Ep 2

"Semalam pulang jam berapa, Rea?" Tanya Mami Selena.

Rea mengalihkan tatapannya sambil kembali mengingat-ingat.

"Ehm ...."

"Hampir jam satu malam Nyonya," sahut asisten rumah tangga yang semalam membukakan pintu.

"Astaga, Rea! Anak perawan pulang jam segitu, kalau papi mu tahu mami bisa kena marah, loh," bisik Selena sambil menoleh kiri kanan. Beruntung suaminya belum keluar kamar untuk sarapan.

"Chill, Mam. Papi nggak akan tahu kalau mami nggak ngoceh."

"Sembarangan kamu kalau ngomong," dengus Mami.

"Pasti kamu minum-minum lagi, kan?"

Rea hanya tersenyum, mengabaikan pertanyaan maminya.

"Sampai kapan kamu bersikap seperti ini?"

"Seperti apa, Mam?" Sahut Rea santai.

"Rea kamu itu sebagai anak dari keluarga ternama di kenal orang banyak, loh. Wajah kamu ada di mana-mana. Kalau ada orang iseng dan motret kamu saat lagi mabuk, bagaimana? Nama kamu bisa tercemar."

"Gampang, tinggal minta tolong sama Jayden. Dia kan pengacara, problem solved," katanya dengan senyum tak peduli.

"Sampai kapan kamu mau mengandalkan Jayden?" Selena hanya bisa menghela napas panjang.

"Bik Karti!" Teriak Rea memanggil salah satu asisten rumah tangganya, yang sudah kembali ke dapur sama sekali tidak peduli dengan pertanyaan maminya.

"Bik Karti!"

"Iya non!" sahut Bik Karti yang tergopoh berlarian menuju ruang makan.

"Tolong bukain tutup selai nya."

"Buka sendiri kan bisa, Rea. Tinggal di putar," ucap Selena dengan sedikit kesal dengan kebiasaan putrinya yang terlalu manja.

"Nggak bisa, Mam. Tangan dan kuku Rea bisa lecet, kemarin habis meni - pedi di salon. Rugi dong kalau sampai rusak," sahut Rea dengan enteng.

Selena hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan putrinya.

"Oh ya, Bik. Semalam, Bik Karti yang gantiin blouse aku sama piyama, ya?"

Bik Karti diam sesaat, kemudian menggeleng pelan.

"Semalam, habis bukaan pintu, saya langsung balik ke kamar, Non. Nguantuk soalnya, saya cuma lihat Non Rea di gendong sama mas Jayden ke atas."

Rea terkesiap.

"Terus yang gantiin baju kamu siapa, Rea?" Tanya Mami ikut penasaran.

"Halah, paling juga Jayden yang gantiin." Rea melipat bibirnya.

"Jayden?" Pekik mami terkejut.

"Biasa saja kali, Mam. Gak usah lebay begitu."

"Lebay kamu bilang? Kamu pacaran sama Jayden?" Geram Selena.

"Nope."

"Kok dia bisa seenaknya buka baju kamu?"

"Maam, Jayden itu beda. Dia sudah sering lihat Rea cuma pakai dalaman doang, dan dia biasa-biasa saja, tuh. Gak nafsu sama sekali, mungkin waktu kecil kita sering renang dan mandi bareng," jawabnya enteng. Rea sama sekali tak ingat bahwa dia sendiri yang sudah melepaskan hampir semua pakaiannya semalam persis di depan mata Jayden.

"Ya beda dong Rea. Sekarang kalian sudah dewasa meskipun kalian sudah berteman sejak kecil, tapi Jayden itu seorang lelaki. Bukannya mami gak percaya sama Jayden, ya. Tapi kalau dia macam-macam sama kamu, bagaimana?"

Rea tertawa kecil sambil mengibaskan tangannya.

"Enggak mungkin, Mam. Jayden itu gak doyan sama cewek manja kayak aku. Tipe dia itu cewek mandiri, dewasa, wanita karier dan keibuan. Memangnya mami melihat itu ada pada diri Rea? Gak, kan? So take it easy."

"Mami gak mengerti sama jalan pikiran kalian berdua." Selena menggelengkan kepalanya lagi.

"Dengar ya, Mam. Aku juga nggak suka sama tipe cowok kayak Jayden. Terlalu banyak aturan, dan bawelnya tuh mengalahkan ibu-ibu komplek. Mirip banget kayak papi, pokoknya nggak seru," ocehnya beralasan padahal jauh di dalam hati Rea pernah jatuh dalam pesona pria tampan yang sudah puluhan tahun menjadi sahabatnya itu.

"Hati-hati kalau ngomong," suara Benyamin Handoko Aldinaya yang tiba-tiba muncul membuat Rea terhenyak kaget.

Buru-buru ia menutup mulutnya dengan sebelah tangan, menyesali ucapannya.

"Papi justru suka sama Jayden. Jaman sekarang susah menemukan laki-laki tegas dan berpendirian teguh seperti dia," puji pria tua berperut rata itu. Meskipun usianya sudah senja Benyamin Handoko Aldinaya tak pernah absen berolahraga dan selalu di siplin dengan apa yang selalu dia konsumsi.

Persis seperti Jayden.

Hidupnya terlalu teratur, dan hal itu sangat membosankan bagi Rea yang menyukai kehidupan bebas dan sedikit liar.

÷÷÷÷÷

Jayden mengunyah roti gandumnya dengan enggan. Kedua matanya masih berat akibat semalam dia kesulitan tidur. Bagaimana tidak, pria itu baru sampai di apartemen hampir jam dua pagi.

Belum lagi, bayangan tubuh Rea yang semalam sedang tipsy dan menggeliat melepaskan pakaiannya sendiri, membuat pria itu tak bisa berhenti berpikir macam-macam.

Karena itulah, Jayden segera mengambil salah satu piama Rea dan menutupi tubuh molek sahabatnya itu agar tak memancing gairahnya.

Walau bagaimanapun, Jayden hanya laki-laki biasa. Meskipun di depan Rea dia selalu bersikap cuek seolah tak tertarik pada gadis itu. Tapi, terkadang dia juga sulit untuk mengendalikan diri.

Bertahun-tahun mereka bersahabat. Selama itu pula Jayden mengenal Rea luar dan dalam. Sejak gadis itu masih menjadi itik buruk rupa yang tak punya kepercayaan diri, hingga sekarang Rea menjelma menjadi gadis cantik dan pintar seorang sosialita yang di kagumi oleh banyak pria juga menjadi idola para kaum hawa yang gemar fashion.

Selama itu pula, Jayden selalu ada di sampingnya.

Jangan di tanya, apakah Jayden pernah jatuh cinta pada gadis itu, seorang Jayden Biru Atmaga pasti akan menjawab tidak. Pria pemilik rahang tegas dengan rambut ikal kecoklatan itu masih saja pandai menjaga diri dan juga menyembunyikan perasaannya.

Bahkan, saat suatu hari Rea menyatakan perasaan suka pada Jayden, lelaki itu menolak dengan berbagai macam alasan klise yang hingga sekarang tak bisa di terima olehnya.

Jayden bilang bahwa selama ini dia hanya menganggap Rea sebagai seorang teman, tidak lebih. Bahkan, agar lebih menyakinkan Jayden mengarang cerita kalau Rea bukanlah tipe gadis impiannya. Pria itu membual kalau tipe idealnya berbanding terbalik dengan sifat Rea.

Namun, setelah mengucapkan penolakan itu, diam-diam Jayden merasa sangat menyesal. Karena alasan itulah, Jayden tidak pernah suka dengan pria yang dekat dengan Rea. Dengan kata lain, dia tidak rela Rea dekat dengan pria lain selain dirinya. Namun, dia juga tak bisa membalas perasaan gadis itu karena sebuah alasan yang tak sanggup ia sampaikan.

"Pagi, pak Jayden," sapa salah seorang karyawan di law firm tempat Jayden bekerja.

Sementara Jayden hanya tersenyum singkat dengan senyum tipis yang mampu membuat beberapa karyawan wanita terpesona saat itu juga.

Kedatangan pria berbadan tegap dengan pakaian formal yang menempel pas di tubuhnya yang atletis namun seksi itu, selalu menarik perhatian karyawan wanita yang kebetulan satu kantor dengannya.

Caranya berjalan, senyum yang menawan, juga suaranya yang lembut namun tegas mampu membuai siapa saja yang mendengarnya.

Jayden bukan hanya tampan sebagai seorang laki-laki dan pengacara handal. Tapi, statusnya yang hingga sekarang masih single, membuatnya menjadi bahan pembicaraan di kalangan staf wanita di kantornya.

Tak sedikit dari mereka yang berusaha mendekati Jayden, namun pria itu berusaha untuk menghindar. Dia tak mau terlibat skandal dengan salah satu staf di kantornya. Selain itu Jayden tidak tertarik untuk menjalin hubungan asmara dengan perempuan manapun. Bahkan, pria itu sudah berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan menikah untuk saat ini, entah sampai kapan dia menunggu kesiapan mental untuk ke jenjang pernikahan.

÷÷÷÷÷

"Morning!"

"Morning, mbak Rea," sahut Vins ceria.

"Waah, warna cat kuku baru, nih." Pria berperut buncit itu melongok mengagumi pewarna kuku yang membuat jemari Rea semakin bersinar dan lentik.

"Bagus, nggak?"

"Agak pucat sih warnanya. Tapi, oke kok. Not bad, lah. Cantik!" puji Vins lagi.

"Dasar asisten penjilat," Batin Rea dengan senyum miring.

"Hari ini jadwal aku ngapain saja, Vins?" Tanya Rea setelah ia duduk di dalam mobil pribadinya.

Vins, yang bernama asli Vincent itu mulai membuka laptopnya. Lelaki abal-abal itu tak mau di panggil Vincent sejak pindah ke Jakarta.

Katanya nama Vincent terlalu pria banget untuk seorang asisten model papan atas seperti dia.

Andai saja ibunya tahu kalau Vins malu dengan nama aslinya, beliau pasti sudah menangis sedih di kampungnya.

"Jadwal mbak Rea dari pagi sampai sore kosong, alias free," sahut Vins dengan senyum riang.

"Free? Nggak ada kerjaan maksud kamu?"

"Yes, that's right!" Vins menegaskan dengan logat Inggris medok khas jawa timuran.

Episodes
1 Ep 1
2 Ep 2
3 Ep 3
4 Ep 4
5 Ep 5
6 Ep 6
7 Ep 7
8 Ep 8
9 Ep 9
10 Ep 10
11 Ep 11
12 Ep 12
13 Ep 13
14 Ep 14
15 Ep 15
16 Ep 16
17 Ep 17
18 Ep 18
19 Ep 19
20 Ep 20
21 Ep 21
22 Ep 22
23 Ep 23
24 Ep 24
25 Ep 25
26 Ep 26
27 Ep 27
28 Ep 28
29 Ep 29
30 Ep 30
31 Ep 31
32 Ep 32
33 Ep 33
34 Ep 34
35 Ep 35
36 Ep 36
37 Ep 37
38 Ep 38
39 Ep 39
40 Ep 40
41 Ep 41
42 Ep 42
43 Ep 43
44 Ep 44
45 Ep 45
46 Ep 46
47 Ep 47
48 Ep 48
49 Ep 49
50 Ep 50
51 Ep 51
52 Ep 52
53 Ep 53
54 Ep 54
55 Ep 55
56 Ep 56
57 Ep 57
58 Ep 58
59 Ep 59
60 Ep 60
61 Ep 61
62 Ep 62
63 Ep 63
64 Ep 64
65 Ep 65
66 Ep 66
67 Ep 67
68 Ep 68
69 Ep 69
70 Ep 70
71 Ep 71
72 Ep 72
73 Ep 73
74 Ep 74
75 Ep 75
76 Ep 76
77 Ep 77
78 Ep 78
79 Ep 79
80 Ep 80
81 Ep 81
82 Ep 82
83 Ep 83
84 Ep 84
85 Ep 85
86 Ep 86
87 Ep 87
88 Ep 88
89 Ep 89
90 Ep 90
91 Ep 91
92 Ep 92
93 Ep 93
94 Ep 94
95 Ep 95
96 Ep 96
97 Ep 97
98 Ep 98
99 Ep 99
100 Ep 100
101 Ep 101
102 Ep 102
103 Ep 103
104 Ep 104
105 Ep 105
106 Ep 106
107 Ep 107
108 Ep 108
109 Ep 109
110 Ep 110
111 Ep 111
112 Ep 112
113 Ep 113
114 Ep 114
115 Ep 115
116 Ep 116
117 Ep 117
118 Ep 118
119 Ep 119
120 Ep 120
121 Ep 121
122 Ep 122
123 Ep 123
124 Ep 124
125 Ep 125
126 Ep 126
127 Ep 127
128 Ep 128
129 Ep 129
130 Ep 130
131 Ep 131
132 Ep 132
Episodes

Updated 132 Episodes

1
Ep 1
2
Ep 2
3
Ep 3
4
Ep 4
5
Ep 5
6
Ep 6
7
Ep 7
8
Ep 8
9
Ep 9
10
Ep 10
11
Ep 11
12
Ep 12
13
Ep 13
14
Ep 14
15
Ep 15
16
Ep 16
17
Ep 17
18
Ep 18
19
Ep 19
20
Ep 20
21
Ep 21
22
Ep 22
23
Ep 23
24
Ep 24
25
Ep 25
26
Ep 26
27
Ep 27
28
Ep 28
29
Ep 29
30
Ep 30
31
Ep 31
32
Ep 32
33
Ep 33
34
Ep 34
35
Ep 35
36
Ep 36
37
Ep 37
38
Ep 38
39
Ep 39
40
Ep 40
41
Ep 41
42
Ep 42
43
Ep 43
44
Ep 44
45
Ep 45
46
Ep 46
47
Ep 47
48
Ep 48
49
Ep 49
50
Ep 50
51
Ep 51
52
Ep 52
53
Ep 53
54
Ep 54
55
Ep 55
56
Ep 56
57
Ep 57
58
Ep 58
59
Ep 59
60
Ep 60
61
Ep 61
62
Ep 62
63
Ep 63
64
Ep 64
65
Ep 65
66
Ep 66
67
Ep 67
68
Ep 68
69
Ep 69
70
Ep 70
71
Ep 71
72
Ep 72
73
Ep 73
74
Ep 74
75
Ep 75
76
Ep 76
77
Ep 77
78
Ep 78
79
Ep 79
80
Ep 80
81
Ep 81
82
Ep 82
83
Ep 83
84
Ep 84
85
Ep 85
86
Ep 86
87
Ep 87
88
Ep 88
89
Ep 89
90
Ep 90
91
Ep 91
92
Ep 92
93
Ep 93
94
Ep 94
95
Ep 95
96
Ep 96
97
Ep 97
98
Ep 98
99
Ep 99
100
Ep 100
101
Ep 101
102
Ep 102
103
Ep 103
104
Ep 104
105
Ep 105
106
Ep 106
107
Ep 107
108
Ep 108
109
Ep 109
110
Ep 110
111
Ep 111
112
Ep 112
113
Ep 113
114
Ep 114
115
Ep 115
116
Ep 116
117
Ep 117
118
Ep 118
119
Ep 119
120
Ep 120
121
Ep 121
122
Ep 122
123
Ep 123
124
Ep 124
125
Ep 125
126
Ep 126
127
Ep 127
128
Ep 128
129
Ep 129
130
Ep 130
131
Ep 131
132
Ep 132

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!