Bab 8: Jejak Arwah

Setelah kejadian semalam, Lila mulai merasa ada perubahan besar dalam hidupnya. Bukan cuma soal bantuin arwah, tapi juga soal gimana dia harus ngadepin semua ini ke depannya. Setiap hari, dia kayak makin terhubung sama dunia gaib, dan makin banyak juga arwah yang datang padanya, minta bantuan. Tapi semakin dalam dia terlibat, semakin berat juga beban yang dia rasain.

Di kantor, Lila duduk di meja kerjanya sambil menatap layar komputer. Pikiran melayang-layang, nggak fokus sama sekali. Rina yang duduk di seberangnya, ngelirik dengan tatapan khawatir.

“Lil, lo nggak apa-apa? Gue perhatiin lo kayak makin sering bengong belakangan ini,” tanya Rina sambil menyeruput kopi.

Lila menarik napas panjang, mencoba tersenyum. “Gue baik-baik aja kok, cuma... ya lo tau lah, makin banyak arwah yang datang. Gue kadang ngerasa overwhelmed, Rin. Kayak mereka terus ngikutin gue, kemana pun gue pergi.”

Rina diam sebentar, ngerespon dengan serius. “Gue ngerti, Lil. Lo udah ngelakuin hal besar buat mereka. Tapi lo juga harus jaga diri lo sendiri. Jangan sampai lo jadi terjebak dalam dunia mereka.”

Lila cuma bisa mengangguk. “Iya, gue tau. Tapi gimana ya, gue juga nggak bisa cuekin mereka. Kayak ada tanggung jawab yang gue rasain buat bantuin mereka keluar dari situasi mereka.”

Saat mereka lagi ngobrol, Pak Anton tiba-tiba masuk ke ruangan. Dia nampak tergesa-gesa seperti biasanya. “Lila, ada liputan buat lo. Segera ke lokasi, ada laporan penampakan di gedung tua di pinggiran kota.”

Lila mendongak, terkejut. “Penampakan lagi, Pak?”

“Iya, dan gue pikir lo yang paling cocok buat handle ini,” jawab Pak Anton sambil melirik Rina yang terlihat menahan tawa.

“Ya udah, gue berangkat sekarang,” jawab Lila dengan sedikit rasa berat di hati. Bukan karena liputannya, tapi karena firasat aneh yang tiba-tiba muncul.

...****************...

Setibanya di lokasi, Lila langsung ngerasa ada yang nggak beres. Gedung tua itu kelihatan lebih seram daripada bangunan kosong lainnya yang pernah dia liput. Dinding-dindingnya berlumut, dan jendela-jendela besar yang udah pecah bikin suasananya makin mencekam. Udara dingin yang tiba-tiba datang bikin Lila merinding.

“Kenapa gue selalu dapet liputan yang kayak gini?” Lila ngomong sendiri sambil melangkah masuk ke dalam gedung.

Begitu masuk, suasana di dalam lebih menyeramkan dari luar. Bau apek, debu yang tebal, dan lorong-lorong gelap bikin Lila merasa nggak nyaman. Tapi dia udah biasa ngadepin hal kayak gini. Dengan senter di tangan, Lila mulai menjelajahi gedung itu, mencari tanda-tanda penampakan.

Setelah beberapa menit jalan tanpa hasil, Lila tiba di ruangan besar di lantai dua. Di tengah ruangan, dia ngelihat sesuatu yang bikin jantungnya berhenti sebentar—bayangan seorang wanita berdiri di pojokan ruangan, punggungnya menghadap Lila.

“Siapa itu?” tanya Lila dengan suara bergetar. Nggak ada jawaban.

Lila mendekat pelan-pelan, merasa napasnya semakin berat. Saat dia nyampe beberapa langkah dari bayangan itu, tiba-tiba wanita itu berbalik, memperlihatkan wajah yang penuh luka dan darah mengalir dari matanya.

Lila terkejut, mundur beberapa langkah, jantungnya berdegup kencang. “Apa yang lo mau?” tanyanya sambil mencoba menenangkan diri.

Wanita itu nggak ngomong apa-apa, hanya menatap Lila dengan tatapan kosong yang dingin. Suasana di sekitarnya terasa makin berat, dan Lila tahu, ini bukan arwah biasa.

“Gue bisa bantu lo. Tapi lo harus kasih tau gue siapa lo, dan kenapa lo di sini,” Lila berusaha bicara dengan tenang.

Tiba-tiba, suara wanita itu terdengar, pelan tapi menyeramkan. “Aku terperangkap di sini… dia tak membiarkanku pergi…”

Lila merasakan deja vu. Ini mirip dengan apa yang terjadi sebelumnya dengan Anisa. “Siapa yang nggak biarin lo pergi?”

Wanita itu menangis, air mata darah mengalir makin deras. “Dia… yang membuatku mati…”

Lila bingung, tapi mencoba tetap tenang. “Siapa dia? Gue bisa bantu lo, tapi gue butuh tau lebih banyak.”

Sebelum wanita itu sempat menjawab, suara keras terdengar dari arah belakang. Lila berbalik, dan melihat sosok hitam besar muncul di pintu. Sosok itu lebih gelap dari bayangan biasa, dan auranya sangat jahat.

“Pergi!” suara berat itu menggelegar di seluruh ruangan. Udara mendadak jadi sangat dingin, dan Lila merasa tubuhnya kaku.

Wanita yang tadi menangis tiba-tiba menghilang, meninggalkan Lila sendirian dengan sosok hitam itu. “Lo nggak bisa ganggu gue,” teriak Lila dengan sisa keberaniannya.

Sosok hitam itu mendekat dengan cepat, dan tiba-tiba segala sesuatu di sekeliling Lila berubah. Dia nggak lagi berada di ruangan tua itu, melainkan di tempat yang asing—gelap, penuh kabut, dan sunyi. “Apa ini?” Lila berusaha mengontrol rasa takutnya, tapi kesadarannya mulai goyah.

“Di sinilah mereka semua… terjebak… tak bisa kembali…” suara berat itu terdengar lagi, kali ini dari segala arah.

Lila mulai merasa tercekik, seolah ada kekuatan yang menariknya lebih dalam ke dalam kegelapan. Tapi dia tahu dia nggak bisa menyerah. “Gue harus keluar dari sini!” teriaknya dalam hati.

Dengan sisa tenaganya, Lila mencoba memusatkan pikirannya, mengingat apa yang dia pelajari selama ini tentang dunia gaib. Dia harus menemukan jalan keluar, atau dia akan terjebak di sini selamanya.

Tiba-tiba, sebuah cahaya kecil muncul di kejauhan. Lila menggapainya, berusaha sekuat tenaga untuk mendekati cahaya itu. Semakin dekat dia ke cahaya, semakin kuat juga tubuhnya terasa. Hingga akhirnya, dia terbangun lagi di gedung tua itu, terengah-engah, dengan sosok hitam itu hilang.

Lila berusaha mengatur napasnya, merasa sangat lelah. “Gue hampir mati di sana,” gumamnya dengan suara serak.

Tapi sebelum Lila bisa benar-benar pulih, suara wanita itu terdengar lagi. “Terima kasih… kau telah menyelamatkanku…”

Lila tersenyum lemah, menyadari bahwa apa yang dia lakukan berhasil. Dia berhasil menyelamatkan satu lagi arwah yang terjebak. Tapi, dia juga tahu bahwa ini belum berakhir. Masih banyak yang harus dia hadapi, dan mungkin sosok hitam itu akan kembali.

“Gue harus lebih siap lain kali,” bisiknya sambil berjalan keluar dari gedung itu, dengan tubuh yang terasa lebih ringan, meski jiwanya tetap membawa beban baru.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

maaf guys lama posting soalnya lagi sibukk

sorry yahhh

pesona Mbak Lila sama Mbak Rina cantikk kan guys

Mbak Lila aslinya cool

Episodes
1 Bab 1: Panggilan yang Tak Terduga
2 Bab 2: Suara-Suara yang Tak Terlihat
3 Bab 3: Antara Nyata dan Gaib
4 Bab 4: Langkah Menuju Kebenaran
5 Bab 5: Teror di Tempat Kerja
6 Bab 6: Jejak yang Tertinggal
7 Bab 7: Jejak yang Tertinggal (Bagian 2)
8 Bab 8: Jejak Arwah
9 Bab 9: Bayangan di Balik Kegelapan (Bagian 1)
10 Bab 10: Bayangan di Balik Kegelapan (Bagian 2)
11 Bab 11: Bayangan di Balik Kegelapan (Bagian 3)
12 Bab 12: Teror Tanpa Henti
13 Bab 13: Hantu Sok Imut di Kamar Kosan
14 Bab 14: Hantu Bucin
15 Bab 15: Drama Kosan Makin Gila
16 Bab 16: Petualangan Gaib di Gedung Lama
17 Bab 17: Mewing Skibidi di Gedung Tua
18 Bab 18: Pintu Terakhir
19 Bab 19: Balik ke Kos, Tapi Nggak Tenang
20 Bab 20: Selalu Mengawasi
21 Bab 21: Kejar-Kejaran di Batas Nyata
22 Bab 22: Menyusuri Jejak Bayangan
23 Bab 23: Rina di Ujung Teror
24 Bab 24: Tabrakan di Tengah Teror
25 Bab 25: Teror di Kantor
26 Bab 26: Jejak yang Terlupakan
27 Bab 27: Perjanjian Terakhir
28 Bab 28: Bayangan yang Kembali
29 Bab 29: Teror yang Tak Pernah Usai
30 Bab 30: Akhir dari Teror
31 Bab 31: Teror Kembali
32 Bab 32: Ritual Terakhir
33 Bab 33: Ketukan di Tengah Malam
34 Bab 34: Keputusan Gila
35 Bab 35: Teror yang Tak Terbendung
36 Bab 36: Cindy yang Nggak Takut Apa-apa
37 Bab 37: Ketakutan yang Nyata
38 Bab 38: Teror di Kantor Pak Anton
39 Bab 39: Perjalanan ke Desa Misterius
40 Bab 40: Kembali ke Awal
41 Bab 41: Kebenaran yang Terungkap
42 Bab 42: Petunjuk dari Nenek Sumi
43 Bab 43: Kembali ke Kota
44 Bab 44: Pertemuan dengan Nenek Sumi
45 Bab 45: Ritual Terakhir
46 Bab 46: Pertemuan Lama
47 Bab 47: Kepergian Dewi
48 Bab 48: Jejak Kegelapan
49 Bab 49: Teror dari Kegelapan
50 Bab 50: Bayangan Kematian
51 Bab 51: Jejak Teror yang Tertinggal
52 Bab 52: Pertanda dari Kegelapan
53 Bab 53: Pintu Terakhir
54 Bab 54: Jalan Buntu
55 Bab 55: Kembali ke Kosan
56 Bab 56: Malam Terakhir
57 Bab 57: Sosok di Layar
58 Bab 58: Raja Siluman Ular
59 Bab 59: Kekuatan Api dan Es
60 Bab 60: Waktu Terbatas
61 Bab 61: Misi Terakhir
62 Bab 62: Panggilan Penyelamat
63 Bab 63: Pertarungan yang Mendekat
64 Bab 64: Tarian Pemanggil Arwah
65 Bab 65: Ketenangan yang Singkat
66 Bab 66: Bayangan Mengintai
67 Bab 67: Janji di Balik Kegelapan
68 Bab 68: Kepergian Sang Siluman Ular
69 Bab 69: “1.000 Aura Boss Kuuhhh”
70 Bab 70: Pertarungan Terakhir
71 Bab 71: Titik Balik
72 Bab 72 : Kebangkitan Yang Tak Terduga
73 Bab 73: Tawa di Tengah Teror
74 Bab 74: Takdir di Balik Teror
75 Bab 75: Kerinduan Akan Sang Penolong
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Bab 1: Panggilan yang Tak Terduga
2
Bab 2: Suara-Suara yang Tak Terlihat
3
Bab 3: Antara Nyata dan Gaib
4
Bab 4: Langkah Menuju Kebenaran
5
Bab 5: Teror di Tempat Kerja
6
Bab 6: Jejak yang Tertinggal
7
Bab 7: Jejak yang Tertinggal (Bagian 2)
8
Bab 8: Jejak Arwah
9
Bab 9: Bayangan di Balik Kegelapan (Bagian 1)
10
Bab 10: Bayangan di Balik Kegelapan (Bagian 2)
11
Bab 11: Bayangan di Balik Kegelapan (Bagian 3)
12
Bab 12: Teror Tanpa Henti
13
Bab 13: Hantu Sok Imut di Kamar Kosan
14
Bab 14: Hantu Bucin
15
Bab 15: Drama Kosan Makin Gila
16
Bab 16: Petualangan Gaib di Gedung Lama
17
Bab 17: Mewing Skibidi di Gedung Tua
18
Bab 18: Pintu Terakhir
19
Bab 19: Balik ke Kos, Tapi Nggak Tenang
20
Bab 20: Selalu Mengawasi
21
Bab 21: Kejar-Kejaran di Batas Nyata
22
Bab 22: Menyusuri Jejak Bayangan
23
Bab 23: Rina di Ujung Teror
24
Bab 24: Tabrakan di Tengah Teror
25
Bab 25: Teror di Kantor
26
Bab 26: Jejak yang Terlupakan
27
Bab 27: Perjanjian Terakhir
28
Bab 28: Bayangan yang Kembali
29
Bab 29: Teror yang Tak Pernah Usai
30
Bab 30: Akhir dari Teror
31
Bab 31: Teror Kembali
32
Bab 32: Ritual Terakhir
33
Bab 33: Ketukan di Tengah Malam
34
Bab 34: Keputusan Gila
35
Bab 35: Teror yang Tak Terbendung
36
Bab 36: Cindy yang Nggak Takut Apa-apa
37
Bab 37: Ketakutan yang Nyata
38
Bab 38: Teror di Kantor Pak Anton
39
Bab 39: Perjalanan ke Desa Misterius
40
Bab 40: Kembali ke Awal
41
Bab 41: Kebenaran yang Terungkap
42
Bab 42: Petunjuk dari Nenek Sumi
43
Bab 43: Kembali ke Kota
44
Bab 44: Pertemuan dengan Nenek Sumi
45
Bab 45: Ritual Terakhir
46
Bab 46: Pertemuan Lama
47
Bab 47: Kepergian Dewi
48
Bab 48: Jejak Kegelapan
49
Bab 49: Teror dari Kegelapan
50
Bab 50: Bayangan Kematian
51
Bab 51: Jejak Teror yang Tertinggal
52
Bab 52: Pertanda dari Kegelapan
53
Bab 53: Pintu Terakhir
54
Bab 54: Jalan Buntu
55
Bab 55: Kembali ke Kosan
56
Bab 56: Malam Terakhir
57
Bab 57: Sosok di Layar
58
Bab 58: Raja Siluman Ular
59
Bab 59: Kekuatan Api dan Es
60
Bab 60: Waktu Terbatas
61
Bab 61: Misi Terakhir
62
Bab 62: Panggilan Penyelamat
63
Bab 63: Pertarungan yang Mendekat
64
Bab 64: Tarian Pemanggil Arwah
65
Bab 65: Ketenangan yang Singkat
66
Bab 66: Bayangan Mengintai
67
Bab 67: Janji di Balik Kegelapan
68
Bab 68: Kepergian Sang Siluman Ular
69
Bab 69: “1.000 Aura Boss Kuuhhh”
70
Bab 70: Pertarungan Terakhir
71
Bab 71: Titik Balik
72
Bab 72 : Kebangkitan Yang Tak Terduga
73
Bab 73: Tawa di Tengah Teror
74
Bab 74: Takdir di Balik Teror
75
Bab 75: Kerinduan Akan Sang Penolong

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!