Bab 11

Revand mengedipkan sebelah matanya, membalas keheranan Amira.

"Cepat kau makan, sebelum mereka melihat kita" bisik Revand, sambil berpura-pura melihat kanan-kiri.

Amira mengangguk, dengan patuh Amira segera membuka pembungkus makanan dan melahap makanan tersebut.

Perut Amira yang tadi terasa lapar karena belum sempat sarapan, perlahan merasa nyaman.

Dari kejauhan, sepasang mata sedang memperhatikan tingkah mereka.

"Dasar bucin gila" cibir Doni menahan ketawa melihat tingkah Revand dan Amira.

Kali ini pekerjaannya semakin bertambah, ini di karenakan bos nya telah jatuh cinta pada salah satu karyawan.

Dan dia harus memastikan, karyawan tersebut nyaman di tempat kerjanya. Kalau tidak, bisa saja dia akan kehilangan pekerjaannya.

Tut tut tut

Ponsel Amira berdering..... nama Erick tertulis di sana. Dengan rasa malas Amira mengangkatnya.

"Amira, kau dimana" ~ Erick

"Kenapa, mas? " ~ Amira

"Jadi begini ya kelakuan mu bila suami tidak di rumah. Keluyuran saja kerja mu. Cepat kau pulang?!" ~ perintah Erick terdengar kesal.

Amira menghela napas, "Aku tidak bisa pulang sekarang, mas. Aku sedang bekerja"

"Hah!, bekerja?. Memangnya kau bekerja dimana...... menjadi koki? ~. suara Erick terdengar mengejek.

"Memangnya mengapa menjadi koki?!. Yang penting aku tidak mencuri atau berbuat jahat"

Amira pun mulai terpancing emosi, namun suaranya sengaja dipelankan, supaya karyawan lain tidak mendengar pertengkaran mereka.

"Amira, Sonya sedang ngidam nasi goreng buatan mu, cepat lah kau pulang".~ Erick.

Mendengar itu, Amira membelalakan matanya.

"Jadi.....?! Karena istri muda mu sedang ngidam, aku harus pulang?, gitu ya, mas?!"

"Amira.... cobalah mengalah demi anak yang sedang di kandung Sonya. Bukan kah kau sendiri belum bisa hamil juga, jadi apa salahnya menganggap anak Sonya sebagai anak mu juga. Sekarang cepatlah pulang. Kau masak buat Sonya" ~ tanpa sadar Erick kembali melukai perasaan Amira.

""Aku tidak mau!! Paham?!!"

Klik!!

Amira mematikan ponselnya dengan kasar. Wajahnya terlihat marah dan sedih, dari sudut matanya terlihat linangan air mata.

Sungguh keterlaluan kau, mas. Tiada henti-hentinya kau sakiti perasaan ku. Kau tahu aku membenci Sonya. Tetapi kau selalu melibatkan aku dalam kesusahan Sonya. Lagi pula, apabila sampai saat ini aku belum dikaruniai anak, itu karena Allah belum memberikannya. Ya, Allah..... Perlahan air mata Amira mengalir dari sudut matanya.

Ingin rasanya dia menjerit untuk meluapkan perasaan kecewa, sakit hati dan marah yang di rasakannya.

Tetapi di tahannya perasaan itu, karena dia tidak mau membuat kegaduhan di kantor. Dia hanya bisa menangis dalam diamnya.

Melihat itu, Revand segera mendekati Amira. Walaupun dia tidak terlalu jelas mendengar percakapan itu, tetapi dia tahu sesuatu telah melukai perasaan Amira.

"Kita keluar, yok" ajak Revand lembut, hatinya terenyuh melihat Amira yang sedang menunduk karena menangis.

Amira menggelengkan kepalanya, karena bagaimana pun dia tidak ingin orang lain tahu persoalan keluarganya.

Lagi pula ini masih jam kerja, dia tidak mungkin mencari masalah dengan meninggalkan kantor.

"Kau tidak bisa bekerja dalam keadaan seperti ini. Aku mengenal bos kantor ini, jadi aku bisa minta izin hari ini untuk kita" ucap Revand meyakinkan Amira.

Tampak Amira terdiam, seperti sedang memikirkan perkataan Revand.

Benar juga, saat ini dia sudah tidak bisa berkonsentrasi lagi pada pekerjaannya. Jadi lebih baik dia menenangkan pikiran dan hatinya dulu.

"Baiklah" jawab Amira sambil menghapus air matanya, akhirnya ia memutuskan mengikuti ajakan Revand.

Dia sudah tidak peduli lagi statusnya sebagai seorang istri, yang seharusnya berjaga jarak dengan pria lain.

*****

Kini Amira sudah berada di pinggir pegunungan yang indah. Dengan aliran air yang turun dari gunung, membuat suasana sangat sejuk dan adem.

Kecantikan bunga miana yang beraneka warna tampak berkilau di sekitar mereka.

Dan sebuah gubuk kecil bertengger di atas pepohonan, beserta dengan sebuah tali yang berasal dari akar pohon menjulang di sampingnya.

"Itu kau yang membuatnya? " tanya Amira setengah tidak percaya bahwa tempat yang sangat indah itu, ternyata nyata dan sekarang dia berada di dalamnya.

Revand mengangguk.

"Ini sangat indah!!" seru Amira, dia merasa takjub dengan keindahan alam yang berada di depannya.

Amira merentangkan kedua tangannya dan menghirup udara segar sebanyak-banyaknya, sehingga memenuhi seluruh rongga dadanya.

Kesedihan yang tadi terpancar di wajahnya, kini tidak tampak lagi. Bahkan sekarang, Amira tampak sangat bahagia.

"Kau suka tempat ini?" tanya Revand sambil meletakkan dua buah kelapa muda yang baru di ambilnya dari pohon terdekat.

"Sangat.... sangat, aku sangat suka tempat ini, Al" seru Amira kegirangan. Dia bersenandung nyaring, mengungkapkan perasaannya saat ini.

Bagai gadis remaja, Amira berputar dengan lincah. Wajahnya begitu polos dan lembut. Pipinya merona merah, di terpa sinar matahari yang menyinari dengan lembut.

Revand terpana saat melihat binaran mata di depannya. Dadanya berdegup kencang saat mata itu menatap lekat ke arahnya.

"Al... terima kasih banyak" kata Amira terharu, kedua mata tampak bercahaya karena ada genangan air di sana.

Amira merasa hidupnya sangat beruntung mengenal sosok teman seperti Revand. Walau mereka baru kenal, tetapi Amira merasakan dia pria yang baik hati dan penyayang.

Entah mengapa, hatinya merasa nyaman saat berada di dekat pria tampan ini. Yang pasti dia merasa terlindungi.

Seperti saat ini, mereka hanya berdua saja berada di atas gunung. Tanpa rasa takut dan ragu, dia yakin Revand pasti menjaganya.

Seandainya aja mas Erick seperti Revand, tentu dia merasa sebagai wanita yang paling beruntung di muka bumi ini.

"Hei!!... di sini dilarang bersedih" kata Revand membuyar lamunannya.

"Kenapa?" Amira menatap Revand heran.

"Penunggu di sini tidak suka dengan kesedihan, dia lebih suka pada orang yang bahagia" canda Revand berlagak serius. Dia duduk di akar pohon yang besar.

"Bohong" seru Amira. "Mana ada penunggu yang begitu". Kemudian Amira ikutan duduk di antara akar itu.

Revand tertawa kecil, kemudian dia memberikan sebuah kelapa muda yang sudah di buka diatasnya. Amira menerimanya dan menyeruputnya dengan segera.

Kesegaran yang berasal dari air kelapa, terasa dingin menyentuh kerongkongannya.

"Al, apa kau sering datang kesini?" tanya Amira perlahan.

"Saat aku sedang menghadapi masalah aja atau saat aku membutuhkan inspirasi, pasti aku datang kemari" jelas Revand.

"Berarti ini tempat spesial dong" tanya Amira lagi.

"Ya.... tidak pernah ada yang datang kesini, selain aku" kata Revand.

Amira menatap Revand tidak percaya "Dan berarti aku yang kedua datang ke sini?".

Revand mengangguk.

"Bagaimana dengan pacar mu, jangan bilang kau tidak mengajaknya kesini".

Entah mengapa, Amira tidak menyukai pertanyaan itu. Tapi dia terlanjur mengucapkannya.

"Aku tidak punya pacar"

"Mengapa? Apa kau patah hati?" balas Amira yang merasa bersemangat mendengar jawaban Revand, dan tiba-tiba saja dia teringat perkataan Revand saat pertama kali bertemu.

Merasa tersindir, Revand menoleh pada Amira dan mereka tertawa lucu.

Kemudian hening di sekitar mereka....

Beberapa saat, mereka berdua terdiam dan larut dalam pikiran masing-masing.

"Al.... aku ingin ke gubuk itu" suara Amira memecah kesunyian. Tangan Amira menunjuk ke atas pohon tempat gubuk itu bertengger.

"Kau mau ke atas sana?" tanya Revand.

Amira mengangguk, "Betapa menyenangkan bila berada di sana" guman Amira lagi, matanya tidak lepas dari gubuk itu.

.

"KBS

Dukung Author dengan vote, like dan comment

.

Terpopuler

Comments

sutiasih kasih

sutiasih kasih

jangn bilang kelak km nyesel ya erick..... saat amira memilih bahagia dgn org lain....
jgn merasa trsakiti.... di hianati oleh amira.... bukankah madu beracun yg km berikan... yg akhirnya mmbuat amira memilih pergi dri hidupmu...

2024-12-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!