Bab 18: Pintu Terakhir

Setelah semua hal aneh yang mereka alami, Lila dan Rina berdiri di depan pintu besar yang tiba-tiba terbuka di ujung lorong. Suasana di sekeliling mereka terasa makin berat, tapi kali ini, nggak ada suara-suara aneh, nggak ada bayangan yang menyeramkan, nggak ada sosok hantu yang mengganggu. Hanya ada rasa tegang yang terus menghantui.

“Gue beneran nggak yakin sama ini, Lil. Serius deh,” bisik Rina sambil melirik Lila.

Lila menghela napas panjang. “Gue juga nggak yakin, tapi kita udah terlalu jauh. Kita harus tau apa yang sebenarnya ada di sini.”

Mereka berdua saling pandang, lalu tanpa berkata-kata lagi, Lila maju duluan, membuka pintu besar itu lebih lebar. Ruangan di balik pintu itu ternyata sangat berbeda dari apa yang mereka bayangkan. Dinding-dindingnya putih bersih, berkilau, dan sama sekali nggak berdebu. Lantai juga terlihat seperti baru dipoles, memantulkan cahaya remang yang berasal dari lampu-lampu kecil di langit-langit.

“Ini... aneh. Kayak bukan bagian dari gedung tua ini,” gumam Rina, bingung. “Tadi tempat ini berantakan, sekarang tiba-tiba bersih.”

“Gue juga heran. Tapi mungkin ini yang selama ini kita cari,” jawab Lila sambil melangkah masuk ke dalam.

Rina mengikuti dari belakang, langkah mereka berdua terasa sangat berat, seolah-olah ada sesuatu yang menahan mereka. Suara langkah kaki mereka bergema di ruangan kosong itu, tapi tetap saja, nggak ada tanda-tanda bahaya. Hanya sunyi.

Di tengah ruangan, ada sebuah meja kayu besar yang dikelilingi oleh kursi-kursi kosong. Di atas meja itu, ada sebuah buku tebal berwarna hitam, terlihat sangat tua, dengan sampul yang lusuh. Lila mendekat ke meja itu, matanya terpaku pada buku hitam tersebut.

“Ini kayak... buku catatan atau semacamnya?” tanya Rina sambil mengerutkan alis.

Lila mengulurkan tangannya untuk mengambil buku itu. “Mungkin ini jawabannya.”

Begitu Lila membuka buku itu, halaman-halamannya dipenuhi dengan tulisan tangan yang aneh. Tulisannya kecil-kecil, rapat, dan menggunakan bahasa yang Lila maupun Rina nggak kenal. Ada gambar-gambar simbol misterius di setiap halaman, seolah-olah buku itu menyimpan rahasia besar yang belum terungkap.

“Gue nggak ngerti sama sekali ini tulisan apa,” kata Lila sambil terus membuka halaman-halamannya.

Rina melongok ke arah buku itu. “Gue juga nggak paham, tapi kayaknya ini nggak biasa. Lu yakin kita nggak salah pegang sesuatu?”

“Tunggu dulu,” kata Lila. Dia terus membalik halaman demi halaman, sampai akhirnya dia menemukan sebuah gambar yang menarik perhatiannya. Sebuah gambar lingkaran besar dengan simbol-simbol di sekelilingnya, mirip seperti simbol-simbol yang mereka lihat di beberapa tempat di gedung ini.

“Ini... ini kayak petunjuk,” gumam Lila pelan.

“Petunjuk apaan lagi, Lil? Gue nggak ngerti,” tanya Rina, makin bingung.

Lila berhenti membuka halaman buku itu dan menatap Rina dengan serius. “Gue rasa ini ritual. Kayak semacam cara buat ngebuka sesuatu, atau mungkin, buat ngeluarin sesuatu.”

“Gue nggak suka arah pembicaraan ini,” kata Rina sambil mundur selangkah.

“Gue juga nggak suka, tapi kita nggak bisa mundur sekarang. Mungkin ini yang selama ini kita cari, Rin. Mungkin ini yang bikin tempat ini jadi penuh dengan hal-hal aneh.”

Rina terdiam, nggak bisa berkata apa-apa. Dia tahu Lila benar, tapi rasa takutnya nggak bisa diabaikan begitu saja. Mereka udah ngalamin banyak kejadian yang nggak bisa dijelaskan dengan akal sehat, dan sekarang mereka berdiri di depan sesuatu yang mungkin jauh lebih besar dari yang bisa mereka bayangkan.

“Kita nggak harus ngelakuin ini, Lil. Kita bisa aja keluar sekarang, lupain semuanya, dan balik ke kehidupan normal,” kata Rina akhirnya.

Lila menghela napas panjang lagi. “Gue pengen banget balik ke hidup normal, Rin. Tapi setiap kali gue mencoba, selalu ada sesuatu yang narik gue kembali ke sini. Mungkin ini takdir gue. Mungkin ini jawabannya.”

Rina menatap Lila dengan ragu, tapi akhirnya dia mengangguk pelan. “Oke. Tapi kalau ada yang salah, kita langsung cabut, oke?”

“Deal,” jawab Lila sambil tersenyum tipis.

Mereka berdua mulai mencoba memahami simbol-simbol di dalam buku itu. Lila terus membaca dan mencoba menerjemahkan setiap simbol yang bisa dia pahami, sementara Rina menyalakan senter dari ponselnya untuk menerangi lebih banyak halaman. Beberapa jam berlalu, dan mereka akhirnya mulai memahami maksud dari ritual yang tertulis di dalam buku itu.

“Jadi, kita harus bikin lingkaran dengan simbol-simbol ini, dan ada mantra yang harus dibaca,” jelas Lila, suaranya penuh keyakinan.

Rina melirik ke arah lingkaran yang tergambar di halaman buku. “Gue nggak suka ini, tapi kalau itu cara buat beresin semua hal aneh di sini, yaudah. Kita coba.”

Mereka berdua segera mulai mempersiapkan segala sesuatunya. Lila menggambar simbol-simbol itu di lantai menggunakan kapur yang ada di ruangan sebelah, sementara Rina memastikan semuanya berjalan dengan lancar. Meski mereka takut, keduanya tahu mereka harus menyelesaikan ini.

“Semua sudah siap?” tanya Rina sambil memperhatikan lingkaran yang sudah tergambar di lantai.

Lila mengangguk. “Kayaknya sih udah.”

Dengan hati-hati, mereka berdua berdiri di dalam lingkaran dan mulai membaca mantra yang tertulis di buku itu. Suara mereka bergetar, tapi mereka tetap melafalkan setiap kata dengan jelas. Saat mereka membaca, udara di sekitar mereka perlahan berubah. Ruangan yang tadinya sunyi mulai terasa semakin dingin, dan tiba-tiba, angin dingin berhembus dari segala arah.

Rina mulai gemetar. “Lil, ini nggak bagus.”

“Terus baca, Rin. Kita harus selesaiin ini,” jawab Lila dengan tegas.

Angin semakin kencang, dan suara aneh mulai terdengar di sekitar mereka. Suara gemuruh, bisikan, dan suara-suara lain yang nggak bisa dijelaskan. Tiba-tiba, lantai di bawah mereka bergetar, dan cahaya aneh keluar dari simbol-simbol yang tergambar di lantai.

Lila dan Rina semakin panik, tapi mereka tetap membaca mantra itu sampai selesai. Dan begitu kata terakhir terucap, angin berhenti, cahaya hilang, dan ruangan kembali sunyi.

“Kita... kita berhasil?” tanya Rina dengan napas tersengal.

Lila mengangguk pelan, masih berusaha mengendalikan dirinya. “Kayaknya kita berhasil.”

Tapi sebelum mereka bisa merayakan, suara pintu besar di belakang mereka tiba-tiba tertutup dengan keras. Mereka langsung berbalik, dan di sana, di tengah ruangan, muncul sosok yang nggak pernah mereka duga. Sesuatu yang lebih menyeramkan daripada apa pun yang pernah mereka lihat di gedung ini.

Dan mereka tahu, permainan baru saja dimulai.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hari ini guys aku posting novel perbab nya besar besaran yah guys

selamat membaca!!!

Episodes
1 Bab 1: Panggilan yang Tak Terduga
2 Bab 2: Suara-Suara yang Tak Terlihat
3 Bab 3: Antara Nyata dan Gaib
4 Bab 4: Langkah Menuju Kebenaran
5 Bab 5: Teror di Tempat Kerja
6 Bab 6: Jejak yang Tertinggal
7 Bab 7: Jejak yang Tertinggal (Bagian 2)
8 Bab 8: Jejak Arwah
9 Bab 9: Bayangan di Balik Kegelapan (Bagian 1)
10 Bab 10: Bayangan di Balik Kegelapan (Bagian 2)
11 Bab 11: Bayangan di Balik Kegelapan (Bagian 3)
12 Bab 12: Teror Tanpa Henti
13 Bab 13: Hantu Sok Imut di Kamar Kosan
14 Bab 14: Hantu Bucin
15 Bab 15: Drama Kosan Makin Gila
16 Bab 16: Petualangan Gaib di Gedung Lama
17 Bab 17: Mewing Skibidi di Gedung Tua
18 Bab 18: Pintu Terakhir
19 Bab 19: Balik ke Kos, Tapi Nggak Tenang
20 Bab 20: Selalu Mengawasi
21 Bab 21: Kejar-Kejaran di Batas Nyata
22 Bab 22: Menyusuri Jejak Bayangan
23 Bab 23: Rina di Ujung Teror
24 Bab 24: Tabrakan di Tengah Teror
25 Bab 25: Teror di Kantor
26 Bab 26: Jejak yang Terlupakan
27 Bab 27: Perjanjian Terakhir
28 Bab 28: Bayangan yang Kembali
29 Bab 29: Teror yang Tak Pernah Usai
30 Bab 30: Akhir dari Teror
31 Bab 31: Teror Kembali
32 Bab 32: Ritual Terakhir
33 Bab 33: Ketukan di Tengah Malam
34 Bab 34: Keputusan Gila
35 Bab 35: Teror yang Tak Terbendung
36 Bab 36: Cindy yang Nggak Takut Apa-apa
37 Bab 37: Ketakutan yang Nyata
38 Bab 38: Teror di Kantor Pak Anton
39 Bab 39: Perjalanan ke Desa Misterius
40 Bab 40: Kembali ke Awal
41 Bab 41: Kebenaran yang Terungkap
42 Bab 42: Petunjuk dari Nenek Sumi
43 Bab 43: Kembali ke Kota
44 Bab 44: Pertemuan dengan Nenek Sumi
45 Bab 45: Ritual Terakhir
46 Bab 46: Pertemuan Lama
47 Bab 47: Kepergian Dewi
48 Bab 48: Jejak Kegelapan
49 Bab 49: Teror dari Kegelapan
50 Bab 50: Bayangan Kematian
51 Bab 51: Jejak Teror yang Tertinggal
52 Bab 52: Pertanda dari Kegelapan
53 Bab 53: Pintu Terakhir
54 Bab 54: Jalan Buntu
55 Bab 55: Kembali ke Kosan
56 Bab 56: Malam Terakhir
57 Bab 57: Sosok di Layar
58 Bab 58: Raja Siluman Ular
59 Bab 59: Kekuatan Api dan Es
60 Bab 60: Waktu Terbatas
61 Bab 61: Misi Terakhir
62 Bab 62: Panggilan Penyelamat
63 Bab 63: Pertarungan yang Mendekat
64 Bab 64: Tarian Pemanggil Arwah
65 Bab 65: Ketenangan yang Singkat
66 Bab 66: Bayangan Mengintai
67 Bab 67: Janji di Balik Kegelapan
68 Bab 68: Kepergian Sang Siluman Ular
69 Bab 69: “1.000 Aura Boss Kuuhhh”
70 Bab 70: Pertarungan Terakhir
71 Bab 71: Titik Balik
72 Bab 72 : Kebangkitan Yang Tak Terduga
73 Bab 73: Tawa di Tengah Teror
74 Bab 74: Takdir di Balik Teror
75 Bab 75: Kerinduan Akan Sang Penolong
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Bab 1: Panggilan yang Tak Terduga
2
Bab 2: Suara-Suara yang Tak Terlihat
3
Bab 3: Antara Nyata dan Gaib
4
Bab 4: Langkah Menuju Kebenaran
5
Bab 5: Teror di Tempat Kerja
6
Bab 6: Jejak yang Tertinggal
7
Bab 7: Jejak yang Tertinggal (Bagian 2)
8
Bab 8: Jejak Arwah
9
Bab 9: Bayangan di Balik Kegelapan (Bagian 1)
10
Bab 10: Bayangan di Balik Kegelapan (Bagian 2)
11
Bab 11: Bayangan di Balik Kegelapan (Bagian 3)
12
Bab 12: Teror Tanpa Henti
13
Bab 13: Hantu Sok Imut di Kamar Kosan
14
Bab 14: Hantu Bucin
15
Bab 15: Drama Kosan Makin Gila
16
Bab 16: Petualangan Gaib di Gedung Lama
17
Bab 17: Mewing Skibidi di Gedung Tua
18
Bab 18: Pintu Terakhir
19
Bab 19: Balik ke Kos, Tapi Nggak Tenang
20
Bab 20: Selalu Mengawasi
21
Bab 21: Kejar-Kejaran di Batas Nyata
22
Bab 22: Menyusuri Jejak Bayangan
23
Bab 23: Rina di Ujung Teror
24
Bab 24: Tabrakan di Tengah Teror
25
Bab 25: Teror di Kantor
26
Bab 26: Jejak yang Terlupakan
27
Bab 27: Perjanjian Terakhir
28
Bab 28: Bayangan yang Kembali
29
Bab 29: Teror yang Tak Pernah Usai
30
Bab 30: Akhir dari Teror
31
Bab 31: Teror Kembali
32
Bab 32: Ritual Terakhir
33
Bab 33: Ketukan di Tengah Malam
34
Bab 34: Keputusan Gila
35
Bab 35: Teror yang Tak Terbendung
36
Bab 36: Cindy yang Nggak Takut Apa-apa
37
Bab 37: Ketakutan yang Nyata
38
Bab 38: Teror di Kantor Pak Anton
39
Bab 39: Perjalanan ke Desa Misterius
40
Bab 40: Kembali ke Awal
41
Bab 41: Kebenaran yang Terungkap
42
Bab 42: Petunjuk dari Nenek Sumi
43
Bab 43: Kembali ke Kota
44
Bab 44: Pertemuan dengan Nenek Sumi
45
Bab 45: Ritual Terakhir
46
Bab 46: Pertemuan Lama
47
Bab 47: Kepergian Dewi
48
Bab 48: Jejak Kegelapan
49
Bab 49: Teror dari Kegelapan
50
Bab 50: Bayangan Kematian
51
Bab 51: Jejak Teror yang Tertinggal
52
Bab 52: Pertanda dari Kegelapan
53
Bab 53: Pintu Terakhir
54
Bab 54: Jalan Buntu
55
Bab 55: Kembali ke Kosan
56
Bab 56: Malam Terakhir
57
Bab 57: Sosok di Layar
58
Bab 58: Raja Siluman Ular
59
Bab 59: Kekuatan Api dan Es
60
Bab 60: Waktu Terbatas
61
Bab 61: Misi Terakhir
62
Bab 62: Panggilan Penyelamat
63
Bab 63: Pertarungan yang Mendekat
64
Bab 64: Tarian Pemanggil Arwah
65
Bab 65: Ketenangan yang Singkat
66
Bab 66: Bayangan Mengintai
67
Bab 67: Janji di Balik Kegelapan
68
Bab 68: Kepergian Sang Siluman Ular
69
Bab 69: “1.000 Aura Boss Kuuhhh”
70
Bab 70: Pertarungan Terakhir
71
Bab 71: Titik Balik
72
Bab 72 : Kebangkitan Yang Tak Terduga
73
Bab 73: Tawa di Tengah Teror
74
Bab 74: Takdir di Balik Teror
75
Bab 75: Kerinduan Akan Sang Penolong

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!