Tok Tok Tok
“Non Shen bangun !! Udah jam 6 nih, buruan siap-siap ke sekolah ntar telat loh.” Pagi ini Bi Inah pembantu kesayangan Oma mencoba membangunkan Shena, ini sudah yang kedua kalinya Bi Inah mengetuk pintu kamar Shena namun tetap saja tak ada sahutan dari Shena. Tidak biasanya Shena susah dibangunkan seperti ini, karena biasanya sebelum subuh Shena sudah berkeliaran didapur.
“Duh Non Shen tidur apa latihan mati sih susah bener bangunnya tumben.” Gumam Bi Inah heran dengan Shena hari ini yang susah dibangunkan. Setelah lelah selama hampir setengah jam mengetuk pintu kamar Shena, Bi Inah seakan memiliki ide jahil untuk membangunkan Shena yang sedang berlatih mati.
Dar Dar Dar !!!!
“Non Shen bangun Non !!! Gawat !! Non Shena dicriin Senin katanya mau diajak duel ntar didiepan gerbang, cepet Non udah ditunggunin dimeja makan nih.” Teriak Bi Inah disertai gedoran keras dipintu kamar Shena yang membuat Shena terlonjak dari tidurnya.
“Siap Bi, bentar Shen mandi dulu.” Saut Shena dari dalam menjawab teriakan Bi Inah.
“Hehe berhasil aye aye.” Bi Inah pergi meninggalkan kamar Shena, sementara Opa, Oma dan Dani hanya menggeleng melihat Bi Inah yang sudah ketularan absurdnya Shena.
Berbeda dengan Bi Inah yang bahagia, kini Shena yang kalang kabut didalam kamar, dengan gerakan kilat Shena mandi dan memakai seragamnya. Sekilas Shena melirik jam ponselnya yang sudah menunjukkan pukul 6.40, jika dia tidak cepat maka dia akan terlambat dan dia masih harus berhadapan dengan si senin nantinya sebelum berangkat. Dengan power penuh Shena memoleskan sedikit bedak dan lips supaya terlihat fresh, sebenarnya tidak berdandan pun Shena tetap terlihat cantik dan manis, karena pada dasarnya Shena memiliki paras yang imut dengan bulu mata lentik, mata besar dan bulat, hidung mancung dan lesung pipi plus gigi kelincinya. Dengan Rambut sepinggang yang dikuncir asal, Shena menuju meja makan sambil menenteng sepatu dan tasnya.
“Pagi Oma, Pagi Opa, Pagi Om.” Sapa Shena kepada semua yang ada di meja makan.
“Pagi sayang, tumben kamu kesiangan ?.” Tanya Oma yang heran dengan Shena pagi ini.
“Maaf Oma habis Subuh Shen balik tidur lagi gak tau kalo bakal kesiangan, Shen ingetnya ini masih minggu.”
“Kalender udah segede spanduk juga dikamar, masih aja lupa hari.” Sambung Dani yang merasa kesal dengan alasan Shena.
“Yee Om kira manusia cantik kayak Shen gini gak boleh lupa apa.” Jawab Shena dengan cuek. Melihat itu Opa hanya geleng kepala seakan tidak peduli dengan perdebatan antara anak bungsunya dengan cucu cantiknya itu.
“Udah ayok sarapan, debat terus ga laper apa ? Nanti kalian bisa telat.” Opa menengahi perdebatan yang masih tergolong pembukaan itu. Dengan hening, semua menyantap makanan masing-masing.
Setelah sarapan selesai, semua berpamitan kepada Oma. Opa berangkat ke kampus karena Opa adalah seorang dekan Fakultas Kedokteran, Dani berangkat bertugas menjadi dokter di Rumah Sakit Swasta dan tentunya Shena berangkat ke sekolah tercintanya. Setelah bepamitan, Shena menyempat kan waktu untuk menanyakan perihal si senin kepada Bi Inah.
“Bi Inah tadi bilang si senin nungguin Shen digerbang, mana Bi ?” Tanya Shena ke Bi Inah yang sedang menyiram tanaman.
“Hehe maap keun Bibi ya Non, Bibi bohong tadi biar Non Shena cepet bangun.” Jawab Bi Inah dengan tertawa kecil.
“Yehhh Bibi mah, liat aja ntar episode drakor terbarunya ga Shen download in, wlekkk.” Jawab Shena yang jengkel dengan kelakuan absurdnya Bi Inah, sebenarnya siapa sih yang ngajarin Bi Inah jadi absurd gitu, Shena gak habis pikir dibuatnya.
“Shen kamu mau sekolah atau ngobrol sama Bibi ?”
Teriak Omanya diteras rumah, yang membuat Shena seakan tersadar dari halunya.
“Iya Oma, Assalamualaikum.” Dengan semangat 75, Shena mengegas motornya melaju dijalanan, setelah 10 menit berkendara dengan kecepatan ala pembalap, Shena akhirnya sampai di gerbang sekolahnya yang sudah tertutup rapat.
“Wedeh kurang sajen nih satpam, jam segini dah tutup kedai aja nih.” Gerutu Shena yang terkurung diluar sekolah. Hanya pasrah itulah yang Shena lakukan, diatas motornya Shena melamun meratapi nasibnya yang harus berduaan dengan gerbang yang tertutup.
Tin Tin Tin !!!
“Eh Guguk ! Ayam Kodok Pig Koceng!!!” Teriak Shena yang kaget karena suara klakson motor yang memekakkan telinganya. Setelah selesai dengan hapalan nama hewannya, Shena menoleh dan melihat siapa yang membuatnya senam jantung sepagi ini.
“Ohh Gak ada otak emang lu ya Do, Sang Ratu lu kagetin, kalau aja gue lambungan terus mati gimana ?” Ya, yang baru datang adalah Aldo dan asistennya si Arka, mereka berdua adalah sahabat Shena di STM.
“Hehe Sory, habisnya lu bengong sih dimari, ngapain lu tumben ?” Jawab Aldo dengan tetap menatap gadis manis yang sudah hampir 3 tahun ini menjadi sahabatnya.
“Ho’oh nih tumben lu terlambat ? biasanya juga pas bell udah dikantin ?” Tanya Arka seakan aneh melihat Shena terlambat hari ini. Karena memang selama bersahabat belum pernah melihat Shena terkurung diluar gerbang.
“Kesiangan gue, lupa kalo dah senin.” Jawab Shena apa adanya dan ya memang sesuai kenyataan.
Kini mereka bertiga terdiam, diotak minimalis mereka masing-masing sedang memikirkan cara bagaimana bisa masuk tanpa harus dihukum. Hingga guru BK dan satpam sudah berdiri dihadapan mereka namun tetap saja mereka tak menyadarinya.
“Kalian kenapa terlambat ?.” Tanya Pak Syafri dengan nada tegas, namun tetap tak ditanggapi Shena, Aldo dan Arka karena mereka sedang sibuk dengan pemikiran masing-masing. Berulang kali Pak Syafri bertanya namun tetap tidak mendapatkan respon.
“Negara Oli Utara diserang Negara Api tuh !!!” Teriak Pak Satpam yang tak sabar melihat 3 makhluk itu tidak bersuara saat ditanyai sejak tadi.
“Mana woy mana ?? Siap-siap woy jangan sampai lengah !!!” Teriak Arka panik.
“Anjir mana woy kudu menang lagi nih.” Sambung Aldo dengan semangat.
“Tawuran aja cepet, tapi berangkat sekolah terlambat, mau jadi apa kalian ??” Tanya Pak Syafri dengan nada tinggi yang membuat Shena terlonjak.
“Busyet Setan !!! Ngagetin aja lu, Ya Allah tu suara apa TOA sih elah kenceng bener.” Gerutu Shena yang masih kaget dan tanpa sadar telah mengatai Singa Ragunan yang berdiri tepat didepannya. Sontak membuat Guru BK itu meradang dan 3 orang lainnya hanya mampu menunduk takut.
“Kamu berani ngatain saya Ghaitsaa Shena ??” Tanya Pak Syafri dengan sorot mata yang tajam setajam celurit.
“Hehe nggak Pak, saya reflek doang karena kaget Pak.” Elak Shena dengan cengengesan. Padahal dalam hatinya niat banget bisa ngatain tuh Singa Ragunan.
“Kenapa kalian terlambat ??” Mulai Introgasi yang berakhir hukuman ini mah.
“Kena razia Pak.” Jawab Aldo dan Arka kompak. Pak Syafri hanya mengangguk tegas. Beralih ke Shena, dengan sorot mata yang sulit diartikan Pak Syafri menunggu alasan Shena, kenapa Ratu STM itu bisa terlambat hari ini.
“Saya kesiangan Pak.” Jawab Shena santai. Karena in pertama kalinya Shena terlambat, Pak SYafri tidak akan memarahinya, melainkan hanya akan memberikan hukuman yang membuat tiga siswa itu tidak mengulanginya lagi.
“Oke untuk kali ini kalian cukup menyapu halaman belakang saja sampai bersih. Dan setelah hukuman kalian selesai jangan lupa temui saya untuk laporan.” Tegas Pak Syafri. Hal itupun hanya diangguki oleh Shena, Aldo dan Arka.
Setelah memarkirkan motor, mereka bergegas mengambil alat dan mulai melangkah menuju taman belakang untuk melaksanakan hukuman.
“Gila asli tu singa ragunan, nih taman apa hutan banyak bener daun keringnya.” Cerocos Arka saat melihat keadaan taman belakang yang lebih menyerupai hutan pada musim gugur. Karena banyak daun kering berserakan disana.
“Gak Ngotak nih kalo nyuruh, tu tukang kebun digaji buat ngapain sih masak iya kayak gini bener.” Gerutu Shena yang tidak mengerti kenapa hukumannya seperti ini, padahal tugas sapu menyapu adalah tugas Pak Jono tukang kebun sekolah.
“Udahlah kerjain aja biar cepet selesai, Pak Jono lagi ngapel ketempat Mpok Dar noh dikantin bengkel.” Gini emang kalo Aldo yang ngomong, seakan dia adalah penengah.
Tanpa banyak debat lagi, dengan semangat luar biasa mereka bertiga menyapu dan membuang sampah yang ada ditaman belakang itu. Bahkan tanpa merasa jijik, Shena bermain cacing yang ada ditumpukan daun kering itu, sesekali mereka bertiga melakukan kegiatan konyol seperti didalam pilem romantis melempar-lempar daun, konser ala band profesianal dan masih banyak hal absurd lainnya. Tak terasa hukuman mereka telah selesai, seusai laporan kepada pak Syafri mereka bertiga nongkrong dikantin sekedar ngobrol dan menghilangkan haus dan lapar.
“Ehhh duo curut lagi disini ternyata, terlambat lagi lu bedua ?” Tanya Arjun yang tiba-tiba mendaratkan bokongnya disamping Arka dan Sultan yang duduk nemplok disamping Aldo.
“Iya kenak razia lagi kita.” Jawab Aldo lemas, sedangkan Arka dan Shena masih fokuss pada es jeruk mereka masing-masing.
Plak !
“Woy setan dari mana lu. Gue dimarah Suparman noh gegara buku catatan kimia gue lu bawa.” Teriakan dan makian pedas Nisa, serta tabokan mautnya membuat Shena seakan merasakan nyawanya dicabut paksa.
Uhuk Uhuk Uhuk
“Minum dulu nih Jin.” Ucap Arjun sambil menyerahkan botol minum mineral yang sudah dibukanya dan Aldo menepuk-nepuk pelan pundak Shena.
“Sialan lo emang, lu mau gue mati cepet ha ? Lu mikir kalo gue mati, siapa yang bakal bayarin makan siang lu yang 3 porsi itu ha ?” Semprot Shena dengan geram, apes banget hari ini, udah bangun kesiangan, dikibulin, jantungan, dapat tatapan tajam dari singa ragunan, kena smprot, dihukum, kepanasan, ditabok, keselek, beh gilak ga ada akhlak memang semuanya.
“Sory Jin gue ga gak sengaja. Jangan mati dulu dong, makan gue gimana ntar.” Jawab Nisa dengan memelas seakan takut akan perkataan Shena yang tak akan ada lagi seoarang yang mau membayar makan siangnya 3 porsi Cuma-Cuma.
“Di gituin Yujin aja langsung dah tu memelas, dasar Siputnya Spongebob.” Ucap Sultan menyindir Nisa, namun yang disindir tetep biasa aja seakan tak punya dosa.
“Udahlah kalian pesen makan gih gue yang bayar.” Sambung Arjun yang tumbenan baik mau mentraktir teman-temannya siang ini, kesambet setan apa tuh anak sampek rela keluar duit. Tapi ya bodoh amat, mau haram halal nggak nya tu duit Arjun yang namanya gratis mah sikat aja.
Setelah acara traktiran dadakan Arjun selesai, Mereka ber-6 kembali menjalani kegiatan belajar hingga waktu pulang tiba. Seperti biasa , mereka pulang sekolah bersama menuju bengkel yang mereka dirikan dengan usaha mereka sendiri tanpa bantuan orang lain. Yang kini bengkel itu dijalankan oleh Bang Seno kakak kandung Arka, jika merekaa berenam masih disekolah dan ketika merekaa sudah dibengkel maka Bang Seno akan berangkat untuk kuliah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Queen Tdewa
sdh gak kuat akoh menahan ketawa dri bab pertama
2023-01-28
1
💫Sun love 💫
ngakak abis ... kocak bener kelakuan Shena the geng ..
2022-12-24
1
Amalia Nanda
keren ini pakek bahasa sehari hari
2021-03-25
1