Senin kali ini Shena berniat datang agak lambat dari biasanya, karena hari ini guru sedang mengadakan rapat dan tidak diadakannya upacara maka Shena akan tiba disekolah 5 menit sebelum bel berbunyi.
Namun siapa sangka jika rencananya malah melebihi batas waktu yang ditentukan. Tidak terprediksi sama sekali apa yang akan terjadi dijalanan hari ini, sehingga dengan santuynya Shena melajukan motornya dijalan raya. Hingga dipersimpangan jalan dekat Sekolahnyaterlihat banyak pengendara yang menepikan kendaraannya.
"Ehh pada ngapain tu?" Gumam Shena yang melihat banyak pengendara menepi dan memberhentikan kendaraan masing-masing.
"Astaghfirullah raziaa maakkk, mana lupa narok STNK pulak, kalo ga ketemu dikira motor curian nih ntar, gimana ya lanjut apa balik kanan bubar jalan grakk." Gumam Shena yang masih melajukan motornya dengan sangat pelan. Antara lanjut dan pasrah atau putar haluan, dengan kemantapan hati yang pas, Shena akhirnya memutuskan untuk melanjutkankan perjalanannya.
"Adek yang pakai seragam STM bisa menepi sebentar." Teriak salah satu polisi yang bertugas dipos razia tersebut sambil melambaikan tangan. Dengan ikhlas hati Shena menepikan kendaraannya didekat polisi itu berdiri.
"Iyaa saya pak, gimana?" Tanya Shena setelah mematikan mesin motornya.
"Maaf mengganggu waktunya sebentar, bisa perlihatkan kelengkapan surat-surat nya ?" Ucap polisi itu dengan tegas dan berwibawa yang seketika membuat shena terlena dengan alunan suara ngebas-ngebas manja.
"Busyet ganteng nih polisi ya ampyun mana suaranya ngebas manja gitu, diajakin duet lagunya Mpok Inul yang judulnya buaya lutung mantep nih." Gumam shena dalam hati sambil menatap polisi tampan yang bername tag rudi tersebut dengan mode bengong.
"Adek bisa lihat surat-surat kelengkapannya?" Tanya iptu rudi lagi setelah tidak mendapat respon dari Shena.
"Ah ii.. iya iya kak ini SIM saya." Jawab shena sambil menyerahkan SIM kepada Iptu Rudi. Masih dalam mode gugup Shena mengacak-acak tasnya mencari STNK nya.
"Lah kok kak?" Tanya Iptu Rudi yang merasa bingung dengan panggilam dari Shena untuknya sambil menerima SIM yang diserahkan Shena.
"Lah kan manggilnya adek tadi, ya saya jawab kakak lah." Jawab shena santai dengan masih sibuk mengacak isi tasnya guna mencari surat yang akrab disapa STNK itu.
"Terserah mbaknya saja, mana STNK nya mbak?" Tanya Iptu Rudi lagi karena Shena hanya memberikan SIM belum beserta STNK nya.
"Tunggu ntaran napa mas saya lupa naroknya nih, saya cari dulu ditas saya kalik aja lagi ngumpet dibuku pelajaran saya." Jawab Shena yang lagi-lagi membuat Iptu Rudi berkerut kening karena dirinya dipanggil mas.
"Mbak pasangan nya mas." Singkat Shena seakan menjawab ekspresi kebingungan Iptu Rudi.
Dari kejauhan ada sepasang mata yang memperhatikan Iptu Rudi dan Shena, ya itu adalah Iptu Juan. Merasa tertarik dengan korban razia kali ini yang menurutnya kocak, Iptu Juan menghampiri Iptu Rudi dan Shena.
"Kenapa bro ada masalah?" Tanya Iptu Juan saat sudah berada di dekat Iptu Rudi.
"Nih bocah STNK nya belom nemu, terus greget gue serasa jadi polisi ga ada wibawanya, gue panggil adek dia panggil gue kakak, gue panggil mbak malah manggil gue mas." Gerutu Iptu Rudi menjawab pertanyaan Iptu Juan, sedangkan Iptu Juan hanya tersenyum geli mendengar rekan kerja sekaligus sahabatnya itu curhat dadakan.
"Selo dong orang tua, saya kan cuma menempatkan pada pasangannya." Ucap ashena yang ikut nimbrung pembicaraan kedua polisi tersebut.
"Pfffttt..." Dengan usaha semaksimal mungkin Juan menahan tawanya, karena ada gadis kecil yang berani mengatakan kata tua kepada Rudi, pasalnya selama ini banyak yang memuja-muja Rudi dan dirinya sebagai polisi tampan menolak tua.
"Adek manis tolong diralat dong ,muka kayak aktor korea gini masa dibilang tua." Ucap Rudi dengan menahan kesal yang sangat mendalam kepada Shena dan Juan yang telah menjatuhkan harga dirinya sepagi ini.
"Ini SIM aja mana STNK nya?" Tanpa merespon perkataan Rudi, Juan malah melontarkan pertanyaan yang ntah kepada siapa ditujukan.
"STNK tu yang kek mana sih bang?" Sama halnya dengan Juan, Shena justru bertanya dengan wajah tanpa dosanya mengenai bagaimana bentuk STNK itu, yang membuat Juan ingin kembali tertawa setelah melihat kekesalan Rudi yang kian memuncak akibat ulah Shena.
"Duh manis nih mas police pengen bawa pulang, kumisnya itu lo tipis-tipis manis." Guman Shena dalam hati sambil tersenyum menatap Juan.
"Itu lo yang warna ijo sampulnya ada gambar burung garuda depannya, kalo perempuan". Jawab Juan asal-asalan karena salah tingkah mendapat senyum manis dari Shena. Baru kali ini setelah kejadian waktu itu Juan bisa melontarkan candaannya kepada makhluk bernama perempuan, sebuah keajaiban memang.
" Yang punya cowo merah kalo ga salah ya kan bang?" Jawab Shena yang membuat Juan menganggukkan kepala dan tersenyum aneh, sedangkan Rudi sudah ingin memukul dua makhluk **** didepannya saat ini.
"Itu surat nikah cantik, kamu jangan bikin saya naik darah sepagi ini ya? Kalo kamu malah ngajakin lawak , kamu bakal telat kesekolah." Gerutu Rudi yang sudah tak sabar menghadapi Shena, dan paling gedegnya lagi nih ajuan kenapa malah ngajakin ni anak ngelawak cobak. Sejak kapan sahabatnya itu mau ramah kepada perempuan bahkan sampai tertawa tersenyum dan bahkan tanpa segan bersikap kocak begini.
"Makasih ganteng, nih dah ketemu STNKnya, yang ini kan?" Jawab Shena sambil menyerahkan sehelai kertas yang bernamakan STNK itu kepada Rudi, tak lupa diiringi dengan senyuman konyol manis menampilkan lesung pipi yang dalam dikanan dan kiri pipi Shena yang membuat Juan terpana untuk beberapa saat.
"Nah kan enak kalo gini, emang saya gantengnya dari lahir." Jawab Rudi sambil mengecek STNK milik Shena. Setelah mendengar ucapan Rudi yang kepedean membuat Juan tersadar dari lamunannya yang mengagumi sosok cantik bernama Shena.
"Jijik." Dengan kompak Shena dan Juan merespon perkataan menggelikan yang Rudi ucapkan, sontak itu membuat Rudi geram ingin melenyapkan dua makhluk tak berakhlak ini. Setelah Rudi selesai mengecek STNK dan SIM milik Shena, Rudi kembali menyodorkan kedua surat itu kepada sang pemilik namun bukanya diterima, Shena malah menahannya.
"Pegang dulu pak saya mau angkat telepun." Ucap Shena sambil melihat layar ponselnya guna menjawab telpon yang masuk. Sedangkan Juan hanya tersenyum memperhatikan wajah penuh kekesalan Rudi.
"Hula, Assalamu'alaikum dengan siapa disana jangan lupa password nya." Jawab Shena setelah sambungan telponnya berlangsung.
"Waalaikumsalam, negara oli utara item iten manis kek coklat aye. Eh markonah dimana lu?" Jawab orang disebrang telpon.
"Ha apa gue ga denger bentar gue loudspeaker dulu." Dengan gerakan kilat Shena sudah merubah panggilannya menjadi mode loudspeaker sehingga Rudi dan Juan bisa mendengar obrolannya dengan orang di sebrang telpon.
"Dah paan ngomong yang jelas jangan pakek kode." Tambah Shena lagi.
"Where are kamu markonah? 2 menit again bel berdering tanda masuk." Jawab Aldo yang menanti kehadiran sang ratu.
"Dipos razia aing, simpang tiga lampu red deket buku store." Jawab Shena dengan bahasa gado-gado mengimbangi bahasa yang digunakan Aldo.
"Ngapain lu disono ropeah?" Tanya Aldo heran kenapa temannya yang satu ini tersangkut di pos razia.
"Cari calon imam lah gila apa gue ketangkep gegara mangkal diprempatan." Jawab Shena santuy yang akhirnya menimbulkan ide godaan dari otak Juan. Tanpa menunggu jawaban dari Aldo, Shena memutuskan sambungan telponya yang membuat Aldo geram disebrang sana.
"Beh beneran nih neng mau cari calon imam dimari?" Tanya Juan yang menggoda Shena, ya Juan emang terkenal sebagai polisi kocak se-Indonesia raya merdeka tapi hanya untuk sejenisnya dan kali ini dia berhadapan dengan gadis manis ini tanpa menggunakan mode es dan acuh nya, sungguh hebat.
"Duh akang jadi malu". Jawab Shena dengan kekehan konyolnya yang membuat semua polisi ditempat itu berkicau mania.
" Sikat teros Juan, sikat !! masih muda tuh cantik manis lagi." Ucap salah satu teman tugas Juan dan Rudi yang berada tak jauh dari tempat mereka berdiri, jarang-jarang nih polisi bernama Juan mau menggoda seorang perempuan, ini baru pertama kalinya Juan mau melontarkan candaan atau bersikap ramah terhadap perempuan. Memang Iptu Juan terkenal dengan julukan pangeran kocak se Indonesia raya merdeka namun semua keramahan dan Kekocakannya hanya ditujukan untuk sejenisnya, jika dengan yang nama nya perempuan maka dia akan dalam mode cuek dan dingin.
"Jangan disikat btar rata gak enak bang." Seloroh Juan yang membuat semua yang ada disana tertawa ngakak, tak terkecuali Rudi yang sudah kembali kepada mode awal dan Melupakan mode ngambeknya. Rudi bersyukur karena Juan bisa ramah terhadap perempuan, walaupun sifatnya yang kocak tidak berubah namun kejadian masa SMA dulu membuat Juan enggan berhadapan dengan perempuan, jangan kan guyonan seperti sekarang menegur atau menyapa saja Juan akan menggunakan mode dingin luar biasa. Hanya kepada maamanyalah Juan bisa seperti biasanya dan hebatnya sekarang gadis STM ini membuat Juan tak lagi pasang mode dinginnya dihadapan perempuan.
"Dikira gue gigi kali disikat segala ni polisi esede nya dimana sih heran. Nih muka polesan pakek kuas nih gak pakek sikat tauk bang." Jawab Shena yang memasang wajah imut-imut manjanya dan membuat Juan semakin terpesona dibuatnya. Polisi lainnya malah berniat ingin membungkus Shena unyuk dibawa pulang sebagai peliharaan. Dikira koceng anggora apa...
"Dah ah putri raja mau go to school dulu Assalamu'alaikum." Setelah SIM dan STNK sudah dikembalikan, juga sudah cukup lama Shena melakukan stand up comedy dengan kedua polisi gak ngotak itu akhir ya Shena bergegas menuju sekolahnya. Yang sudah bisa dipastikan Shena terlambat 10 menit dari waktu yang sudah dia rencanakan diawal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
💫Sun love 💫
stand up komedi dadakan ya Shena...
2022-12-24
0
Elmiah
ansyik cerita mantap
2022-05-04
1
denty_aditya
Baru baca ngakak dah
2021-07-31
1