Chapter 20

MC di atas panggung sangat terampil membawa acara. Ternyata hari ini adalah perayaan ke lima tahun berdirinya kafe, dan katanya mereka mengundang salah satu penyanyi terkenal.

"Lo mungkin mau nyumbang lagu," ucap Jeri pada Ryuna.

"Nggak, gue capek."

"Lo nggak ngapa-ngapain aja udah capek," kata Jeri.

"Nah, sebelum ke guest star, ada yang mau nyumbang lagu nggak nih?"

Jeri mengangkat tangan.

"Lah Jer, lo kan udah tampil," kata salah satu teman Jeri.

"Katanya dia mau nyanyi." Jeri menunjuk ke arah Ryuna.

Sontak Ryuna jadi kaget dan menabok pelan lengan lelaki itu.

"Apa-apaan sih Jer? Gue nggak bilang apa-apa."

"Sana Ryu! Jangan malu-malu," ucap Raifal menyemangati, Ryuna malah langsung mendelik ke arah lelaki itu.

Sekarang atensi kebanyakan pengunjung mengarah ke arah mereka. Ryuna mengumpat dalam hati.

"Iya? Siapa yang disana? Ayo naik ke panggung, yang lainnya, mari kita beri tepuk tangan dulu."

"Sana, itu perintah." Jeri menggedik kecil agar Ryuna segera ke panggung.

Sambil menggertakan gigi, Ryuna berdiri. Ia memelototi Jeri dan mencubit lengannya sebelum melangkah pergi. Sementara Jeri mengaduh, lalu terkekeh karena berhasil mengerjai gadis itu.

Saat ini Ryuna cukup kesal, tapi tetap tersenyum tipis di depan pengunjung lain.

"Wah kita kedatangan teteh cantik. Siapa namanya?"

Jeri tertawa puas dalam hati melihat Ryuna tampak gugup.

"Sumpah dah Jer, kasihan dia baru datang," ucap Azki.

"Cuma nyanyi doang, nggak masalah lagian dia bisa nyanyi," kata Jeri.

Kemudian, lelaki itu meminum minuman pesanannya yang tersisa setengah.

"Kayaknya si Jeri emang sengaja," ucap temannya yang lain.

"Nikmati pertunjukannya," ucap Jeri.

"Bener-bener ni anak."

Kali ini, MC bertanya lagu apa yang akan Ryuna nyanyikan.

Jeri hanya memperhatikan gadis itu. Ia terlihat tak nyaman di atas panggung, namun berusaha menutupinya.

Kali ini, Ryuna sudah dipersilakan untuk bernyanyi. Gadis itu bersiap, ia duduk di salah satu kursi dan memegang mic. Orang-orang di belakangnya memainkan musik.

Pengunjung masih cukup berisik, namun ketika Ryuna mulai menyanyikan lirik demi lirik, semuanya menatap gadis itu.

Ketika bernyanyi, Ryuna tak menatap ke arah pengunjung. Ia kebanyakan menatap ke bawah atau memejamkan mata.

"Gue kayaknya terpesona," ucap Raifal.

"Lo mah sama siapa aja terpesona," seloroh Jeri.

"Sama mbak penjual jasjus juga," tambah Azki.

Ryuna kali ini mengedarkan pandangan ke arah pengunjung. Sampai ia menatap Jeri. Para pengunjung tanpa disangka ikut bernyanyi. Satu orang, dua orang, dan yang lain memvideokan.

"Suaranya enak," ucap Azki.

"Dia juga bisa nari," ucap Jeri.

"Apa Jer?" tanya Raifal yang tak begitu mendengar ucapan Jeri karena suaranya agak terendam oleh pengunjung yang ikut bernyanyi.

"Nggak."

Ryuna mengarahkan mic ke arah pengunjung agar mereka bernyanyi lebih keras. Namun sebenarnya, ia sedang menyembunyikan suaranya yang nyaris bergetar karena merasa sedih, mengingat ia di kafe dan mungkin orangtuanya sedang bertengkar.

Kenapa sekarang? Ini bukan waktu yang tepat untuk menangis. Pikir Ryuna.

Sisa lagu dinyanyikan berbarengan oleh pengunjung kafe.

Di tempatnya duduk, Jeri hanya memperhatikan.

Setelah selesai dan dipersilakan kembali ke tempat. Ryuna segera menuju ke tempat duduk. Setelah di sana, ia mengambil tas.

"Wihh lo ada bakat jadi vokalis."

"Keren, Ryu."

"Jer, gue mau pulang," ucap gadis itu menghiraukan yang lain.

Jeri yang menatapnya jadi menghela napas. Lelaki itu berdiri. "Ayo."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!