Ep 9

"Aku ke toilet sebentar, ya, Jayden. Ehm, maksudku ... Altan. Sorry ...."

"Oh, it's okay," jawab Altan dengan senyum janggal, menyadari ada sesuatu yang mungkin di sembunyikan oleh Rea tentang pria yang bernama Jayden itu darinya.

÷÷÷÷÷

"Astaga, Jayden!" Belalak Rea terkejut, saat melihat pria itu menunggunya di pintu masuk toilet perempuan.

"Kamu ngikutin aku?"

"Iya," jawabnya jujur. Tatapan matanya sama sekali tak beralih dari wajah manis Clareance.

"Are you kidding me," dengus Rea sambil melangkah melewati Jayden, namun dengan gerakan cepat, pria itu mencekalnya.

"Rea, kamu serius mau nikah sama dia?"

"Kalau iya, kenapa?"

"Nggak perlu secepat ini, Rea. Pikirkan dulu baik-baik jangan memutuskan sesuatu dengan emosi."

"Yang emosi siapa? Aku atau kamu?" Sindir Rea.

"Jayden, dengar ya, ini urusan aku. Sama sekali nggak ada hubungannya sama kamu. Lagian, bukannya kamu seharusnya sibuk mengatur kencan dengan Brigita?"

"Brigita?" Seketika alis Jayden berkerut.

"Iya, Brigita. Gadis cantik punya karir bagus, mandiri, dan jago masak. Persis seperti kriteria perempuan idaman kamu kan?"

Jayden menggeleng tak paham.

"Wait, i don't know what you talking about."

"Yes, you did!"

"Kenapa tiba-tiba kamu nyebut-nyebut nama Brigita?"

"Kamu tahu dan paham apa yang aku bicarakan, Jayden. Memangnya Tante Amaya nggak cerita sama kamu, kalau beliau berniat menjodohkanmu dengan Brigita? I think, dia memang cocok banget sama kamu. Kalian akan menjadi pasangan yang serasi," tandas Rea, berhasil melepaskan tangannya dari genggaman Jayden.

Gadis itu menatap Jayden sekilas, sebelum ia melangkah pergi meninggalkan Jayden yang terlihat kebingungan. Karna jujur saja, dia sama sekali tidak tahu dengan rencana perjodohan itu. Dan bagaimana Rea bisa tahu lebih dahulu dari pada dia?

Mungkin dia harus segera pergi dari sini dan menemui mamanya, untuk bertanya tentang apa yang baru saja di katakan oleh Rea padanya.

Sementara itu, usai menikmati hidangan penutup, Rea dan Altan beranjak pergi dari restoran. Dan untuk pertama kalinya, Altan mengantarkan Rea sampai di rumahnya dengan selamat.

"Kamu nggak mau mampir dulu? Papi sama mami mungkin ingin ketemu kamu," ucap Rea, saat mobil Altan berhenti di depan teras rumahnya yang megah seperti istana.

Pria bertubuh tegap itu terdiam sesaat, sebelum kepalanya mengangguk setuju. Tak lama kemudian mereka berdua keluar dari dalam mobil dan berjalan pelan masuk ke dalam rumah.

"Mam, coba lihat siapa yang datang!" Seru Rea, berjalan pelan menuju ruang tengah di mana kedua orang tuanya berada.

Benyamin Handoko Aldinaya dan istrinya yang sedang menikmati teh sambil mendengarkan musik klasik seketika menoleh saat mendengar suara putrinya yang menggema.

"Selamat malam Om, Tante," sapa Altan, sedikit canggung karna ini adalah kali pertama pertemuan mereka. Meskipun sebenarnya Benyamin Handoko Aldinaya beberapa kali sudah melihat Altan saat berkunjung ke kantor Pedro Bagaskara. Hanya saja, Altan tidak pernah menyadarinya.

"Wah, kalian berdua. Kenapa nggak kasih kabar dulu kalau mau mampir? Biar mami bisa menyiapkan makan malam buat kalian."

"Kita sudah makan, Mam," sahut Rea, melirik manja ke arah Altan yang juga menatapnya.

Melihat Rea dan Altan begitu akrab, membuat Selena tersenyum lega. Akhirnya, usahanya selama ini untuk mencarikan calon suami yang cocok untuk putrinya berhasil sudah. Dulu, Selena pernah berharap bahwa Jayden yang akan menjadi menantunya. Mengingat Jayden dan Rea yang begitu akrab sejak mereka masih kecil. Juga perilaku Jayden yang sangat baik dan perhatian kepada putrinya. Tapi, harapan itu perlahan pupus saat berjalannya waktu mereka bersama, dan tak ada perubahan status antara mereka berdua. Hingga mereka dewasa, status mereka tetaplah sama sebagai teman.

Sejak saat itu, Selena memutuskan untuk mencari pria lain untuk putrinya. Pria yang pantas menjadi suami dan mungkin saja menjadi penerus dari kerajaan bisnis keluarga Benyamin Handoko Aldinaya.

÷÷÷÷÷

"Rea," panggil Altan, saat ia berkunjung ke rumah Rea untuk yang kesekian kalinya. Sejak pertemuan mereka beberapa hari yang lalu di restoran, hubungan mereka semakin lama semakin intens.

Altan sering kali menjemput Rea ke lokasi pemotretan, mengajak gadis itu makan malam, dan mengantarnya pulang tepat waktu. Seolah ia ingin membuktikan pada Rea dan keluarganya, bahwa dia pria yang layak untuk menjadi suami dan juga menantu di keluarga Benyamin Handoko Aldinaya.

Rea yang berjalan di sampingnya menoleh, langkahnya yang pelan pun terhenti. Lalu, sedetik kemudian mereka berhadapan, saling tatap lalu diam.

Pria itu ragu sesaat, sebelum ia menarik napas panjang dan kembali menatap Rea yang terlihat begitu cantik malam itu. Di tambah lagi, terusan satin off shoulder yang membentuk lekuk tubuh Rea dengan sempurna, semakin membuat darah Altan berdesir-desir. Rasanya dia ingin menarik gadis itu ke dalam pelukan dan menikmati tubuh indahnya.

Tak bisa di pungkiri, untuk sesaat, dia melupakan Zika yang sejak tadi sudah mengiriminya puluhan pesan singkat. Kekasih gelapnya itu pasti marah.

"Aku nggak yakin mau menanyakan ini padamu, tapi kupikir aku harus memastikannya dulu."

"Soal apa?" Rea mengerling, sudut bibirnya melengkung tipis.

"Soal status kita sekarang."

"Hm." Rea mendongak, wajahnya pasti sudah memerah karna sejak tadi Altan terus menatapnya lekat.

"Sebenarnya, aku nggak mau terburu-buru. Tapi, entah kenapa, aku sudah merasa cocok sama kamu."

"Really?" Altan tertawa ringan.

"Bagaimana menurut kamu? apa kamu merasakan hal sama? Jangan bilang kalau cuma aku yang tertarik padamu."

Ucapan Altan seketika membuat Rea tersenyum manis. Pria di hadapannya ini benar-benar membuatnya meleleh. Dari caranya bicara, kerlingan matanya juga saat dia tersenyum. Rea tak bisa menahan gejolak di dalam dirinya untuk berkata bahwa dia juga menyukai Altan. Meskipun mereka belum lama dekat, dan saling mengenal.

"Ehm, i don't know. Tapi, yang jelas, aku merasa nyaman di dekat kamu," katanya dengan senyum malu-malu.

"Wah, kupikir perasaanku bertepuk sebelah tangan," ucap Altan dengan ekspresi wajah tak percaya.

"Jadi?"

"Jadi apa?"

"Kamu menerimaku?"

"Sebagai apa?" Goda Rea, tak bisa menahan senyum.

"Yang jelas bukan sebagai supir kamu," canda Altan, yang dibalas tepukan ringan di lengannya oleh Rea.

"Kamu bisa ngelawak juga ya ternyata."

"Aku bisa menjadi apa saja, sesuai keinginan kamu, Rea," ucap Altan dengan wajah yang tiba-tiba berubah serius. Ujung jemarinya mengusap lembut pipi Rea yang kemerahan, dan menatap gadis itu dengan mata sendunya.

Sesaat kemudian, suasana berubah hening. Keduanya terdiam dan hanya saling tatap satu sama lain. Hingga Rea bisa mendengarkan detak jantungnya yang sejak tadi bertalu.

Namun, ketika wajah Altan bergerak semakin mendekat, gadis itu terkesiap dan reflek bergerak mundur. Membuat Altan sedikit kecewa, karna Rea menghindari ciumannya.

"Sorry," gumam Rea, membuang wajah ke arah lain. Entah mengapa, dia belum bisa menerima sentuhan fisik terlalu intim dari Altan. Mungkin, trauma akan pengalaman cintanya yang gagal dengan Ghavin membuatnya lebih berhati-hati.

"Ah, maaf," ucap Altan, salah tingkah. Pria itu berdehem untuk mencairkan suasana. Meskipun keduanya masih terlihat sangat canggung.

"Aku nggak bermaksud ...."

"It's okay, aku cuma ...."

"Ya, aku tahu, mungkin ini terlalu cepat. Aku minta maaf," sesal Altan yang sedikit terbawa suasana dan tak bisa menahan hasratnya untuk menyentuh bibir Rea sesaat yang lalu.

"Hm, iya, ini memang terlalu cepat," angguknya setuju. Gadis itu masih terlihat tidak nyaman dan sangat canggung.

"Kalau begitu, aku pamit dulu."

Rea menggangguk.

"See you soon, i'll call you," ucap Altan, sebelum pria itu melangkah pergi, masuk ke dalam mobil dan meninggalkan kediaman Clareance.

Sementara itu, Rea masih menatap kosong ke arah pagar rumahnya yang baru saja tertutup setelah mobil Altan melewatinya.

Entah kenapa, tiba-tiba saja dia teringat akan Jayden. Saat Altan hendak menciumnya tadi, sekilas wajah Jayden melintas di dalam benaknya, membuatnya terkejut sesaat dan reflek menjauh dari Altan.

Astaga, ada apa sebenarnya dengan Clareance? Kenapa dia sulit sekali mengenyahkan bayangan Jayden? bukankah mereka hanya berteman? Atau sebenarnya Rea masih menyimpan perasaan lain untuk Jayden? Tapi, Rea tidak ingin mengulangi kebodohannya lagi seperti dulu. Menyatakan cinta pada Jayden yang jelas-jelas sudah menolaknya.

Episodes
1 Ep 1
2 Ep 2
3 Ep 3
4 Ep 4
5 Ep 5
6 Ep 6
7 Ep 7
8 Ep 8
9 Ep 9
10 Ep 10
11 Ep 11
12 Ep 12
13 Ep 13
14 Ep 14
15 Ep 15
16 Ep 16
17 Ep 17
18 Ep 18
19 Ep 19
20 Ep 20
21 Ep 21
22 Ep 22
23 Ep 23
24 Ep 24
25 Ep 25
26 Ep 26
27 Ep 27
28 Ep 28
29 Ep 29
30 Ep 30
31 Ep 31
32 Ep 32
33 Ep 33
34 Ep 34
35 Ep 35
36 Ep 36
37 Ep 37
38 Ep 38
39 Ep 39
40 Ep 40
41 Ep 41
42 Ep 42
43 Ep 43
44 Ep 44
45 Ep 45
46 Ep 46
47 Ep 47
48 Ep 48
49 Ep 49
50 Ep 50
51 Ep 51
52 Ep 52
53 Ep 53
54 Ep 54
55 Ep 55
56 Ep 56
57 Ep 57
58 Ep 58
59 Ep 59
60 Ep 60
61 Ep 61
62 Ep 62
63 Ep 63
64 Ep 64
65 Ep 65
66 Ep 66
67 Ep 67
68 Ep 68
69 Ep 69
70 Ep 70
71 Ep 71
72 Ep 72
73 Ep 73
74 Ep 74
75 Ep 75
76 Ep 76
77 Ep 77
78 Ep 78
79 Ep 79
80 Ep 80
81 Ep 81
82 Ep 82
83 Ep 83
84 Ep 84
85 Ep 85
86 Ep 86
87 Ep 87
88 Ep 88
89 Ep 89
90 Ep 90
91 Ep 91
92 Ep 92
93 Ep 93
94 Ep 94
95 Ep 95
96 Ep 96
97 Ep 97
98 Ep 98
99 Ep 99
100 Ep 100
101 Ep 101
102 Ep 102
103 Ep 103
104 Ep 104
105 Ep 105
106 Ep 106
107 Ep 107
108 Ep 108
109 Ep 109
110 Ep 110
111 Ep 111
112 Ep 112
113 Ep 113
114 Ep 114
115 Ep 115
116 Ep 116
117 Ep 117
118 Ep 118
119 Ep 119
120 Ep 120
121 Ep 121
122 Ep 122
123 Ep 123
124 Ep 124
125 Ep 125
126 Ep 126
127 Ep 127
128 Ep 128
129 Ep 129
130 Ep 130
131 Ep 131
132 Ep 132
Episodes

Updated 132 Episodes

1
Ep 1
2
Ep 2
3
Ep 3
4
Ep 4
5
Ep 5
6
Ep 6
7
Ep 7
8
Ep 8
9
Ep 9
10
Ep 10
11
Ep 11
12
Ep 12
13
Ep 13
14
Ep 14
15
Ep 15
16
Ep 16
17
Ep 17
18
Ep 18
19
Ep 19
20
Ep 20
21
Ep 21
22
Ep 22
23
Ep 23
24
Ep 24
25
Ep 25
26
Ep 26
27
Ep 27
28
Ep 28
29
Ep 29
30
Ep 30
31
Ep 31
32
Ep 32
33
Ep 33
34
Ep 34
35
Ep 35
36
Ep 36
37
Ep 37
38
Ep 38
39
Ep 39
40
Ep 40
41
Ep 41
42
Ep 42
43
Ep 43
44
Ep 44
45
Ep 45
46
Ep 46
47
Ep 47
48
Ep 48
49
Ep 49
50
Ep 50
51
Ep 51
52
Ep 52
53
Ep 53
54
Ep 54
55
Ep 55
56
Ep 56
57
Ep 57
58
Ep 58
59
Ep 59
60
Ep 60
61
Ep 61
62
Ep 62
63
Ep 63
64
Ep 64
65
Ep 65
66
Ep 66
67
Ep 67
68
Ep 68
69
Ep 69
70
Ep 70
71
Ep 71
72
Ep 72
73
Ep 73
74
Ep 74
75
Ep 75
76
Ep 76
77
Ep 77
78
Ep 78
79
Ep 79
80
Ep 80
81
Ep 81
82
Ep 82
83
Ep 83
84
Ep 84
85
Ep 85
86
Ep 86
87
Ep 87
88
Ep 88
89
Ep 89
90
Ep 90
91
Ep 91
92
Ep 92
93
Ep 93
94
Ep 94
95
Ep 95
96
Ep 96
97
Ep 97
98
Ep 98
99
Ep 99
100
Ep 100
101
Ep 101
102
Ep 102
103
Ep 103
104
Ep 104
105
Ep 105
106
Ep 106
107
Ep 107
108
Ep 108
109
Ep 109
110
Ep 110
111
Ep 111
112
Ep 112
113
Ep 113
114
Ep 114
115
Ep 115
116
Ep 116
117
Ep 117
118
Ep 118
119
Ep 119
120
Ep 120
121
Ep 121
122
Ep 122
123
Ep 123
124
Ep 124
125
Ep 125
126
Ep 126
127
Ep 127
128
Ep 128
129
Ep 129
130
Ep 130
131
Ep 131
132
Ep 132

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!