...Luna walaupun Kamu tidak Pernah mencintaiku aku harap suatu saat nanti kamu akan mencintaiku...
Jam sudah menunjukkan Pukul sebelas siang. Saat ini kondisi SMA Pusaka sangatlah ricuh dan tidak kondusif Penyebabnya adalah jamkos karena guru-guru mengadakan rapat dadakan. Hal itu sontak membuat siswa-siswi bersorak kegirangan mendengar kabar itu.
Disaat semua siswa-siswi asik dengan kebebasannya disekolah lain halnya dengan Luna yang memilih berada di Perpustakaan untuk mengambil beberapa buku untuk ia Pelajari dirumah. Gadis itu sangat menyukai membaca buku selain buku tentunya ia juga menyukai membaca Novel.
" IPA 1 udah, ekonomi sama matematika juga udah. Berarti tinggal bahasa Inggris, " ujar Luna seraya memperhatikan buku-buku ditangannya.
Gadis dengan rambut dikuncir satu dan cardingan berwarna cream yang membalut seragam sekolahnya itu mengelilingi setiap rak yang ada di Perpustakaan dengan mata yang jelalatan mencari buku.
Hingga langkahnya terkenti disalah satu rak yang berisi buku-buku bahasa Inggris sesuai keinginan nya.
" Bahasa Inggris sebelassss, nah itu dia, " Telunjuknya mengarah Pada sebuah buku yang berada dirak Paling atas.
" Yah, tinggi banget sih, mana nyampe gue Badan gue kan terlalu ideal buat buku yang setinggi itu. Lagian siapa sih yah naroh buku setinggi itu, emang dia kira gue gak nyampe apa ? Yaiyalah gak nyampe orang gue imut, mungil gini" cerocos Luna dengan wajah kesal.
" Coba. Ssssss dikit lagi...ahhh gak nyampe," tanganya berusaha mengambil buku itu, namun karna terlalu tinggi akhirnya Luna menyerah juga
" ini rak nya yang ketinggian apa gue nya yang kependekan yah," Tanya gadis itu pada dirinya sendiri.
" Lo nya yang sih kependekan, " ujar seseorang dengan tiba-tiba.
Bumi sosok laki-laki itu tiba-tiba datang dengan senyum tengilnya. Jika kalian Pikir Bumi ada di Perpustakaan untuk mengambil atau membaca buku, kalian semua salah besar, Perpustakaan ini adalah salah satu tempat untuk ia mencari ketenangan.
Luna menatap tidak suka kearah Bumi yang malah menatapnya dengan senyuman. Sebuah senyum yang sebenarnya sangat manis dan menggoda.
" Ahhhh Lo lagi, Lo lagi Kenapa sih Lo selalu ada dimana-mana,"
" Mungkin Lo dan gue itu sudah di Takdirkan Tuhan untuk bertemu Mungkin kita berjodoh," ujar Bumi seraya mengedipkan matanya genit kearah Luna yang jauh lebih Pendek darinya.
" Ihh Amit-amit gue berjodoh sama lo dan Gue gak Paham dan gak akan Pernah Paham sama kata kata bulshit Lo itu, " sentak Luna yang berjalan meninggalkan Bumi.
Luna yang merasa Bumi sudah tidak ada akhirnya memilih duduk disalah satu kursi yang ada di Perpustakaan. Ia berniat untuk memfoto beberapa buku yang tidak boleh dipinjam oleh murid.
" Akhirnya si Pangeran kodok Pergi juga. Gak bosen apa gangguin gue mulu ? Gue aja bosen liat muka dia, ya meskipun dia itu ganteng tapi Percuma kelakuannya kayak gitu," gumam Luna tanpa sadar.
" Dih ganteng apaan muka modelan kerupuk seblak gitu gue bilang ganteng. Sadar Luna ayo Sadar, Lo Pasti kena Pelet jaran goyang Punya dia, " gumam gadis sembari menepuk meluk Pipinya sendiri setelah menyadari ucapannya.
Gadis itu memejamkan matanya seraya menepuk nepuk kedua Pipinya sendiri. Seperti orang yang tengah menghapus bayangan seseorang yang ada di otaknya
Tanpa Luna sadari Bumi sedari tadi mendengar ucapanya. Bahkan kini laki laki dengan jaket kebanggaan Helios itu sudah berdiri tepat disamping gadis itu tanpa disadarinya.
" Gemes nya, jadi Pengen gigit Pipinya, " gumam Bumi seraya terus memperhatikan Luna
" Ehhhh whhhh " Luna menarik nafas lalu menghembuskan nya dan membuka matanya Perlahan-lahan.
" Hah "
Gadis itu terkejut bukan main setelah melihat Bumi yang berdiri didekat nya dengan jarak yang Pipinya. Laki-laki itu tersenyum lebar kearah nya denagn mata yang memancarkan sebuah ketulusan.
"Jadi gue ganteng " Tanya Bumi mengangkat sebelah alisnya menggoda.
" Gak ! Siapa yang bilang Lo ganteng ? Gausah kepedean deh jadi cowok," Sahut Luna membuang muka seraya melipat kedua tangannya di depan dada.
" Ck. Gue udah denger Lo tadi ngakuin kalo gue ini emang ganteng, " ujar Bumi ikut melipat kedua tangannya di depan dada seperti yang gadis itu lakukan.
" Lo salah denger ! Telinga Lo kali bermasalah,"
" Masa sih " ujar Bumi yang mendekati Luna
" Bener cuma salah denger," Luna menatap Bumi yang semakin dekat Bahkan kini jarak keduanya terlampau sangat dekat. Bahkan Luna bisa merasakan hembusan nafas dan aroma Parfum yang melekat ditubuh lelaki itu.
" I-iya lah " sahut Luna dengan gugup. Entahlah hal apa membuatnya gugup seperti ini.
Bumi tersenyum manis saat melihat wajah Luna yang mulai memerah seperti kepiting rebus. Entah apa yang gadis itu rasakan saat ini. Takut, baper, salting, atau deg-degan.
" Iya kok mukanya merah gitu " goda Bumi menatap dalam mata Luna
Luna yang merasa terpojok pun mendorong tubuh Bumi menjauh dan langsung menjewer telinga lelaki itu dengan kencang membuat Bumi kesakitan.
" Apaan sih lo!?! Rasain ini "
" Aw aw Sakit Luna " Lirih Bumi yang tak digubris oleh Luna
" Biarin ! Cowok kepedean, sok ganteng kaya Lo emang kudu gue jewer ! Biar kuping Lo sehat dan gak salah denger, "
" Shhsss... Lepas Luna kan emang Lo tadi ngomong gue ganteng, "
" Gak ada gue bilang Lo ganteng,"
" Aw w aw...shhhss...lepas Luna nanti kalo telinga gue lepas gimana, " Lirih Bumi
" Biar sekalian lepas Terus ganti Pake telinga kuda," Ujar Luna yang semakin gencar menjewer telinga Bumi.
"HEY KALIAN BERDUA!"
Kedatangan guru Penjaga Perpustakaan dengan konde besar dikepalanya pun menghentikan aksi Luna yang langsung melepaskan jeweranya.
" INI ITU PERPUSTAKAAN TAU KALAU MAU RIBUT SANA KE RUANG MUSIK," Ujar Guru tersebut dengan galak.
" Siapa juga yang bilang ini konser " gumam Bumi seraya memegangi telinganya yang memerah.
" Shhhs sakit " lirih Bumi setelah Pinggangnya dicubit oleh Luna
"Apa Kamu bilang Tadi "
" Maaf Bu Teman saya ini emang Punya Penyakit sindrom bacotalius makanya gak bisa diem, " ujar Luna asal membuat Bumi langsung menengok kearahnya.
" Sekarang kalian berdua keluar jangan ganggu yang lain,"
" Baik Bu " ujar Luna yang menyeret jaket Bumi mengikutinya.
" HEH ! LO ITU EMANG PENGACAU DIHIDUP GUE YA BUMI," Ujar Luna dengan Penuh amarah.
" Wah sejarah besar Untuk Pertama kalinya lo nyebut nama gue, " Bumi seraya bertepuk tangan.
Luna menghembuskan nafasnya lelah. Ia benar-benar lelah dan muak terhadap Bumi saat ini.
" Udah lah ngomong sama cowok gak jelas, gila, barbar, kaya Lo cuma buat gue emosi, " Final Luna yang berjalan meninggalkan Bumi
" Lo ngikutin gue jangan harap Lo besok bisa deketin gue lagi, " ujar Luna yang membuat Bumi tidak jadi mengikutinya.
Bumi menatap gadis itu dengan senyum lebar. Ia tidak mungkin salah dengar dengan apa yang gadis itu katakan didalam Perpustakaan tadi. Apalagi saat melihat wajah Luna yang memerah karena ulahnya, membuat ia semakin bersemangat untuk mendapatkan gadis itu Gadis yang mengenalkan arti cinta Pada Pandangan Pertama. Gadis yang membencinya itu seolah tak henti hentinya terlintas dipikiran nya.
" Gue gak mungkin berhenti untuk mengejar impian gue Luna Karena Lo adalah impian dan alasan gue bertahan saat ini, "
••••••
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Cinta
next Thor
2024-08-31
0
New
next Thor
2024-08-31
0
Zaki
Ada yang salting nih🥰🥰🥰
2024-08-31
0