🌷biasakan beri like di setiap babnya, jangan menabung bab agar sistem bisa melakukan penilaian retensi pembaca, dimohon kerjasamanya 🌷
...----------------...
Grace mengangguk. Dia mengangkat sumpitnya lagi. Cumi bakar madu menjadi sasaran sumpitnya kali ini.
“Kamu orang terlihat berbeda, Ton. Seperti menemukan jati diri, yakin dengan langkah yang kamu orang ambil, tegas bertindak.”
“Keyakinan baru Anton mengubah semuanya, Ci. Sekarang hidup lebih terarah. Setiap tindakan yang kita ambil kita harus lihat konsekuensinya berdasar ajaran di keyakinan baru Anton. Semua sudah diatur segala sesuatunya. Dari mulai bangun tidur hingga tidur lagi itu sudah ada tuntunannya.”
Grace keheranan.
“Jadi bukan hanya tentang sembahyang 5 kali pakai sujud-sujud segala doang? Bukan hanya tentang gak boleh mabok, judi, zina, menipu, dan sebagainya?”
Anton menggeleng sambil tersenyum lebar.
“Ada tentang kebersihan. Tata cara mandi. Tata cara membersihkan diri. Ada etiket makan. Ada etiket bertamu. Banyak. Komplit banget. Itu sebabnya Anton tertarik banget buat mengerti tentang keyakinan baru yang banyak dihujat merendahkan martabat kaum wanita padahal sama sekali tidak seperti itu.”
Grace menatap tak berkedip.
“Ci masih ikut misa?”
Grace menggeleng. Matanya berkaca.
“Mana sempat? Mana boleh?”
Hati Anton tercubit. Jadi selain Nainai yang dipenjara di Panti Jompo oleh Om Paulus dan Tante Sherly, ternyata Ci Grace pun dipenjara di rumah produksi oleh Papa dan Mama?
Dia tidak melanjutkan lagi khawatir mengganggu selera makan Cicinya.
“Lobster ini kenapa rasanya ada manis-manisnya ya?” Anton menarik kepala lobster yang di tangannya hingga lepas, “Cobain deh. Beda dengan yang kita makan di Bandung.”
Grace menggigit daging lobster yang empuk dan tebal. Kemudian mengangguk setuju.
“Ini... Fresh banget berarti, Ton.”
Anton mengangguk.
***
Tiga hari kemudian, Anton menerima telepon dari Grace. Suara Grace penuh antusias dan semangat. Anton sampai harus melepas earphone yang dipakainya karena saat itu ia tengah menyetir ke apartemen Bramasta.
Hubungannya dengan CEO dan Sekretaris B Group sudah sedemikian dekat. Ia memanggil mereka Abang sekarang. Bukan Boss dan Pak Boss lagi.
Hubungannya dengan Hans, Sekretaris di Sanjaya Group, orang kedua di perusahaan itu setelah ownernya, Tuan Alwin Sanjaya yang merupakan ayah dari Bramasta juga menjadi akrab.
Begitu juga dengan Leon Iskandardinata, CEO Iskandardinata Group yang berbasis di Singapura, menantu pertama Keluarga Sanjaya.
Pertemanannya dengan Agung Aksara Gumilar, kakak dari Adisti, istri Bramasta juga luar biasa. Seperti keluarga.
Bahkan ia memanggil kedua orang tua mereka dengan panggilan Ayah dan Bunda. Kehadirannya diterima dengan tangan terbuka di keluarga yang sangat luar biasa itu.
“Woiyyy Ci, jangan teriak-teriak..,” Anton tertawa.
“Anton.. Makasih. Makasih banyak. Ini pasti mahal sekali. Cici tidak tahu harus bagaimana membalas kamu orang...”
“Papa dan Mama tidak tahu kan dari siapanya?”
“Nggak. Cici bilang ada teman yang berkunjung dan memberi bantuan modal.”
“Kalau mereka terus mendesak, bilang saja B Group memberi bantuan modal usaha untuk UMKM.”
“B Group?” Grace tertawa, “Apa gak terlalu berlebihan, Ton? B Group terlalu keren buat menangani usaha kuku macan dan kerupuk kemplang seperti punya Cici...”
“Bilang saja begitu, Ci. Nanti Anton yang urus kalau mereka minta berkas kerja samanya. Biar nggak ribet ditanya melulu.”
“Iya deh. Makasih banyak ya Ton. Skincarenya sepertinya cocok. Jerawatnya mulai kempes. Baju-bajunya juga Cici suka semua...”
“Alhamdulillah kalau cocok dan Cici suka.”
“Bahkan Koh Damian belum pernah belikan Cici apapun. Untuk sekedar seblak pinggir jalan...,” suara Grace terdengar getir.
“Sudah gak usah dipikirkan hal yang bikin Cici sedih. Cici harus bahagia. OK. Oh iya, kata Nainai, terimakasih kiriman kuku macan dan kemplangnya. Teman-teman Nainai di panti senang semua. Sudah dulu ya Ci. Anton sudah sampai. Baik-baik di sana.”
“Kamu orang juga, Ton.”
Anton bukan hanya mengirimkan skincare, baju trendy juga dua mikser jumbo buat Grace, tapi juga mengirimkan seragam dan celemek untuk para karyawan di sana dengan emblem logo yang dibordir sesuai merk kuku macan dan kemplang produksi Grace.
Dia suka dengan perasaannya malam ini. Mendengar suara Cicinya yang sangat bahagia, penuh antusiasme dan bersemangat.
Ia ingin Cicinya seperti ini terus agar tumbuh rasa percaya dirinya. Tidak. Membiarkan dirinya diintimidasi, ditindas dan diperlakukan semena-mena bahkan oleh keluarganya sendiri.
Anton tersenyum. Suara Cicinya yang bahagia seperti anak kecil yang diberikan mainan yang sangat diinginkannya menyentuh hatinya. Moodnya naik dengan cepat setelah sebelumnya terasa sangat lelah.
***
Pekerjaannya sebagai arsitek, jabatannya sebagai direktur yang menuntut tanggung jawabnya ditambah dengan pekerjaan sampingannya di AMANSecure.
Sepanjang sore tadi ia mengedit beberapa video terkait malam ini. Jantungnya berdegup lebih keras saat memasuki pelataran parkir untuk pengunjung gedung apartemen ini.
Menarik nafas dalam saat serbuan adrenalin mulai mengalir. Membuat degup jantungnya meningkat.
Malam ini. Mulai malam ini. Mereka akan beraksi dalam dunia gelap cyber. Sebagai anonymous. Masuk ke sistem oranglain sebagai hacker.
Menyalin data mereka. Untuk diperlihatkan kepada publik sebagai barang bukti.
Menghapus data mereka. Untuk mengintimidasi mereka. Membuat cemas mereka. Mereka yang dibidik. Karena perbuatan jahat mereka yang tidak tersentuh hukum.
Dan dirinyalah yang menjadi otak untuk urusan cyber.
Tuan Alwin Sanjaya sudah menginstruksikan Indra dan Leon untuk memantau langsung di dalam The Ritz. Mereka dapat banyak petunjuk dan barang bukti.
Walau setelah itu Indra merasa harga dirinya sebagai pria baik-baik jadi merosot turun. Yang membuat mereka semua tertawa.
Juga Leon yang langsung meminta mereka semua berjanji untuk tidak menceritakan aksi mereka itu kepada Layla, istrinya. Tugas dari ayah mertuanya memang meresahkan.
.
🌷
*bersambung*
🌷
Perbudakan yang dilakukan oleh keluarga sendiri memang menyesakkan. Dan korban yang terbiasa diintimidasi akan merasa hal tersebut sebagai suatu kewajaran. Perbudakan yang dibungkus dalam kata bakti dan pengabdian terhadap keluarga.
🌷
Bagaimana?
Suka ceritanya?
Bantuin Author untuk promosikan novel ini ya.
Jangan lupa like, minta update, sawerannya, subscribe dan beri penilaian bintang 5nya ya🥰
Follow akun Author di Noveltoon 😉
Love you more, Readers 💕
Jangan lupa baca Qur’an.
🌷❤🖤🤍💚🌷
Selalu do’akan kebaikan untuk negeri yang sedang tidak baik-baik saja
💙🔵🔵🔵🔵🔵🔵💙
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments