Tiga Puluh motor sport milik anggota-anggota Helios berhenti disebuah Panti asuhan sederhana dengan halaman yang cukup luas. Sebuah Panti asuhan yang tidak cukup mewah namun terlihat begitu nyaman dan hangat bagi anak-anak Panti.
Luna turun dari motor Bumi dengan wajah kesal akan kejadian tadi.
Bugh
" Kurang ajar Lo ya ! Kalo gue jatoh gimana tadi Mau tanggung jawab," Tanya Luna memukul Pelan lengan Bumi
" Ya gak apa-apa asal jatuhnya jatuh cinta sama gue," sahut Bumi menaikan turunkan alisnya.
Luna semakin dibuat kesal karena tingkah Bumi yang begitu menyebalkan. Sepanjang Perjalanan tadi lelaki itu tidak henti-hentinya berceloteh tidak jelas.
" Udah jangan ngambek. Ayo masuk adek-adek gue Pasti udah nungguin di dalem," ujar Bumi seraya menarik Pergelangan tangan gadis itu memasuki Panti asuhan.
"ASSALAMUALAIKUM " ujar Semua anggota Helios yang berjumlah sekitar dua Puluh orangan secara bersamaan.
" Walaikumsalam. Eh ayo atuh masuk Kalian mau mampir kok gak bilang-bilang, " sahut Seorang wanita yang merupakan Pengurus Panti mempersilahkan mereka masuk.
Begitu memasuki Panti yang Pertama kali Luna lihat adalah sekumpulan anak-anak yang tengah bermain. Didalamnya terdapat banyak mainan dan rak buku. Suasana hangat dan menenangkan menyelimuti Panti itu, membuat Luna mengukir senyum tipis. Gadis itu sudah lama tidak Pernah merasakan kehangatan seperti ini.
" BANG BUMI "
Begitu melihat kehadiran Bumi dan teman-temannya, kelima anak yang tengah bermain tadi langsung berlari menghampiri Bumi dan berhambur ke memeluk lelaki itu bersamaan membuat Bumi mundur beberapa langkah saking kencangnya.
" Uwh Abang kangen banget sama kalian, " ujar Bumi memeluk kelima anak kecil itu seperti teletubbies.
" Kangen Abang " ujar anak-anak itu bersamaan.
Sama halnya dengan anggota lain, meski tidak banyak anak-anak yang langsung memeluk, namun mereka semua terlihat begitu akrab dengan anak-anak itu. Seperti Dirga yang kini sudah mengeluarkan semua mainan yang ia bawa untuk anak-anak itu.
" ini siapa " Tanya salah satu anak yang diketahui bernama Anya. Gadis kecil dengan rambut dikuncir dua itu menatap heran ke arah Luna.
" Coba kenalan dulu " ujar Bumi menyamai tingginya dengan anak-anak itu.
Luna pun tersenyum manis ke arah anak-anak itu. Ia ikut berjongkok disamping Bumi untuk menyamai tinggiya.
" Hai kenalin, nama aku Luna. Kalian boleh Panggil aku kakak Luna,"
" Hai kak Luna " sapa anak-anak itu Pada Luna.
" Kalo aku Panggilnya Kakak cantik aja boleh gak," Tanya anak yang bernama Reno.
" Haha, boleh dong masa enggak," sahut Luna di iringi kekehan dari bibirnya.
" Yeay kakak cantik " Seru anak-anak itu.
" Ayo Abang sama kakak cantik kita main disana yuk," ujar anak-anak itu bersamaan menarik tangan Bumi dan Luna
Anak-anak itu membawa Bumi dan Luna ke halaman belakang. Disana terdapat banyak Permainan, seperti ayunan, jungkat-jungkit dan lainya.
" Ayo bang kita main ayunan lagi kaya biasanya. Abang yang dorong aku yang naik, " ujar Anya menarik tangan Bumi.
" Hm, gini aja. Kamu sama Kakak cantik naik ayunan, nanti bang Bumi yang dorong ganti-gantian gimana,"
" Bumi Lo apaan sih ? Mau modus kan lo," Bisik Luna seraya mencubit tangan Bumi
" ini bukan modus, tapi Perjuangan secara Perlahan-lahan, " sahut Bumi berbisik agar Anya tidak mendengar Pembicaraan orang dewasa.
" Kalian berdua Pacaran ya ? Kok bisik-bisik gitu sih," Tanya Anya tiba-tiba membuat Luna membulatkan matanya terkejut. Entah lah siapa yang mengajarkan anak itu tentang Pacaran.
" E-nggak Kakak sama bang Bumi cuma temenan kok,"
" Anya, siapa yang kasi tau kamu Pacar-pacaran Abang gak Pernah Lo ngajarin gitu," Tanya Bumi menahan senyuman dibibirnya
" Kata bang Leo " sahut Anya dengan Polosnya sembari mengunyah Permen Leo benar-benar mengajarkan hal sesat Pada anak itu.
" Temen Lo bener-bener gila. Sama kaya Lo," ujar Luna sedikit berbisik.
" Lain kali jangan di dengerin yah. Yaudah Anya main sendiri aja ya, " ujar Bumi mencubit gemas Pipi Anya.
" Siap Abang "
Tiba-tiba ada Suara bayi menangis begitu sangat kencang mengalihkan atensi keduanya. Terlihat seorang Pengurus Panti yang kesusahan mengurus bayi yang terus saja menangis.
Merasa kasihan Bumi Pun mendekati Pengurus Panti itu.
" Bu boleh saya gendong bayinya," Tanya Bumi dengan sopan.
" Oh boleh kok, ini hati-hati ya, " sahut wanita Paruh baya itu sembari menyerahkan bayinya dengan hati hati agar tidak terjatuh.
" Makasih ya Bu. Uwh Lia kamu kenapa sih nak ? Jangan nangis ya, kamu udah digendong orang ganteng Lo ini jangan nangis lagi ya, " ujar Bumi seraya menimang nimang bayi Perempuan berusia delapan bulan itu.
" Yaudah saya tinggal kebelakang dulu ya, " Pamit wanita Paruh baya itu.
" Iya Bu. Cup cup cup Lia kamu jangan nangis ya, nanti kalo udah gede bang Bumi ajak ke dufan ya, nanti kita liat unta disana, "
Luna sedari tadi tak henti-hentinya terus memandangi aktivitas Bumi yang menggendong bayi itu dengan telaten. Bahkan sesekali lelaki itu terlihat tertawa bahagia saat berhasil membuat bayi itu berhenti menangis. Tanpa sadar sebuah senyum tipis terukir di bibir miliknya itu.
" Lo benar-benar menarik Perhatian gue Bumi," gumam Luna dalam hatinya.
" Kok bisa langsung diem gitu Pas digendong sama lo sih," ujar Luna menghampiri Bumi
" Dari umur tiga bulan dia udah di sini Gue udah sering kesini dan gendong dia, makanya langsung diem kalo sama gue. Mungkin dia kangen sama sosok ayah, " sahut Bumi sembari terus menimang bayi itu.
" Emang ayah sama ibunya kemana, " Tanya Luna sembari mengelus kepala bayi yang ada digendongan Bumi
" Ayah sama ibunya Lia udah meninggal karena kecelakaan. Untungnya Tuhan maha baik jadi Lia masih selamat dan sehat sampe sekarang,"
" Kasian banget kamu " ujar Luna menatap tidak tega kearah Lia yang mulai memejamkan matanya.
" Dia itu sama Persis kaya gue Nasib kita hampir sama, bedanya dia lebih menderita dibandingkan gue Makanya gue sayang banget sama dia, udah gue anggep kaya adik gue sendiri, " ujar Bumi dengan suara terdengar rendah.
Luna mengerutkan keningnya saat mendapat ucapan Bumi
" Maksudnya " ujar Luna belum Pahan
" Orang tua gue udah meninggal. Ayah meninggal karena kecelakaan saat gue umur tiga belas tahun dan dua tahun kemudian Bunda gue nyusul kepergian ayah. Sejak hari itu hidup gue berubah drastis Dari yang awalnya baik-baik aja, sampai saat ini. Gue kesepian, " ujar Bumi sembari merapikan rambut kecil milik Lia yang mulai tumbuh.
Luna membulatkan matanya terkejut saat mendengar Pengakuan dari Bumi Ia baru tahu bahwa hidup Bumi sesulit itu. Ternyata ada yang lebih menderita dibandingkan dirinya.
" Sorry Bumi gue gak bermaksud, " lirih Luna dengan rasa bersalah karena mengungkit hal ini.
" Hehehe. Gak apa-apa Gue yang minta maaf, jadinya curhat gini sama lo, " sahut Bumi terkekeh kecil. .
" Lo jangan Pernah kasian yah sama gue. Gue gak suka. Anggap aja omongan gue tadi itu gak Pernah Lo dengar dan Lo tau, " ujar Bumi tersenyum hangat kearah gadis itu.
" Kenapa gitu "
" Lo gak Perlu tau tentang Penderitaan gue, cukup tau betapa bahagianya gue bisa kenal dan dekat sama lo kaya gini, " ujar Bumi dengan suara terdengar begitu lembut dan tatapan hangatnya. Tidak lupa dengan senyuman manis miliknya.
" Gue bawa Lia ke kamar dulu ya. Lo gabung aja sama Mika," ujar Bumi berjalan meninggalkan Luna yang masih terpaku dengan Perkataan Bumi
Luna terpaku setelah mendengar ucapan Bumi Apakah lelaki itu serius dengan Perkataannya Terbesit sebuah rasa bersalah karena terus mengabaikan lelaki yang sepertinya begitu tulus mencintainya
" Dia Bukan Bumi kaya biasanya. Apa ini yang Mika maksud. kelebihan yang Bumi Punya buat gue tersentuh aja, " gumam Luna
" Lo bener-bener baik Bumi gue kagum sama kebaikan lo ini,"
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Anonymous
next thor
2024-09-03
0
Anonymous
next thor
2024-09-03
0
Anonymous
😭😭😭
2024-09-03
0