Pagi itu Sissy mau berangkat kerja di Resto. Dia pun sudah pamit ke Mama kalo akan pulang malam, karena hari ini ada acara Reuni SMP nya.
*tttrrrrtt.. ttrrtt..
Rio
Assalamualaikum Dek. Udah brkt ?
Sissy
Waalaikumsalam. Ini baru mau brkt Mas. masih nungguin ojek online.
Rio
Hari ini Mas cek produk di Bangkalan.
Sissy
Oh ya? Dedek juga nanti pulang malam, ada Reuni SMP di Taman Indie.
Rio
Iya. Hati2 y Dek. Pulangnya juga.
Sissy
Siapp. Mas juga hati2 di jalan.
Malam itu Sissy datang ke reuni SMP.
Sampai disana acara masih belum mulai. Dilihatnya beberapa cewek dari angkatannya sedang bergerombol. Sissy memilih untuk tidak bergabung dengan mereka karena pasti salah satu obrolannya tentang keluarga. Sissy sangat meghindari itu.
"Sissy.." Seseorang menepuk bahunya. Sissy pun menoleh dan dilihatnya Wahyu, teman sekelasnya dan teman satu ekskul di basket.
"Hai Wahyu. Apa kabar?" Sissy menyapa dengan ramah.
"Baik Si. Kamu gimana kabarnya?" Wahyu balik bertanya.
"Alhamdulilah baik. Seperti yang kamu lihat." jawab Sissy. Wahyu menatap Sissy dengan dalam hingga membuatnya risih.
Sebenarnya Sissy tau kalo Wahyu dulu diam-diam menyukainya. Wahyu selalu memakai sepatu dan kaos yang warnanya sama dengan Sissy saat latihan Basket. Bahkan nomor punggung di seragam klub mereka pun sama. Tapi Sissy sudah menyukai kakak kelas sekaligus seniornya di ekskul basket. Bahkan Sissy dan senior itu pernah berpacaran walau hanya 5 bulan aja dan itupun backstreet. Mereka putus karena sikap kakak senior itu yang terlalu posesif.
"Ayo gabung sama anak-anak basket Si, disana tuh." Wahyu menunjuk ke sudut Utara Taman itu. Hampir semua yang berkumpul disitu Sissy mengenalnya. Sissy hampir aja ikut dengan Wahyu kesana, hingga dilihatnya sang senior mantan pacarnya itu.
"Gak deh Yu. Aku mau ke sebelah sana. Salam aja buat mereka ya." Sissy bergegas pergi sebelum Wahyu membujuknya.
Sissy berjalan menuju meja tempat aneka minuman dihidangkan. Tak sengaja dilihatnya Ika, teman sebangkunya dulu.
"Ika.." Sissy menepuk punggungnya.
"Hai Sissy. Kamu pa kabar?" Ika memeluk Sissy.
"Alhamdulilah baik Ka. Kamu tambah cantik aja?" Sissy memuji Ika yang semakin cantik dengan hijabnya.
"Makasih. Kamu juga cantik. Masih langsing aja, gak kayak aku semakin gemuk. Hehehe." Ika balas memuji Sissy.
"Ya itu tandanya kamu bahagia." kata Sissy.
"Bahagia tapi repot juga Si. Anak 2 masih kecil-kecil." Ujar Ika.
"Anak kamu berapa Si?" tanya Ika lagi.
"Deg.. Pertanyaan seperti ini yang bikin Sissy malas ikutan acara reuni atau menghadiri pernikahan" gerutu Sissy dalam hati.
"Nikah aja belum. Gak laku-laku nih." Sissy mencoba bersikap santai menjawab pertanyaan Ika.
"Bukan gak laku kalo kamu tuh. Emang kamunya aja pemilih." Ika merasa tidak enak dengan pertanyaannya barusan.
"Kamu kerja Ka? " Sissy mencoba mengalihkan topik pembicaraan.
"Gak. Sejak hamil anak pertama aku full di rumah aja. Gak boleh kerja juga sama suami" Jawab Ika.
"Kalo kamu kerja dimana Si?" Ika balik bertanya.
"Aku jadi Supervisor di Resto Gending di Patimura." Jawab Sissy.
"Wah hebat ya udah jadi bos." Ika selalu kagum dengan temannya ini, waktu SMP sangat aktif di organisasi.
"Bukan bos lah, kan masih punya atasan bahkan owner. Mampir lah kapan2 ke Resto. Ntar aku traktir." Kata Sissy.
"Insha Allah. Tapi jangan kaget kalo bawa pasukan ya." Ika berkata sambil tertawa ringan.
"Siap. Minta nomer WA kamu dong Ka." Sissy mengeluarkan hp nya siap mencatat.
Mereka pun bertukar nomer WA dan berjanji akan saling berkunjung.
Sissy dan Ika memilih untuk pulang meski acara belum selesai karena sudah larut juga. Ika yang dijemput suaminya pun menawarkan untuk mengantar Sissy pulang.
Ketika Sampai di depan rumahnya Sissy langsung turun dan pamit pada Ika dan suaminya.
Saat itulah Sissy melihat mobil merah parkir di seberang rumahnya.
"Sepertinya Pak Radit gak punya mobil seperti itu. Apa itu mobil milik tamu nya ya? Tapi Rumah nya juga gelap. Biasanya kan weekend gini mereka ke Surabaya." Sissy bergumam dalam hati. Akhirnya dia pun memilih masuk ke rumah. Sissy tak menyadari ada sepasang mata menatapnya dari dalam mobil.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Hari Senin itu Rio sengaja cuti untuk mengajak Sissy, yang kebetulan sedang libur, jalan-jalan ke pantai di selatan kota Malang. Sampai di pantai ternyata tidak terlalu ramai karena ini bukan weekend.
Mereka pun mencari sebuah saung untuk duduk-duduk di area pantai.
Mereka bersantai sambil menikmati angin pantai yang menyejukkan itu.
Tiba-tiba Rio menjatuhkan kepalanya di pangkuan Sissy. Reflek Sissy pun mengusap-usap rambut Rio.
"Dek, Mas kemaren dah nanya-nanya tanggal yang baik buat lamaran." kata Rio.
"Emang harus pake kayak gitu mas?" tanya Sissy.
"Ya sebenernya sih semua tanggal itu baik tapi kan gak ada salahnya ngikutin kata orangtua. Menurut mereka harus cari tanggal yang baik ya gak masalah kan." Rio menjelaskan panjang lebar.
"Iya sih. Keluarga ku sih gak pernah pake ngitung2 gitu. Trus kapan tanggal nya mas ?" tanya Sissy lagi.
"Hari sabtu kedua bulan depan." jawab Rio.
"Ooh iya deh. Ntar aku kabarin papa." kata Sissy.
"Iya Dek." jawab Rio.
Angin berembus sangat lembut sampai Sissy merasa ngantuk. Tiba-tiba Rio bangun dari pangkuan Sissy.
"Gantian Dek. Sini kamu yang tidur di paha Mas." Kata Rio sambil menarik tubuh Sissy ke arahnya.
Cup.. sebelum sampai Sissy merebahkan kepalanya, Rio mengecup bibirnya lembut.
"Mas, apaan sih?" protes Sissy.
"Ya pengen nyium kamu aja Dek. Emang kamu belum pernah ciuman? " Tanya Rio.
"Pernah lah dulu. Tapi jangan tiba-tiba gitu." kata Sissy sambil menyembunyikan pipinya yang memerah.
Mendengar perkataan Sissy, Rio pun menarik tengkuk Sissy dan menahannya. Dia langsung ******* bibir Sissy yang ranum itu. Lidahnya pun mencari celah mencoba menerobos masuk ke mulut Sissy. Sissy pun membuka mulutnya dan membalas ciuman Rio. Mereka berciuman hingga kehabisan nafas. Sissy langsung menjauhkan wajahnya dan tidur di pangkuan Rio.
"Dek, kamu marah gak aku cium barusan?" Tanya Rio ketika dilihatnya Sissy hanya diam.
" Gak Mas. kenapa harus marah. Cuma takut aja ada yang lihat." jawab Sissy.
"Kenapa emngnya kalo ada yang lihat?" Tanya Rio lagi.
"Ya malu lah Mas. Inikan di tempat umum, bukan privat." Sissy menyembunyikan mukanya dari Rio.
"Biarin aja Dek. Apa mau nyewa kamar? " Rio sengaja menggoda Sissy.
"Jangan ngawur Mas. Gak boleh lah." Sissy langsung bangkit dan sedikit menjauh dari Rio.
"Gak papa Dek. Kan bentar lagi kita juga nikah." Rio masih menggoda Sissy.
"Justru itu. Ya harus sabar dulu sampai kita sah jadi suami istri." Sissy menjawab dengan kesal.
"Hahaha.. Becanda Dek. Aku juga gak mau kok." Rio tak kuat menahan tawa melihat reaksi Sissy.
"Apanya yang lucu sih? Jadi kamu gak mau sama aku? " Sissy belum sadar kalo sedang dikerjain oleh Rio.
"Dedek. Tenang dulu lah. Mas kan cuma becanda." Rio menjelaskan lebih pelan "Mana mungkin aku gak mau sama kamu, liat nih ada yang bangun." Rio menunjuk gundukan di celananya.
"Iih, Mas porno deh!" Sissy berkata sambil mengamati gundukan itu.
"Porno.. porno.. tapi diliatin terus." Ledek Rio. Sissy langsung mengalihkan pandangannya ke pantai dan memilih diam saja karena terlalu malu dengan sikap nya barusan.
Mereka menghabiskan waktu hingga sore hari. Ketika pulang Sissy melihat lagi mobil merah parkir di seberang rumahnya. Dan tak lama buru-buru pergi dari situ. Sissy pun tak jadi cerita ke Rio soal mobil merah itu.
Siapakah sebenarnya pemilik mobil merah itu. Bagaimana kelanjutan hubungan mereka? Tunggu besok lagi ya..
Jangan lupa like ya.. 👍👍👍
Makasih🙏🙏🙏
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Yuli Manda
pasti tata
2021-06-21
0
Atin Supriyatin
lanjuttt😊
2020-09-19
1
Aryanti Putri
OK lanjutkan tetep semangat yaa
2020-09-07
2