Episode 17: Lupa Dalam Derita.

Tinjuan menghantam perut Falas, lalu terhempas ke belakang, namun tinjuan dari belakang punggungnya membuatnya terhempas ke depan, sang siluman berhasil membuat Falas tak berdaya untuk membalas, dia dipukul dari depan dan belakang, pun terhempas ke depan dan ke belakang, terus dihajar berkesinambungan tanpa ampun, cepat bagaikan kedipan mata.

Sang gadis yang berlari di hutan, terus berlari tanpa mau melihat ke belakang, entah ia melewati jalan yang benar atau tidak, setidaknya Nurvati berhasil kabur. Hutan bambu ini bukan hanya menyesatkan para Siluman, para Peri pun bisa tersesat bila tak melewati hutan dengan cara terbang. Namun kegundahan membawa Nurvati terus menerjang masuk ke dalam hutan.

Di udara yang menghangat, langit yang mulai jingga, awan-awan yang mulai bertumpuk, dan waktu yang berputar dalam realitas, masih belum menghentikan pukulan bertubi-tubi yang dilakukan sang siluman.

Falas yang mulai lemah hanya mampu pasrah karena energinya mulai berkurang, kekuatan perisai serta kecepatan suara yang sempat digunakannya adalah faktor utama yang paling menguras tenaga. Meski begitu, dua bambu ungu tetap digenggamnya erat, menunggu nasib memberi kesempatan untuk membalas.

Konyol dalam kenyataannya, Falas yang tersiksa dalam ketidak-berdayaan memikirkan kondisi Nurvati yang sekarang, agak bimbang kala pikiran terbayang kejadian sebelum ini, tentang Nurvati yang menganggap kejujuran Falas hanyalah dusta, padahal dalam fakta yang tak terbantahkan, Falas bicara jujur tanpa rambang. Dan kini, kenyataan pahit harus memadamkan harapan Falas untuk bercerita; menjelaskan. Semampunya dia berusaha keluar dalam situasi tak menguntungkan ini.

Maka, Falas dengan sedikit tenaga, mengelak ke kiri, sebisa mungkin menghindari pukulan. Hingga sang siluman menyadarinya, yang sayangnya Falas gagal dalam hal ini, dan membentuk celah pada emosi siluman untuk mengakhiri pergulatannya ini dengan bocah itu.

Secepat kilat siluman itu berdiri di belakang punggung Falas, lalu kaki kanannya menginjak punggung Falas, lebih dari itu, kedua tangan sang siluman langsung memegang kedua sayap Falas, berbarengan dengan itu, mulailah siluman macan hitam itu mendorong kaki kanannya ke depan, mendorong tubuh Falas ke depan, sekaligus menarik kedua sayap Falas untuk dipatahkan.

Rasa sakit dari perbuatan sang siluman, membuat Falas berteriak, “AAAAAAAAAAAARRGGGH ...!”

Teriakannya menembus angin, meliputi tempat di sekitarnya, hingga menginvasi pada kedua telinga Nurvati. Dia yang berlari mendengar teriakkan kesakitan temannya, sama sekali tak mengindahkannya, hanya terus berlari demi menyelamatkan diri.

Sang siluman dengan seluruh tenaganya menarik kedua sayap Falas, membuat kedua sayap nuansa putih itu berkepak-kepak kesakitan, dan kaki kanan sang siluman terus mendorong tubuh Falas, membuat gaya dorong kuat-kuat, berharap cepat-cepat sayap Falas patah.

“AAAAAAARRGGH ...!” Falas menahan rasa sakitnya dengan berteriak.

Hingga ke dua tangannya lemas, secara perlahan jemarinya tak mampu lagi menggenggam bambu ungu, lepas dari genggaman dan jatuh ke bawah.

Selang empat detik suara gemeretak muncul dari sayap Falas, lantas suara 'Kretak-Kretak' pun hilang saat sang siluman berhasil mematahkan sayap Falas.

Benar, kini siluman itu berhasil memutuskan sayap sang Peri, hingga secara otomatis, kaki kanan sang siluman yang membuat gaya dorong begitu kuat, sukses menghempaskan Falas jatuh menuju daratan, meluncur cepat terhuyung-huyung hingga terhunjam ke hutan bambu. Berdebam keras, mematahkan bambu-bambu yang tertabrak tubuhnya, tanah retak nan berkepul. Dia telah terkapar tak berdaya, terluka dan lemah.

Kemenangan di depan mata, siluman yang masih memegang ke dua sayap patah Falas, melempar sayap tersebut ke depan, membuangnya sebagai tanda kemenangan. Tetapi tak serta merta ia diam atau pergi, justru, kemenangannya membawa ia pada hasrat utama; melumpuhkan Nurvati.

Buru-buru ia terbang, mata gelapnya memindai hutan bambu lengkap bersama hidungnya yang berusaha menyenguk aroma tubuh Nurvati, melacaknya kalau bisa.

Hari mulai petang, mentari mulai kembali pada peraduannya, Nurvati yang gelisah berlari tanpa lelah berniat keluar hutan, berlari penuh waspada.

Tak ia pikirkan keadaan Falas, tak juga berempati, penting baginya terbebas dari siluman gila itu, bahkan dalam kemelut kegelisahannya, ia masih menganggap Falas berdusta, lebih-lebih, ia juga bertanya-tanya dalam hati, mengapa keadaan menjadi lebih rumit dan mengerikan, yang entah dari mana siluman itu muncul, berhasil mengubah suasana menjadi seperti kematian.

Nyatanya, aroma hutan bambu ungu ini membuat penciuman sang siluman menjadi tak berguna, meski demikian, netra gelap sang siluman macan, sukses menangkap visual gadis yang berlari tunggang langgang itu. Membuatnya meluncur semakin cepat, terbang di atas hutan bambu setinggi lima meteran, dengan ke empat tangan yang membentuk bola cahaya hijau, bersiap melumpuhkan Nurvati.

Di sisi lain, Nurvati belum menyadari kehadiran sang siluman, kakinya tanpa pegal berlari sekuat tenaga.

Dari tangan kanan siluman macan, bola cahaya telah bersinar sempurna, maka dia tembakkan bola cahaya tersebut tepat ke arah Nurvati, melesat dan meledak menghancurkan bambu-bambu di sekitarnya, namun untung bagi Nurvati, —kesadaran akan kehadiran siluman itu muncul saat bola cahaya telah terbentuk— dia masih mampu melakukan salto ke depan, menghindari radiasi ledakan, dan berlari tunggang langgang.

Belum selesai di situ saja, siluman itu mulai melemparkan bola cahaya yang kedua, menembakkan pada Nurvati, dan suara 'Duar' mengisi ketegangan di hutan bambu, memorak-porandakan bambu yang terdampak ledakan.

Nurvati melompat ke depan, berhasil lagi menghindari ledakan, meski sedikit terhuyung-huyung dia sanggup bertahan kabur.

Tak butuh waktu lama, siluman macan melemparkan bola cahaya ke tiga. Tetapi sedetik kemudian dia pun melemparkan bola cahaya yang terakhir ke arah Nurvati, menembaknya secepat dia bisa.

Jelas, bola ke tiga melesat cepat, lantas meledak kala menyentuh dedaunan bambu, meluluh-lantakkan pohon-pohon bambu.

Nurvati melompat lagi dengan terhuyung-huyung, hingga tiba-tiba ledakan dari bola cahaya keempat meledak tepat di tempat Nurvati berpijak, memorak-porandakan bambu-bambu di sekitarnya, mengguncang tanah membentuk kepulan dari asap dan debu.

Netra sang siluman macan terbeliak, berbinar senang, karena sasarannya berhasil dilumpuhkan. Dan benar saja, kala kepulan telah tersingkap, Nurvati telah terbaring dengan darah emas yang membasahi sudut bibirnya, dadanya senak, serta tubuhnya panas, patahan bambu pun mengubur setengah kaki sekaligus tangan Nurvati, matanya menyipit, terpusat pada siluman macan yang melayang di atasnya. Nurvati benar-benar telah gagal untuk kabur.

Kini, udara yang menghangat mulai mendingin, agak jauh dari Nurvati berada, Falas yang terbaring tak berdaya mulai mengumpulkan tenaganya, hingga saat netra birunya menangkap lingkungan sekitar, ia menyadari bahwa dirinya berada di dekat tempat istimewanya; kolam bunga teratai. Dan berkat suara ledakan yang didapat oleh telinganya, membuat ia berinisiatif untuk buru-buru bangkit dari berbaring.

Falas tak rela membiarkan Nurvati diculik oleh siluman gila itu, malah, ia juga tak mungkin membiarkan Nurvati dilukai oleh siluman macan itu.

Perlahan namun pasti, Falas bangkit berdiri, lalu dengan napasnya yang terengah-engah, ia melangkahkan kakinya bukan ke arah Nurvati, justru ia melangkahkan kakinya menuju kolam bunga teratai.

“Haah-haah-haah ...,” napasnya yang mengap-mengap dan kakinya yang sebisa mungkin berjalan dengan cepat.

Langkahnya membuahkan hasil yang diinginkan, kolam bunga teratai masih terjaga baik-baik dengan airnya yang jernih nan segar. Maka dengan agak membungkuk penuh semangat, ia berlari mendekati kolam tersebut, terseok-seok.

Lantas mendeprok di bibir kolam, memandang penuh kagum pada kejernihan airnya, lengkap dengan warna pelangi yang membias pada air, lebih-lebih tempat ini sama sekali tak merasakan dampak apa pun dari pertarungan tadi. Butuh 3 detik Falas memandang air kolam dengan terkesima, sebelum akhirnya, ia memasukkan wajahnya pada air kolam seraya meneguk airnya.

Mula-mula air itu menghilangkan dahaganya, kemudian menyegarkan kembali tubuhnya, hingga saat efeknya mulai menjalar ke punggungnya, sayap Falas yang semula patah, perlahan tumbuh kembali.

Pada dasarnya sayap Peri yang patah memang mampu tumbuh kembali, akan tetapi membutuhkan waktu 24 jam supaya sayap sempurna kembali.

Maka tatkala sayap Falas telah tumbuh kembali, dan tenaga mulai muncul kembali, kali ini ia buru-buru bangkit untuk berdiri, bersama satu kepakan sayap yang kuat, Falas terbang ke udara, melesat secepat mungkin menyelamatkan Nurvati.

Episodes
1 (PERKENALAN.)
2 PROLOG.
3 Episode 1: Tidak Seperti Semestinya.
4 Episode 2: Masih Menanggung Keraguan.
5 Episode 3: Kebencian Warisan Takdir. (Part 1)
6 Episode 4: Kebencian Warisan Takdir. (Part 2)
7 Episode 5: Pelarian Menyedihkan.
8 Episode 6: Misteriusnya Sang Takdir.
9 Episode 7: Pahlawan Yang Dibenci.
10 Episode 8: Kesadaran Telah Terbentuk.
11 Episode 9: Kematian Menjadi Awal Kelahiran.
12 Episode 10: Pertolongan Membentuk Harapan.
13 Episode 11: Bermula Dari Cerita.
14 Episode 12: Berakhir Dengan Cerita.
15 Episode 13: Kecurigaan Menuntut Kebenaran.
16 Episode 14: Terusirnya Sang Dewi.
17 Episode 15: Bidak Hitam Yang Misterius.
18 Episode 16: Bertarung Untuk Keselamatan.
19 Episode 17: Lupa Dalam Derita.
20 Episode 18: Hasrat Menibulkan Kesan.
21 Episode 19: Kesempatan Terakhirnya.
22 Episode 20: Demi Ampunan Sang Pengasih.
23 Episode 21: Redanya Waktu Krusial.
24 Episode 22: Suatu Kelabilan Jadi Bukti.
25 Episode 23: Pertemuan Penting.
26 Episode 24: Kenyataan Dalam Harapan.
27 Episode 25: Kebersamaan Menimbulkan Harapan.
28 Episode 26: Revolusi Menuju Pemakmuran.
29 Episode 27: Kekaguman Melahirkan Cinta.
30 Episode 28: Cinta Menghadirkan Kebencian.
31 Episode 29: Penolakan Memicu Rasa Sakit.
32 Episode 30: Kedamaian Membutuhkan Pengorbanan.
33 Episode 31: Dewa Awarta Vs Dewi Kerisia.
34 Episode 32: Kebetulan Yang Ditakdirkan.
35 Episode 33: Pembalasan Adalah Keadilan.
36 Episode 34: Kepasrahan Menyembulkan Derita.
37 Episode 35: Takdir Menuntun Keputusan.
38 Episode 36: Kesuksesan Dalam Derita.
39 Episode 37: Dendam Sumber Inspirasi.
40 Episode 38: Bersama Dendam Muncul Keadilan.
41 Episode 39: Keadilan Pemicu Perang.
42 Episode 40: Penyesalan Bukanlah Solusi.
43 Episode 41: Dendam Menjadi Harapan.
44 Episode 42: Dewi Awan Dan Ketua Razael.
45 Episode 43: 7 Meter Demi Keadilan.
46 Episode 44: Masa Lalu Yang Terus Ditangisi.
47 Episode 45: Pola Pikir Memenjarakan Jiwa.
48 Episode 46: Rakyat Jelata VS Abdi Negara.
49 Episode 47: Beda Paham Akan Dihukum.
50 Episode 48: Rencana Dalam Kerahasiaan.
51 Episode 49: Dalam Keadilan Ada Dendam.
52 Episode 50: Kenangan Dalam Rencana.
53 Episode 51: Dihakimi Atau Menghakimi.
54 Episode 52: Rencana Dalam Perang.
55 Episode 53: Pertemuan Dengan Yang Dirindukan.
56 Episode 54: Dibalik Rindu Memunculkan Nestapa.
57 Episode 55: Dalam Perspektif Dan Persepsi Sang Ibu.
58 Episode 56: Sama Senang Dalam Keberagaman.
59 Episode 57: Dalam Cerita Yang Mengukir Pilu.
60 Episode 58: Dalam Realita Berujung Tangisan Kematian.
61 Episode 59: Pengorbanan Ibu Yang Membentuk Derita.
62 Episode 60: Senyuman Akhir Dalam Beban Kesedihan.
63 Episode 61: Kenyataan Pahit Tak Dapat Diubah.
64 Episode 62: Kesia-siaan Dalam Lakonisme.
65 Episode 63: Dalam Hasutan Kaum Utopis.
66 Episode 64: Gegabahnya Pangeran Memicu Konflik.
67 Episode 65: Menolak Bantuan Yang Memunculkan Kerapuhan.
68 Episode 66: Kartu 'As' Jenderal Perang Dibuka.
69 Episode 67: Permulaan Yang Buruk Dalam Harapan Kemenangan.
70 Episode 68: Dalam Dimensi 4 Yang Dipotong.
71 Episode 69: [Kuning+Hijau=Kuning Lemon] Sang Penyihir.
72 Episode 70: 'Kupersembahkan Jiwaku Demi Laknat-Mu'.
73 Episode 71: Fana Dalam Kemenangan.
74 Episode 72: Sang Wanita Terhormat Dalam Mencapai Kesempurnaan.
75 Episode 73: Kepasrahan Yang Merenggut Harapan.
76 Episode 74: Dalam Arwah Yang Diperbutkan.
77 Episode 75: Tangisan Untuk Hari Yang Cerah.
78 Episode 76: Cinta Yang Disanjung Jadi Kebencian.
79 Episode 77: Ujian Sang Penyihir.
80 Episode 78: Kegagalan Memicu Amarah.
81 Episode 79: Praduga Menentang Kenyataan.
82 Episode 80: Penyihir Yang Diuji.
83 Episode 81: Mengorbankan Diri Demi Keselamatan.
84 Episode 82: Kebersamaan Dalam Susah.
85 Episode 83: Menginterpretasikan Musuh Dalam Bingung.
86 Episode 84: Harapan Dalam Dilema.
87 Episode 85: Dikeabadian Di Alam Kematian. (Part 1)
88 Episode 86: Senandung Ayat-Ayat Kematian. (Part 1)
89 Episode 87: Senandung Ayat-Ayat Kematian. (Part 2)
90 Episode 88: Menggapai Impian Surgawi.
91 Episode 89: Kehormatan Yang Kalah Dalam Kematian.
92 Episode 90: Risalah Para Raja. (Part 1)
93 Episode 91: Bicarakan Impian Bicarakan Harapan.
94 Episode 92: Kepahlawan Yang Berarti Dalam Kehidupan.
95 Episode 93: Kemisteriusan Menggugah Tanya.
96 Episode 94: Sang Pendekar Pemecah Waktu.
97 Episode 95: Dalam Penyelidikan Yang Menakut-Nakuti.
98 Episode 96: Dalam Implikasi Menjalani Rencana.
99 Episode 97: Dalam Ambisi Dalam Kenihilan.
100 Episode 98: Melipur Lirih Siksa Kenyataan.
101 Episode 99: Kenyataan Tersembunyi Membentuk Ketegangan.
102 Episode 100: Risiko Kematian Dalam Pertarungan Penyelamatan.
103 Episode 101: Kemenangan Yang Menanggung Rencana.
104 Episode 102: Terangnya Cinta Yang Menghindari Makna Derita.
105 Episode 103: Menanggung Beban Hampa Kesepian.
106 Episode 104: Kesan Alami Menampik Kepergian.
107 Episode 105: Makna Dalam Waktu Yang Misterius.
108 Episode 106: Sejarah Yang Diukir Oleh Impian.
109 Episode 107: Tak Semudah Yang Tertampak.
110 Episode 108: Dalam Pertarungan Yang Memicu Kegetiran.
111 Episode 109: Dibalik Kegelapan Dalam Napas Pertarungan.
112 Episode 110: Digelap Malam Menikmati Siksa.
113 Episode 111: Desakan Waktu Memicu Angkat Tangan Pembalasan.
114 Episode 112: Ekspektasi Yang Memberikan Kematian.
115 Episode 113: Hutan Kematian Dalam Kutukan Sang Dewa.
116 Episode 114: Sang Dewi Karunia Dalam Kasih-Nya.
117 Episode 115: Lantunan Ayat Kehidupan Sang Dewi Karunia.
118 Episode 116: Berbagi Adalah Citra Keindahan.
119 Episode 117: Tujuan Utama Menuju Arti Kehidupan.
120 Episode 118: Cita-cita Buta Meresap Dalam Arti Kehidupan.
121 Episode 119: Implementasi Hukum Dalam Mengukuhkan Posisi.
122 Episode 120: Dua Kutub Dari Satu Entitas.
123 Episode 121: Menginterpretasikan Berlalunya Waktu.
124 Episode 122: Identitas Dalam Arti Hidup.
125 Episode 123: Ledakan Untuk Kematian Kemenangan.
126 Episode 124: Instruksi Demi Meloloskan Dari Kehancuran.
127 Episode 125: Di Sini Masih Mengalun Dalam Mimpi-Mimpi.
128 Episode 126: Realisasi Kenangan Dalam Motivasi Ekstrinsik.
129 Episode 127: Segalanya Berakhir Di Sini Dalam Kematian Pengabdian.
130 Episode 128: Ketika Segala Waktu Membisu.
131 Episode 129: Sebuah Pesan Dalam Kebenaran.
132 Episode 130: Risalah Para Raja. (Part 2.)
133 Episode 131: Warna Bunga-Bunga Kenangan Kesedihan.
134 Episode 132: Segala Warna Adalah Bunga-Bunga Layu.
135 Episode 133: Merenggut Waktu Dan Tangis Kesepian.
136 Episode 134: Persembahan Kenyataan Dalam Istana Impian.
137 Episode 135: Memadamkan Tingginya Langit Senja.
138 Episode 136: Masa Lampau Mengiringi Beban Kenyataan.
139 Episode 137: Merampas Peluang Demi Kepahlawanan.
140 Episode 138: Do'a-Do'a Mengiringi Momentum Kepergian.
141 Episode 139: Demi Ambisi Merenggut Gelar.
142 Episode 140: Menyentak Kenyataan Yang Bekerja.
143 Episode 141: Kebersamaan Dalam Substansi Impian.
144 Episode 142: Merdunya Irama Murka Kematian.
145 Episode 143: Menyatakan Eksekusi Sebagai Hadiah.
146 Episode 144: Setitik Keadilan. (Jilid Satu, Tamat.)
147 PERIHAL JILID 1.
148 Episode 145: Kenangan Mencapai Sublim. (Jilid 2.)
149 Episode 146: Hujan Di Jiwa Yang Sepi.
150 Episode 147: Menguak Makna Rahasia.
151 Episode 148: Harapan Dalam Dimensi Kelima.
152 Episode 149: Dan Meninggalkan Kemelut Waktu.
153 Episode 150: Melawan Dunia Putus Asa.
154 Episode 151: Interpretasi Kenyataan Bekerja.
155 Episode 152: Bersama Kemelut Rahasia.
156 Episode 153: Menyelisik Kenyataan Di Depan.
157 Episode 154: Luruh Untuk Momen Tak Terduga.
158 Episode 155: Menyingkap Tabir Realitas.
159 Episode 156: Persembahan Hukum Keadilan.
160 Episode 157: Takluknya Mawar Berduri Dalam Cerimannya.
161 Episode 158: Dengan Lantang Menyuguhkan Harapan.
162 Episode 159: Mematahkan Sayap Angin Barat.
163 Episode 160: Melatih Segenap Sensasi Bakat.
164 Episode 161: Merdunya Petikan Harpa Di Suram Malam.
165 Episode 162: Dalam Mala Dalam Politik.
166 Episode 163: Kinerja Kesan Dalam Momen.
167 Episode 164: Meningglkan Ruang Kinerja Nasib.
168 Episode 165: Waktu Demi Setitik Keputusan.
169 Episode 166: Demi Arti Hidup Kepahlawanan.
170 Episode 167: Memasrahkan Getir Kenyataan.
171 Episode 168: Pahlawan Dalam Tanda Jasa.
172 Episode 169: Kebisuan Dalam Air Mata Kematian.
173 Episode 170: Bersama Angin Pembawa Mimpi.
174 Episode 171: Bukan Demi Dendam Atau Keadilan!
175 Episode 172: Selaras Dalam Udara.
176 Episode 173: Seni Kewajiban. (Part 1.)
177 Episode 174: Seni Kewajiban. (Part 2.)
178 Episode 175: Seni Kewajiban. (Part 3.)
179 Episode 176: Seni Kewajiban (Part 4.)
180 Episode 177: Dalam Tiga Kata Kewajiban Berakhir.
181 Episode 178: Menggenggam Luka Ketidakberdayaan.
182 Episode 179: Dalam Senyuman Rahasia.
183 Episode 180: Tetap Melukis Mimpi.
184 Episode 181: Bulir-Bulir Air Mata Pengharapan.
185 Episode 182: Basa-Basi Perasaan.
186 Episode 183: Menanti Pagi Yang Cerah.
187 Episode 184: Melingkupi Suasana Hati Dingin.
188 Episode 185: Dendam Dan Kewajiban.
189 Episode 186: Laksana Semburat Dalam Arti Hidup.
190 Episode 187: Disimpan Dalam Kenangan.
191 Episode 188: Digelap Malam Kesendirian.
192 Episode 189: Suara Merdu Sang Ibu.
193 Episode 190: Kenyataan Tak Dapat Dibantah.
194 Episode 191: Demi Keabsahan Bukti.
195 Episode 192: Semua Awal Diakhiri.
196 Episode 193: Tiga Pintu Karma.
197 Episode 194: Malam Kehadiran.
198 Episode 195: Hadiah Dari Realita.
199 Episode 196: Mencoba Memahami Dan Terus Berpikir.
200 Episode 197: Tak Terdengar Suara Hatinya.
201 Episode 198: Melepas Rindu Untuk Memasrahkan Kepergian.
202 Episode 199: Mengiringi Waktu Terlepas.
203 Episode 200: Masih Bergerak Bersama Waktu.
204 Episode 201: Transisi Arah Angin.
205 Episode 202: Menghentikan Waktu Berputar. (TAMAT.)
Episodes

Updated 205 Episodes

1
(PERKENALAN.)
2
PROLOG.
3
Episode 1: Tidak Seperti Semestinya.
4
Episode 2: Masih Menanggung Keraguan.
5
Episode 3: Kebencian Warisan Takdir. (Part 1)
6
Episode 4: Kebencian Warisan Takdir. (Part 2)
7
Episode 5: Pelarian Menyedihkan.
8
Episode 6: Misteriusnya Sang Takdir.
9
Episode 7: Pahlawan Yang Dibenci.
10
Episode 8: Kesadaran Telah Terbentuk.
11
Episode 9: Kematian Menjadi Awal Kelahiran.
12
Episode 10: Pertolongan Membentuk Harapan.
13
Episode 11: Bermula Dari Cerita.
14
Episode 12: Berakhir Dengan Cerita.
15
Episode 13: Kecurigaan Menuntut Kebenaran.
16
Episode 14: Terusirnya Sang Dewi.
17
Episode 15: Bidak Hitam Yang Misterius.
18
Episode 16: Bertarung Untuk Keselamatan.
19
Episode 17: Lupa Dalam Derita.
20
Episode 18: Hasrat Menibulkan Kesan.
21
Episode 19: Kesempatan Terakhirnya.
22
Episode 20: Demi Ampunan Sang Pengasih.
23
Episode 21: Redanya Waktu Krusial.
24
Episode 22: Suatu Kelabilan Jadi Bukti.
25
Episode 23: Pertemuan Penting.
26
Episode 24: Kenyataan Dalam Harapan.
27
Episode 25: Kebersamaan Menimbulkan Harapan.
28
Episode 26: Revolusi Menuju Pemakmuran.
29
Episode 27: Kekaguman Melahirkan Cinta.
30
Episode 28: Cinta Menghadirkan Kebencian.
31
Episode 29: Penolakan Memicu Rasa Sakit.
32
Episode 30: Kedamaian Membutuhkan Pengorbanan.
33
Episode 31: Dewa Awarta Vs Dewi Kerisia.
34
Episode 32: Kebetulan Yang Ditakdirkan.
35
Episode 33: Pembalasan Adalah Keadilan.
36
Episode 34: Kepasrahan Menyembulkan Derita.
37
Episode 35: Takdir Menuntun Keputusan.
38
Episode 36: Kesuksesan Dalam Derita.
39
Episode 37: Dendam Sumber Inspirasi.
40
Episode 38: Bersama Dendam Muncul Keadilan.
41
Episode 39: Keadilan Pemicu Perang.
42
Episode 40: Penyesalan Bukanlah Solusi.
43
Episode 41: Dendam Menjadi Harapan.
44
Episode 42: Dewi Awan Dan Ketua Razael.
45
Episode 43: 7 Meter Demi Keadilan.
46
Episode 44: Masa Lalu Yang Terus Ditangisi.
47
Episode 45: Pola Pikir Memenjarakan Jiwa.
48
Episode 46: Rakyat Jelata VS Abdi Negara.
49
Episode 47: Beda Paham Akan Dihukum.
50
Episode 48: Rencana Dalam Kerahasiaan.
51
Episode 49: Dalam Keadilan Ada Dendam.
52
Episode 50: Kenangan Dalam Rencana.
53
Episode 51: Dihakimi Atau Menghakimi.
54
Episode 52: Rencana Dalam Perang.
55
Episode 53: Pertemuan Dengan Yang Dirindukan.
56
Episode 54: Dibalik Rindu Memunculkan Nestapa.
57
Episode 55: Dalam Perspektif Dan Persepsi Sang Ibu.
58
Episode 56: Sama Senang Dalam Keberagaman.
59
Episode 57: Dalam Cerita Yang Mengukir Pilu.
60
Episode 58: Dalam Realita Berujung Tangisan Kematian.
61
Episode 59: Pengorbanan Ibu Yang Membentuk Derita.
62
Episode 60: Senyuman Akhir Dalam Beban Kesedihan.
63
Episode 61: Kenyataan Pahit Tak Dapat Diubah.
64
Episode 62: Kesia-siaan Dalam Lakonisme.
65
Episode 63: Dalam Hasutan Kaum Utopis.
66
Episode 64: Gegabahnya Pangeran Memicu Konflik.
67
Episode 65: Menolak Bantuan Yang Memunculkan Kerapuhan.
68
Episode 66: Kartu 'As' Jenderal Perang Dibuka.
69
Episode 67: Permulaan Yang Buruk Dalam Harapan Kemenangan.
70
Episode 68: Dalam Dimensi 4 Yang Dipotong.
71
Episode 69: [Kuning+Hijau=Kuning Lemon] Sang Penyihir.
72
Episode 70: 'Kupersembahkan Jiwaku Demi Laknat-Mu'.
73
Episode 71: Fana Dalam Kemenangan.
74
Episode 72: Sang Wanita Terhormat Dalam Mencapai Kesempurnaan.
75
Episode 73: Kepasrahan Yang Merenggut Harapan.
76
Episode 74: Dalam Arwah Yang Diperbutkan.
77
Episode 75: Tangisan Untuk Hari Yang Cerah.
78
Episode 76: Cinta Yang Disanjung Jadi Kebencian.
79
Episode 77: Ujian Sang Penyihir.
80
Episode 78: Kegagalan Memicu Amarah.
81
Episode 79: Praduga Menentang Kenyataan.
82
Episode 80: Penyihir Yang Diuji.
83
Episode 81: Mengorbankan Diri Demi Keselamatan.
84
Episode 82: Kebersamaan Dalam Susah.
85
Episode 83: Menginterpretasikan Musuh Dalam Bingung.
86
Episode 84: Harapan Dalam Dilema.
87
Episode 85: Dikeabadian Di Alam Kematian. (Part 1)
88
Episode 86: Senandung Ayat-Ayat Kematian. (Part 1)
89
Episode 87: Senandung Ayat-Ayat Kematian. (Part 2)
90
Episode 88: Menggapai Impian Surgawi.
91
Episode 89: Kehormatan Yang Kalah Dalam Kematian.
92
Episode 90: Risalah Para Raja. (Part 1)
93
Episode 91: Bicarakan Impian Bicarakan Harapan.
94
Episode 92: Kepahlawan Yang Berarti Dalam Kehidupan.
95
Episode 93: Kemisteriusan Menggugah Tanya.
96
Episode 94: Sang Pendekar Pemecah Waktu.
97
Episode 95: Dalam Penyelidikan Yang Menakut-Nakuti.
98
Episode 96: Dalam Implikasi Menjalani Rencana.
99
Episode 97: Dalam Ambisi Dalam Kenihilan.
100
Episode 98: Melipur Lirih Siksa Kenyataan.
101
Episode 99: Kenyataan Tersembunyi Membentuk Ketegangan.
102
Episode 100: Risiko Kematian Dalam Pertarungan Penyelamatan.
103
Episode 101: Kemenangan Yang Menanggung Rencana.
104
Episode 102: Terangnya Cinta Yang Menghindari Makna Derita.
105
Episode 103: Menanggung Beban Hampa Kesepian.
106
Episode 104: Kesan Alami Menampik Kepergian.
107
Episode 105: Makna Dalam Waktu Yang Misterius.
108
Episode 106: Sejarah Yang Diukir Oleh Impian.
109
Episode 107: Tak Semudah Yang Tertampak.
110
Episode 108: Dalam Pertarungan Yang Memicu Kegetiran.
111
Episode 109: Dibalik Kegelapan Dalam Napas Pertarungan.
112
Episode 110: Digelap Malam Menikmati Siksa.
113
Episode 111: Desakan Waktu Memicu Angkat Tangan Pembalasan.
114
Episode 112: Ekspektasi Yang Memberikan Kematian.
115
Episode 113: Hutan Kematian Dalam Kutukan Sang Dewa.
116
Episode 114: Sang Dewi Karunia Dalam Kasih-Nya.
117
Episode 115: Lantunan Ayat Kehidupan Sang Dewi Karunia.
118
Episode 116: Berbagi Adalah Citra Keindahan.
119
Episode 117: Tujuan Utama Menuju Arti Kehidupan.
120
Episode 118: Cita-cita Buta Meresap Dalam Arti Kehidupan.
121
Episode 119: Implementasi Hukum Dalam Mengukuhkan Posisi.
122
Episode 120: Dua Kutub Dari Satu Entitas.
123
Episode 121: Menginterpretasikan Berlalunya Waktu.
124
Episode 122: Identitas Dalam Arti Hidup.
125
Episode 123: Ledakan Untuk Kematian Kemenangan.
126
Episode 124: Instruksi Demi Meloloskan Dari Kehancuran.
127
Episode 125: Di Sini Masih Mengalun Dalam Mimpi-Mimpi.
128
Episode 126: Realisasi Kenangan Dalam Motivasi Ekstrinsik.
129
Episode 127: Segalanya Berakhir Di Sini Dalam Kematian Pengabdian.
130
Episode 128: Ketika Segala Waktu Membisu.
131
Episode 129: Sebuah Pesan Dalam Kebenaran.
132
Episode 130: Risalah Para Raja. (Part 2.)
133
Episode 131: Warna Bunga-Bunga Kenangan Kesedihan.
134
Episode 132: Segala Warna Adalah Bunga-Bunga Layu.
135
Episode 133: Merenggut Waktu Dan Tangis Kesepian.
136
Episode 134: Persembahan Kenyataan Dalam Istana Impian.
137
Episode 135: Memadamkan Tingginya Langit Senja.
138
Episode 136: Masa Lampau Mengiringi Beban Kenyataan.
139
Episode 137: Merampas Peluang Demi Kepahlawanan.
140
Episode 138: Do'a-Do'a Mengiringi Momentum Kepergian.
141
Episode 139: Demi Ambisi Merenggut Gelar.
142
Episode 140: Menyentak Kenyataan Yang Bekerja.
143
Episode 141: Kebersamaan Dalam Substansi Impian.
144
Episode 142: Merdunya Irama Murka Kematian.
145
Episode 143: Menyatakan Eksekusi Sebagai Hadiah.
146
Episode 144: Setitik Keadilan. (Jilid Satu, Tamat.)
147
PERIHAL JILID 1.
148
Episode 145: Kenangan Mencapai Sublim. (Jilid 2.)
149
Episode 146: Hujan Di Jiwa Yang Sepi.
150
Episode 147: Menguak Makna Rahasia.
151
Episode 148: Harapan Dalam Dimensi Kelima.
152
Episode 149: Dan Meninggalkan Kemelut Waktu.
153
Episode 150: Melawan Dunia Putus Asa.
154
Episode 151: Interpretasi Kenyataan Bekerja.
155
Episode 152: Bersama Kemelut Rahasia.
156
Episode 153: Menyelisik Kenyataan Di Depan.
157
Episode 154: Luruh Untuk Momen Tak Terduga.
158
Episode 155: Menyingkap Tabir Realitas.
159
Episode 156: Persembahan Hukum Keadilan.
160
Episode 157: Takluknya Mawar Berduri Dalam Cerimannya.
161
Episode 158: Dengan Lantang Menyuguhkan Harapan.
162
Episode 159: Mematahkan Sayap Angin Barat.
163
Episode 160: Melatih Segenap Sensasi Bakat.
164
Episode 161: Merdunya Petikan Harpa Di Suram Malam.
165
Episode 162: Dalam Mala Dalam Politik.
166
Episode 163: Kinerja Kesan Dalam Momen.
167
Episode 164: Meningglkan Ruang Kinerja Nasib.
168
Episode 165: Waktu Demi Setitik Keputusan.
169
Episode 166: Demi Arti Hidup Kepahlawanan.
170
Episode 167: Memasrahkan Getir Kenyataan.
171
Episode 168: Pahlawan Dalam Tanda Jasa.
172
Episode 169: Kebisuan Dalam Air Mata Kematian.
173
Episode 170: Bersama Angin Pembawa Mimpi.
174
Episode 171: Bukan Demi Dendam Atau Keadilan!
175
Episode 172: Selaras Dalam Udara.
176
Episode 173: Seni Kewajiban. (Part 1.)
177
Episode 174: Seni Kewajiban. (Part 2.)
178
Episode 175: Seni Kewajiban. (Part 3.)
179
Episode 176: Seni Kewajiban (Part 4.)
180
Episode 177: Dalam Tiga Kata Kewajiban Berakhir.
181
Episode 178: Menggenggam Luka Ketidakberdayaan.
182
Episode 179: Dalam Senyuman Rahasia.
183
Episode 180: Tetap Melukis Mimpi.
184
Episode 181: Bulir-Bulir Air Mata Pengharapan.
185
Episode 182: Basa-Basi Perasaan.
186
Episode 183: Menanti Pagi Yang Cerah.
187
Episode 184: Melingkupi Suasana Hati Dingin.
188
Episode 185: Dendam Dan Kewajiban.
189
Episode 186: Laksana Semburat Dalam Arti Hidup.
190
Episode 187: Disimpan Dalam Kenangan.
191
Episode 188: Digelap Malam Kesendirian.
192
Episode 189: Suara Merdu Sang Ibu.
193
Episode 190: Kenyataan Tak Dapat Dibantah.
194
Episode 191: Demi Keabsahan Bukti.
195
Episode 192: Semua Awal Diakhiri.
196
Episode 193: Tiga Pintu Karma.
197
Episode 194: Malam Kehadiran.
198
Episode 195: Hadiah Dari Realita.
199
Episode 196: Mencoba Memahami Dan Terus Berpikir.
200
Episode 197: Tak Terdengar Suara Hatinya.
201
Episode 198: Melepas Rindu Untuk Memasrahkan Kepergian.
202
Episode 199: Mengiringi Waktu Terlepas.
203
Episode 200: Masih Bergerak Bersama Waktu.
204
Episode 201: Transisi Arah Angin.
205
Episode 202: Menghentikan Waktu Berputar. (TAMAT.)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!