lima belas

Albara memperlambat laju motornya,kemudian ia berhenti di depan perempuan yang yang sedang berdiri di samping gerbang SMA 1.Perempuan itu menatap tajam ke arahnya.

"Yuk!",ujar Albara sambil memberikan helm pada gadis itu.

Bukannya menerima helm darinya,gadis itu malah cemberut dan menatapnya tajam.

"Kemana aja si Lo? Lama banget,gak liat nih sekolah gue udah sepi,"ujar gadis itu dengan nada ketus.

"Ya kalau rame,yang ada bahaya lah."

Bagaimanapun kakaknya bersekolah di SMA yang menjadi lawan tawurannya beberapa hari yang lalu.Ia dan kakaknya memang berbeda sekolah,bukan tanpa sebab.Selain karena Albara tidak berminat masuk sana juga baginya sekolah kakaknya terlalu disiplin, meskipun tetap masih ada saja anak nakal yang masih bisa lolos dari pengawasan guru dan berhasil kabur untuk ikut tawuran.

"Makanya jangan tawuran mulu,heran punya adik kok nakal banget."

"Suka-suka gue lah,"ujar Albara acuh."Mau balik gak?",ujarnya sambil kembali memberikan helm pada gadis itu.

Kakaknya bernama Larisa itu mendengkus lalu menerima helm darinya.

"Al,bisa gak si Lo berhenti tawuran.Gue tuh OSIS dari lawannya Lo,gue jadi berasa pengkhianat saat Pak Rifki disiplin anak-anak yang terlibat tawuran.Gue tuh bingung,mau julid tapi yang jadi partner tawuran sekolah gue adik sendiri."

Albara berguman ketika Larisa naik ke atas boncengan motornya.

"Berhenti lawan sekolah gue lah,Bar.Lo kalau mau nyari ribut sama sekolah lain aja."

Albara bergumam lagi,ketika akan melakukan motornya ia melihat seorang gadis yang perawakannya mirip dengan perempuan misterius itu.Bahkan gadis itu juga menggunakan sepeda,ia menjenjangkan lehernya untuk memastikan,namun sayang perempuan itu sudah tak terlihat lagi.

Larisa menggeplak helm adiknya."Lo jangan ngincer cewek di sekolah gue, cewek-cewek di sekolah gue terlalu baik buat anak nakal kayak Lo!"

Albara menoleh pada kakaknya."Lo kenal dia,kak?"

"Siapa?gue liat orangnya aja enggak.Tadi gue cuma asal nebak aja dan ternyata bener Lo ngincer cewek di sekolah gue,"ujar Larisa memicingkan mata pada adiknya.

"Awal ya Lo,kalau ngincer cewek di sekolah gue!"

Albara mendengus."Iya bawel,Lo gak mau gue ngincer cewek di sekolah Lo karena gue nakal.Gak ngaca apa pacar Lo juga kemarin jadi lawan gue pas tawuran."

Larisa terdiam."Gak usah di bahas,gue udah putus sama dia,"ujarnya.

"Bagus deh,lagian Lo ngapain si pacaran sama cowok kayak gitu.Udah nakal,jelalatan pula sama cewek.Kalau dibilang ganteng juga,masih ganteng gue kemana-mana."

"Ngomongin orang bisa,gak ngaca sendirinya juga begitu."

"Dih! Ya bedalah kak.Nih, meskipun gue gak sepintar Lo,gue masih mau belajar kok.Gue emang nakal,tapi gue gak pernah jelalatan ke cewek manapun."

"Ya,ya.Udah jalan,mau sampai kapan kita di sini."

Albara mulai melajukan motornya meninggalkan sekolah Meskipun tadi dia gagal mematikan, setidaknya ia tau perempuan misterius itu bersekolah di sekolah yang sama dengan kakaknya.Setelah ini,ia hanya perlu mencari informasi lebih lanjut mengenai gadis itu.

______

Setelah sampai di rumah Larisa mengucapkan salam,lalu ia masuk ke dalam dengan melompat-lompat layaknya anak kecil.Ia menghentikan langkahnya dan menjadi kikuk ketika menyadari ada tamu di ruang tengah.

"Eh, kirain gak ada orang,"ujar Larisa lalu tersenyum.Ia minat ada seorang wanita paruh baya yang seumuran dengan mamahnya dan di samping wanita itu ada gadis yang sepertinya seumuran dengan adiknya.

Larisa mirik adiknya yang sudah memasang wajah malas,begitu juga dengan dirinya, sebenarnya ia juga malas bertemu dengan dua perempuan yang kini bertamu ke rumahnya itu.

"Ah,Larisa udah besar aja kamu,makin cantik aja,"puji wanita paruh baya itu.

"Makasih Tante,"ujarnya sambil berusaha tersenyum semanis mungkin.

Wanita itu lalu menatap adiknya dengan penuh telisik."Itu muka kamu kenapa,Bara?"

"Biasalah,anak nakal memang begitu,"jawab Lisa,mamah Albara.

"Emang gak ada bagus-bagusnya anak bujang saya,"ujarnya lagi seraya menunjukkan sisi buruk anaknya.

"Ah gak apa-apa,wajar namanya juga anak muda.Tapi dia tetep ganteng kok,iya kan sayang?",ujar wanita itu pada anak gadisnya.

Anak gadisnya mengangguk sambil tersenyum,dia menatap penuh binar pada Albara.

Larisa dan Lisa tertawa canggung mendengar ucapan wanita itu,Lisa lalu mengedipkan matanya seakan memberi kode pada anak gadisnya.

Seakan mengerti ia lalu memegang tangan adiknya."Ah,aku mau ke kamar dulu ya, tadi Bara bilang ada PR yang harus dikerjain.Yuk,Bar gue bantuin kerjain PR-nya,"ujar Larisa.

"Tante Lina,Siska.Aku ke dalam dulu ya."

Setelah berpamitan Larisa segera menarik tangan adiknya untuk pergi dari sana.

Larisa menghela napas lega,begitu ia berhasil menutup pintu kamarnya.Ia menepuk-nepuk dadanya bangga karena berhasil menyelamatkan Albara dari keadaan yang tidak nyaman itu.

"Tante Lina,kenapa ke sini lagi si?",keluh Larisa dengan raut wajah kesal.

Albara terkekeh melihat raut wajah kakaknya.Ia berjalan mendekat ke meja belajar dan duduk di sana.

"Kayak liat setan aja Lo kalau ada Tente Lina."

Matanya melotot melihat adiknya duduk di meja belajarnya."Heh,duduk di kursi Albara jangan di meja belajar gue!",omelnya.

Albara tak peduli,ia malah memainkan barang-barang yang ada diatas meja belajar itu.

"Ya, meskipun gak ada yang bisa di banggakan dari adik laki-laki gue ini.Tapi tetap aja,gue gak rela kalau adik kesayangan gue ini di jodoh-jodohin sama cewek modelan Siska,"ujarnya.

"Aduh, romantisnya kakakku ini,"ujar Albara dengan nada mengejek.

"Emang kenapa Lo gak mau gue dijodohin sama Siska?Kan Lo bilang sendiri kalau anak nakal kayak gue gak boleh ngincer cewek baik-baik kaya murid di sekolah Lo.Daripada gue jomblo,ya mending sama Siska dong."

Larisa mendelik."Iya si,tapi jangan modelan Siska juga kali.Selera Lo rendah juga ya.Liat aja penampilannya  tadi,udah kaya cabe-cabean minta di belai,belum lagi mamahnya yang super bawel dan nyebelin.Kalau seandainya Lo beneran di jodohin sama dia,emang Lo sanggup hidup sama istri dan mertua kayak gitu?"

Albara menggeleng."Enggaklah,gue cuma bercanda,lagipula dia bukan tipe gue."

Larisa mengacung jempolnya."Good boy."

Larisa berdecak ketika Albara menyentuh buku diary-nya dan hampir membuka isi dari buku itu.Dengan segera ia merebutnya dari tangan adiknya itu.

"Jangan sembarang buka diary orang,ini privasi gue tau!",omelnya.

Albara tekekeh lalu menatap telisik ke arah Kakaknya."Nulis yang aneh-aneh Lo ya di sana?"

Gadis itu melebarkan matanya."Sembarangan Lo kalau ngomong! Enggaklah."

Larisa menyimpan buku diary- di laci meja."Lo masih inget gak couple yang sering gue ceritain sama Lo?"

Albara berdiri ia lalu duduk di samping kakaknya."Inget,kenapa?"

"Mereka putus tau,"ucap kakaknya dengan nada sedih.

"Yaelah kak,yang putus orang lain,kenapa Lo yang sedih? Perasaan waktu Lo putus sama mantan Lo,gak ada tuh gue liat Lo sedih begini."

"Ish! Gue gak sedih karena dia cowok brengsek,lagian bisa-bisanya dia ngajak kenalan terus godain adik kelas di depan mata gue! Kalau couple ini beda,Bar.Kisah cinta mereka itu kayak di novel-novel yang sering gue baca,kalau gue jadi ceweknya kayanya bahagia banget deh punya pasangan kaya gitu."

Albara menggelengkan kepalanya mendengar cerita dan kehaluan kakaknya,meski begitu ia selalu bersedia mendengarkan cerita kakaknya itu.

"Ya kalau couple itu romantis,kenapa putus? Terus kalau Lo mau jadi si cewek,yaudah deketin aja cowok itu sama Lo,mumpung mereka putus."

"Mana mungkin,Bar.Dia itu terlalu sempurna buat jadi pasangan gue,"ujar Larisa.

"Yaudah,gak usah ngehalu buat jadi ceweknya kalau kayak gitu,"ujar Albara,ia lalu merebahkan dirinya di kasur milik kakaknya.

"Udah,nanti lagi ceritanya.Gue mau numpang tidur di kamar Lo."

"Iya,awas jangan ngiler,"ancam Larisa.

Albara mengangkat jempolnya,ia lalu memejamkan matanya.

Episodes
1 satu
2 dua
3 tiga
4 empat
5 lima
6 enam
7 tujuh
8 delapan
9 sembilan
10 sepuluh
11 sebelas
12 dua belas
13 tiga belas
14 empat belas
15 lima belas
16 enam belas
17 tujuh belas
18 delapan belas
19 sembilan belas
20 Dua puluh
21 Dua puluh satu
22 Dua puluh dua
23 dua puluh tiga
24 Dua puluh empat
25 dua puluh lima
26 dua puluh enam
27 dua puluh tujuh
28 dua puluh delapan
29 dua puluh sembilan
30 tiga puluh
31 tiga puluh satu
32 tiga puluh dua
33 tiga puluh tiga
34 tiga puluh empat
35 tiga puluh lima
36 tiga puluh enam
37 tiga puluh tujuh
38 tiga puluh delapan
39 tiga puluh sembilan
40 empat puluh
41 empat puluh satu
42 Empat puluh dua
43 empat puluh tiga
44 empat puluh empat
45 empat puluh lima
46 empat puluh enam
47 empat puluh tujuh
48 empat puluh delapan
49 empat puluh sembilan
50 lima puluh
51 lima puluh satu
52 lima puluh dua
53 lima puluh tiga
54 lima puluh empat
55 lima puluh lima
56 lima puluh enam
57 lima puluh tujuh
58 lima puluh delapan
59 lima puluh sembilan
60 enam puluh
61 enam puluh satu
62 enam puluh dua
63 enam puluh tiga
64 enam puluh empat
65 enam puluh lima
66 enam puluh enam
67 enam puluh tujuh
68 enam puluh delapan
69 enam puluh sembilan
70 tujuh puluh
71 Tujuh puluh satu
72 tujuh puluh dua
73 tujuh puluh tiga
74 tujuh puluh empat
75 tujuh puluh lima
76 tujuh puluh enam
77 tujuh puluh tujuh
78 Ending
Episodes

Updated 78 Episodes

1
satu
2
dua
3
tiga
4
empat
5
lima
6
enam
7
tujuh
8
delapan
9
sembilan
10
sepuluh
11
sebelas
12
dua belas
13
tiga belas
14
empat belas
15
lima belas
16
enam belas
17
tujuh belas
18
delapan belas
19
sembilan belas
20
Dua puluh
21
Dua puluh satu
22
Dua puluh dua
23
dua puluh tiga
24
Dua puluh empat
25
dua puluh lima
26
dua puluh enam
27
dua puluh tujuh
28
dua puluh delapan
29
dua puluh sembilan
30
tiga puluh
31
tiga puluh satu
32
tiga puluh dua
33
tiga puluh tiga
34
tiga puluh empat
35
tiga puluh lima
36
tiga puluh enam
37
tiga puluh tujuh
38
tiga puluh delapan
39
tiga puluh sembilan
40
empat puluh
41
empat puluh satu
42
Empat puluh dua
43
empat puluh tiga
44
empat puluh empat
45
empat puluh lima
46
empat puluh enam
47
empat puluh tujuh
48
empat puluh delapan
49
empat puluh sembilan
50
lima puluh
51
lima puluh satu
52
lima puluh dua
53
lima puluh tiga
54
lima puluh empat
55
lima puluh lima
56
lima puluh enam
57
lima puluh tujuh
58
lima puluh delapan
59
lima puluh sembilan
60
enam puluh
61
enam puluh satu
62
enam puluh dua
63
enam puluh tiga
64
enam puluh empat
65
enam puluh lima
66
enam puluh enam
67
enam puluh tujuh
68
enam puluh delapan
69
enam puluh sembilan
70
tujuh puluh
71
Tujuh puluh satu
72
tujuh puluh dua
73
tujuh puluh tiga
74
tujuh puluh empat
75
tujuh puluh lima
76
tujuh puluh enam
77
tujuh puluh tujuh
78
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!