empat

Beberapa hari setelah permintaan maaf Alvaro,Kalista tidak lagi menjauhi Alvaro.Gadis itu bersikap seperti biasanya, meskipun nyatanya ia masih belum bisa menghilangkan debaran jantungnya setiap kali berdekatan dengan laki-laki itu.

"Lo potong rambut Kal?",tanya Tasya melihat penampilan baru Kalista di pagi hari.

Kalista mengangguk."Iya gerah gue kalau rambutnya panjang,"jawab Kalista sembari mendudukkan dirinya di bangku.

Tasya menggeleng,padahal rambut gadis itu sebelumnya juga sudah termasuk pendek."Padahal rambut Lo sebelumnya udah pendek Kal,Lo kalau potong rambut kaya gini,penampilan Lo malah semakin kayak cowo,"ujar Tasya,merasa sayang dengan penampilan Kalista yang sekarang.

"Bodo amatlah,gue lebih enak rambut pendek gini, meskipun ya benar yang Lo bilang,gue kayak cowok jadinya."

Kalista memang sengaja memotong rambut sebahunya menjadi potongan rambut Layered Korean Short Bob Hairstyles,memang si tidak sependek potongan rambut laki-laki.Tapi melihat bagaimana penampilan Kalista,membuat kesan tomboy pada perempuan itu semakin terlihat.

Alvaro yang baru saja datang,langsung menghampiri meja Kalista dan Tasya.

"Lo potong rambut,Kal?",tanya Alvaro.

"Menurut Lo?",ujar Kalista yang malas memberikan penjelasan berulang kali.

Alvaro menatap Kalista dengan sorotan penasaran seiring wanita itu bergaya dengan potongan rambut barunya. "Kal, jujur ya, emang sih potongan rambut ini memang umum dipakai cewek-cewek, tapi kalau lo yang pakai, kesannya jadi kayak cowok gitu," ujar Alvaro dengan lantang.

Kalista mendelik, merasa jengkel karena komentar Alvaro. Bagaimana tidak, ia tak pernah mengomentari penampilan kedua temannya itu, namun kini mereka begitu kepo dengan rambut barunya.

"Biarin deh, suka-suka gue lah!" tangkis Kalista.

Alvaro menggeleng kepalanya pelan, seraya menambahkan, "Padahal lo lebih cantik dengan potongan rambut sebelumnya, Kal. Masih ada kesan feminimnya."

Mendengar pujian itu, Kalista tak bisa menahan rasa gugup yang membanjiri dirinya. Wajahnya memerah, jantungnya berdebar lebih kencang. Sialan Alvaro!

"Bodo amat! Udah sana simpen tas lo," sahut Kayla sambil memalingkan wajah dari Alvaro, berharap jantungnya segera kembali normal. Melihat perubahan ekspresi Kalista, Tasya yang penasaran langsung menanyakan keadaannya.

"Lo kenapa, Kal?"

"Gak apa-apa kok," jawab Kalista dengan suara gemetar, berusaha menutupi rasa jengkel dan gugup yang menyelimuti hatinya akibat komentar Alvaro.

 

Waktu istirahat, seperti biasanya, Kalista, Alvaro, dan Tasya bersama-sama menuju kantin yang selalu ramai. Kalista, yang sebelumnya jarang makan di kantin, kini lebih sering menghabiskan waktu di sana bersama kedua sahabatnya.

Sesampainya di kantin, mereka lalu mencari makanan favorit mereka masing-masing. Kalista sendiri memilih untuk membeli batagor kesukaannya. Sambil menunggu pesanannya, Kalista memperhatikan sekelilingnya. Tiba-tiba, ia melihat ada kerumunan orang yang sedang berdesak-desakan di dekat penjual minuman.

Keningnya berkerut, "Ada apa, ya?" gumamnya, rasa penasarannya mulai terpikat.

Memang, selama Kalista datang ke kantin, belum pernah ada kejadian serupa. Dia merasa ingin mengetahui apa yang sedang terjadi.

Berhati-hati, ia berbicara pada penjual batagor langganannya, "Abang, pesanan saya tolong simpan dulu ya. Saya mau ke sana sebentar."

"Siap, Neng," jawab penjual batagor itu. Kalista lantas berjalan menghampiri kerumunan orang tersebut. Dia sampai harus berjinjit untuk bisa melihat apa yang tengah menyita perhatian orang-orang di sekitarnya.

Ayo lawan dong,masa segitu doang bisanya.

Lagian suruh siapa nyari masalah sama anak nakal kaya dia.

Bukan cowoknya yang cari masalah,tapi ceweknya gak sengaja numpahin minuman ke Bara.

Sayup-sayup,ia mendengar orang-orang berbicara mengenai apa yang terjadi di depan sana.

"Oh,jadi ada yang berantem?"

Kalista berniat akan kembali,namun baru juga akan melangkah,ia mendengar suara teriakan dari beberapa orang yang berkerumun itu.

Matanya terbelalak, menyaksikan sosok yang ia kenal tergeletak di tanah akibat pukulan laki-laki di depannya. Dia adalah Alvaro; tak jauh darinya, Tasya tengah menangis tersedu-sedu. Tanpa berpikir panjang, Kalista segera melangkah dengan mantap menghampiri Alvaro yang tampaknya akan kembali dihajar oleh laki-laki yang bahkan ia tak tahu siapa itu.

"Stop! Lo gak liat dia udah babak belur gini?Lo mau buat dia mati?" teriak Kalista pada laki-laki itu. Tiba-tiba, seketika semua orang yang ada di sana menghentikan langkah mereka, tatapan menohok pun diarahkan padanya.

Berani banget tu cewek.

Caper doang kali.

Dihajar Bara tau rasa dia.

Kalista mendengar suara-suara itu,ia jadi mengerti sekarang kenapa orang-orang menatapnya.Laki-laki di depannya ini, ditakuti oleh sebagian besar murid di sini.

Pandangannya beralih menatap laki-laki di hadapannya.Seketika tatapan mereka bertemu, laki-laki itu menatapnya dengan tatapan remeh,sedangkan dirinya hanya menatap datar laki-laki itu.

"Udah,Kal.Gue gak apa-apa,ayok kita pergi,"ujar Alvaro yang sudah bangkit dan kini menahan pundaknya.

Kalista menoleh."Kenapa si emangnya? Lo kenapa bisa dihajar sama orang ini?",tanyanya.

"Nanti gue ceritain,udah kita pergi aja,"ucap Alvaro.

Kalista mengangguk, tak ingin menciptakan masalah lebih lanjut. Ia mendekati Tasya yang masih terisak-isak, berusaha memberi dukungan sebelum beranjak pergi. Namun, takdir belum berpihak padanya; langkahnya terhenti begitu melihat laki-laki itu menarik kerah Alvaro dengan ganas, membuatnya tersungkur ke belakang.

Emosi meluap-luap di dada Kalista. Ia bergegas menghadapi laki-laki yang masih mencengkram kerah Alvaro, nyaris tak peduli pada konsekuensi yang mungkin menantinya. "Heh, lo tuli atau apa, sih?!" sergah Kalista, mencoba menahan amarahnya. "Lihat!, dia udah babak belur! Lo mau buat dia mati?!"

Tatapan laki-laki itu pindah ke arah Kalista, seolah tak menyangka ada yang berani melawan. Dia melepaskan cengkeramannya dari kerah Alvaro, lalu mendekati Kalista yang berdiri tegap di hadapannya. Kini, keduanya saling beradu pandang, bagai dua ekor harimau yang siap untuk berebut mangsa.

"Gak usah ikut campur!" geram laki-laki itu dengan suara berat yang mengandung ancaman. "Lo gak punya hak untuk memerintah atau menghakimi gue!"

Kalista menatap laki-laki di depannya dengan pandangan meremehkan. Sejak awal, ia memang tak berniat mencampuri urusan orang lain. Namun, melihat sikap sombong dan kejam laki-laki itu, perasaannya jadi terasa tertantang.

"Gue akan ikut campur kalau itu ada kaitannya sama teman-teman gue!" tegas Kalista, lantang dan percaya diri. Tak sedikit pun ketakutan terlihat dalam kedua matanya.

Laki-laki itu menatap takjub gadis di depannya ini,sedetik kemudian ia menatap remeh lagi Kalista."Lo gak tau siapa gue?",tanya laki-laki itu.

Kalista tersenyum miring."Lo gak sepenting itu buat gue kenal,"sarkasnya.

Laki-laki itu terlihat mengepalkan tangannya."Sebelum Lo bicara sesombong ini,Lo harus tau kalau gue gak pandang bulu buat hajar seseorang,"ujar Laki-laki itu memperingatkan.

Kalista mengangguk."Gue tau,terlihat dari cara Lo memperlakukan temen gue,jelas seperti manusia yang gak punya hati."

Beginilah Kalista,jika sudah merasa tertantang,ia akan mengeluarkan kata-kata pedasnya.

Laki-laki itu terlihat emosi,ia lalu menarik kerah Kalista.Semua orang yang ada di sana menyaksikan itu dengan wajah tegang,begitu juga dengan Alvaro dan Tasya.Tasya ingin menolong Kalista,tapi ia juga takut terhadap laki-laki itu,begitu juga dengan Alvaro,ia sudah babak belur.

"Sialan! Lo mau gue hajar,hah?!",ujar laki-laki itu sudah terlihat emosi.

Kalista hanya menatap datar Laki-laki itu.

Ditatap seperti itu membuat laki-laki itu semakin emosi,baru kali ini ada yang menatapnya seperti ini.Biasanya orang-orang akan menatapnya dengan tatapan segan dan takut.

"Ayok! Katanya mau hajar gue? Kenapa diem hah? Lo takut?",ujarnya.

Laki-laki itu semakin mencengkram kuat kerah Kalista, amarahnya tak terbendung. Kalista sendiri merasa sesak akibat cengkraman itu, namun berusaha keras untuk menenangkan diri. Laki-laki itu mengangkat tangannya yang terkepal, siap menghajar wajah Kalista, sementara teriakan melengking bersahutan di sekeliling mereka.

Namun, Kalista sigap menahan tangan laki-laki tersebut sebelum sempat menyentuh wajahnya. Mengandalkan kemampuan bela diri yang dikuasainya, Kalista melawan dengan penuh semangat. Laki-laki itu tampak kewalahan menghadapi gadis tangguh yang berani lawannya itu. Saat ia lengah, Kalista segera mendaratkan pukulan mematikan ke wajah laki-laki tersebut. Dia mengerang kesakitan ketika pukulan Kalista tepat mengenai tulang pipinya.

"Oke, cukup sampai di sini. Gue gak mau lo mati kalau harus berhadapan sama gue," ujar Kalista tegas, lalu menarik tangan Tasya dan Alvaro untuk segera menjauh dari sana.

Laki-laki itu menatap Kalista dengan tatapan bercampur baur, campuran kemarahan dan kekaguman pada kekuatan gadis itu. Siapakah gadis berani yang berhasil mengalahkannya itu?

Episodes
1 satu
2 dua
3 tiga
4 empat
5 lima
6 enam
7 tujuh
8 delapan
9 sembilan
10 sepuluh
11 sebelas
12 dua belas
13 tiga belas
14 empat belas
15 lima belas
16 enam belas
17 tujuh belas
18 delapan belas
19 sembilan belas
20 Dua puluh
21 Dua puluh satu
22 Dua puluh dua
23 dua puluh tiga
24 Dua puluh empat
25 dua puluh lima
26 dua puluh enam
27 dua puluh tujuh
28 dua puluh delapan
29 dua puluh sembilan
30 tiga puluh
31 tiga puluh satu
32 tiga puluh dua
33 tiga puluh tiga
34 tiga puluh empat
35 tiga puluh lima
36 tiga puluh enam
37 tiga puluh tujuh
38 tiga puluh delapan
39 tiga puluh sembilan
40 empat puluh
41 empat puluh satu
42 Empat puluh dua
43 empat puluh tiga
44 empat puluh empat
45 empat puluh lima
46 empat puluh enam
47 empat puluh tujuh
48 empat puluh delapan
49 empat puluh sembilan
50 lima puluh
51 lima puluh satu
52 lima puluh dua
53 lima puluh tiga
54 lima puluh empat
55 lima puluh lima
56 lima puluh enam
57 lima puluh tujuh
58 lima puluh delapan
59 lima puluh sembilan
60 enam puluh
61 enam puluh satu
62 enam puluh dua
63 enam puluh tiga
64 enam puluh empat
65 enam puluh lima
66 enam puluh enam
67 enam puluh tujuh
68 enam puluh delapan
69 enam puluh sembilan
70 tujuh puluh
71 Tujuh puluh satu
72 tujuh puluh dua
73 tujuh puluh tiga
74 tujuh puluh empat
75 tujuh puluh lima
76 tujuh puluh enam
77 tujuh puluh tujuh
78 Ending
Episodes

Updated 78 Episodes

1
satu
2
dua
3
tiga
4
empat
5
lima
6
enam
7
tujuh
8
delapan
9
sembilan
10
sepuluh
11
sebelas
12
dua belas
13
tiga belas
14
empat belas
15
lima belas
16
enam belas
17
tujuh belas
18
delapan belas
19
sembilan belas
20
Dua puluh
21
Dua puluh satu
22
Dua puluh dua
23
dua puluh tiga
24
Dua puluh empat
25
dua puluh lima
26
dua puluh enam
27
dua puluh tujuh
28
dua puluh delapan
29
dua puluh sembilan
30
tiga puluh
31
tiga puluh satu
32
tiga puluh dua
33
tiga puluh tiga
34
tiga puluh empat
35
tiga puluh lima
36
tiga puluh enam
37
tiga puluh tujuh
38
tiga puluh delapan
39
tiga puluh sembilan
40
empat puluh
41
empat puluh satu
42
Empat puluh dua
43
empat puluh tiga
44
empat puluh empat
45
empat puluh lima
46
empat puluh enam
47
empat puluh tujuh
48
empat puluh delapan
49
empat puluh sembilan
50
lima puluh
51
lima puluh satu
52
lima puluh dua
53
lima puluh tiga
54
lima puluh empat
55
lima puluh lima
56
lima puluh enam
57
lima puluh tujuh
58
lima puluh delapan
59
lima puluh sembilan
60
enam puluh
61
enam puluh satu
62
enam puluh dua
63
enam puluh tiga
64
enam puluh empat
65
enam puluh lima
66
enam puluh enam
67
enam puluh tujuh
68
enam puluh delapan
69
enam puluh sembilan
70
tujuh puluh
71
Tujuh puluh satu
72
tujuh puluh dua
73
tujuh puluh tiga
74
tujuh puluh empat
75
tujuh puluh lima
76
tujuh puluh enam
77
tujuh puluh tujuh
78
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!