Erick menaiki anak tangga yang menuju kamar. Tadi di saat dia datang, dia tidak melihat Amira di dapur. Di atas meja, makan malam pun belum tersedia.
Segera di buka pintu kamar. Terlihat Amira baru saja keluar dari kamar mandi.
Ingin rasanya dia memeluk tubuh wanita yang sangat mencintainya itu. Tetapi di urung niatnya, karena tiada senyuman di sana.
Amira terlihat masih marah padanya, dan dia tidak mau mengambil resiko lagi.
"Mulai sekarang aku tidak memasak untuk mu lagi...... Bukan kah istri muda mu lebih pinter mengelola keuangan?! Jadi suruh aja dia masak dan mengurus segala keperluan mu"
Erick menelan saliva nya yang di rasakannya tiba-tiba sangat pahit. Dari kemarin, Amira sudah merubah panggilannya menjadi kau-aku.
Padahal sebelumnya, semarah apa pun dia, Amira tetap menghormati dirinya dengan panggilan mas.
Dan sekarang pun Amira sudah tidak mau masak lagi untuk dirinya dan mengurus keperluannya.
Mendadak kepala Erick terasa pusing lagi. Sekarang dia menyesali keputusannya untuk menyetujui Sonya yang memegang keuangan keluarga.
Padahal maksudnya, hanya menggertak saja. Agar Amira mau membuka hati untuk menerima Sonya.
Tapi sekarang malah semakin runyam, Amira semakin sulit dikendalikannya. Amira telah menyerahkan segala hal pada Sonya.
Erick tidak bisa menerima keputusan ini. Sangat jelas Sonya tidak bisa memasak. Selama ini pun, Sonya selalu membeli makanan di luar.
Apa lagi mengurus keperluan dirinya sehari-hari, Sonya jelas bukan istri yang mau di sibukkan dengan kegiatan rumah tangga.
Sungguh Erick tidak bisa hidup tanpa Amira, karena tidak ada yang cekatan seperti Amira.
Karena itu dia harus bisa membujuk Amira untuk tetap mengurus keperluannya sehari-hari, seperti selama ini yang di lakukan Amira.
"Sayang.... jangan seperti itu. Aku ini suami mu. Kau tidak mau kan di cap sebagai istri durhaka bila tidak mau mengurus suami mu?!..... Mas janji akan mengirim uang belanja ke rekening mu lagi" bujuk Erick selembut mungkin.
"Giliran urusan isi perut dan mengurus keperluan mu, kau baru teringat pada istri sah mu...." sindir Amira tajam.
Dia merasa sudah muak, di perlakukan seperti pembantu selama ini.
"Sayang..... Sonya masih terlalu muda, dia mana tau urusan beginian. Lagi pula dia sangat sibuk dengan pekerjaan kantor".
"Oyaa.... jadi jal*******ng mu hanya tau urusan sela**********n aja?!!!" Amira tidak dapat menahan diri lagi.
"Amira.... Stop?!! bentak Erick, perkataan Amira sudah sangat keterlaluan.
Amira melipat tangannya dan membuang pandangannya keluar jendela.
"Jangan kau pancing keributan selalu?! Mengapa sih, kau tidak bisa membuat hati mas tentram, supaya mas bisa betah di sini?!".
"Kalau kau tidak betah di sini. Lebih baik kau pulang ke rumah jal******ng mu, yang kau anggap lebih baik dari aku!!" Amira balas membentak.
Erick segera bangun dari tempat duduknya. Dengan pandangan tajam ke arah Amira.
"Baik.... mas akan pergi, dan ingat mas tidak akan pulang sebelum kau meminta maaf dan berubah menjadi Amira yang baik seperti dulu?!!" ancam Erick dengan gusar.
Dia berharap Amira segera memohon maaf dan menghalangi kepergiannya.
"Amira yang dulu sudah mati. Amira yang bodoh karena sebuah cinta, sudah tidak ada lagi, mas" ujar Amira ketus.
"Jadi kau benar menginginkan mas tidak kembali ke sini lagi?"
Erick menunggu reaksi Amira. Tetapi yang di lihatnya, Amira hanya memutar bola matanya dengan malas.
"Kau tidak takut bila mas tidak pulang?!" pancing Erick.
Amira malah bangkit dari tempat duduknya dan berkata "Sebaiknya kau segera pulang ke rumah istri muda mu, bukan kah dia lebih baik dari ku" kata Amira sambil membuka pintu kamar lebar-lebar.
Melihat ini, Erick menjadi emosi. Wajahnya memerah menahan amarah. Amira sungguh keterlaluan, tega mengusir suaminya sendiri.
"Kau akan menyesal, Amira?!" seru Erick sambil mengepal tangannya dan berlalu dari rumah Amira.
Dan dia yakin, Amira akan menghubunginya kembali. Karena Amira pasti butuh yang namanya materi, Erick tersenyum.
"Kau tidak akan bisa hidup tanpa nafkah dariku, Amira. Karena yang memenuhi kebutuhan mu selama ini, aku suamimu", desis Erick pongah.
*****
Sudah hampir dua minggu Erick tidak mengunjungi Amira. Tidak juga menelpon walau untuk sekedar memberi khabar.
Amira pun sudah tidak mau peduli lagi. Karena hatinya sudah terlalu sakit dengan sikap Erick.
Tetapi saat sekarang saldo di tabungannya semakin menipis. Dia tidak mau merengek pada Erick, karena dia sudah bertekad, tidak akan meminta apa pun lagi pada suaminya.
Akhirnya, Amira memutuskan untuk mengambil langkah. Ia tidak bisa terjebak dalam kesedihan. Dia akan terus berjuang dalam hidupnya, meskipun tanpa Erick di sisinya.
Sekarang Amira berada di kantor Lusi, sahabatnya.
"Amira, lamaran mu sudah di terima di perusahaan New Benefull. Besok pagi, kau sudah bisa bekerja di sana" kata Lusi bersemangat.
"Benarkah??.... " Amira menatap Lusi dengan campuran rasa tidak percaya dan harapan.
New Benefull adalah sebuah perusahaan raksasa yang bergerak di bidang pengembangan perumahan, dimana karyawannya mencapai ribuan orang.
Amira pernah mendengar, pemilik perusahaan tersebut bernama tuan Jackson Holmes adalah seorang yang sangat tegas dan disiplin.
Rasanya seperti mimpi, Amira bisa di terima di perusahaan ini, tempat impian hampir semua orang di luar sana.
Sudah seminggu ini, mereka telah berjuang keras untuk mencapai titik ini.
"Benar, Amira! Aku baru saja mendapat konfirmasi dari pihak perusahaan. Mereka sangat tertarik dengan latar belakangmu dan yakin kamu akan menjadi aset berharga bagi mereka," kata Lusi sambil tersenyum lebar.
Amira menelan ludah, perasaan berat di dadanya perlahan menghilang.
Dia tahu ini adalah langkah awal yang sangat penting dalam hidupnya.
"Ya Allah, terimakasih banyak atas karunia mu. Semoga ini menjadi perjalanan terbaik dalam meraih masa depan ku" lirih Amira dalam hati.
"Terima kasih banyak, Lusi. Kau memang sahabat sejati ku..... I-ini sangat berarti bagiku," kata Amira bergetar dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
"Sekarang.... fokuslah untuk memulai pekerjaanmu dengan baik. Jangan biarkan masalah perkawinan mu menghentikan langkahmu," balas Lusi dengan penuh haru.
Dia tidak habis mengerti, apa yang di cari oleh pria bernama Erick itu. Pada hal Amira sangat cantik, baik hati bahkan pintar lagi.
Tetapi Erick telah tega menduakan istrinya yang setia ini.
Lusi menghela napas, semoga Amira menemukan kebahagiaan sejatinya kelak, batin Lusi lagi.
Sesampainya di rumah, Amira mulai menyiapkan makan malam sederhana.
Sambil memasak, pikirannya melayang pada berbagai kemungkinan yang akan dia hadapi di tempat kerja baru.
Dia mencoba untuk tidak terlalu memikirkan Erick dan Sonya, meskipun situasi yang mereka ciptakan sangat menyakitkan bagi dirinya.
Namun, dia bertekad membalas semua yang di alaminya dengan keberhasilan dirinya.
.
"KBS
Dukung Author dengan vote, like dan comment
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Soraya
amira mg knp gak dilaporin kekantor nya biar sekalian mereka dipecat
2024-12-13
1