Ep 6

"Feel better?" Altan mengendurkan pelukan, dan menatap Zika dengan matanya yang sendu.

Sesaat kemudian, bibir Altan sudah mendarat di bibir Zika. Menyapukan lidahnya pada bibir Zika yang sedikit terbuka.

"Masih marah?" Altan berkata dengan tatapan berkabut.

Setiap kali mereka bersentuhan, seperti ada aliran listrik yang menyengat Zika, membuatnya tak berdaya untuk menolak pesona Altan Bagaskara.

Zika membalas tatapan Altan dalam diam. Namun Altan tahu, dari sorot mata Zika sepertinya gadis itu sudah tak semarah tadi.

"Kamu sudah makan?" Altan mengusap lembut helai rambut Zika dan menyelipkannya di telinga. Tatapannya belum lepas dari wajah cantik kekasihnya.

Zika menggeleng pelan. Bahwa dia belum makan malam, karna sibuk memikirkan pertemuan Altan dan perempuan yang menjadi teman kencannya malam itu.

"Mau aku buatin nasi goreng?"

Binar di mata Zika mendadak terang, saat mendengar penawaran Altan padanya. Perlahan senyum di bibirnya terbit.

"Kamu juga belum makan?" Tanya Zika, nada suaranya berubah lembut.

Altan memicingkan mata dan menggeleng pelan.

"Belum, nggak selera makan karna aku kepikiran kamu terus." Bohongnya.

"You such a liar." Zika memukul pelan lengan Altan dengan wajah kemerahan karna malu.

"Mana mungkin bisa makan dengan tenang, kalau kamu di sini gelisah nungguin aku." Altan menangkupkan kedua tangannya di wajah Zika, dan menghujani gadis itu dengan kecupan kecupan singkat.

Malam itu, Altan tidak pulang ke apartemennya. Seperti malam-malam sebelumnya. Altan memang lebih sering menghabiskan malamnya di apartemen Zika. Sebuah unit yang di beli oleh Altan khusus kekasih gelapnya. Di sebuah apartemen mewah yang jaraknya tak terlalu jauh dari tempat tinggalnya.

Satu tahun mereka menjalin hubungan, satu tahun sudah Zika menanti kepastian. Meskipun hatinya sering sakit saat Altan menemui gadis lain yang di sodorkan orang tuanya. Tapi, Zika masih saja bertahan. Bagi Zika, Altan adalah denyut nadinya. tanpa Altan, hidup Zika tak berarti apa-apa.

÷÷÷÷÷

"Ada tamu ya, Tante?" Rea melongok ke arah dapur di rumah Amaya, ibunya Jayden.

Sore itu, Rea sengaja mampir untuk mengantar oleh-oleh yang di bawa papinya dari Swiss, saat perjalanan bisnis.

Keluarga Rea dan Jayden memang tinggal di komplek yang sama sejak mereka kecil, hingga Amaya memutuskan untuk pindah setelah Jayden lulus SMA. Namun, hubungan mereka berdua tetap terjalin erat hingga sekarang. Rea masih sering berkunjung ke rumah Amaya, begitu juga sebaliknya. Jayden selalu menyempatkan waktu untuk mengunjungi keluarga Rea, bahkan saat gadis itu tidak ada di rumah.

Terkadang Jayden hanya ingin ngobrol bersama Benyamin Handoko Aldinaya papinya Rea, hanya karna Jayden merindukan sosok ayah yang telah lama pergi meninggalkan keluarganya, demi wanita lain.

Karna itulah, Jayden sering kali memberi pelajaran pada lelaki yang dengan sengaja mengkhianati Rea, Jayden tidak akan segan-segan menghajar lelaki hidung belang itu dengan babak belur, hingga mereka tak lagi berani mendekati Rea.

"Dia teman sekantornya Kaluna. Namanya Brigita," Jawab Amaya atas pertanyaan Rea.

"Cantik, kan? Jago masak juga loh, dia," Bisik Amaya sambil melirik ke arah Kaluna dan Brigita yang sedang sibuk mencicipi kue yang baru keluar dari oven.

Sejak pertemuan Brigita malam itu dengan Jayden, kerap kali gadis itu mampir ke rumah Amaya, dengan harapan ia bisa bertegur sapa lagi dengan Jayden. Namun, beberapa kali Brigita mampir, tak sekalipun ia melihat Jayden pulang ke rumah.

"Cantik, Tante," puji Rea, namun terdengar tidak tulus. Entah kenapa, Rea merasa tidak suka dengan keberadaan Brigita di rumah orang tua Jayden.

Aneh. Kenapa Rea merasa cemburu? Dia seperti tidak rela ada perempuan lain yang akrab dengan keluarga Jayden selain dirinya.

"Bagaimana dengan pekerjaan kamu? Tante kemarin lihat iklanmu di TV, loh." Amaya menepuk pundak Rea pelan dengan senyum kagum. Rea sudah seperti anak sendiri bagi wanita paruh baya itu.

"Bagus nggak, Tan?"

"Bagus. Cantik, like always. Lagi pula kulit kamu memang sudah mulus kan sebelum pakai sabun itu?" Ucapan Amaya di sambut tawa ringan oleh Rea.

Memang benar apa kata Amaya. Kulit Rea memang sudah mulus sebelum menjadi bintang iklan sabun mandi itu. Jadi, kalau ada orang yang menganggap kulit Rea bisa mulus karna mandi dengan sabun di iklan itu, anggapan seperti itu tentu saja salah.

"Tante Amaya, cobain browniesnya dong. Reviewnya yang jujur ya, Please." Brigita tiba-tiba muncul dengan membawa potongan brownies di atas piring saji.

Gadis cantik itu tampak sangat manis dengan celemek yang menggantung di lehernya.

Sejenak Rea menatap gadis itu dengan tatapan iri.

Brigita, adalah gambaran tipe gadis idaman Jayden. Cantik, wanita karir, jago masak dan tentu saja akrab dengan keluarganya.

"Perfect!" Seru Amaya, membuyarkan lamunan Rea.

"Bagaimana Rea, enak kan?"

Rea mengulum senyum, ekor matanya melirik potongan brownies itu dengan tatapan tak berselera.

"Maaf, Tan. Rea lagi diet untuk persiapan syuting iklan selanjutnya. Jadi nggak bisa makan yang manis-manis begini."

Rea menoleh ke arah Brigita.

"Sorry, ya," ucapnya dengan senyum terpaksa.

Brigita mengangguk paham, meskipun raut wajahnya tampak sedikit kecewa.

Gadis itu undur diri setelah puas menerima pujian dari Amaya. Paling tidak, dia sudah dapat lampu hijau dari ibunya Jayden.

"Dia sering ke sini ya, Tan?" Rea mulai penasaran.

"Lumayan sering," jawab Amaya usai meneguk tehnya.

"Tante suka sama dia?"

"Suka? Maksudnya?"

"Maksudnya ... Tante berniat mau jodohin Brigita sama Jayden. Bagaimana menurut kamu? Kira-kira cocok nggak?"

÷÷÷÷÷

"Pagi, Pa." Altan menyapa Pedro, ayahnya yang duduk di balik meja kerjanya.

"Duduklah," ucap Pedro tenang, masih memeriksa beberapa berkas yang di bawa oleh sekretarisnya. Setelah menandatangani berkas penting tersebut, Pedro meninggalkan kursi yang ia duduki. Lalu perlahan menyusul Altan yang sudah duduk menunggu di sofa dalam ruangannya.

"Papa dengar, kamu sudah bertemu dengan putrinya Pak Benyamin Handoko Aldinaya."

"Iya, Pa. Kita bertemu beberapa hari yang lalu." Altan mengangguk.

Pedro tampak tersenyum lebar, merasa antusias dengan perjodohan putranya dengan anak dari salah satu pengusaha retail ternama di Jakarta.

"Siapa namanya?"

"Clareance Nuansa Aldinaya."

"Hm." Kepala Pedro kembali mengangguk pelan. Bahkan, sudut bibir pria tua itu menyungging senyum kebahagiaan.

Bukan apa-apa, seingat Pedro, putranya tidak pernah sekalipun ingat dengan nama perempuan yang selama ini sering ia jodohkan dengannya. Tapi, kali ini sungguh berbeda. Altan mengingat nama perempuan itu. Bukan nama panggilan melainkan nama lengkapnya. Jadi, artinya ada harapan kalau putranya akan menyetujui perjodohan ini.

"Jadi, bagaimana? Kamu suka sama perempuan itu?"

Altan melipat bibir. Bohong kalau dia tidak menyukai gadis secantik Rea. Gadis itu bukan hanya cantik, tapi juga tipe ideal Altan. Seorang gadis manja dan mengairahkan. Tapi ...

"Al? Kamu suka kan?"

Pria berbadan tegap dengan senyum mematikan itu mengangguk samar.

"Sepertinya dia gadis yang baik, juga sangat cantik."

"So you gonna marry her?" Seketika tawa Pedro meledak.

"Apa boleh buat, Altan tidak mungkin berkata tidak. Demi tahta tertinggi di perusahaan ayahnya. Altan harus menurut. Kalau tidak, Pedro akan merekrut orang luar untuk mengurus perusahaan miliknya.

Pria tua itu pernah berkata, bahwa penerusnya kelak tidak perlu berasal dari keluarganya. Dan hal itu sempat membuat Altan kebakaran jenggot. Karna sejauh ini, ucapan Pedro tidak pernah main-main. Bisnisman handal itu selalu penuh strategi dan pemikiran matang dalam memikirkan segala hal, termasuk memilih penerus untuk memimpin perusahaannya.

"Altan akan mempertimbangkannya," jawab pria tampan itu yang di sambut senyum semringah oleh Pedro.

"Kalau kamu butuh sesuatu, bilang saja sama papa. Ingat kamu harus bisa mengambil hati Clareance. Dia adalah tiket agar kamu bisa duduk di kursi direktur utama menggantikan papa. You know what i mean?"

Altan menghela napas berat, sebelum kepalanya mengangguk sekali dengan ekspresi wajah datar.

"Mulai sekarang, buang jauh-jauh parasit yang masih menempel di hidup kamu. Papa tidak mau mendengar kabar tidak sedap tentang kamu dan perempuan rendahan itu lagi. Jaga nama baik keluarga kita. Papa nggak mau keluarga Benyamin Handoko Aldinaya mendengar hal buruk tentang kamu," sindir Pedro kejam.

Siapa lagi orang yang ia sebut parasit kalau bukan Mauricezka Agatha alias Zika, sekretaris Altan yang juga teman kencannya.

Episodes
1 Ep 1
2 Ep 2
3 Ep 3
4 Ep 4
5 Ep 5
6 Ep 6
7 Ep 7
8 Ep 8
9 Ep 9
10 Ep 10
11 Ep 11
12 Ep 12
13 Ep 13
14 Ep 14
15 Ep 15
16 Ep 16
17 Ep 17
18 Ep 18
19 Ep 19
20 Ep 20
21 Ep 21
22 Ep 22
23 Ep 23
24 Ep 24
25 Ep 25
26 Ep 26
27 Ep 27
28 Ep 28
29 Ep 29
30 Ep 30
31 Ep 31
32 Ep 32
33 Ep 33
34 Ep 34
35 Ep 35
36 Ep 36
37 Ep 37
38 Ep 38
39 Ep 39
40 Ep 40
41 Ep 41
42 Ep 42
43 Ep 43
44 Ep 44
45 Ep 45
46 Ep 46
47 Ep 47
48 Ep 48
49 Ep 49
50 Ep 50
51 Ep 51
52 Ep 52
53 Ep 53
54 Ep 54
55 Ep 55
56 Ep 56
57 Ep 57
58 Ep 58
59 Ep 59
60 Ep 60
61 Ep 61
62 Ep 62
63 Ep 63
64 Ep 64
65 Ep 65
66 Ep 66
67 Ep 67
68 Ep 68
69 Ep 69
70 Ep 70
71 Ep 71
72 Ep 72
73 Ep 73
74 Ep 74
75 Ep 75
76 Ep 76
77 Ep 77
78 Ep 78
79 Ep 79
80 Ep 80
81 Ep 81
82 Ep 82
83 Ep 83
84 Ep 84
85 Ep 85
86 Ep 86
87 Ep 87
88 Ep 88
89 Ep 89
90 Ep 90
91 Ep 91
92 Ep 92
93 Ep 93
94 Ep 94
95 Ep 95
96 Ep 96
97 Ep 97
98 Ep 98
99 Ep 99
100 Ep 100
101 Ep 101
102 Ep 102
103 Ep 103
104 Ep 104
105 Ep 105
106 Ep 106
107 Ep 107
108 Ep 108
109 Ep 109
110 Ep 110
111 Ep 111
112 Ep 112
113 Ep 113
114 Ep 114
115 Ep 115
116 Ep 116
117 Ep 117
118 Ep 118
119 Ep 119
120 Ep 120
121 Ep 121
122 Ep 122
123 Ep 123
124 Ep 124
125 Ep 125
126 Ep 126
127 Ep 127
128 Ep 128
129 Ep 129
130 Ep 130
131 Ep 131
132 Ep 132
Episodes

Updated 132 Episodes

1
Ep 1
2
Ep 2
3
Ep 3
4
Ep 4
5
Ep 5
6
Ep 6
7
Ep 7
8
Ep 8
9
Ep 9
10
Ep 10
11
Ep 11
12
Ep 12
13
Ep 13
14
Ep 14
15
Ep 15
16
Ep 16
17
Ep 17
18
Ep 18
19
Ep 19
20
Ep 20
21
Ep 21
22
Ep 22
23
Ep 23
24
Ep 24
25
Ep 25
26
Ep 26
27
Ep 27
28
Ep 28
29
Ep 29
30
Ep 30
31
Ep 31
32
Ep 32
33
Ep 33
34
Ep 34
35
Ep 35
36
Ep 36
37
Ep 37
38
Ep 38
39
Ep 39
40
Ep 40
41
Ep 41
42
Ep 42
43
Ep 43
44
Ep 44
45
Ep 45
46
Ep 46
47
Ep 47
48
Ep 48
49
Ep 49
50
Ep 50
51
Ep 51
52
Ep 52
53
Ep 53
54
Ep 54
55
Ep 55
56
Ep 56
57
Ep 57
58
Ep 58
59
Ep 59
60
Ep 60
61
Ep 61
62
Ep 62
63
Ep 63
64
Ep 64
65
Ep 65
66
Ep 66
67
Ep 67
68
Ep 68
69
Ep 69
70
Ep 70
71
Ep 71
72
Ep 72
73
Ep 73
74
Ep 74
75
Ep 75
76
Ep 76
77
Ep 77
78
Ep 78
79
Ep 79
80
Ep 80
81
Ep 81
82
Ep 82
83
Ep 83
84
Ep 84
85
Ep 85
86
Ep 86
87
Ep 87
88
Ep 88
89
Ep 89
90
Ep 90
91
Ep 91
92
Ep 92
93
Ep 93
94
Ep 94
95
Ep 95
96
Ep 96
97
Ep 97
98
Ep 98
99
Ep 99
100
Ep 100
101
Ep 101
102
Ep 102
103
Ep 103
104
Ep 104
105
Ep 105
106
Ep 106
107
Ep 107
108
Ep 108
109
Ep 109
110
Ep 110
111
Ep 111
112
Ep 112
113
Ep 113
114
Ep 114
115
Ep 115
116
Ep 116
117
Ep 117
118
Ep 118
119
Ep 119
120
Ep 120
121
Ep 121
122
Ep 122
123
Ep 123
124
Ep 124
125
Ep 125
126
Ep 126
127
Ep 127
128
Ep 128
129
Ep 129
130
Ep 130
131
Ep 131
132
Ep 132

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!