Ep 20

"Mbak Rea pesan sama saya, katanya dia nggak mau di ganggu. Karna hari ini ada jadwal pemotretan dan syuting iklan. Dia nggak boleh kehilangan mood. Lebih baik mas Altan pulang."

"Kamu ngusir saya?!" Belalak Altan seperti sudah siap menyemburkan api di wajah Vins.

Altan datang karna ingin membujuk calon istrinya usai pertengkaran mereka kemarin. Pria itu khawatir Rea mengadu hal ini pada orang tuanya. Dia juga takut kalau ucapan Rea tentang pembatalan pernikahan itu benar-benar serius.

Altan tak mau terjadi masalah dan berdampak pada rencana pernikahannya bulan depan. Semua sudah tersusun dengan sempurna. Altan hanya tinggal menikahi Clareance dan semudah itu juga dia akan mendapatkan apa yang dia inginkan. Apalagi kalau bukan jabatan tertinggi di perusahaan ayahnya. Saat jabatan itu sudah berada di tangannya, dia bisa melakukan apa saja tanpa membutuhkan ijin dari papanya. Apalagi kalau bukan jabatan tertinggi di perusahaan ayahnya.

Saat jabatan itu sudah berada di tangannya, dia bisa melakukan apa saja tanpa membutuhkan ijin dari papanya lagi. Termasuk melanjutkan hubungannya dengan Zika.

"Percuma juga mas Altan nungguin, Mbak Rea itu keras kepala orangnya."

"Berani-beraninya kamu bersikap tidak sopan," dengus Altan dengan tatapan menusuk.

"Maaf, tapi, saya di sini bekerja untuk Mbak Clareance. Jadi, saya harus menjalankan perintahnya."

"Oh, shit!" Desis Altan yang sudah geram ingin merobek mulut Vins, yang sejak tadi bersikap sinis dengannya.

"Lebih baik mas Altan pulang. Saya nggak mau Mbak Rea ngamuk lagi. Dia harus stand by satu jam lagi untuk berangkat ke lokasi pemotretan," ucapnya lugas dengan dagu terangkat naik.

Rahang Altan mengeras, tatapannya menyipit seolah ingin mengunyah Vins hidup-hidup. Tapi, dia tak bisa berbuat apa-apa. Sudah cukup dia kemarin membuat keributan di rumah Rea. Dia tak mau mengulanginya lagi. Ada banyak pasang mata yang menyaksikannya. Beberapa pelayan dan supir pribadi di rumah Clareance. Dan Altan tak ingin mengadu pada orang tua Clareance tentang pertengkaran yang terjadi kemarin.

"Mbak Rea, buka pintunya! Mas calon suami sudah hempas dari rumah ini," seru Vins begitu melihat mobil Altan keluar dari pelataran rumah Clareance.

Tak lama kemudian, pintu di hadapannya terbuka. Namun, bukan Rea yang membukanya, melainkan Jayden. Pria itu sejak tadi ada di dalam kamar Clareance. Karna itulah Vins menyuruh Altan pergi dengan berbagai alasan. tentu saja, Vins tidak ingin terjadi keributan di rumah majikannya lagi.

"Makasih, Vins. Kamu memang asisten terbaik," puji Jayden dengan senyum singkat, membuat pria gemulai itu tersipu dan mengulum senyum malu-malu."

"Kayaknya hari ini Rea belum bisa kerja. Kamu lihat sendiri, dari tadi dia belum mau turun dari tempat tidur," sambungnya setelah menoleh ke belakang sesaat.

"It's okay. Kita masih ada waktu beberapa hari untuk pemotretan. Mas Jayden bantu bujukin Mbak Rea, ya. Kalau dia kayak begini terus, nanti aku yang di omelin sama agensi dan klien. Mereka sudah kontrak Mbak Rea dengan harga tinggi, loh."

Jayden mengangguk paham, lalu membiarkan Vins berlalu pergi dari hadapannya. Sesaat kemudian pria itu menghela napas dan kembali menghampiri Clareance yang masih bergelung di atas ranjang.

"Rea ...."

"Jangan membujukku. Aku mau pensiun saja jadi model. Aku nggak mau lagi di sorot media. Aku nggak mau lagi berurusan dengan banyak orang dan mengumbar senyum palsu setiap kali bertemu dengan mereka! Aku capek, Jayden!" Teriaknya frustasi.

"Bisa nggak sih aku hidup normal saja ...." Rengeknya kemudian.

"Rea, calm down. Kamu kenapa, sih? PMS, ya?"

"Jayden!" pekiknya kesal.

"Sorry," Jayden tersenyum jahil, lalu ikut naik ke atas ranjang.

"Altan kenapa lagi? Kalian bertengkar? Semakin hari semakin sering uring-uringan loh kamu."

Rea terdiam, tak mau menjawab.

"Dia nyakitin kamu?"

Perempuan itu masih diam, dan Jayden dengan sabar menunggu. Sebelah tangan itu terulur merapikan rambut Rea yang menutupi sebagian wajahnya. Diam-diam, Jayden merasa kasihan. Entah apa yang terjadi pada Rea dan calon suaminya, hingga perempuan itu menolak untuk bertemu dengan Altan.

"Aku nggak mau nikah sama dia," ucap Rea tiba-tiba dengan wajah serius. Namun, sedetik kemudian perempuan itu menepuk bibirnya sendiri, seolah menyesali ucapannya.

"Tapi, aku cinta sama dia, Jayden. Aku nggak mau kehilangan dia!" Rengeknya sambil menarik-narik lengan kemeja Jayden, membuat pria itu memutar bola matanya dengan jengah saat sifat manja Clareance kembali muncul.

"Kira-kira Altan akan balik lagi ke sini nggak, ya?"

"Tahu."

"Jayden, bagaimana kalau dia akan batalin pernikahan kita?"

"Ya baguslah, kan kamu sendiri yang ingin batalin."

"Aku nggak serius, Jayden. Itu cuma gertak sambal saja. Kamu paham nggak, sih?!"

"Kok jadi marah ke aku?"

"Abisnya kamu sama saja kayak dia. Nggak peka! Aku sudah bilang berkali-kali sama Altan, kalau kita berdua tuh nggak ada hubungan apa-apa. Tapi, dia kayak nggak percaya, Jayden. Ngeselin nggak, sih!"

Jayden hanya berdecak. Kalau dia menjadi Altan, mungkin dia juga nggak akan percaya. Apalagi kalau sampai Altan tahu kalau Jayden pernah mencicipi bibir Clareance. Pernikahan mereka bisa saja benar-benar batal saat ini juga.

"Segitu cintanya kamu sama dia?" Gumam Jayden seperti menertawakan pertanyaannya sendiri. Seharusnya dia pergi saat Clareance memintanya untuk menjauh. Bukannya malah tetap menempel pada gadis itu.

"Nggak tahu kenapa, aku tuh nggak bisa lama-lama marah sama dia, Jayden. Ini saja aku sudah merasa bersalah karna kemarin teriak-teriak dan ngusir dia dari sini. Kenapa juga aku segala nyuruh dia cari perempuan lain, aku bagaimana? Masa kisah cintaku bakalan tragis lagi? Aku nggak mau melihat mukaku muncul di akun gosip murahan lagi, Jaydeeen ...." Clareance mulai menangis histeris sambil memukuli pundak Jayden dengan keji.

Kejadian seperti ini tidak hanya terjadi sekali atau dua kali. Jayden sudah hafal betul dengan sifat Clareance. Gadis itu akan berubah menjadi bayi saat menghadapi masalah percintaan, kalau sudah begini, mana mungkin Jayden bisa meninggalkannya?

"Rea ... Mendingan kamu mandi sana gih, dari pada nangis-nangis nggak jelas kayak begini. Bau tauk," dengus Jayden sambil mendorong kepala Rea yang masih menempel di pundaknya.

"Masa, sih?" Rea mengendus ketiaknya kiri dan kanan bergantian.

"Ah, nggak bau, kok. Idung kamu tuh bermasalah."

Jayden hanya tersenyum tipis lalu turun dari atas ranjang.

"Aku harus pergi. Ada meeting sama klien di hotel dua jam lagi. Takutnya macet di jalan."

"Kamu juga mau ninggalin aku?" Rengek Rea lagi, tentu saja dengan wajah memelas dan mata berkaca-kaca.

"Terus bagaimana? mau ikut aku kerja?"

"Memangnya boleh?"

"Ya, asal jangan ngerepotin."

"Janji nggak ngerepotin." Rea tersenyum lebar dengan mata mengerjap cepat.

"Tapi, habis itu traktir aku makan seafood, ya!"

"Apa saja asal jangan nangis lagi, aku nggak tahan lihatnya."

÷÷÷÷÷

Altan kembali ke apartemennya dengan perasaan kesal luar biasa. Mungkin Clareance benar-benar marah kali ini. Semua panggilan dan pesannya di abaikan. Tak ada satu pun yang di balas. Yang lebih membuatnya jengkel adalah asisten sekaligus manager calon istrinya, berani-beraninya dia bersikap tidak sopan. Altan jadi penasaran, apa asisten itu juga bersikap begitu pada pria lain? Kepada Jayden misalnya.

Ah, pria jadi-jadian itu membuatnya naik darah. Apa lagi yang harus dia lakukan untuk membujuk Clareance? Pernikahannya tidak boleh batal, atau papanya akan mencoret namanya dari daftar ahli waris saat ini juga.

"Ah, sial!" Geram Altan sambil menendang pintu apartemennya sendiri. Namun, setelah pintu itu terbuka, kedua matanya seketika membelalak sempurna. Seolah tak percaya dengan apa yang dia lihat sekarang.

"Zika?" Gumamnya.

Altan mengusap kedua kelopak matanya dengan punggung tangan, hanya untuk memastikan bahwa dia tidak sedang berhalusinasi. Bisa saja dia hanya berkhayal karna sangat merindukan kekasihnya itu.

Tapi, saat suara lembut Zika menyebutkan namanya, Altan baru menyadari bahwa dia tidak sedang bermimpi. Zika benar-benar kembali. Perempuan yang beberapa hari ini membuat kepalanya hampir meledak karna tiba-tiba menghilang begitu saja, kini muncul di hadapannya.

Altan mendekat, lalu sedetik kemudian perempuan itu menghambur ke dalam pelukan Altan. Lama sekali, seolah dia tak ingin melepaskannya.

Siapa gerangan yang sudah baca sampai sini? Komen , ya.

Makasih. :)

Episodes
1 Ep 1
2 Ep 2
3 Ep 3
4 Ep 4
5 Ep 5
6 Ep 6
7 Ep 7
8 Ep 8
9 Ep 9
10 Ep 10
11 Ep 11
12 Ep 12
13 Ep 13
14 Ep 14
15 Ep 15
16 Ep 16
17 Ep 17
18 Ep 18
19 Ep 19
20 Ep 20
21 Ep 21
22 Ep 22
23 Ep 23
24 Ep 24
25 Ep 25
26 Ep 26
27 Ep 27
28 Ep 28
29 Ep 29
30 Ep 30
31 Ep 31
32 Ep 32
33 Ep 33
34 Ep 34
35 Ep 35
36 Ep 36
37 Ep 37
38 Ep 38
39 Ep 39
40 Ep 40
41 Ep 41
42 Ep 42
43 Ep 43
44 Ep 44
45 Ep 45
46 Ep 46
47 Ep 47
48 Ep 48
49 Ep 49
50 Ep 50
51 Ep 51
52 Ep 52
53 Ep 53
54 Ep 54
55 Ep 55
56 Ep 56
57 Ep 57
58 Ep 58
59 Ep 59
60 Ep 60
61 Ep 61
62 Ep 62
63 Ep 63
64 Ep 64
65 Ep 65
66 Ep 66
67 Ep 67
68 Ep 68
69 Ep 69
70 Ep 70
71 Ep 71
72 Ep 72
73 Ep 73
74 Ep 74
75 Ep 75
76 Ep 76
77 Ep 77
78 Ep 78
79 Ep 79
80 Ep 80
81 Ep 81
82 Ep 82
83 Ep 83
84 Ep 84
85 Ep 85
86 Ep 86
87 Ep 87
88 Ep 88
89 Ep 89
90 Ep 90
91 Ep 91
92 Ep 92
93 Ep 93
94 Ep 94
95 Ep 95
96 Ep 96
97 Ep 97
98 Ep 98
99 Ep 99
100 Ep 100
101 Ep 101
102 Ep 102
103 Ep 103
104 Ep 104
105 Ep 105
106 Ep 106
107 Ep 107
108 Ep 108
109 Ep 109
110 Ep 110
111 Ep 111
112 Ep 112
113 Ep 113
114 Ep 114
115 Ep 115
116 Ep 116
117 Ep 117
118 Ep 118
119 Ep 119
120 Ep 120
121 Ep 121
122 Ep 122
123 Ep 123
124 Ep 124
125 Ep 125
126 Ep 126
127 Ep 127
128 Ep 128
129 Ep 129
130 Ep 130
131 Ep 131
132 Ep 132
Episodes

Updated 132 Episodes

1
Ep 1
2
Ep 2
3
Ep 3
4
Ep 4
5
Ep 5
6
Ep 6
7
Ep 7
8
Ep 8
9
Ep 9
10
Ep 10
11
Ep 11
12
Ep 12
13
Ep 13
14
Ep 14
15
Ep 15
16
Ep 16
17
Ep 17
18
Ep 18
19
Ep 19
20
Ep 20
21
Ep 21
22
Ep 22
23
Ep 23
24
Ep 24
25
Ep 25
26
Ep 26
27
Ep 27
28
Ep 28
29
Ep 29
30
Ep 30
31
Ep 31
32
Ep 32
33
Ep 33
34
Ep 34
35
Ep 35
36
Ep 36
37
Ep 37
38
Ep 38
39
Ep 39
40
Ep 40
41
Ep 41
42
Ep 42
43
Ep 43
44
Ep 44
45
Ep 45
46
Ep 46
47
Ep 47
48
Ep 48
49
Ep 49
50
Ep 50
51
Ep 51
52
Ep 52
53
Ep 53
54
Ep 54
55
Ep 55
56
Ep 56
57
Ep 57
58
Ep 58
59
Ep 59
60
Ep 60
61
Ep 61
62
Ep 62
63
Ep 63
64
Ep 64
65
Ep 65
66
Ep 66
67
Ep 67
68
Ep 68
69
Ep 69
70
Ep 70
71
Ep 71
72
Ep 72
73
Ep 73
74
Ep 74
75
Ep 75
76
Ep 76
77
Ep 77
78
Ep 78
79
Ep 79
80
Ep 80
81
Ep 81
82
Ep 82
83
Ep 83
84
Ep 84
85
Ep 85
86
Ep 86
87
Ep 87
88
Ep 88
89
Ep 89
90
Ep 90
91
Ep 91
92
Ep 92
93
Ep 93
94
Ep 94
95
Ep 95
96
Ep 96
97
Ep 97
98
Ep 98
99
Ep 99
100
Ep 100
101
Ep 101
102
Ep 102
103
Ep 103
104
Ep 104
105
Ep 105
106
Ep 106
107
Ep 107
108
Ep 108
109
Ep 109
110
Ep 110
111
Ep 111
112
Ep 112
113
Ep 113
114
Ep 114
115
Ep 115
116
Ep 116
117
Ep 117
118
Ep 118
119
Ep 119
120
Ep 120
121
Ep 121
122
Ep 122
123
Ep 123
124
Ep 124
125
Ep 125
126
Ep 126
127
Ep 127
128
Ep 128
129
Ep 129
130
Ep 130
131
Ep 131
132
Ep 132

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!