"Bengong aja lu, kesambet setan dugong baru nyahok." Ketus Rudi sambil menatap tajam kearah Juan.
"Apaan sih woy? Udah bayar sono jangan pada ngutang gue gak sanggup jadi jaminan." Jawab Juan sambil mendaratkan ekornya dikursi depan kasir.
"Yakin ga mau jadi jaminan nih?" Goda Dion sambil menaik turunkan alisnya.
"Relatip." Jawab Juan singkat.
"Ah sa ae lu Mukhtar." Ucap Rudi sambil menoyor kepala Juan.
"Bapak gue woy napa dibawa-bawa, lagi dagang noh di senen." Teriak Aldo kesal karena ayahandanya menjadi sasaran juga. Sedangkan yang lainnya jangan ditanya sudah pasti tertawa ngakak melihat ekspresi Aldo dan Rudi saat ini.
"Bapak lu tong? Sory lah kagak tau gue." Balas Rudi sambil cengegesan yang hanya ditanggapi anggukan dari Aldo.
"Hahahahahahahahahahaha".
" Telat ketawa lo Patimah." Ucap Nisa sambil melempar kardus bekas kearah Shena.
"Calon mertua lu napa lu panggil ropeah." Ucap Sulthan sambil berdiri dari jongkoknya setelah memunguti kulit kacang. Sedangkan Shena masih aja tertawa.
"Ehh iya, kanjeng ibu maap keun calon menantu syantik mu ini." Ucap Nisa sambil mengatupkan kedua tangan nya didepan dada seolah sedang minta ampun.
"Ku maaf kan nak, kau tenang saja. Jadilah menantu terbaikku, jangan lupa jemurannya diangkat udah mendung." Jawab Dion yang berdiri tepat di hadapan Nisa dan hanya dibatasi oleh meja kasir. Sontak tingkah Dion itu kembali mengundang tawa, namun Nisa malah mencebikkan kan bibirnya kesal.
"Ye polisi ga ngakhlak nih." Gerutu Nisa sambil memberikan nota kepada Juan.
Disaat semua sedang berkumpul didekat meja kasir lain halnya dengan Shena yang malah mondar-mandir didepan bengkel. Ntah apa yang dipantaunya sesekali dia berjongkok kemudian berdiri lagi begitu seterusnya. Dan itu pun tak luput dari perhatian teman-temannya.
"Bangke ketipu gue." Ucap Shena berlari menuju teman-temannya karena hari sudah turun hujan. Dan dengan terpaksa ketiga polisi itu mengurungkan niat nya untuk kembali ke rumah masing-masing.
"Lah emangnya apa Jin?" Tanya Arka penasaran dengan maksud Shena.
"Noh disebrang gue kira ada anakan koceng gataunya apa cobak?"
"Apaan sih Jin, kok lu malah ganti nanya." Ketus Aldo yang geram dengan kelakuan Shena.
"Pempers ****. Gilak noh orang buang kek gitu ngawur."
"Satu kata buat lu Jin, kasian." Balas Nisa dengan muka yang mengejek Shena.
"Tunggu deh, nama lu sebenernya siapa sih?" Tanya Dion yang masih penasaran dengan Shena kenapa bisa dipanggil Yujin.
"Lah iya bukannya waktu razia tu SIM lo atas nama Shena ya?" Tambah Rudi yang juga ikut penasaran, sedangkan Juan masih fokus memandang kearah Shena.
"Kenalin dulu deh bang, nama Gue Shena." Jawab Shena sambil mengulurkan tangannya dan dibalas oleh mereka bertiga.
"Gue Juanda." Ucap Juan dengan senyum manis dibibirnya saat Shena menjabat tangannya. Dan dibalaa senyum tak kalah manis oleh Shena.
"Dih kesempatan, padahal name tage nya ada noh gede." Gerutu Rudi yang melihat kelakuan Juan.
"Sewot lu biar aja napa." Balas Dion ketus dan hanya mendapat lirikan maut dari Rudi.
"Alamak, senyumnya pada manis bener diabet abang." Ucap Sulthan sambil mendaratkan ekornya kelantai bengkel seolah tak berdaya.
"Stresss, gini ye abang polisi semua. Gue sebagai jubirnya nih Shena mau bantu jawab. Nama aslinya ni alien satu, Shena tapi kita ada panggilan sayang buat dia yaitu Yujin." Jelas Arjun tang bergaya seperti juru bicara sungguhan.
"Oalah, kok Yujin?" Tanya Juan yang ketularan penasaran.
"Panggilan buruk yang kenak filter bang." Ucap Shena sedikit ngegas sambil melirik teman-temannya tajam.
"Maksudnya?" Modus Juan yang ingin lebih lama lagi mengobrol dengan Shena.
"Ya gitulah bang susah dijelasin nya mah." Ucap Nisa sambil pindah tempat kesebelah Sultan lesehan.
"Abang semua gak bakal paham." Sambung Arka yang Diangguki mereka semua.
"Terus kita panggilnya apa nih." Tanya Rudi memastikan panggilan nya untuk Shena.
"Terserah abang aja udah. Mau panggil Shena atau Yujin mah bebas." Jawab Shena sambil berpindah tempat karena sudah bosan berdiri.
"Yujin aja deh biar akrab. Panggil gue Bang Rudi." Jawab Rudi sambil senyum-senyum gak jelas sok kegantengan.
"Gue Dion, panggil aja Bang Yon juga boleh." Tambah Dion memperkenalkan diri.
"Lu gak usah tadi kan dah kenalan semua dah denger." Ucap Rudi yang menghentikan Juan untuk ikut menyebutkan nama.
"Ho'oh paham aing gak usah begitu." Jawab Juan kesal dengan teman-temannya.
"Gantian nih, gue kenalin bang ama anggota gue. Noh yang lesehan bedua kek gembel namanya Nisa sama Sultan. Kalo yang duduk diatas ban betigaan noh Arka, Arjun sama Aldo." Ucap Shena sambil menunjuk wajah temannya satu persatu memperkenalkan.
"Makasih sayang." Ucap Juan kepada Shena yang membuat semua orang yang ada disana melongo tak karuan.
"Sama sama Cinta." Jawab Shena tak kalah bucinnya dan semakin membuat semua orang tiba-tiba kehilangan kewarasannya.
"Hadeh otaknya sama sableng gini nih konek aja kalo begituan." Gerutu Aldo yang sudah sadar dari keterkejutannya.
"Satu frekuensi sinyal langsung 7G ini mah." Tambah Rudi yang ikut geleng kepala melihat dua makhluk stress itu bersatu. Sedangkan Juan dan Shena hanya mengangkat bahu acuh seolah tak terjadi apa-apa, padahal semua orang yang disana dalam keadaan kurang sadar.
Setelah kejadian itu semuanya diam tanpa suara, hanya rintik hujan yang mengisi ruang hampa sore itu. Hingga akhirnya sebuah hidayah turun dan membuat suasana menjadi lebih berwarna.
"Rud lu liat noh." Ucap Juan sambil menunjuk kearah langit-langit bengekel.
"Paan Wan? Ada bidadari kejepit kah disono?". Tanya Rudi sambil mendekatkan kepalanya kearah Juan agar bisa melihat dengan jelas apa yang ditujuk sahabatnya itu.
" Heh paan mau dong liat." Ucap Dion ikut nimbrung dan mengarahkan pandangannya kemana telunjuk Juan menuju.
"Gak ada apa-apa bang." Sambung Arka yang sudah ikutan gabung karena penasaran. Tak hanya itu ternyata Arjun juga sudah mendongakkan kepalanya ingin tau apa yang Juan maksud.
"Emang gak ada, gue cuma nunjukin doang." Jawab Juan tanpa rasa bersalah dan membuat keempat makhluk yang sudah rela mendongakkan kepalanya itu memandang Juan dengan tatapan ingin membunuh.
"Bangke lu Wan, untung ganteng kalo nggak dah gue sate lu." Ketus Dion kesal karena tertipu oleh ucapan Juan. Jangan ditanya lagi bagaimana dengan Rudi, makhluk itu sudah memasang mode setan saat ini.
"Ye Bang Polisi minta gue getok juga palanya pakek kunci T biar waras." Gerutu Arjun sambil berlalu meninggal lan Juan.
"Astaghfirullah maneh sahak.?" Teriak Juan sambil memegangi kepala Rudi.
"Aing maung waurrrrrrrkkk." Ucap Rudi menirukan harimau seolah sedang kesurupan.
"Keluar maneh jangan ganggu temen sayaa dia bentar lagi mau nikah." Ucap Juan sekali lagi dengan gaya bak Ustadz kondang yang meruqyah pasiennya.
"Undang-undang bang besok kalo nikah biar kita bisa makan rendang, gulai ama semur." Ucap Nisa yang sejak tadi hanya diam. Masaalah makan gratis cepet nih makhluk satu
"Pergilah kau setan!!!"
Byyyyyuuuuuuurrrrrrrr
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
sri supadmi
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2021-12-25
1
Nur Rachmawati
ngakakkkkk abiezzzz
2021-01-06
1
Erna Wati
dari awal baca ga brenti ktawa' sendiri🤣🤣🤣🤣
2020-10-29
4