Ryuna tak begitu mengerti kenapa Luna mengatakan hal itu. Ia pikir Jimi sangat menyayangi Luna. Lelaki itu tahu bagaimana menempatkan siapa-siapa saja dalam hidupnya.
"Lun---"
Kali ini Luna berbalik ke arah Ryuna.
"Gue capek, Ryu. Gue cuma bocah ingusan yang mengharapkan kisah indah dari cinta kayak di dongeng. Padahal gue tahu, yang bakalan jadi putri cuma satu."
Kemudian, Luna melangkah. Gadis itu melewatinya begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata lagi. Sementara Ryuna diam di tempat.
Sejauh ini kah ia ada di antara hubungan Jimi dan Luna?
Di sisi lain, Jimi sudah kembali ke kelas ketika ia melihat Luna hendak pergi dari balkon. Jimi tak bisa mendengarkan percakapan mereka karena posisi yang cukup jauh. Sebab itu, ia jadi penasaran. Kenapa mereka pergi ke sana berdua dan apa yang Luna bicarakan pada Ryuna?
Tak lama, Ryuna terlihat kembali ke kelas dengan ekspresi rumit. Namun, gadis itu terlihat kurang baik-baik saja. Tatapan Jimi tak terputus sampai Ryuna duduk di depan.
"Ryu." Akhirnya Jimi memanggil gadis itu setelah beberapa saat diam menimbang-nimbang.
Orang yang ia panggil hanya setengah menoleh ke arahnya. Lelaki itu agak mencondongkan tubuh ke arah Ryuna.
"Banyak anak-anak kelas yang ngomongin lo sama si Jeri. Lo nggak papa kan? Ada urusan apa sama dia?"
Sepertinya itu kata terpanjang yang diucapkan Jimi setelah mereka memutuskan saling menjaga jarak.
"Iya Ryu, lo bikin penasaran anak orang aja. Katanya si Jeri tadi nyuruh adik tingkat nemuin lo. Ih sayang banget gue nggak ada di kelas." Rea yang berada di samping Ryuna tiba-tiba ikut nimbrung, kedua orang itu menatap ke arahnya secara bersamaan.
Semua orang sepertinya sangat suka ikut campur. Ia sedang tak ingin membahas apa pun.
"Urusan nggak penting sih." Ryuna menjawab dengan tak acuh.
Tentu saja ia berbohong. Gadis itu bahkan jadi babu dan harus berurusan lebih lama dengan Jeri.
"Ck, lo mah gitu. Lo anggap gue apa sih?" Rea memanyunkan bibirnya.
"Kalau ada apa-apa kasih tahu gue," ucap Jimi.
Ryuna tak menanggapi lelaki itu dan kembali menoleh ke depan.
"Tadi lo darimana?" tanpa Ryuna sangka, Jeri bertanya lagi.
"Dari luar."
"Ngapain?"
"Cari angin," jawab Ryuna asal.
Rea yang menyimak kedua orang itu menatap mereka aneh.
"Daripada urusan sama si Jeri. Kalian baikan deh, nggak baik berantem lama-lama," ucap Rea yang merasa saat ini interaksi Jimi dan Ryuna sangat terbatas, keduanya tak terlihat akrab bak sobat.
Jimi juga merasakannya. Ia kira jika saling menjaga jarak dengan Ryuna, Jimi tidak akan bertengkar dengan Luna dan Ryuna juga tidak akan jadi bahan pembicaraan orang-orang julid karena katanya berada di antara Luna dan Jimi.
Memang benar, itu berjalan sebagaimana yang ia inginkan. Namun kini ada rasa janggal dalam hatinya. Jauh dari Ryuna menjadi lebih dari apa yang ia rencanakan. Harus diakui, Jimi mulai merasa terganggu. Entah benar atau tidak. Tapi lelaki itu mulai merindukan interaksi dekat mereka dulu. Namun, Jimi tak tahu harus apa.
Ia punya pacar yang harus dijaga perasaannya, akan tetapi di sisi lain ..., ia merindukan bagian yang mulai hilang dari salah satu tempat dalam hidupnya.
Apakah Jimi salah?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments