Bab 19

Akhirnya, Amira memutuskan pergi ke acara syukuran Sonya, di rumah orang tua Erick. Karena mertuanya ini ingin memamerkan pada kerabat nya bahwa Erick akan segera memiliki keturunan.

Sebenarnya Amira malas pergi ke tempat mertuanya, karena di sana dia selalu mendapatkan tekanan dan hinaan.

Apalagi saat ini Sonya sedang mengandung anak Erick, tentu olokkan tentang wanita mandul akan semakin gencar di sematkan padanya.

Tapi kali ini, dia memutuskan untuk menghadapi tekanan itu. Benar kata Alvaro, bila dia selalu diam, maka selamanya dia akan dianggap lemah, batin Amira.

Karena itu dia ingin menghilangkan image buruk yang telah di sandang kan pada dirinya selama ini.

Kini dia telah mempersiapkan diri untuk menghadapi segala kemungkinan itu. Dia ingin membuktikan bahwa tanpa kehadiran seorang anak pun dia tetap bisa bahagia dan kuat.

Dengan bantuan Lusi sahabatnya, serta dukungan Revand. Amira tampil cantik dan elegant.

Dan setelah di rasakan sempurna, dia mengendarai mobil dengan kecepatan sedang menembus perjalanan dan memberhentikan mobilnya tepat di depan rumah Erick.

Amira turun dari mobilnya. Di bawah pandangan kekaguman para undangan, Amira berjalan penuh keanggunan.

Amira melihat banyak tamu yang datang. Sebagian tamu kerabat dari ayah dan ibu Erick. Sebagian lagi kerabat Sonya sendiri.

Erick sengaja tidak mengundang teman kantornya, karena perkawinannya dengan Sonya, tidak ada yang tahu kecuali kerabat dekat mereka sendiri.

Ini karena peraturan dari perusahaan, bahwa suami istri tidak boleh bekerja dalam satu kantor. Amira tahu, Erick takut di pecat, jadi dia menyimpan rahasia itu.

Setelah memberi salam, Amira berjalan ke tempat Sonya dan Erick berada. Di sana sudah ada orang tua Erick dan Sonya juga.

Melihat kehadiran Amira, mereka pun mulai berkasak-kusuk. Mereka bergosip tentang kemandulan Amira dan tentang Amira yang di poligami.

Sedangkan yang belum mengenal Amira, mereka menatap kagum pada kecantikan Amira.

"Selamat ya, atas kehamilan mu. Semoga kalian selalu bahagia" ujar Amira sambil mengulurkan tangannya pada Sonya dan Erick.

Karena takut menimbulkan gosip yang tidak enak, Sonya terpaksa menyambut uluran tangan Amira. Walau hatinya penuh kebencian yang sangat dalam pada Amira.

Apalagi saat ini penampilan Amira sangat memukau, membuat hati Sonya semakin panas.

"Terima kasih... " sahut Sonya perlahan.

Sementara itu, Erick yang berada di samping Sonya, terpana melihat penampilan Amira, sungguh sangat sempurna.

"Kau sangat cantik" bisik Erick di telinga Amira. Amira hanya tersenyum sambil melepaskan pelukan Erick dan bermaksud beranjak dari sana.

"Kau disini aja, bukan kah kau istriku?" ujar Erick lagi sambil menahan langkah Amira.

Melihat ini, hati Sonya di bakar cemburu, dan dia tidak dapat menahannya.

"Mas, jaga sikap mu. Semua tamu memperhatikan kita". bisik Sonya pada Erick.

"Loh.... semua orang tahu bahwa Amira itu istriku kan? Jadi apa salahnya dia berada di sini" ujar Erick.

"Tapi ini acara aku!....... syukuran atas kehamilan aku!! Jadi aku berhak dong memilih siapa yang bisa berada di sini?!", protes Sonya kurang senang.

Melihat situasi ini, Amira segera berkata, "Aku duduk di sana aja deh, mas. Kamu dan Sonya lanjutkan aja acaranya".

"Tidak bisa?! Kau tetap di sini aja?!" tegas Erick.

"Mas...?! Aku tidak mau ada orang lain di acara ku!!" kata Sonya kesal.

"Aku bukan orang lain, Sonya. Aku istri sah suamiku" sahut Amira yang juga kesal dengan perkataan Sonya.

Melihat pertengkaran itu, nyonya Mary menarik Amira menjauh dari tempat itu.

"Kamu itu ya?!.....selalu bikin masalah.... kenapa sih setiap kedatangan mu pasti ada keributan," kata nyonya Mary sambil menatap tajam pada Amira.

"Ibu.... aku tidak membuat masalah disini. Menantu ibu yang memulai nya..... Lagi pula, aku datang karena di undang oleh anak dan menantu kesayangan ibu?!" seru Amira membalas tatapan mertuanya.

Nyonya Mary terkejut, dia tidak menyangka menantu yang dulunya lemah lembut dan selalu bersikap sopan padanya, kini berubah menjadi menantu yang berani berbicara panjang lebar padanya.

Dan beberapa tamu mulai memandangi mereka, ini membuat nyonya Mary semakin geram pada Amira.

"Kamu ya sudah berani melawan.... Apa kamu iri pada Sonya karena dia bisa hamil, sedangkan kamu tidak!!" cemooh nyonya Mary lagi, yang tetap ingin menjatuhkan menantunya ini di depan tamu.

Amira mengangkat bahunya, "Ibu.... aku tidak iri Sonya hamil. Karena semua itu kehendak Allah. Mungkin saja nanti, bila aku hamil anak aku akan lebih pintar, lebih cantik dari anak Sonya", jawab Amira santai.

"Kau ini ya..... " hampir saja tangan nyonya Mary menyentuh pipinya. Tetapi Amira cepat menangkap tangan mertuanya.

"Stop ibu?!.... sekali ibu menyentuh saya lagi, saya akan membalas perbuatan kalian selama ini terhadap saya?!". kata Amira.

"Pergilah kau dari sini...?! Jangan kau kacaukan acara ku?!!", teriak Sonya.

Amira tersenyum, "Kau yang telah mengacaukan acara mu sendiri..... Kau ingin mempermalukan aku kan? Asal kau tahu, kalian semua yang telah mempermalukan diri kalian sendiri, paham?!!"

Sonya menjadi sangat emosi. Karena memang benar dia ingin mempermalukan Amira. Tapi dia tidak menyangka rencananya ini justru mengacaukan acaranya sendiri.

"Kurang a.... ar" maki Sonya.

"Sebaiknya mbak pulang saja, kehadiran mbak tidak diinginkan di sini" usir nyonya Riana, ibunda Sonya. Amira menatap tajam pada nyonya Riana.

Kalau saja Amira tidak ingat orang tua, ingin rasanya Amira mencabik mulut Riana.

Beberapa tamu memandang Amira dengan pandangan sinis. Dan sebagian lagi merasa kasihan.

"Baiklah, aku akan pergi dari sini" kata Amira kemudian.

"Seharusnya suaminya mengambil sikap. Berani beristri dua, tetapi tidak tegas dalam bersikap" samar-samar terdengar suara sumbang dari arah belakang, hati Erick menjadi panas.

"Tidak Amira?!.... . kau tidak boleh pergi dari sini. Kau adalah istri ku. Aku berhak mempertahankan kau disini?!" kata Erick yang ingin menunjukkan kekuasaannya pada orang-orang.

Sebenarnya dia sendiri sudah bingung, mengapa acaranya menjadi kacau begini. Sebagai suami dari Amira dan Sonya, sebenarnya dia sudah kehilangan wibawa karena ulah kedua istrinya di depan para tamu.

Tapi, di detik terakhir dia masih ingin menunjukkan harga dirinya sebagai seorang suami.

"Erick?!.... biarkan dia pergi?!" bentak nyonya Mary.

"Tapi bu.....?!".

"Tidak apa, mas. Lebih baik aku pulang aja, karena disini pun, aku akan menambah keributan lagi", kata Amira pelan, karena dia sudah merasa tidak nyaman dengan pertengkaran ini.

"Tunggu sebentar, mbak?!" seru Amira tiba-tiba.

Amira menghentikan langkahnya, dan orang-orang di sana semakin penasaran menonton pertunjukan drama keluarga ini.

Sonya mengeluarkan ponselnya, "Aku ingin mas Erick tahu, siapa istri yang selalu mas sanjung ini".

"Apa maksud mu?!". Amira mengernyit keningnya.

Sonya langsung memberikan ponselnya pada Erick. Melihat ini, wajah Erick langsung berubah.

"Ku........ ng aj.....r" desisnya dan tatapan nya sangat tajam pada Amira.

"Mas, ada apa?" tanya Amira kebingungan.

Kemudian Erick mendekati Amira, tangan Amira di tarik dengan kasar, membuat Amira meringis kesakitan.

"Beraninya kau bermain api di belakang ku ya?!!". teriak Erick, membuat yang hadir di sana terkejut.

"Mas, hentiku.... salahku apa?!" teriak Amira, saat Erick mencengkram bahunya dengan kuat.

"OO... Kau mau tahu salah mu apa?!.... Ini lihat?!", Erick mengambil ponsel Sonya dan menunjukkan foto-foto Amira saat berbelanja di mall beberapa waktu yang lalu bersama Revand.

Amira terkejut, dengan cepat dia menggelengkan kepalanya. "I-itu tidak benar".

"Kau masih menyangkal kalau kau berselingkuh?!".

"Aku tidak berselingkuh!!" kata Amira, ingin rasanya dia menangis, melihat tatapan di sekelilingnya memandangnya sinis.

"Tidak di sangka ya berpura-pura alim, ternyata....." bisik beberapa tamu undangan.

Plaak!!

Nyonya Mary menampar wajah Amira dengan keras, "Berani ya.... kau selingkuhi anakku" kata nyonya Mary dengan mata berapi-api. Kemudian dia mendorong Amira hingga tersungkur.

Semua yang hadir terkejut. Dengan cepat Erick menarik tangan ibunya, "Apa yang ibu lakukan?".

"Biar dia tahu diri, seenaknya dia selingkuhi suaminya". kata nyonya Mary sambil menunjuk muka Amira.

"Tapi tidak begini caranya, bu" ujar Erick, seperti memohon pada ibunya untuk tidak melanjutkan amarahnya.

Sedangkan Sonya bersorak di dalam hati, "Rasakan.....". Hatinya sangat puas melihat keadaan Amira saat ini. Senyum kemenangan merekah di bibirnya.

Mendapatkan tamparan itu, Amira segera mengusapkan ujung mulutnya. Dan Amira melihat ada darah segar di sana.

Kemudian, dengan tenang dia mengangkat kepalanya dan dia kembali berdiri tegak.

Tatapannya sangat dingin menatap Erick, Sonya dan nyonya Mary secara bergantian.

"Cukup sudah kalian menyakiti aku?! Hanya dengan melihat foto ini saja kalian sudah menuduh aku selingkuh" desis Amira.

.

#KBS

Dukung Author dengan vote, like dan comment

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

kelamaan seh gobloknya amira jd diinjak2 kan

2024-11-07

1

Reja Akbar

Reja Akbar

Seru....

2025-01-08

0

Lee Mba Young

Lee Mba Young

Yo itulah kan masih punya suami hrs nya kl dah gk tahan di poligami ya jng kluar dng laki lain, kl gini km kalah amira. erick punya bukti km selingkuh. coba km jd wanita teges gugat pengadilan viralkan erick kawin lagi km akn menang erick akn di pecat. kl kayak gini apa yg km dpt malu kan trus cm nangis km mau balas pake apa. itulah hrse jd wanita pintar tp saking cintanya mkne di madu trimo trimo ae.

2024-10-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!