap dokter tersebut, lalu berjalan meninggalkan kami.
Jlep !! Jlep !! Jlep!! Aku merasa ada ribuan pedang yang menancap di dadaku, rasanya sangaaaat sakit dan perih. Aku terduduk lemas, airmataku mengalir deras, kata-kata dokter barusan menusuk tajam ke hatiku yang paling dalam.
Perasaanku campur aduk. Aku kaget, bingung, sedih, takut, shock, aku nggak tahu apa yang harus kulakukan. Aku hanya diam tidak bisa berkata-kata, tapi air mataku keluar tiada hentinya.
Aku merasakan mami Heni memelukku erat, mami menangis dan berkata, "Sabar, sayang... yang kuat, ya ! kamu tidak sendiri, ada mami sama papi di sini". Mami berusaha untuk menguatkan aku.
Mendengar omongan mami, aku tersadar kalau ortangtuaku sudah pergi dan tidak akan pernah kembali lagi, aku langsung berteriak histeris sambil menangis sekencang-kencangnya. Mungkin karena terlalu lama menangis kepalaku terasa berat dan semakin berat, kemudian semua tampak gelap dan aku sudah nggak ingat apa-apa lagi.
**********
.
Terimakasih sudah baca novel aku yang 🙏 berjudul RASA ITU ADA.....😍😄
Ikuti kelanjutan ceritanya....
Semoga kalian suka. ❤❤❤
Jangan lupa komen, vote dan like, ya....👍👍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
PecintaSenja
waduh kecelakaan beruntun😭
2020-04-20
1
Ahmad
ijin promo thor....ayo baca komik "blinding time magic" d jamin alurnya pasti seru
2020-04-20
1
DerieZhu
ijin promo ya...aku udah baca ceritanya, jangan lupa feedback di novelku ya..
"Dosenku menikahiku" sa "My Boyfriend is a Biker Insyaf" ya ...
terima kasih
2020-04-15
2