Sejak hari dimana Juan mengatakan bahwa dirinya akan dijidohkan, duo curut sahabatnya itu masih saja menanyakan hal yang sama tentang kebenaran ucapan Juan. Hingga tiba sore ini mereka terlibat perdebatan sengit kembali dan membuat Juan harus mengucapkan kalimat absurdnya demi membuat 2 temannya itu percaya.
"Kalu lu bedua masih aja kagak percaya ama gue terserah!! Dan gue harap lu diem gak usah nanya-nanya lagi panas kuping gue." Kesal Juan kepada dua temannya yang masih saja bertanya dan tidak percaya.
"Kita butuh bukti Wan, bukannya kita udah gak percaya lagi ama elu." Jawab Dion yang sudah mulai kehilangan nyali nya.
"Kasih jaminan dong Wan biar kita percaya." Ucap Rudi dengan wajah dibuat memelas, berharap Juan akan mengakui bahwa perjodohan yang dia katakan adalah hanya sebuah candaan. Jika dipikir mana ada bercanda sampe berhari-hari.
"Lu butuh bukti? Lu pikir gue lagi PHPin elu apa, gilak. Dan lu minta jaminan? Eh Murkidi, gue gak lagi ngutang sama elu ya" Jawab Juan sambil menunjuk wajah teman-temannya bergantian.
"Ya ga gitu Wan, ngelantur mulu lo kalo diajak ngemeng." Ketus Dion sambil menggetok kepala Juan pelan.
"Aduh!! Syakit pala dedek babang."
"Jijik!!" Kompak Rudi dan Dion meninggal kan Juan Sendirian di parkiran kantor. Ya siapa yang tidak akan sebel jika lagi serius malah diajak bercanda. Begitu lah Dion dan Rudi kali ini, yang memilih pergi daripada terpancing emosi.
"Iya oke gue kasih jaminan, gue emang dijodohin dan gue gak lagi bercanda. Kalo misalnya omongan gue bener, motor matic cantik kesayangan emak gue waktu jaman SMA ini mogok ntar dijalan." Ucap Juan setengah berteriak karena dua temannya sudah mulai mengegas motornya masing-masing. Tanpa menunggu jawaban, Juan pun turut mengegas motor emaknya itu untuk menyusul kedua temannya.
Jalanan cukup ramai sore ini, karena memang waktunya para pekerja pulang kehabitat masing-masing. Begitu pun Juan, Dion dan Rudi yang beriringan diarah yang sama karena mereka memang masih satu komplek.
Saat dekat persimpangan komplek Tama Perdana, Juan merasakan keanehan pada motornya. Dan pada akhirnya motor matic cantik yang sudah dimodifikasi Juan dengan sedemikian rupa itu terhenti secara mendadak ditengah jalan yang tidak terlalu ramai.
"Deh mulut gak ngakhlak, kan mogok beneran matic cantik warisannya Mama." Gerutu Juan sambil menepikan motornya. Sedang kan dua temannya tak melihat kebelakang dan masih asik melanjutkan perjalanannya.
"WOYY!! YON!! RUD!! TULUNGIN GUE NAPA WOY, MATIC CANTIK WARISAN KANJENG IBU MOGOK BENERAN NIH!!!!" Teriak Juan dengan nada naik 8 oktaf memanggil Dion dan Rudi guna meminta bantuan. Sedangkan yang dipanggil terlihat memelankan laju kendaraannya namun tak kunjung memutar balik, bahkan menoleh saja tidak.
"Eh Yon, lu denger Juan teriak manggil kita gak sih." Tanya Rudi yang masih setia diatas motornya dengan lambat.
"Iya kayak minta tolong begitu, kenapa tu bocah." Jawab Dion sambil menoleh kebelakang dan diikuti oleh Rudi sambil menghentikan kendaraan masing-masing.
Sedangkan Juan malah asik bersiul ria sambil jongkok dipinggiran aspal, seakan tak merasa malu dan panik karena motornya mogok. Padahal ini baru pertama kalinya dia membawa matic cantik warisan mamanya setelah lulus SMA, dan sekarang malah mogok hanya karena ucapan tak faedahnya tadi sebagai jaminan.
"Woy Bambang!!! Ngapain lu ngejogrok disitu Ya Allah." Teriak Rudi yang masih setia ditempat.
"Nungguin tupai nikahan ama kucing noh". Teriak Juan tak kalah kencang, padahal mereka tidak terlalu jauh tapi tetap sejak teriak macam ditengah hutan belantara. Untung sepi, polisi gak ngotak memang tuh betiga.
" Sa ae lu tong, bakal ngamplop berapa lu tar?" Tanya Dion makin ngawur, bukannya nolongin malah ngajak Teriak-teriak.
"Sinilah tar gue kasih tau."
Akhirnya dua curut itu pun putar balik dan menghampiri Juan yang masih asik jongkok sambil mendongakkan kepala mengarah pada pohon palam dipinggiran jalan.
"Eh nape lu malah nongkrong disini, cafe aja kuy ada kopi." Ajak Rudi yang mencari kesempatan dalam kesempitan.
"Lu bedua denger kagak tadi gue teriak apa diparkiran?" Tanya Juan kepada teman-temannya tanpa menatap mereka.
"Paan Yon??" Tanya Rudi kepada Dion seolah dia tak tau apa-apa, dirasa Rudi ini memang budeg begitu pikir Juan dan Dion saat ini.
"Gue denger lu kalo perjodohan yang lu bilang itu bener, makanya motor lu mogok. Ya gak sih?" Ucap Dion sambil meminta pendapat kepada Rudi yang masih pasang muka *****.
"Terus lu liat gue ngapain sekarang?"
"Ngejongkok pinggir jalan kek ibuk-ibuk habis kecopetan." Jawab Rudi polos sehingga membuat Juan ingin sekali mengamplas muka bodohnya Rudi sore ini.
"Motor lu mogok ya Wan? Dan tandanya lu bener dong soal perjodohan itu, gak bercanda dong." Tanya Dion memastikan, sedangkan Rudi hanya mengangguk iya saja.
"Iya motor gue mogok, dah lah bantu dorong cari bengkel terdekat."
"Depan ada deh kalo ga salah." Ucap Rudi sambil mulai membatu Juan mendorong motornya.
Limas belas menit berlalu, keringat mengucur deras namun mereka tetap tabah hoo uwo uwo. Meski nafasnya tersengal, seragam sudah setengah basah akibat keringat, betis mulai kaku dan kram. Akhirnya mereka sampai diseberang jalan, dan sudah terlihat plang nama bengkel yang menjadi tujuan mereka.
"Yakin nih bengkel bisa diandalkan?" Tanya Juan sambil membaca plang nama bengkel tersebut.
"Lah napa emang bro, kan kita bener cari bengkel. Noh disebrang kan bengkel bukan salon." Jawab Dion sambil mengipasi mukanya yang berkeringat dengan tangan.
"Iya tapi gak meyakinkan begini sih, namanya aja bengkel alien's. Ngelawak nih yang bikin bengkel."
"Lah bacot lu, suka dialah. Kalo berkah motor, hidayah motor dah pasaran. Cocok nih bengkel aliens gak ada dimana-mana. Buktinya banyak motor kan disono lo liat." Tambah Rudi sambil berdiri dari posisi nyamannya selonjoran diaspal.
"Kalik aja spesialis UFO bro hahaha." Jawab Juan ngelantur. Mungkin efek capek kalik ya.
"Dah lah kuy nyebrang. Gue mau beli minum noh ada kulkas." Ucap Dion yang mulai mendorong motor Juan kembali untuk menuju kebengkel aliens disebrang jalan.
🥝🥝
"Tinggal dua gaes, moga ada lagi." Ucap Arka sambil meminum cola-cola dingin.
"Hari ini banyak yang ganti spare part baru, stok mulai menipis, segera pesen lagi dok." Ucap Nisa kepada Aldo karena soal pesan memesan barang adalah tanggung jawab Aldo.
"Bereslah Mpok Nis."
"Assalamu'alaikum bang abang bengkel." Teriak Rudi setelah sampai didepan bengkel milik Shena and the geng.
"Waalaikumsalam." Ucap semua yang ada dibengkel itu serempak kecuali Shena, karena bocah itu masih asik dibelakang.
"Busyet ada pak polisi mak, gue gak narkotika kok sumpah dah anak baik-baik." Teriak Sultan sambil menutupi wajahnya dengan plastik pembungkus ban motor.
"Ape Tan? Polisi? ya Allah bengkel kita jujur apa adanya pak gak pernah nerima motor curian kok asli dah." Panik Arjun yang baru saja selesai menghabiskan seblakn0ya.
"Heh lu pada ngapain sih heran gue, emang polisi kemari mau grebek bengkel kita doang apa." Gerutu Nisa kesal melihat kelakuan teman-temannya yang bikin malu.
"Lah iya kalik aja mau ngelamar Yujin jadi anjing pelacak dikepolisian." Tambah Arka semakin ngelantur dan membuahkan lemparan kaleng dari arah belakang yang bersumber dari Shena.
Pletak, klontang!!!
"Rasain lu!!" Kompak mereka semua yang berada diruangan itu termasuk tiga polisi tampan yang baru datang.
"Eh maap pak, maklum teman saya agak sableng semua, otaknya dapet diskonan sih pak. Oh ya pak ada yang bisa kami banting?" Basa-basi Aldo yang canggung kepada ketiga polisi itu karena keadaan akward yang terjadi dibengkel mereka.
"Yang bisa kami bantu Kodok !!!!" Lagi-lagi dengan kompak anggota Alien membenarkan ucapan Aldo yang menyimpang dari peredaran tata kata.
"Hehe iya itu maksudnya."
"Tolongin motor saya tadi mogok tiba-tiba. Masih bunyi tapi gak mau jalan." Jelas Juan kepada Aldo mengenai motornya. Sedangkan Rudi dan Dion sudah asik menikmati minuman dingin yang sengaja disediaian dibengkel itu. Karena pasukan alien ingin membuat pelanggannya nyaman dan sekalian cari tambahan. Manajemen s5 nya kepakek emang.
"Silahkan duduk dulu pak, biar saya cek." Ucap Aldo mempersilahkan kan Juan. Yang diangguki Juan dan segera Juan menyusul teman-temannya yang sudah bersantai ria tanpa dosa.
Dari arah belakang muncullah suara merdu nan indah tanpa wujud. Siapa lagi jika bukan Shena yang sedang berdendang ria bagai biduan orgen tunggal hajatan.
(Dua Kursi ~ Tante Rita Sugiarto)
Kalau hanya makanan dimeja
Mejanya yang kau makan
Kalau hanya kopi yang ku suguhkan
Air kobokan yang kau minum
Tapi jangan sampai kau macam macan
Diluaran rumah kau macam macan sayang
Awas, awas, awas, awas
"Woy awas lo minggir mau lewat." Ucap Shena sambil menyepak kaki Arjun yang menghalangi jalannya.
"Gue kira lu nyanyi tadi satt." Jawab Arjun sambil menggeser kakinya berpindah haluan.
"Gue nyanyi awalnya sekalian nyuruh lu minggir." Ketus Shena,dan berlalu begitu saja.
"Jin woy!!" Teriak Aldo.
"Paan woy teriak kek dihutan junggel book aja." Jawab Shena yang ikutan teriak, bahkan volumenya lebih kencang daripada Aldo.
"Budeg kuping gue Jin." Ketus Sultan yang merasakan telinganya sudah mulai memanas.
"Paan Woy dok lu manggil gue habis tu mingkem." Ucap Shena sambil keluar dari persembunyiannya.
"Gilak gue kira yang dipanggil Jin tadi bakal serem, lah gataunya malah beautiful kayak bidadari gini." Bisik Dion kepada dua temannya sambil terus menatap Shena yang berjalan menuju motor Juan terpakir. Jangan ditanya bagaimana ekspresi Juan saat ini. Sudah bisa dipastikan bahwa Juan melongo sambil senyum gak jelas menatap lekat gadis cantik bernama Shena.
"Jadi yang suaranya merdu tadi gadis idaman hati gue." Gumam Juan pelan tapi masih dapat didengar dua curut yang bersebalahan dengannya.
"Matanya dikondisikan mas Juan, ilernya netes tuh." Goda Rudi yang tak tahan ingin mengerjai Juan. Yang langsung mendapat respon dari Juan dengan mengelap ilernya, padahal mah gak ngiler.
"Eh.. Kurang ngajar lu ngerjain gue." Ketus Juan kesal pasalnya tidak ada iler yang keluar dari bibir seksinya.
"Terpesona makk" Ucap Dion dengan suara normal sehingga mulutnya dibungkam rapat oleh Juan, untung saja keenam alien itu tak ada yang konek.
🥦🥦
Klontang !!!
"Woy kaget aku bangke!!" Teriak Aldo terkejut dengan suara kunci T yang beradu dengan lantai.
"Paan sih Jin?"
"Lah lu malah bengong gue tanyain paan?" Jawab Shena seakan tanpa dosa sebiji pun.
"Gue lagi ngeliatin 3 polisi kocak noh, kayaknya yang tengah suka ama elu." Jawab Aldo sambil menunjuk ketiga polisi tampan itu dengan lirikan matanya. Ya memang sejak tadi Aldo memperhatikan sikap polisi-polisi nyeleneh itu hanya saja tak dapat mendengar apa yang mereka ucapkan.
"Ngadi-ngadi lu ah." Jawab Shena tak peduli.
"Eh bukannya itu yang ngerazia kita waktu senin sebulan yang lalu ya? Kalo gak salah sih." Sambung Arka yang tiba-tiba sudah berada di belakang Shena.
"Setan ya Allah !!" Suara pekikan Shena menggelegar sehingga membuat semua mata tertuju padanya.
"Sory pemirsah, gak sengaja." Ucap Shena meminta maaf yang disertai dengan cengiran kuda andalannya.
"Dah lah noh Jin, V-belt nya ancur lebur, lu kan spesialis ini." Ucap Aldo memberi perintah pada Shena yang hanya dianggukinya. Tanpa babibubebo Shena mulai melakukan aksinya.
"V-belt baru Mpok Nis." Teriak Shena meminta Nisa mengantarkan pesanannya. Dengan telaten Shena kembali mengotak-atik motor milik Juan. Dari kejauhan Juan tak lepas memandang Shena yang dengan cantiknya memperbaiki motor miliknya hasil warisan sang mama.
"Cantik ya Allah." Gumam Juan lagi.
"Misi pak, nih bapaknya tiga biji kok yang Ngebengkel cuma satu aja, yang dua gak mau service sekalian nih?" Ucap Sultan yang tiba-tiba sudah berada dihadapan 3 polisi itu, sontak membuat Juan teraadar dari Lamunannya mengagumi Shena.
"Sekalian boleh deh servislah." Jawab Dion.
"Samalah sekalian mumpung disini." Tambah Rudi.
"Asiapp pak, pelayanan terbaik untuk bapak-bapak polisi yang terhormat." Ucap Sultahan sambil hormat dan hanya diangguki ketiga polisi itu.
"Gengs dua lagi servis woyy." Teriak Sulthan menginstruksikan yang lainnya.
Setengah jam berlalu akhirnya motor mereka selesai menjalani perawatan dan perbaikan. Para polisi itu tak merasa bosan sedikit pun berada dibengkel itu karena disuguhi pemandangan bidadari cantik dan nyanyian merdu. Ya walaupun liriknya berubah setidaknya suaranya bagus yang membuat Juan semakin jatuh hati dibuatnya.
"Dah pak untuk pembayaran bisa kekasir". Ucap Arjun ramah mempersilahkan 3 polisi itu.
" Jin dah belom woy." Teriak Aldo dari kejauhan.
"Dah lah, Yujin gitu lho" Ucap Shena membanggakan diri.
"Oh Jin tadi tu panjangnya Yujin toh." Ucap Rudi yang baru paham dengan situasi dan kondisi.
"Haha kita manggil dia Yujin pak." Jawab Sultan yang mendengar ucapan Rudi.
"Gue kira Jin temen setan tadi. Lah bukanya lu bilang namanya Shena ya Wan?" Tanya Dion yang ditujukan kepada Juan.
"Hah apa?" Tanya Juan kikuk karena baru tersadar dari pandangan kagumnya kepada Shena yang sedang duduk santai diatas motornya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Amalia Nanda
ya rabbi aku ngakak bae baca nya..
2021-03-26
1
Milah Kamilah
gusstiii... perutku sakiittt😂😂😂😋
2020-09-30
6
Sihafa🌥
Demen banget ganti ganti lirik lagu orang lu jin kagak ada niatan buat single gitu🤣🤣
2020-08-25
5