"Halo sayang? Kapan kau akan kembali?" tanya Clarissa di seberang telepon. Dia berbicara dengan pria yang sudah menjadi suaminya. Namanya adalah Leon. Ya, Leon memang masih berada di luar negeri, masih sibuk mengurus perpindahannya yang akhirnya akan tinggal bersama Clarissa di kota tempatnya. Leon adalah seorang pengajar tinggi yang sangat dihormati, dan dia akan segera mengurus perpindahannya yang akan bekerja sebagai dosen di universitas terkenal di kota itu, tepatnya di universitas tempat Adara menempuh pendidikan sebagai mahasiswi terakhirnya.
"Baiklah, aku akan menjemputmu besok ke bandara." ujar Clarissa setelah mendapatkan jawaban atas pertanyaannya. Clarissa lalu menutup telepon dengan cepat, tanpa ada pembicaraan panjang. Setelah itu, dia bersiap-siap untuk pergi berlibur bersama sahabat-sahabatnya. Liburan yang sudah lama direncanakan karena kesibukannya yang sangat padat, membuat Clarissa merasa perlu untuk meluangkan waktu dengan teman-temannya.
"Kakak akan kemana rapi dan wangi begini?" tanya Clarissa kepada kakak tiri keduanya, Kevin. Memang, mereka sedang berada di satu mobil yang sama dengan Kevin yang akan menghantarkan Clarissa menemui teman-temannya. Kebetulan sekali, mereka bertemu di garasi mobil saat keduanya hendak pergi. Clarissa ingin menemui teman-temannya, sementara Kevin ingin pergi bertemu seseorang yang sangat spesial baginya.
"Kakak akan bertemu dengan wanita yang mengisi hati kakak, dia baru saja kembali dari Amerika." jawab Kevin dengan senyuman malu-malu. Wajahnya tampak bersemangat, meski terlihat sedikit gugup.
"Wah, benarkah? Aku berharap kalian segera menikah." sambung Clarissa dengan suara ceria, bertepuk tangan kecil sebagai bentuk dukungan. Kevin menganggukkan kepalanya tanda setuju, dan wajahnya semakin bersinar. Ternyata, dia sangat bahagia karena wanita yang dia tunggu-tunggu selama ini akan segera kembali ke kota mereka.
"Hm, ngomong-ngomong ke mana Adara tadi ya, kak?" tanya Clarissa diam-diam, mencoba menanyakan Adara kembali. Ada sedikit rasa ingin tahu dalam suaranya, meskipun dia berusaha untuk terdengar biasa saja. Kevin seketika merubah ekspresinya menjadi datar mendengar nama yang menurutnya sangat mengganggu di hati-nya. Entah mengapa, dia tidak suka mendengar nama itu, begitupun dengan orangnya. Setiap kali mendengar nama Adara, dia selalu merasa kesal tanpa alasan yang jelas.
"Buat apa membahas dia? Kakak tidak peduli dengannya. Bukankah dia memang selalu keluyuran?" jawab Kevin menendengus kesal, seolah tak ingin melanjutkan pembicaraan mengenai Adara. Suaranya terdengar agak kasar, meskipun dia berusaha menahan perasaan yang datang begitu saja.
Dalam hati, Clarissa merasa sedikit senang jika kakak-kakaknya tidak terlalu menyukai Adara. Mereka memang sebaya, namun Clarissa tidak terlalu menyukai Adara, meskipun dia tidak pernah mengungkapkan perasaannya itu. Entahlah, mungkin karena Adara sedikit lebih populer di kalangan anak muda, dia bisa mengamati hal itu dari jauh. Adara memang selalu menjadi pusat perhatian di mana pun dia berada.
"Kenapa ya Adara seperti itu, kak. Ini mungkin karena pengaruh gengnya dia." Clarissa berkata pelan, sedikit meracuni pikiran Kevin tentang pergaulan Adara. Mungkin ini menjadi salah satu alasan mengapa Kevin tidak menyukai Adara, karena dia memang sedikit anti dengan yang brutal. Clarissa berharap hal itu akan semakin memperburuk pandangan Kevin tentang Adara.
Sementara di tempat lain, Adara baru saja sampai di sebuah kafe besar yang memiliki ruang terbuka, yang dirancang untuk menemui banyak teman-teman yang mungkin sudah menunggunya. Kafe tersebut memiliki suasana yang sangat nyaman, dan banyak orang yang berkumpul di sana, menikmati waktu bersama sahabat mereka. Adara merasa senang bisa bertemu kembali dengan teman-temannya setelah sekian lama.
"Adara!" panggil suara perempuan yang sedikit cempreng dari kejauhan. Adara langsung menoleh ke arah suara, dan bisa melihat sekumpulan besar kawan-kawannya yang sudah menunggunya. Mereka tampak sangat senang menyambut kedatangannya.
"Kalian ternyata di sini." ujar Adara sambil tersenyum dan langsung duduk di samping pria yang berkulit putih itu, yang sudah menyapanya lebih dulu. Mereka tampak akrab, seolah tidak ada jarak antara mereka meskipun sudah lama tidak bertemu.
"Adara!" panggil seorang wanita yang berambut panjang dan berwarna pirang. Dia berkaca-kaca menatap teman wanita yang sangat dia sayangi, teman yang sudah banyak membantunya meskipun mereka sudah lama berpisah dan berada di negara yang berbeda.
"Elina!" seru Adara cukup terkejut. Dia tidak terlalu memperhatikan keberadaan salah satu sahabat wanita yang sudah lama tidak dia temui karena berbeda negara. Elina adalah teman SMA-nya yang harus berpisah karena berbeda universitas. Mereka sudah lama tidak bertemu, dan pertemuan kali ini membuat keduanya merasa sangat bahagia.
"Bugh!" keduanya langsung berpelukan dengan cukup erat, seolah tak ingin melepas kesempatan ini. Mereka sangat merindukan satu sama lain, dan kebahagiaan itu terpancar jelas di wajah mereka.
"Aku sangat merindukanmu." ujar keduanya dengan penuh perasaan. Elina menangis terharu, sementara Adara tampak lebih tenang, meskipun jelas ada rasa haru yang menghujam di hatinya. Dia merasa sangat beruntung bisa bertemu dengan sahabat lama yang sudah lama tak bertemu.
"Aku sangat merindukanmu Adara!" Elina terus mengulang kata-kata itu, sambil mengusap wajahnya yang basah karena air mata. Adara hanya bisa tersenyum dan mengusap lembut punggung Elina, mencoba untuk menenangkan sahabatnya.
"Aku juga Elina, sudah jangan menangis lagi." Adara berkata lembut, berusaha menghibur sahabat yang sudah lama tidak dia temui. Elina pun mulai berhenti menangis, meskipun air mata masih mengalir di pipinya. Mereka merasa seolah-olah waktu tidak pernah berjalan.
Semuanya cukup terharu melihat itu. Karena satu anggota sahabat mereka sudah kembali, dan momen pertemuan mereka begitu emosional. Semua orang yang ada di sana merasa bahagia, karena mereka bisa melihat betapa eratnya hubungan persahabatan yang telah terjalin.
"Jadi kalian memintaku kesini untuk memberikan kejutan kedatangan Elina?" Tanya Adara menatap kawan-kawannya yang tampaknya sudah sangat antusias menunggu kedatangan Elina.
"Benar sekali!" jawab semua teman-temannya serentak, kompak. Mereka semua tertawa kecil, karena mereka memang sudah merencanakan kejutan ini jauh-jauh hari. Mereka ingin membuat Elina merasa sangat diterima dan dihargai di sini, setelah sekian lama berpisah.
Di antara kerumunan teman-temannya, ada Livi dan Zara, keduanya sepupuan yang selalu membawa keceriaan di mana pun mereka berada. Ada Vera juga, si wanita yang cuek namun cukup galak, yang sering menjadi pusat perhatian karena sifatnya yang blak-blakan. Ada Leo, Kai, Nolan, Dean, dan teman-teman geng mereka yang lainnya. Mereka dipertemukan dengan berbagai tempat yang tidak sengaja, namun pertemuan itu justru membentuk perkumpulan persahabatan yang sangat erat, meskipun kadang orang-orang di sekitar mereka menganggapnya sebagai geng yang cukup brutal. Sebagian juga ada yang berasal dari teman SMP, SMA, dan teman kuliah Adara. Seiring berjalannya waktu, kalian akan mengenali karakter masing-masing, bagaimana mereka saling melengkapi dan mendukung satu sama lain dalam berbagai situasi.
"Kami memang memintamu untuk datang, karena kita sudah lama tidak berkumpul bersama. Kami ingin merayakan kebersamaan ini, dan tentu saja, kedatanganmu yang sangat kami nantikan." kata Livi dengan senyum lebar, yang langsung diikuti oleh Zara dan teman-teman lainnya yang juga tertawa bahagia. Mereka merasa sangat bahagia karena bisa menghabiskan waktu bersama teman-teman yang sudah lama tidak mereka temui.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments