Dua puluh

"Gimana sih? Lo nyuruh gue jadi pacar pura-pura Lo,tapi Lo sendiri aja gak pernah pacaran."

Aldara hendak bangkit,ia berencana untuk pergi,tapi Albara menahan tangannya.

"Mau kemana?inget Arbani masih percaya kalau Aldo temen Lo adalah orang yang udah lecehin adiknya."

Aldara mengetatkan giginya.Ia mencoba menahan rasa kesalnya yang sudah bergejolak.

"Tapi yang jelas dong,Lo nyuruh gue buat manut aja."

"Yaudah sekarang panggil gue sayang,"ujar Albara dengan nada sedikit ragu.

"Hah? Harus banget gitu?"

"Cepet!"

Aldara memejamkan matanya,apakah harus dia memanggil laki-laki ini dengan panggilan yang menggelikan seperti itu?

Mendengar suara langkah yang mendekat,Aldara segera meraih tangan. Laki-laki itu.

"Kamu itu ya,gak bosen apa berantem terus? Liat tuh luka kamu yang kemarin aja belum sembuh sepenuhnya,malah kamu tambahin lagi lukanya,"ucap Aldara dengan nada lembut namun cukup lantang.

Aldara mengusap luka yang ada di area tangan laki-laki itu,ia membuat wajah seolah-olah sedang khawatir pada Albara.Untuk sesaat Albara terpaku dengan apa yang dilakukan gadis itu.

"Aku tau,aku gak bisa buat kamu berhenti,tapi tolong aku minta kamu buat baik-baik aja."

Aldara mendongakkan wajahnya,matanya terlihat sedikit berkaca-kaca seolah gadis itu benar-benar mengkhawatirkan Albara.Albara tidak pernah merasa sedungu ini sebelumnya.

"Bara!"teriak  Siska sambil setengah menggebrak meja mereka dan membuat atensi mereka teralih.

Aldara menarik tangannya perlahan dengan gestur selalu menyembunyikan sesuatu.

"Dia siapa?",tanya Aldara pada laki-laki itu.

"Anak temen mamah aku."

Aldara menyunggingkan senyumnya,bertindak menjadi gadis naif padahal jelas di sana Siska sedang menatap mereka dengan ekspresi marah.

"Dia siapa?!",tanya Siska setengah membentak sambil menunjuk wajah Aldara.

Albara baru saja akan menjawab,Aldara sudah terlebih dahulu berbicara.

"Aku temennya,Albara,"selanya sambil menunjukkan senyuman manis.

Albara menatap gadis itu dengan sorot mata tajam,ia menyuruh gadis itu untuk pura-pura menjadi pacarnya bukan temannya.

"Kalau cuma temen kenapa deket banget?", tanya Siska dengan sinis. Terlihat aura kebenciannya dipancarkan gadis itu untuk Aldara.

"Loh? Emangnya nggak boleh ya kalau aku deket sama teman aku sendiri?",ujar Aldara balik bertanya.

Ia bersikap cuek dan kembali menghadap ke arah Albara."Eh,kamu tadi pesen apa?"

"Harus banget ya pake aku-kamu?

Aldara melirik Siska."Emangnya kenapa?"

Tangan Siska terlihat mengepal.

"Bara, sebelumnya maaf banget.Mood aku tiba-tiba jadi jelek nih,kita pindah aja boleh gak?"

"Oh,yaudah,ayo."

Bara meraih tangan Aldara kemudian mereka bangkit.

"Bara!",teriak Siska.

Aldara mengerjap, pasalnya gadis itu teriak tepat saat dirinya lewat.

"Sakit ya?",ujar Albara sambil mengusap sisi telinga Aldara.

Aldara mengangguk kecil.

"Udah biarin aja."albara merangkul bahu Aldara dan membawa gadis itu pergi keluar. Entah seperti apa bentuk kemurkaan Siska sudah di belakang sana.

"Katanya belum pernah pacaran tapi skin ship-nya lancar banget,"ujar Aldara ketika mereka sudah berada jauh dari Siska.

"Lo kenapa si? Gue kan bilang kita pura-pura pacaran,Lo malah bilang kalau kita cuma temen."

Aldara mengumpat dalam hati,bego juga otak pentolan sekolah sebelah ini.

"Cewek yang tadi itu udah lama ngikutin Lo kan? Ya udah capek makanya lu nyuruh gue pura-pura jadi pacar lo biar dia berhenti,kan?"

Aldara menghela napas sejenak lalu menatap Albara."kalau lo langsung nunjukin gue pacar lo, yang ada dia malah curiga dan tahu kalau kita cuma pura-pura. Lo tunjukin kebalikannya, kita nggak pacaran tapi dekat, hal itu pasti buat dia lebih yakin kalau kita ada hubungan, ketimbang opsi awal Lo. Manusia yang minus kepercayaan kayak cewek tadi,emang suka begitu. Makanya kita beralasan kalau selama ini kita backstreet."

Albara menanggapi penjelasan gadis itu dengan wajah serius.

"Pinter juga Lo,tapi licik."

"Iyalah, gini-gini gue udah khatam drama Korea berkali-kali,jadi ya sedikit-sedikit gue bisa nurutin acting mereka.Daripada Lo,nyuruh gue manut tapi gak tau apa yang harus dilakukan,"papar Aldara dengan senyum mengembang bangga.Kemudian ia tersadar jika laki-laki itu masih belum berganti ekspresi.

"Kenapa si? Gue salah ngomong ya?"

Albara menggeleng,ia pun mulai melepas rangkulannya dari gadis itu dan mengambil helm.Entahlah,meski sudah jelas-jelas gadis ini menjelaskan jika dirinya adalah Aldara.Tapi ia masih yakin,jika gadis ini adalah Kalista,gadis yang ia cari.Ia berpikir begitu karena melihat cara dia berpikir.Apa seingin itu ya Albara menemukan Kalista? Sampai-sampai otaknya memaksa jika gadis ini adalah gadis yang ia cari.

"Rumah Lo dimana?"

____

"Bara!"

Al-bara yang masih memejamkan mata dibalik selimut yaitu terlihat bergerak-gerak tidak nyaman.

"Iya,ini gue bangun kok,"maksudnya dengan suara-suara khas bangun tidur, lalu di titik berikutnya tubuhnya kembali terdiam sambil memeluk guling di sampingnya.

"Bara! Bangun gue mau bicara penting sama Lo!" Larisa menggoyang-goyangkan tubuh Albara.

"Iya,nanti aja bicaranya."

"Ayolah,Bara,gue takut."

Seperti sihir, ucapan yang bercampur nada lirik itu mampu membuat albara bangkit melawan rasa malasnya, ia membuka kelopak matanya dengan sempurna.

"Kenapa?"

Larisa menyerahkan ponselnya."lo lihat aja sendiri. Pusing gue sama si Siska yang terus-terusan hubungin gue."

Albara melihat untaian pesan masuk yang begitu banyak, juga pemberitahuan panggilan tidak terjawab yang sangat-sangat di luar nalar jumlahnya.

"Itu cewek gila apa ya?", kuman Albara dengan tidak percaya. Siska memberondongi kakaknya dengan pertanyaan tentang kedekatannya bersama Aldara.Gadis itu bahkan menuntut kakaknya untuk memberikan bukti kebersamaan mereka.

"Gue harus gimana nih?", tanya Larissa dengan raut yang ketara sekali sangat bingung.

"Nanti sambil berangkat sekolah kita mampir dulu buat beli sim card baru,"ujar Albara sambil mengembalikan ponsel kakaknya.

"Janganlah, nomor ini udah terlanjur dipasang di pamflet admin pensi. Kalau diganti bisa-bisa ribet yang ada."

"Kalau dipikir lagi pasti sis kapan nggak akan berhenti,"ujar Larisa lagi.

Larisa menautkan jari-jemarinya seraya berpikir."Cewek yang kemarin,gue cuma minta foto kalian berdua buat gue jadiin bukti.Kayaknya Siska bakal diam kalau gue kasih foto mesra kalian."

"Kak, yang kemarin itu dadakan banget. Gue juga nggak begitu kenal sama itu cewek. Jadi gak mungkinlah gue minta foto kayak gitu."

Mata Larisa terbelalak."Jadi maksudnya lo nggak bisa hubungi dia lagi?"

Albara mengangguk.

"Bara!",Larisa memekik tidak percaya.

"Gue kan udah bilang nggak mau sangkutin orang lain dalam hal ini."

Larisa memasang wajah murung. Padahal ketika tahu adiknya membawa perempuan kemarin, dirinya merasa sangat bersyukur. Jujur saja, ya sangat ingin melihat adiknya benar-benar terlepas dari Siska. Walaupun, Iya belum tahu pasti seperti apa perempuan kemarin, yang terpenting perempuan itu bukan Siska.

"Bara..."

"Dia juga nggak mau,gue libatin lebih jauh lagi."

"Meskipun dibayar? Gue yakin pasti mamah sanggup kok buat bayar itu cewek."

"Nggak semua hal bisa selesai dengan uang, kak."

Larisa terlihat berpikir keras."terus lo nggak kasihan gitu sama cewek itu?

Albara menoleh pada kakaknya."Maksudnya?"

"Gue nggak bermaksud bilang kalau Siska itu jahat atau berprasangka buruk sama dia, tapi coba deh lo pikir. Kalau dia berbuat nekat gimana? Setidaknya kalau cewek itu ada di samping lo, lo bisa lindungi dia dari Siska."

Albara terdiam, perkataan kakaknya ada benarnya juga. Ia menghela napas seraya wajahnya dengan kasar.

"Gue tahu lo cowok yang bertanggung jawab, Bar,"ujar Larisa lagi. Ia meminta maaf dalam hati. Maaf karena dia menggunakan kelemahan adiknya.Ia hanya ingin Albara berhenti diam di belakang.

Larisa meraih tangan adiknya lalu menggenggamnya."gue beneran udah baik-baik aja. Gue justru akan merasa bersalah banget,kalau gue jadi penyebab lo gak mau ambil langkah buat diri lo sendiri."

Episodes
1 satu
2 dua
3 tiga
4 empat
5 lima
6 enam
7 tujuh
8 delapan
9 sembilan
10 sepuluh
11 sebelas
12 dua belas
13 tiga belas
14 empat belas
15 lima belas
16 enam belas
17 tujuh belas
18 delapan belas
19 sembilan belas
20 Dua puluh
21 Dua puluh satu
22 Dua puluh dua
23 dua puluh tiga
24 Dua puluh empat
25 dua puluh lima
26 dua puluh enam
27 dua puluh tujuh
28 dua puluh delapan
29 dua puluh sembilan
30 tiga puluh
31 tiga puluh satu
32 tiga puluh dua
33 tiga puluh tiga
34 tiga puluh empat
35 tiga puluh lima
36 tiga puluh enam
37 tiga puluh tujuh
38 tiga puluh delapan
39 tiga puluh sembilan
40 empat puluh
41 empat puluh satu
42 Empat puluh dua
43 empat puluh tiga
44 empat puluh empat
45 empat puluh lima
46 empat puluh enam
47 empat puluh tujuh
48 empat puluh delapan
49 empat puluh sembilan
50 lima puluh
51 lima puluh satu
52 lima puluh dua
53 lima puluh tiga
54 lima puluh empat
55 lima puluh lima
56 lima puluh enam
57 lima puluh tujuh
58 lima puluh delapan
59 lima puluh sembilan
60 enam puluh
61 enam puluh satu
62 enam puluh dua
63 enam puluh tiga
64 enam puluh empat
65 enam puluh lima
66 enam puluh enam
67 enam puluh tujuh
68 enam puluh delapan
69 enam puluh sembilan
70 tujuh puluh
71 Tujuh puluh satu
72 tujuh puluh dua
73 tujuh puluh tiga
74 tujuh puluh empat
75 tujuh puluh lima
76 tujuh puluh enam
77 tujuh puluh tujuh
78 Ending
Episodes

Updated 78 Episodes

1
satu
2
dua
3
tiga
4
empat
5
lima
6
enam
7
tujuh
8
delapan
9
sembilan
10
sepuluh
11
sebelas
12
dua belas
13
tiga belas
14
empat belas
15
lima belas
16
enam belas
17
tujuh belas
18
delapan belas
19
sembilan belas
20
Dua puluh
21
Dua puluh satu
22
Dua puluh dua
23
dua puluh tiga
24
Dua puluh empat
25
dua puluh lima
26
dua puluh enam
27
dua puluh tujuh
28
dua puluh delapan
29
dua puluh sembilan
30
tiga puluh
31
tiga puluh satu
32
tiga puluh dua
33
tiga puluh tiga
34
tiga puluh empat
35
tiga puluh lima
36
tiga puluh enam
37
tiga puluh tujuh
38
tiga puluh delapan
39
tiga puluh sembilan
40
empat puluh
41
empat puluh satu
42
Empat puluh dua
43
empat puluh tiga
44
empat puluh empat
45
empat puluh lima
46
empat puluh enam
47
empat puluh tujuh
48
empat puluh delapan
49
empat puluh sembilan
50
lima puluh
51
lima puluh satu
52
lima puluh dua
53
lima puluh tiga
54
lima puluh empat
55
lima puluh lima
56
lima puluh enam
57
lima puluh tujuh
58
lima puluh delapan
59
lima puluh sembilan
60
enam puluh
61
enam puluh satu
62
enam puluh dua
63
enam puluh tiga
64
enam puluh empat
65
enam puluh lima
66
enam puluh enam
67
enam puluh tujuh
68
enam puluh delapan
69
enam puluh sembilan
70
tujuh puluh
71
Tujuh puluh satu
72
tujuh puluh dua
73
tujuh puluh tiga
74
tujuh puluh empat
75
tujuh puluh lima
76
tujuh puluh enam
77
tujuh puluh tujuh
78
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!