Amira sedang sibuk dengan komputernya. Ada beberapa tugas yang harus di selesaikan dengan segera.
Dia tidak menghiraukan panggilan telepon yang berdering dari tadi. Dia asyik dengan pekerjaannya.
Revand sekali lagi menelpon Amira, Lagi-lagi Amira tidak mengangkat telpon darinya. Revand berdecak kesal.
Kemudian Revand menelpon asisten sekaligus sahabatnya, Doni.
"Doni.... cepat kau lihat, mengapa Amira tidak mengangkat telpon dari ku" seru Revand dari seberang.
Doni melirik jam di dinding, dasar bucin gila, tentu saja jam segini para karyawan semua sedang sibuk dengan tugasnya masing- masing.
"Apa Amira ku suruh naik ke atas aja, ke ruangan mu" seru Doni kalem.
"Gila kau?!!..... bisa kabur dia nanti. Dia itu bukan tipe wanita matre. Kalau dia tau siapa aku, malah bisa-bisa dia akan berjaga jarak dengan ku.".kata Revand lagi.
"Terus aku harus gimana?"
"Begini..... kau datangi dia, katakan ponselnya dari tadi berdering. Dengan begitu dia akan segera melihat pesan dariku" kata Revand lagi.
"Ada-ada aja si bos satu ini, dia yang jatuh cinta aku yang repot" gerutu Doni sambil berjalan ke ruangan Amira.
Dan benar, sesampai di ruangan Amira, dilihatnya Amira sedang berfokus pada pekerjaannya. Dia tampak serius dengan monitor di depannya.
"Maaf mbak, ponselnya dari tadi berdering. Coba di periksa dulu. Kali aja ada yang penting" kata Doni.
Amira tampak kaget dan dengan sopan membungkuk saat melihat siapa yang datang, "O iya ya... pak, maaf?!"
"Tidak apa-apa, coba di periksa dulu. Siapa tahu ada hal yang penting".
Kening Amira tampak berkerut, tapi kemudian dia berkata " Baik Pak, terima kasih"
Doni mengangguk, lalu berlalu dari hadapan Amira.
Ada yang aneh, mengapa pak Doni asisten bos besar di perusahaan ini, bisa mengetahui ponselnya berdering.
Padahal volume nada dering sudah di kecilnya. Ini sengaja dilakukan agar dia bisa berkonsentrasi penuh pada pekerjaannya.
Amira segera meraih ponselnya. Dan ada banyak sekali panggilan telepon dan chat dari Revand.
Amira melirik meja Revand, ternyata kosong. " Huh... pasti dia bolos kerja hari ini. Dasar pemalas" omel Amira.
Kemudian dia membaca pesan terakhir dari Revand, dia mengajak Amira makan siang di luar kantor.
Amira melirik jam di tangannya, karena sudah menunjukkan waktu istirahat, maka Amira segera membalas pesan Revand, "Oke".
Dan dengan segera dia membereskan meja kerjanya dulu, sebelum dia berlalu menemui Revand di tempat parkiran.
Melihat kedatangan Amira, Revand segera membuka pintu mobilnya. Tentu saja, mobil yang sudah di sediakan oleh Doni. Karena Revand tidak mau terlalu mencolok di depan Amira, bila membawa mobil pribadinya. Lalu ia menyusul duduk di sebelah Amira.
"Hei.... mengapa hari ini, kau tidak masuk kerja. Bolos ya..... " tanya Amira, sesaat mereka sudah berada di jalan raya.
Revand terkekeh, bagaimana mungkin seorang CEO bisa bolos di perusahaannya sendiri.
"Aku sedang ada tugas khusus, yang harus segera di selesaikan" jawab Revand santai. Amira mangut-mangut mencoba mengerti.
Amira dan Revand telah sampai di restoran bintang lima. Terlihat Amira agak ragu memasuki restoran tersebut. Tetapi Revand segera menggenggam tangan Amira untuk meyakinkannya.
Awalnya Amira menolaknya sambil mendelik matanya. Namun Revand semakin mengeratkan genggamannya sambil berbisik "Nanti orang mengira, kita pasangan yang sedang bertengkar". Akhirnya Amira pasrah dan mereka masuk ke dalamnya, sambil menggandeng tangan.
"Kau mau pesan apa?" tanya Revand setelah mereka duduk di ruangan mewah ini.
Musik lembut mengiringi mereka, membuat suasana semakin romantis.
Amira yang masih tampak ragu, berkata dengan setengah berbisik "Al, kau yakin kita makan disini?". Karena makanan disini harganya selangit"
"Hari ini aku dapat bonus besar, jadi gak apa kita makan mahal sekali-kali. Anggap saja merayakan keberhasilanku." bisik Revand juga.
Mendengar itu, hati Amira barulah tenang. Kemudian dia menatap buku menu di depannya. Ada banyak sekali makanan enak di restoran ini.
Amira memesan beberapa menu, termasuk makanan penutup.
Tidak berselang lama, pelayan datang mengantar pesanan mereka. Dan menata makanan di atas meja.
"Silahkan" ucap pelayanan restoran.
"Terima kasih" jawab Amira.
Kemudian mereka mulai makan bersama.
"Amira, hari ini kau sibuk sekali ya.... sehingga susah sekali aku menghubungi mu" tanya Revand di saat mereka sedang makan.
Seperti teringat sesuatu, Amira berkata "Al, tau gak. Tadi ada kejadian aneh"
"Apa"
"Pak Doni Ditmer datang ke ruangan kita untuk memberitahu ponselku berdering. Padahal volume nada dering sudah ku kecilkan. Tapi pak Doni seperti bisa mendengar suaranya. Aneh ya... "
"Uhuk... uhukk......uhukkk" Revand tersedak.
Cepat-cepat Amira memberi minuman pada Revand.
"Hei.... pelan-pelan makannya" ucap Amira sambil menepuk lembut punggung Revand. Revand bernapas lega, untung saja Amira tidak mencurigainya.
Kemudian Revand menatap wajah Amira yang terlihat cemas, kini mereka saling bertatapan.
"Maaf ya.... telah membuatmu cemas" ucap Revand perlahan, sambil menatap manik mata Amira.
"O iya...... Tidak apa-apa" kata Amira dengan jantung berdebar, kemudian ia menggeser kan duduknya, tetapi Revand menahannya.
"Tetaplah disini" ucap Revand lembut, perlahan tangan kanannya menyuapi Amira, sedangkan tangan kirinya memeluk pinggang Amira.
Amira membuka mulut dan mengunyah secara perlahan makanan tersebut.
"Al... aku tidak ada program diet. Kalau seperti ini, aku malah tidak bisa makan karena jantung ku berdebar kencang" ucap Amira dengan wajah polos.
Revand tergelak, kemudian dia melepaskan pelukannya pada Amira. Karena merasa bebas, dengan santai Amira melanjutkan makannya.
Revand tersenyum menatapi Amira yang kembali makan. Kau wanita unik dan luar biasa. Betapa beruntungnya aku bila bisa memilikimu, batin Revand.
"Kau tidak makan?" tanya Amira melihat Revand hanya duduk sambil memandanginya selalu. Tentu saja, membuat ia menjadi risih.
"Aku sudah kenyang, makanlah supaya kau gemuk sedikit lagi". gurau Revand.
" Aku tidak mau gemuk"
"Kenapa?"
"Kemarin ayam tetangga ku gemuk sedikit, langsung di sembelih" ucap Amira serius.
Dan Revand tidak dapat menahan tawanya lagi, ia langsung terbahak mendengar perkataan Amira.
Sedangkan Amira menutup mulutnya, menahan ketawa juga.
Entah mengapa bersama Revand, Amira merasakan kebebasan yang hakiki. Dia betul-betul menemukan kebahagiaan yang sebenarnya.
"Tetap lah selalu bahagia ya........" dengan rasa sayang, Revand mengusap rambut Amira dengan lembut.
Amira teringat suaminya Erick. Dulu Erick seperti Revand. Selalu sayang padanya.
Tetapi semenjak mengenal Sonya, Erick berubah. Erick sudah melupakan dirinya dan cinta mereka.
Amira mengusap air mata yang jatuh ke pipinya.
Melihat ini, Revand meraih wajah Amira, wajah itu tampak bersedih.
"Jangan menangis..... ada aku di sini" ucap Revand seakan tahu apa yang dipikirkan Amira.
Amira gelagapan, "A-aku tidak menangis"
Amira memalingkan wajahnya dari pandangan Revand. Dia tidak mau Revand melihatnya bersedih.
Revand tersenyum, Amira berusaha menampakkan dirinya tegar, padahal Revand tahu saat ini hati Amira pasti sedang terluka.
"Sudah, ah. Ayo kita kembali ke kantor " ujar Amira sambil melirik jam di pergelangan tangannya. Astaga, jam istirahat kantor sudah selesai.
Revand menghela napas, ingin rasanya dia menahan Amira untuk tidak masuk kantor lagi. Karena suasana hati Amira sedang tidak baik-baik saja. Tapi Amira pasti curiga, bila dia menahannya lagi.
"Hmm.... baiklah" ujar Revand.
Revand memanggil pelayan restoran untuk meminta tagihan biil. Rehand mengeluarkan kartunya Untuk membayar makanan.
Setelah pelayan mengembalikan kartu tersebut, mereka pun pergi meninggalkan restoran mewah tersebut.
.
#KBS
Dukung Author dengan vote, like dan comment
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments