Saat ini jam menunjukkan Pukul sebelas malam Namun itu tidak menghalangi kebiasaan anggota Helios yang masih memenuhi basecamp. Hampir semua anggota malam ini ada di bangunan bersejarah bagi geng motor mereka. Terutama anggota inti yang masih asik bercanda ria sembari memakan dan menonton bola.
" Tendang ! Tendang ! Tendang "
" GOOL "
" ANJING ! KOK KALAH SIH INI SEMUA GARA-GARA LO,"
" Lah kok gue, tim Lo noh yang noob mainya. Nyalahinya kok gue, "
Keributan itu berasal dari Jio, Leo, dan Kevin yang tengah asik menonton bola di televisi. Bahkan Jio sengaja membawa galon untuk menambah kehebohan.
Karena kesal dengan keributan yang terjadi, Revan Pun langsung mematikan televisi itu menggunakan remote yang ada di tangannya.
" Pelanin suara kalian, gue mau telefonan sama Mika," ujar lelaki itu.
" Bucin Lo Van " Cibir Jio melirik kesal ke arah Revan yang asik dengan Ponselnya.
" Dari Pada Lo jomblo. Mana gamon lagi, kasian amat nasib Lo jio, " sahut Leo tertawa meledek.
" Haha kasian-kasian. Kaya gue dong udah Punya ayang nih senggol dong, " sambung Kevin seraya menunjukan Ponselnya yang menampilkan sebuah foto wanita di dalamnya.
" Gue salah apa sih sampe di bully mulu sama kalian Punya masalah apa Lo berdua sama gue," Tanya Jio dengan hidung kembang kempis menahan amarahnya.
" Ayah..... Bunda.... "
Suara lirihan seseorang mengalihkan atensi mereka bertujuh yang ada di dalam. Dengan bersamaan mereka menatap ke arah Bumi yang tertidur diatas sofa dengan tidak nyaman. Bumi lelaki itu mengigau ditengah tidurnya.
" Dia baik-baik aja kan," ujar Leo memperhatikan wajah Bumi yang Pucat dengan Penuh keringat.
" Keringetan " Ujar Revan mematikan Ponselnya dan menatap Bumi serius.
" Dia sakit dah kayanya keringatan Pucat gitu mukanya, " sambung Jio
" A-yah... Bunda..... "
Suara serak Bumi yang mengigau membuat mereka semua bingung sekaligus tak tega melihat wajah Bumi yang terlihat begitu Pucat. Bahkan ia sesekali bergumam tidak jelas membuat yang lain memandang satu sama lain.
" Apa kita bangunkan saja " Ujar Dirga yang terlihat khawatir
" Dia kangen sama ortunya Bangunin aja, dia gak tenang tidurnya, " ujar Antonio
" Oke biar gue aja Bumi, Bumi bangun, bangun Bumi." Jio berusaha membangunkan Bumi dengan menggoyangkan tubuh lelaki itu.
" Y-ahhh,..."
Melihat Bumi masih memejamkan matanya sembari terus bergumam tidak jelas membuat mereka semua memandang simpati. Pasti lelaki itu sangat merindukan kedua orang tuanya.
" Coba gue " Leo mengajukan dirinya.
" Bumi .... bangun Bumi ... Lo jangan bikin gue khawatir anjir! Lo kenapa? Bumi,"
" AYAH!!"
Bumi membuka matanya dengan nafas terengah engah saat mendengar suara dari teman-temannya. Dengan keringat yang membasahi wajahnya lelaki menatap sekelilingnya dengan tatapan tak bisa dijelaskan. Ia kembali memimpikan hal itu setelah sekian lama.
" Bumi Lo kenapa anjir sampe ngigo gitu " Ujar Kevin Panik.
Bumi tak menjawab, lelaki itu mengusap keringat di wajahnya menggunakan tisu yang ada dimeja. Lelaki itu menyisir rambut berantakanya menggunakan jemarinya.
" Biar saya ambilkan minum " ujar Dirga yang berjalan menuju dapur untuk mengambil minuman untuk Bumi
Mereka semua memandangi Bumi dengan tatapan Penuh tanya sekaligus tidak tega.
" Ck. Gue gak apa-apa, cuma mimpi biasa aja, " ujar Bumi sembari melepas jaket yang sedari tadi melekat di tubuhnya.
" Kita temenan dari smp. Lo kangen ortu Lo. Gue tau itu, " ujar Revan menyalakan sepuntung rokok di tangannya.
" Hehe. Sedikit, gak usah dipikirin, " sahut Bumi seraya menaikkan suhu AC yang ada disana.
" ini minum, biar tenang, " kedatangan Dirga dengan membawa segelas air Putih mengalihkan atensi Bumi.
Lelaki itu meneguk hingga habis air putih nya.
" Thanks "
" Gue khawatir anjir Gue kira lu itu kesurupan reog atau kenapa, taunya kangen sama ortu Lo, " ujar Kevin mengipasi wajah Bumi menggunakan buku yang ada di meja.
" Nih minum, gue gak mau Lo sakit, " Jio melemparkan kresek yang berisi obat untuk Bumi
" Nanti gak ada yang nemenin gue gangguin Pak Yanto lagi,"
Bumi menerimanya dengan senyuman tipis. Lelaki itu sangat senang karena masih ada orang-orang baik yang menyayanginya layaknya seorang saudara. Mungkin saat ini hanya anak Helios lah menjadi alasan dirinya bertahan dan satu lagi yang tidak boleh di lupakan. Luna gadisnya yang kini menjadi alasan untuk bertahan.
" Kunjungin orang tua Lo Bumi Mungkin dia juga kangen sama lo, " ujar Revan menatap iba ke arah Bumi
" Iya. Nanti gue kesana kok Udah lama juga gak kerumah mereka, " sahut Bumi tersenyum sendu.
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Salsabila
next thor
2024-09-03
0
Anonymous
Bumi🥲🥲🥲
2024-09-03
0
Anonymous
next
2024-09-03
0