...***...
Entah kenapa Ryuna malah kepikiran untuk menghindari Jeri. Ia tahu itu bukan pilihan yang bijak mengingat Jeri memegang videonya dan bisa saja menyebarkannya secara tiba-tiba. Tapi setelah pembicaraan Nadia dan Rea, gadis itu merasa tindakannya saat ini adalah yang paling tepat.
Ryuna tak begitu peduli atas isu kedekatannya dengan Jeri. Tapi ternyata, bukan isu itu yang perlu ia khawatirkan, beberapa anak kelasnya dan anak kelas lelaki itu terlampau kurang akur. Jika saja kejadian saat Porak itu tidak ada, atau mungkin jika saja ia tak menari di lapangan, ini tidak akan terjadi. Bahkan kalau Jeri tidak ada, mungkin lebih baik!
Napas Ryuna agak ngos-ngosan ketika ia sampai di kelas. Gadis itu baru saja dari toilet yang lebih jauh karena ketika akan ke toilet yang biasanya, di jalan ia hampir berpapasan dengan Jeri. Ryuna yang ingin menghindar langsung putar balik dan melangkah cepat. Kali ini ia juga tak pergi ke kantin karena mungkin saja Jeri akan ada di sana.
Gadis itu memutuskan nitip makanan pada temannya. Ryuna mengecek smartphone dan melihat satu pesan dari Jeri.
Anak Setan
Lo nggak ke kantin?
Gue lapar. Beliin makanan terus bawa ke rooftop sekolah kawasan IPS
Gpl alias gak pake lama
Ryuna menghembuskan napas lelah. Ia mengetikan balasan pesan untuk lelaki itu.
^^^Nggak bisa. Hari ini jangan minta gue lakuin apapun dulu^^^
Setelah pesan terkirim, Ryuna segera mematikan data. Ia memandang sekitar, ada beberapa anak di kelas, entah itu yang terlihat bermain game, menonton, atau makan bekal dari rumah, yang lain kebanyakan keluar.
Meski memang tak semua, tapi beberapa teman kelas Ryuna tak menyukai anak-anak kelas Jeri. Mereka cukup sensitif, Ryuna tadi juga hanya pura-pura tak menyadari ketika teman sekelasnya yang begitu tak menyukai teman-teman Jeri menatapnya sinis.
Ia berusaha mengacuhkan itu dan bodo amat, tapi tetap saja kepikiran. Ryuna agak tersentak ketika melihat panggilan dari Jeri.
Astaga, haruskan ia memblokir nomornya? Ryuna pada akhirnya tetap mengangkat panggilan itu.
"Kenapa?" Jeri langsung bertanya ketika Ryuna baru saja mengangkat telepon.
"Kenapa apanya?" Ryuna balas bertanya dengan kening mengernyit. Namun suaranya agak berbisik.
"Lo bilang jangan minta lo ngelakuin apapun hari ini, kenapa?"
"Jangan aja, plis." Suara Ryuna tambah mencicit.
"Selama alasan lo nggak jelas gue nggak peduli."
Jeri memang sulit diajak kerja sama! Lain kali Ryuna pasti akan membalasnya, lihat saja!
"Ingat. Video lo masih belum gue hapus, jadi cek pesan WA dari gue sekarang juga," kata Jeri seolah memperingatkan.
"Iya."
Setelah itu, Ryuna langsung menutup teleponnya. Ini kedua kalinya ia memutuskan telepon dari Jeri secara sepihak. Soalnya lelaki itu menyebalkan. Kini Ryuna menghidupkan data dan ia bisa melihat salah satu pesan yang dikirim oleh Jeri. Gadis itu mengkliknya.
Anak setan
Kenapa?
Bales bego
Entar istirahat kedua ke kelas gue.
Ryuna agak tersinggung melihat chat itu. Ia pikir Jeri tak bisa mengerti dan mungkin seharusnya Ryuna menggunakan bahasa asing untuk berkomunikasi dengannya.
Ngerti?
Pesan dari Jeri datang lagi. Ryuna hanya mendecak, ia tak membalas pesan itu dan sekadar membacanya. Ryuna kembali mematikan data dan mengaktifkan mode pesawat hingga tidak akan ada yang bisa menghubunginya lewat smartphone.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments