Jam menunjukan Pukul tujuh lewat empat Puluh lima menit. Bel istirahat Pertama juga baru saja berbunyi membuat beberapa siswa-siswi berbondong-bondong keluar kelas menuju kantin. Namun lain hal nya dengan Luna yang masih berada didalam kelasnya, ia masih mencatat beberapa materi yang harus dikejar sebagai siswi Pindahan.
" Akhirnya selesai juga " ujar Luna yang baru saja menyelesaikan nulisnya.
Luna menatap heran kearah Mika yang hanya diam sembari menelungkup kan kepalanya diatas meja. Wajah gadis itu sejak tadi murung dan tidak bersemangat.
" Lo kenapa sih? Diem aja dari Tadi "
" Gak apa-apa Lo kalo mau ke kantin duluan aja entar gue nyusul, " sahut Mika sembari mengusap wajah gusar.
" Duluan gimana ? Gue ini murid baru gak kenal siapa siapa selain Lo. Apalagi sekarang Bella sama Jojo lagi eskul Cuma Lo doang Nanti kalo gue dibully gimana coba, "
" Gue gak Percaya elo dibully Palingan Lo langsung baku hantam sama orangnya, "
" Hehehe, tau aja Lo " ujar Luna terkekeh kecil
" Lo masih ada masalah sama Revan ? Kalo ada selesain gih, kalo diem-dieman gini kapan selesainya masalah kalian,"
" Lo tau kan gue sama dia sama-sama batu Gue gak yakin buat temuin dia, dan kali ini emang salah gue," sahut Mika terdengar Pasrah.
Luna mengangkat sebelah alisnya Pertanda ia tidak Paham dengan yang diucapkan oleh Mika.
" Gue gak bisa cerita "
" Lo gak mau cerita sama gue, gak mau selesain masalah Lo sama Revan Kalo gini terus gimana kelanjutannya,"
" Terus gimana kelanjutannya?"
" Masalah gak akan selesai kalo cuma didiemin doang. Disini Lo kan yang bermasalah, oke kalau Revan gak mau dengerin Lo. Tapi seenggaknya Lo udah usaha bukan. Please lah gue gak seneng liat temen gue diam kayak kanebo kering gini, ya walaupun Lo emang Pendiem sih, " ujar Luna Panjang lebar.
" Sejak kapan Lo Paham ginian. Sejak ada Bumi," Goda Mika
" Gak ! Bumi itu sama sekali gak berpengaruh sama hidup gue. Dia gak ngerubah gue, jadi jangan Pernah sebut nama dia lagi,"
Mika hanya tersenyum simpul mendengarnya
" Bacot Lo gak guna. Ikut gue, " ujar Mika seraya menarik tangan Luna
" Eh mau kemana " Ujar Luna membuat Mika menghentikan langkahnya.
" Temenin selesain masalah gue sama Revan," sahut Mika sebelum akhirnya menarik Luna lagi untuk ikut dengannya.
......................
" REVAN SEMANGAT MAIN BASKETNYA "
" AYO BUMI SEMANGAT MAINYA "
" LEO SINI AKU USAP KERINGETNYA "
" OMG BUMI BERDAMAGE ANJIR MAKIN GANTENG AJA "
" BUMI I MISS YOU "
" BUMI IKAN HIU MAKAN UBI I I LOVE YOU BERTUBI-TUBI,"
Dengan keringat yang membanjiri wajahnya, serta rambut acak-acakan Bumi terus mendribel bola menuju ring lawan. Ia menghiraukan beberapa teriakan teriakan dari fans-fans nya yang terus memuji-mujinya, melontarkan beberapa kalimat menggoda.
" Lama anjir Gas lah!"
Dari jarak yang cukup jauh Bumi langsung melakukan Pasing kearah Revan yang berada dekat dengan ring basket. Dengan sigap Revan Pun langsung menerima nya dan memasukan kedalam ring dengan mudah. Bunyi Peluit menang pun ditiup oleh guru olahraga membuat suasana lapangan semakin ricuh.
Bumi berjalan menuju Pinggir lapangan diikuti oleh temannya.
" Main Lo makin bagus aja Bumi " Puji Leo setelah melihat aksi Bumi tadi.
" Lo juga bukan gue doang " sahut Bumi
" Tapi lo kalau capek istirahat aja gak usah dipaksa" ujar Jio
" Ck. Lo Pikir gue selemah itu," Ujar Bumi terkekeh hambar.
" Bukan gitu Pea ! Lo lupa semalem Lo itu hampir sekarat, " ujar Jio menampol Pipi Bumi Pelan.
" Kan Hampir "
" Terserah lo deh Bumi "
" Yaudah Lo sama Revan sini aja. Gue mau by one sama Jio, " ujar Leo sembari menarik baju Jio menuju tengah lapangan.
" Tebar Pesona saja terus sampai ajal menjemput kalian," cibir Dirga yang Paham betul maksud Leo mengajak Jio by one, apalagi kalau bukan menarik Perhatian Para kaum hawa
Bahkan kini Leo dan Jio sudah membuka baju olahraga dan memperlihatkan Perut kotak-kotak keduanya.
Bumi menatap Revan yang sedari tadi diam dengan wajah tidak bersahabat.
" Masalah Lo belum selesai sama Mika," Tanya Bumi yang Paham akan kondisi Revan.
" Belum Dia susah gue mengerti,"
" Mika itu cerminan dari Lo. Lo juga sama, gak ada bisa ngertiin Lo. Kalian berdua itu sama-sama aneh dan susah di mengerti,"
" Tapi kalau Lo emang niat untuk memperbaiki semuanya. Lo harus coba memahami dia Perbaiki dengan baik-baik jangan Pake emosi apalagi sampe dia muncul. Inget Mika itu Perempuan bukan samsak yang bisa Lo jadiin Pelampiasan," ujar Bumi merangkul Pundak Revan.
" Bakal gue coba " sahut Revan tersenyum tipis kearah Bumi.
" Emang cuma Lo yang Paham sama gue "
" Terus saya gimana " Tanya Dirga dengan wajah cengo yang sedari tadi memperhatikan Bumi dan Revan.
" Lo mendingan ngepet terus duitnya bagi ke gue gimana," ujar Bumi asal.
" Enak aja lo "
" Terus gue harus gimana dong "
" Mendingan lo jadi maling aja gimana "
" iya jadi maling di hati lo " ujar jio sambil tertawa
" ihh jijik banget sih lo jadi Cowok " sahut Bumi
Bumi yang hendak berlari menghampiri Jio pun terhenti saat melihat Luna yang datang bersama Mika menghampiri.
" Kita Perlu bicara berdua Van " ujar Mika menghampiri Revan yang duduk disamping Bumi
" Gih selesain masalah Lo berdua " Bumi mendorong tubuh Revan mendekat Mika. Setelah melihat Revan dan Mika yang duduk menjauh dikursi Penonton Paling ujung kini Bumi kembali fokus Pada gadis dihadapannya. Gadis yang akhir-akhir ini mencuri Perhatianya.
" Eh Ada Luna. Lo ngapain kesini ? Pasti lo Kangen yah sama gue, " ujar Bumi dengan Percaya diri.
" Gue kangen sama Lo ? Gak lah ! Gak usah kepedean deh Jadi Cowok gue kesini itu Cuma mau nemenin Mika buat ketemu sama Revan Lagian ngapain juga gue kangen sama Lo," ujar Luna menatap malas ke arah Bumi
" Kirain Emangnya Lo gak kangen sama gue ? Gue ini satu kemarin gak gangguin Lo loh. Masa iya Lo gak kangen sama gue," ujar Bumi yang memang satu hari kemarin tidak menampakan diri dihadapan Luna dikarenakan ia sibuk melatih anak kelas sepuluh bermain basket.
" Gak sih. Gue malah seneng banget banget, Lo gak gangguin gue. Seterusnya aja yah ga usah gangguin gue,"
" Bener nih apa lo gak kangen sama gue, " ujar Bumi dengan menaik turun kan alisnya.
" Sumpah lo itu ngeselin banget sih jadi Cowok gue bilang gue itu gak bakalan kangen sama lo," Sahut Luna mendekati Bumi dengan tangan terlipat di depan dada.
" Iya ngeselin lama-lama juga kangenin kok, "
Bumi mendekati Luna dengan tangan terlipat di depan dada seperti yang Luna lakukan. Namun tanpa sadar Bumi menginjak tali sepatu Luna yang terlepas. Disisi lain Jio, Leo dan Dirga hanya memperhatikan keduanya dengan geleng-geleng Kepala. Mereka benar-benar tidak menyangka bahwa Bumi yang katanya tidak Pernah jatuh cinta akan kini jatuh cinta pada seorang gadis yang baru beberapa hari ia kenal.
" Terserah deh ! Gue bosen liat muka Lo, "
Luna yang hendak Pergi pun refleks sempoyongan karena tali sepatu nya masih diinjak oleh Bumi
Bruk
Luna memejamkan matanya saat tubuhnya terhuyung kebelakang. Entahlah kali ini ia Pasrah jika kepalanya akan membentur lantai lapangan basket.
" semoga gue gak amnesia " gumam Luna dalam hatinya.
Beberapa detik berlalu Luna mengerutkan keningnya saat ia tidak merasakan apapun. Yang ia rasakan hanya sesuatu yang menyangga kepalanya.
" Kok kepala gue gak sakit ? Apa jangan-jangan gue udah masuk akhirat,"
" Udah mimpinya "
Luna angsung membuka matanya setelah mendengarkan kalimat itu. Tepat saat ia membuka matanya, ia dikejutkan dengan Bumi yang berada diatasnya. Wajah dan jarak tubuh keduanya terlampau begitu dekat. Luna bisa melihat dengan jelas bentuk yang sempurna dan indah dari wajah Bumi. Meski berkeringat namun kadar ketampanan Bumi memang sudah tidak diragukan lagi. Ia juga dapat merasakan hembusan nafas Bumi yang tak beraturan.
Orang-orang yang ada disana sontak membulatkan matanya terkejut saat menyaksikan adegan yang terjadi dipinggir lapangan. Luna yang terbaring diatas lapangan dengan Bumi yang berada diatasnya meletakkan telapak tangannya sebagai bantalan kepala Luna agar tidak terbentur.
" WHAT MIMPI APA SEMALAMAN ITU BUMI " Pekik Jio
" EBUSET SREPET " Pekik Leo memangkup kedua Pipinya sendiri.
" Mama Dirga gak liat apa-apa kok," gumam Dirga seraya menutupi wajahnya.
Beberapa detik setelah mendengar Pekikan dari orang-orang. Luna langsung mendorong tubuh Bumi menjauhinya.
" Lo ngapain?!" Pekik Luna
" Tadi mau jatuh Untung kepala Lo gak kena gusruk lantai. Ayo bangun, " ujar Bumi mengulurkan tangannya ke arah Luna
Luna masih terdiam dengan semua yang terjadi. Sebelum akhirnya ia menerima uluran tangan Bumi dengan ragu-ragu
" Gue udah jatuh ! Ini semua gara gara Lo Bumi," Ujar Luna memukuli dada Bumu beberapa kali.
" Stop ! Udah ini semua emang salah gue yang gak sengaja injek tali sepatu Lo, " ujar Bumi memegang kedua tangan Luna untuk berhenti memukuli nya.
Luna tertegun saat merasakan telapak tangan dingin Bumi menyentuh Pergelangan tangannya.
" Lepasin gue " lirih Luna setelah menyadari sikunya tergores lantai lapangan yang kasar.
" Ikut gue " Ujar Bumi menarik tangan Luna dengan Perlahan karena tidak ingin membuat gadis itu kesakitan.
" Mau kemana "
" Ikut gue aja "
" Gak gue gak mau " Tolak Luna
" Gue mau obatin Luka yang ada di dahi lo, " ucap Bumi
" Gue bisa obatin sendiri gue gak Perlu bantuan lo, "
" Gak Luna gue mau obatin lo " Final Bumi membuat Luna langsung terdiam
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Anon67
aku tunggu
2024-09-01
0
aku
next thor
2024-09-01
0
Anonymous
lanjut
2024-09-01
0