PROLOG.

Bermacam pesan dan berita terbebar bersama ribuan bentuk perasaan.

Luka atau suka telah tersaji dalam realitas yang tersirat.

Cerita-cerita melegenda dan terus menjadi opini publik, atau menjadi kebenaran yang absolut.

Telah menjadi budaya, dalam akhir cerita yang membentuk perspektif bagaikan legenda.

Dari masa demi masa, telinga rakyat dicecar berita-berita bak dongeng untuk tidur.

Pertanyaan-pertanyaan pun mengalaun memenuhi alam pikir.

Tetapi perang penuh kepiluan terus merajai alam ini.

Kabarnya, sesosok dari ras Malaikat akan datang untuk membawa ras Peri pada kejayaan.

Sosok tersebut malaikat bersayap satu.

Namun kisah-kisah itu belum menjadi bukti konkret hingga kini.

Berembus bersama ribuan asumsi buah pikir rakyat yang penuh harap dan gelisah.

Sebagian masyarakat percaya dalam menunggu kedatangannya.

Tapi, garis bawahnya adalah, kebanyakan masyarakat menganggap, itu hanya dongeng untuk bocah agar mau tidur.

Kini, asap hitam membumbung melebur pada udara, memberi sein penderitaan. Ratusan petir menyambar bersahutan, memberi sein adanya jasad yang dibinasakan. Ledakan demi ledakan menghiasi seluruh lembah adalah isyarat kematian. Pekik para pejuang menghentakan jagat raya, sebab inilah, perang dunia jin, kedelapan belas.

Ada amarah yang berpadu dalam getir, membentuk kebencian. Ada keputusasaan yang menyatu dalam pengorbanan membentuk harapan. Hingga perasaan tak berbentuk mendorong jiwa demi perbuatan yang dikenal sebagai pertarungan.

Ini perang, tak seorang pun dianggap pengecut kecuali mereka yang kabur dalam kondisi hidup dan merengek ingin perdamaian.

Mereka berteriak, pekik, menjerit, hanya agar lebih semangat dalam menggeluti perang ini, atau bahkan getir dalam menatap ajalnya sendiri. Hukum, keadilan, telah diludahi, direndahkan, maka perang adalah inisiatif tergenius demi menegakkan kebenaran.

Tapi di satu sisi, hukum kebenaran pun telah dilecehkan, sejarah dibelokkan, sehingga perang adalah jalan terakhir demi meluruskan kebenaran.

Seluruh jiwa mempertaruhkan seluruh yang mampu dipertaruhkan, lantunan do'a pun terus bergaung dalam jiwa para pejuang.

Waktu yang direnggut bersama perang yang berlangsung, tak menghentikan hasrat untuk meraih kemerdekaan.

Cinta dikorbankan, nyawa dipertaruhkan, orang-orang terkasih menjadi tumbal, tak ada waktu untuk meratap menangis, tak ada waktu untuk tertawa kesenangan, kini, seluruh jiwa, mengorbankan jiwanya.

Pertempuran serta pertumpahan darah hanyalah setitik pengorbanan, demi realitas yang disebut; kebenaran. Namun, kedua belah pihak merasa paling benar dalam perbuatannya, sehingga sulit menentukan pihak yang benar, atau pihak yang salah.

Bila cinta kasih telah dilecehkan, tak berhak satu pun makhluk untuk hidup bahagia!

Bila sejarah telah dibelokkan, tak berhak satu pun makhluk, untuk hidup damai!

Dan bila kepercayaan telah ditinggalkan, maka seluruh umat harus mati!

Penderitaan ini hanya sebatas ujian hidup bagi mereka yang dizalimi. Kebanggaan ini pun hanya sebatas kemenangan sementara bagi mereka yang tak sadar telah bengis.

Karena pada dasarnya, perang menimbulkan dendam dan kebencian yang baru.

Hampir seluruh ras jin, beranggapan cita-cita, ideologi, kepercayaan, budaya, atau apa pun itu alasan umat jin demi peperangan, bila tak mendapat titah dari ras Malaikat, maka mutlak, mereka telah berbuat nista yang teramat nista.

Itu tak berarti perang dilarang, akan tetapi, jika tidak mendapat rida ras Malaikat, maka perang ini adalah jalan kenistaan. Dan disayangkan, kesadaran akan kesalahan perang ini jarang dipahami oleh seluruh ras.

Dari hutan, dari Timur, dari seluruh penjuru alam semesta, irama perang bersipongang bersama angin yang menghangat saat musim demi musim turut berganti dengan air mata, serta hujan tak membuat ritme dari dentuman perang untuk surut barang sekejap saja. Hujan salju, hujan meteor, tangisan seorang bayi, atau perang yang terbawa mimpi, tak sanggup menghentikan perang dunia jin kedelapan belas ini.

Bagi umat jin dari ras Barqo, mereka berperang demi menghentikan ras Peri yang telah berbuat sewenang-wenang. Dalam hal ini, dua ras jin telah bersekutu dengan ras Barqo.

Ras Barqo adalah umat jin yang tercipta dari petir, biasa berdiam diri di bintang-bintang, hidup tanpa bernapas, pesaing ras Peri, bahkan dalam kisah-kisah ras Manusia, ada yang menganggap ras Barqo sebagai para Dewa.

Sedangkan bagi umat jin dari ras Peri, mereka berperang demi menegakkan kebenaran, berusaha membuat seluruh alam gaib tunduk patuh pada ras Peri. Dalam hal ini, dua ras jin pun bersekutu dengan ras Peri.

Ras Peri sendiri adalah umat jin yang tercipta dari cahaya api, bagi yang ilmunya tinggi, mereka mampu hidup tanpa bernapas, ras jin tertua yang pernah diciptakan, bahkan dari beberapa kisah, Iblis termasuk bagian dari ras Peri, lebih-lebih dalam kisah ras Manusia, Peri sampai dianggap malaikat.

Tidak sampai di situ saja, masih terdapat satu ras umat jin yang independen, enggan terlibat dalam perang, mereka adalah ras Neznaz. Sebuah ras yang sempat menjadi bahan perbincangan ras Manusia, atau tepatnya makhluk mitologi.

Tak sama dengan dua kubu yang berperang itu, ras Neznaz memiliki persepsi sendiri dalam masalah ini, yaitu, kedua kubu sama-sama salah, jadi tak layak keduanya dibela.

Yang satu membela kepercayaan, yang satu pun membela kepercayaannya.

Mereka berperang demi nama keadilan, mereka berperang demi alasan kebenaran.

Tetapi sungguh disayangkan, ras Malaikat belum memberi izin untuk berperang, akibatnya membentuk opini-opini masyarakat yang meragukan kebenaran perang dunia jin ini.

Satu sisi percaya, bahwa perang dunia jin tak direlakan oleh semesta alam. Tak sedikit pula yang beranggapan bahwa perang ini memang harus terjadi, karena yang namanya kebenaran harus dijunjung tinggi. Kendati nyatanya, semua terasa benar.

Satu hal penting, 'jin' di sini hanyalah sebutan bagi makhluk bertangan serta berkaki selain manusia yang sama-sama memiliki roh, atau dengan kata lain, makhluk yang tak terlihat oleh mata lahir manusia.

Mengingat banyaknya perubahan alam semesta yang didaur ulang oleh Sang Maha Penguasa, membuat bumi atau alam gaib sendiri telah menyatu dan berdampingan langsung dengan alam Manusia, hanya saja, dinding gaib yang dibuat ras Malaikat membuat alam mereka 'tersembunyi'.

Perang telah berlangsung 100.000 tahun lebih, tak ada perubahan baik dalam hal ini, justru, kerusakan demi kerusakan membentuk realitas menyedihkan.

Banyak kalangan jin menanggung menjadi yatim, sanak saudara pun lenyap dalam perang, mereka yang berkeluarga mulai hilang satu persatu, orang-orang terkasih direnggut dalam perang. Dan faktanya, hanya derita, rasa sakit, dendam, keputusasaan, kebencian, kemurkaan, kebingungan, pengkhianatan yang menjadi hasilnya.

Seluruh alam jin diguncang akan perang ini, suasana tak ada yang aman, bahkan alam Neznaz pun yang penuh kedamaian, mau tidak mau kadang kala diganggu oleh beberapa jin dari ras lain, hingga hampir saja membuat ras Neznaz terpancing untuk ikut berperang.

Faktanya, berkat perang dunia jin penjagaan di pintu alam Siluman mulai longgar, sebelumnya, malaikat telah memberi mandat pada ras Peri sebagai penjaga pintu gaib, hanya ras Peri yang mampu menjaga alam Siluman.

Bukan tanpa alasan ras Malaikat memberi mandat pada Peri, mulanya ras Peri diciptakan agar mampu menjaga kedaulatan serta kestabilan langit dan seluruh alam semesta, mereka pula yang menjadi makhluk termulia setelah malaikat, namun semua berubah kala ketua ras Peri, yaitu Iblis, malah memusuhi ras Manusia, membentuk jiwa-jiwa seluruh umat jin pada taraf baru, terutama ras Peri, pun berubah sifatnya.

Maka siluman-siluman dari bermacam-macam klan mulai turut andil dalam perang, tetapi bukan untuk menghentikan perang, melainkan, agar perang terus terjadi, terlebih, mereka dengan bebas mampu membawa beberapa jiwa untuk dijadikan santapan di alam Siluman. Siluman terbilang sangat berbahaya, mereka memanfaatkan perang ini untuk mengadu domba, mengkambing-hitamkan serta menyesatkan seluruh individu.

Terlepas dari kelicikan siluman yang bermain di 'belakang layar', seluruh ras jin, tetap acuh tak acuh terhadap masalah ini, perang terus terjadi.

Dalam perkara yang sebenarnya sangat serius ini banyak penculikan yang dilakukan ras Siluman, namun banyak pula yang memvonis bahwa pihak lawanlah yang telah menculik, —saling tuduh menuduh— lebih dari itu, beberapa siluman yang sempat tertangkap pun menuturkan atas dirinya yang ditugaskan oleh ras jin dari pihak lawan. Mengadu domba dan semakin banyak yang termakan dusta para siluman.

Maka jelas sudah, perang semakin panas, fitnah-fitnah bertebaran, lambat laun semua mulai takluk pada siluman.

Raja Siluman adalah makhluk yang bengis dan kejam, dia memiliki tubuh sebesar bulan di alam Manusia, dialah pemimpin seluruh siluman.

Meski seorang manusia pernah mengalahkannya, itu bukan berarti dia patuh pada manusia, dia tak pula takut pada seluruh makhluk, justru, kekalahannya hanya berfungsi untuk mengakui keilmuan manusia yang mengalahkannya, dengan kata lain Raja Siluman hidup bebas menebarkan fitnah serta hawa buruk pada setiap hati manusia dan ras jin. Tentunya, dia ikut berkontribusi untuk menciptakan perang dunia lebih buruk lagi.

Untuk umat manusia sendiri, mereka tidak turut serta dalam perang, tepatnya, hanya beberapa manusia yang memiliki kemampuan supranatural atau ilmu spritual tinggi yang berkorban demi melindungi alam Manusia dari dampak perang dunia jin ini.

Sehingga patut disyukuri, umat manusia tak ada yang menyadari terjadinya perang ini, mereka hidup seperti biasa. Namun realitasnya, tetap saja ada beberapa kejadian ganjil yang tertangkap oleh alam Manusia, mulai dari kejadian di luar angkasa, hingga peristiwa aneh di bumi manusia itu sendiri.

* * *

Raja Siluman yang setiap hari tanpa lelah, terus berjalan di bumi manusia, menyalurkan hawa silumannya, membuat aura kelam pada hati umat jin dan umat manusia, membawa pula jiwa-jiwa yang haus akan dunia, menjadi sang senyur bagi arwah yang tak dapat pulang.

Sang pemimpin dari ras Barqo, sebenarnya menyadari akan masalah besar itu, tetapi dia apatis dalam perkara tersebut. Penting baginya untuk menghentikan kerakusan ras Peri, ketimbang mengurusi makhluk najis seperti siluman, kecuali, bila situasi sudah masuk darurat.

Sementara bagi ras Peri yang mendapat mandat demi mengamankan kedaulatan serta kerukunan alam gaib, telah terkontaminasi oleh hasrat juga ego, ditambah dampak dari pernyataan permusuhan oleh Iblis, mengakibatkan, rasa ingin menguasai mendorong untuk memulai perang.

Meski tak semua Peri Penjaga alam Siluman bergabung dalam perang, namun tetap saja, ras Siluman memiliki kesempatan terbuka untuk berkeliaran dengan bebas. Mereka ras Peri adalah yang memulai perang dunia ini pecah.

Seperti yang telah diketahui, ras Peri dan ras Barqo adalah rivalitas dalam menunjukkan kemuliaan serta kehebatan di hadapan alam semesta, hanya agar nama ras mereka ditulis di seluruh penujuru langit serta diakui menjadi makhluk paling mulia, kendati nyatanya, ras Manusia-lah yang masih memegang langit.

Sedangkan untuk ras Neznaz, hanyalah ras yang sangat menjunjung tinggi perdamaian, dari berbagai sektor alam Neznaz, seluruhnya telah ditunjang dengan ilmu atau peralatan supaya tetap dalam perdamaian.

Siluman atau makhluk apapun itu, bila mana tidak melanggar hukum di alam Neznaz, mereka boleh hidup berdampingan.

Desas-desus yang beredar pun, mereka lebih peduli pada perdamaian serta peradaban maju mereka.

Ras Neznaz memang memiliki peradaban tiga kali lebih maju ketimbang umat manusia, jadi tak heran jika di sini tedapat robot yang nampak selayaknya makhluk hidup. Sederhananya, ras Neznaz selalu bersikap netral, itu bahkan dilakukan sudah sejak berabad-abad lamanya. Jelasnya, mereka selalu menghindari perang antar ras jin.

Malaikat adalah satu-satunya yang tak ikut perang, atau bisa dikatakan, mereka masih tenang mengawasi 'di balik layar', hanya saja, rencana besar telah dipersiapkan demi menunjang kebangkitan perserikatan Peri, bahwa esensinya, ras Peri diciptakan untuk turut serta membantu malaikat menegakkan hukum di seluruh alam.

Tetapi rakyat yang cerdas, yang melihat kebenaran di balik kebenaran semu, mereka yang tak terbutakan oleh perang kelam ini, berharap serta berlindung adalah perbuatan yang kini dilakukan.

Hingga ramalan, prediksi, petuah, atau tepatnya, teori kedatangan sang 'penyelamat', kini diharapkan supaya hadir, demi menyokong berjayanya seluruh klan Peri.

Di bawah titah para penjilat dan di bawah titah para oportunis, mereka bermain demi penaklukan alam gaib, memalsukan kebenaran demi membentuk alam Neraka.

Tentu saja, bagi mereka yang kuat akan berkuasa dan bagi mereka yang memiliki ilmu, akan menguasai para penguasa. Sebab, berita dari ras Malaikat telah sampai pada kuping seluruh makhluk.

Telah diberitakan tentang seorang anak manusia yang berdo'a kepada para Malaikat, agar sekiranya, memasukkan ras jin serta ras Manusia ke dalam Neraka, agar dijadikannya, seluruh alam menjadi Neraka. Hingga fakta mengejutkannya yang penuh kontradiktif, ialah para Malaikat telah mengabulkan do'a manusia nista itu.

Namun sungguh disayangkan, berita langit itu hanya didengar pada mereka yang membuka hatinya, sehingga bagi mereka yang menutup hatinya, mereka telah selangkah mengabulkan do'a terbentuknya alam Neraka.

Dan inilah, perang dunia jin kedelapan belas, yang di dalamnya seluruh ras merasa dirinyalah yang paling benar, maka dengan itu, sungguh! Telah tanpa sadar, mereka justru memerangi sang 'penyelamat'.

Tapi apa jadinya, jika sang penyelamat itu berbanding terbalik dari ekspektasi dunia?

Karena faktanya, sang 'penyelamat' tak sesuai perkiraan dunia. Kendati demikian, keputusan Sang Maha Kuasa tak berhak disepakati oleh siapapun, tidak bisa diintervensi dan tak dapat diganggu gugat.

Terpopuler

Comments

zien

zien

hadir 💐💐💗💗

2021-06-02

0

asta guna

asta guna

jadiin komik asik ni

2020-11-06

3

ayumi

ayumi

next

2020-08-28

2

lihat semua
Episodes
1 (PERKENALAN.)
2 PROLOG.
3 Episode 1: Tidak Seperti Semestinya.
4 Episode 2: Masih Menanggung Keraguan.
5 Episode 3: Kebencian Warisan Takdir. (Part 1)
6 Episode 4: Kebencian Warisan Takdir. (Part 2)
7 Episode 5: Pelarian Menyedihkan.
8 Episode 6: Misteriusnya Sang Takdir.
9 Episode 7: Pahlawan Yang Dibenci.
10 Episode 8: Kesadaran Telah Terbentuk.
11 Episode 9: Kematian Menjadi Awal Kelahiran.
12 Episode 10: Pertolongan Membentuk Harapan.
13 Episode 11: Bermula Dari Cerita.
14 Episode 12: Berakhir Dengan Cerita.
15 Episode 13: Kecurigaan Menuntut Kebenaran.
16 Episode 14: Terusirnya Sang Dewi.
17 Episode 15: Bidak Hitam Yang Misterius.
18 Episode 16: Bertarung Untuk Keselamatan.
19 Episode 17: Lupa Dalam Derita.
20 Episode 18: Hasrat Menibulkan Kesan.
21 Episode 19: Kesempatan Terakhirnya.
22 Episode 20: Demi Ampunan Sang Pengasih.
23 Episode 21: Redanya Waktu Krusial.
24 Episode 22: Suatu Kelabilan Jadi Bukti.
25 Episode 23: Pertemuan Penting.
26 Episode 24: Kenyataan Dalam Harapan.
27 Episode 25: Kebersamaan Menimbulkan Harapan.
28 Episode 26: Revolusi Menuju Pemakmuran.
29 Episode 27: Kekaguman Melahirkan Cinta.
30 Episode 28: Cinta Menghadirkan Kebencian.
31 Episode 29: Penolakan Memicu Rasa Sakit.
32 Episode 30: Kedamaian Membutuhkan Pengorbanan.
33 Episode 31: Dewa Awarta Vs Dewi Kerisia.
34 Episode 32: Kebetulan Yang Ditakdirkan.
35 Episode 33: Pembalasan Adalah Keadilan.
36 Episode 34: Kepasrahan Menyembulkan Derita.
37 Episode 35: Takdir Menuntun Keputusan.
38 Episode 36: Kesuksesan Dalam Derita.
39 Episode 37: Dendam Sumber Inspirasi.
40 Episode 38: Bersama Dendam Muncul Keadilan.
41 Episode 39: Keadilan Pemicu Perang.
42 Episode 40: Penyesalan Bukanlah Solusi.
43 Episode 41: Dendam Menjadi Harapan.
44 Episode 42: Dewi Awan Dan Ketua Razael.
45 Episode 43: 7 Meter Demi Keadilan.
46 Episode 44: Masa Lalu Yang Terus Ditangisi.
47 Episode 45: Pola Pikir Memenjarakan Jiwa.
48 Episode 46: Rakyat Jelata VS Abdi Negara.
49 Episode 47: Beda Paham Akan Dihukum.
50 Episode 48: Rencana Dalam Kerahasiaan.
51 Episode 49: Dalam Keadilan Ada Dendam.
52 Episode 50: Kenangan Dalam Rencana.
53 Episode 51: Dihakimi Atau Menghakimi.
54 Episode 52: Rencana Dalam Perang.
55 Episode 53: Pertemuan Dengan Yang Dirindukan.
56 Episode 54: Dibalik Rindu Memunculkan Nestapa.
57 Episode 55: Dalam Perspektif Dan Persepsi Sang Ibu.
58 Episode 56: Sama Senang Dalam Keberagaman.
59 Episode 57: Dalam Cerita Yang Mengukir Pilu.
60 Episode 58: Dalam Realita Berujung Tangisan Kematian.
61 Episode 59: Pengorbanan Ibu Yang Membentuk Derita.
62 Episode 60: Senyuman Akhir Dalam Beban Kesedihan.
63 Episode 61: Kenyataan Pahit Tak Dapat Diubah.
64 Episode 62: Kesia-siaan Dalam Lakonisme.
65 Episode 63: Dalam Hasutan Kaum Utopis.
66 Episode 64: Gegabahnya Pangeran Memicu Konflik.
67 Episode 65: Menolak Bantuan Yang Memunculkan Kerapuhan.
68 Episode 66: Kartu 'As' Jenderal Perang Dibuka.
69 Episode 67: Permulaan Yang Buruk Dalam Harapan Kemenangan.
70 Episode 68: Dalam Dimensi 4 Yang Dipotong.
71 Episode 69: [Kuning+Hijau=Kuning Lemon] Sang Penyihir.
72 Episode 70: 'Kupersembahkan Jiwaku Demi Laknat-Mu'.
73 Episode 71: Fana Dalam Kemenangan.
74 Episode 72: Sang Wanita Terhormat Dalam Mencapai Kesempurnaan.
75 Episode 73: Kepasrahan Yang Merenggut Harapan.
76 Episode 74: Dalam Arwah Yang Diperbutkan.
77 Episode 75: Tangisan Untuk Hari Yang Cerah.
78 Episode 76: Cinta Yang Disanjung Jadi Kebencian.
79 Episode 77: Ujian Sang Penyihir.
80 Episode 78: Kegagalan Memicu Amarah.
81 Episode 79: Praduga Menentang Kenyataan.
82 Episode 80: Penyihir Yang Diuji.
83 Episode 81: Mengorbankan Diri Demi Keselamatan.
84 Episode 82: Kebersamaan Dalam Susah.
85 Episode 83: Menginterpretasikan Musuh Dalam Bingung.
86 Episode 84: Harapan Dalam Dilema.
87 Episode 85: Dikeabadian Di Alam Kematian. (Part 1)
88 Episode 86: Senandung Ayat-Ayat Kematian. (Part 1)
89 Episode 87: Senandung Ayat-Ayat Kematian. (Part 2)
90 Episode 88: Menggapai Impian Surgawi.
91 Episode 89: Kehormatan Yang Kalah Dalam Kematian.
92 Episode 90: Risalah Para Raja. (Part 1)
93 Episode 91: Bicarakan Impian Bicarakan Harapan.
94 Episode 92: Kepahlawan Yang Berarti Dalam Kehidupan.
95 Episode 93: Kemisteriusan Menggugah Tanya.
96 Episode 94: Sang Pendekar Pemecah Waktu.
97 Episode 95: Dalam Penyelidikan Yang Menakut-Nakuti.
98 Episode 96: Dalam Implikasi Menjalani Rencana.
99 Episode 97: Dalam Ambisi Dalam Kenihilan.
100 Episode 98: Melipur Lirih Siksa Kenyataan.
101 Episode 99: Kenyataan Tersembunyi Membentuk Ketegangan.
102 Episode 100: Risiko Kematian Dalam Pertarungan Penyelamatan.
103 Episode 101: Kemenangan Yang Menanggung Rencana.
104 Episode 102: Terangnya Cinta Yang Menghindari Makna Derita.
105 Episode 103: Menanggung Beban Hampa Kesepian.
106 Episode 104: Kesan Alami Menampik Kepergian.
107 Episode 105: Makna Dalam Waktu Yang Misterius.
108 Episode 106: Sejarah Yang Diukir Oleh Impian.
109 Episode 107: Tak Semudah Yang Tertampak.
110 Episode 108: Dalam Pertarungan Yang Memicu Kegetiran.
111 Episode 109: Dibalik Kegelapan Dalam Napas Pertarungan.
112 Episode 110: Digelap Malam Menikmati Siksa.
113 Episode 111: Desakan Waktu Memicu Angkat Tangan Pembalasan.
114 Episode 112: Ekspektasi Yang Memberikan Kematian.
115 Episode 113: Hutan Kematian Dalam Kutukan Sang Dewa.
116 Episode 114: Sang Dewi Karunia Dalam Kasih-Nya.
117 Episode 115: Lantunan Ayat Kehidupan Sang Dewi Karunia.
118 Episode 116: Berbagi Adalah Citra Keindahan.
119 Episode 117: Tujuan Utama Menuju Arti Kehidupan.
120 Episode 118: Cita-cita Buta Meresap Dalam Arti Kehidupan.
121 Episode 119: Implementasi Hukum Dalam Mengukuhkan Posisi.
122 Episode 120: Dua Kutub Dari Satu Entitas.
123 Episode 121: Menginterpretasikan Berlalunya Waktu.
124 Episode 122: Identitas Dalam Arti Hidup.
125 Episode 123: Ledakan Untuk Kematian Kemenangan.
126 Episode 124: Instruksi Demi Meloloskan Dari Kehancuran.
127 Episode 125: Di Sini Masih Mengalun Dalam Mimpi-Mimpi.
128 Episode 126: Realisasi Kenangan Dalam Motivasi Ekstrinsik.
129 Episode 127: Segalanya Berakhir Di Sini Dalam Kematian Pengabdian.
130 Episode 128: Ketika Segala Waktu Membisu.
131 Episode 129: Sebuah Pesan Dalam Kebenaran.
132 Episode 130: Risalah Para Raja. (Part 2.)
133 Episode 131: Warna Bunga-Bunga Kenangan Kesedihan.
134 Episode 132: Segala Warna Adalah Bunga-Bunga Layu.
135 Episode 133: Merenggut Waktu Dan Tangis Kesepian.
136 Episode 134: Persembahan Kenyataan Dalam Istana Impian.
137 Episode 135: Memadamkan Tingginya Langit Senja.
138 Episode 136: Masa Lampau Mengiringi Beban Kenyataan.
139 Episode 137: Merampas Peluang Demi Kepahlawanan.
140 Episode 138: Do'a-Do'a Mengiringi Momentum Kepergian.
141 Episode 139: Demi Ambisi Merenggut Gelar.
142 Episode 140: Menyentak Kenyataan Yang Bekerja.
143 Episode 141: Kebersamaan Dalam Substansi Impian.
144 Episode 142: Merdunya Irama Murka Kematian.
145 Episode 143: Menyatakan Eksekusi Sebagai Hadiah.
146 Episode 144: Setitik Keadilan. (Jilid Satu, Tamat.)
147 PERIHAL JILID 1.
148 Episode 145: Kenangan Mencapai Sublim. (Jilid 2.)
149 Episode 146: Hujan Di Jiwa Yang Sepi.
150 Episode 147: Menguak Makna Rahasia.
151 Episode 148: Harapan Dalam Dimensi Kelima.
152 Episode 149: Dan Meninggalkan Kemelut Waktu.
153 Episode 150: Melawan Dunia Putus Asa.
154 Episode 151: Interpretasi Kenyataan Bekerja.
155 Episode 152: Bersama Kemelut Rahasia.
156 Episode 153: Menyelisik Kenyataan Di Depan.
157 Episode 154: Luruh Untuk Momen Tak Terduga.
158 Episode 155: Menyingkap Tabir Realitas.
159 Episode 156: Persembahan Hukum Keadilan.
160 Episode 157: Takluknya Mawar Berduri Dalam Cerimannya.
161 Episode 158: Dengan Lantang Menyuguhkan Harapan.
162 Episode 159: Mematahkan Sayap Angin Barat.
163 Episode 160: Melatih Segenap Sensasi Bakat.
164 Episode 161: Merdunya Petikan Harpa Di Suram Malam.
165 Episode 162: Dalam Mala Dalam Politik.
166 Episode 163: Kinerja Kesan Dalam Momen.
167 Episode 164: Meningglkan Ruang Kinerja Nasib.
168 Episode 165: Waktu Demi Setitik Keputusan.
169 Episode 166: Demi Arti Hidup Kepahlawanan.
170 Episode 167: Memasrahkan Getir Kenyataan.
171 Episode 168: Pahlawan Dalam Tanda Jasa.
172 Episode 169: Kebisuan Dalam Air Mata Kematian.
173 Episode 170: Bersama Angin Pembawa Mimpi.
174 Episode 171: Bukan Demi Dendam Atau Keadilan!
175 Episode 172: Selaras Dalam Udara.
176 Episode 173: Seni Kewajiban. (Part 1.)
177 Episode 174: Seni Kewajiban. (Part 2.)
178 Episode 175: Seni Kewajiban. (Part 3.)
179 Episode 176: Seni Kewajiban (Part 4.)
180 Episode 177: Dalam Tiga Kata Kewajiban Berakhir.
181 Episode 178: Menggenggam Luka Ketidakberdayaan.
182 Episode 179: Dalam Senyuman Rahasia.
183 Episode 180: Tetap Melukis Mimpi.
184 Episode 181: Bulir-Bulir Air Mata Pengharapan.
185 Episode 182: Basa-Basi Perasaan.
186 Episode 183: Menanti Pagi Yang Cerah.
187 Episode 184: Melingkupi Suasana Hati Dingin.
188 Episode 185: Dendam Dan Kewajiban.
189 Episode 186: Laksana Semburat Dalam Arti Hidup.
190 Episode 187: Disimpan Dalam Kenangan.
191 Episode 188: Digelap Malam Kesendirian.
192 Episode 189: Suara Merdu Sang Ibu.
193 Episode 190: Kenyataan Tak Dapat Dibantah.
194 Episode 191: Demi Keabsahan Bukti.
195 Episode 192: Semua Awal Diakhiri.
196 Episode 193: Tiga Pintu Karma.
197 Episode 194: Malam Kehadiran.
198 Episode 195: Hadiah Dari Realita.
199 Episode 196: Mencoba Memahami Dan Terus Berpikir.
200 Episode 197: Tak Terdengar Suara Hatinya.
201 Episode 198: Melepas Rindu Untuk Memasrahkan Kepergian.
202 Episode 199: Mengiringi Waktu Terlepas.
203 Episode 200: Masih Bergerak Bersama Waktu.
204 Episode 201: Transisi Arah Angin.
205 Episode 202: Menghentikan Waktu Berputar. (TAMAT.)
Episodes

Updated 205 Episodes

1
(PERKENALAN.)
2
PROLOG.
3
Episode 1: Tidak Seperti Semestinya.
4
Episode 2: Masih Menanggung Keraguan.
5
Episode 3: Kebencian Warisan Takdir. (Part 1)
6
Episode 4: Kebencian Warisan Takdir. (Part 2)
7
Episode 5: Pelarian Menyedihkan.
8
Episode 6: Misteriusnya Sang Takdir.
9
Episode 7: Pahlawan Yang Dibenci.
10
Episode 8: Kesadaran Telah Terbentuk.
11
Episode 9: Kematian Menjadi Awal Kelahiran.
12
Episode 10: Pertolongan Membentuk Harapan.
13
Episode 11: Bermula Dari Cerita.
14
Episode 12: Berakhir Dengan Cerita.
15
Episode 13: Kecurigaan Menuntut Kebenaran.
16
Episode 14: Terusirnya Sang Dewi.
17
Episode 15: Bidak Hitam Yang Misterius.
18
Episode 16: Bertarung Untuk Keselamatan.
19
Episode 17: Lupa Dalam Derita.
20
Episode 18: Hasrat Menibulkan Kesan.
21
Episode 19: Kesempatan Terakhirnya.
22
Episode 20: Demi Ampunan Sang Pengasih.
23
Episode 21: Redanya Waktu Krusial.
24
Episode 22: Suatu Kelabilan Jadi Bukti.
25
Episode 23: Pertemuan Penting.
26
Episode 24: Kenyataan Dalam Harapan.
27
Episode 25: Kebersamaan Menimbulkan Harapan.
28
Episode 26: Revolusi Menuju Pemakmuran.
29
Episode 27: Kekaguman Melahirkan Cinta.
30
Episode 28: Cinta Menghadirkan Kebencian.
31
Episode 29: Penolakan Memicu Rasa Sakit.
32
Episode 30: Kedamaian Membutuhkan Pengorbanan.
33
Episode 31: Dewa Awarta Vs Dewi Kerisia.
34
Episode 32: Kebetulan Yang Ditakdirkan.
35
Episode 33: Pembalasan Adalah Keadilan.
36
Episode 34: Kepasrahan Menyembulkan Derita.
37
Episode 35: Takdir Menuntun Keputusan.
38
Episode 36: Kesuksesan Dalam Derita.
39
Episode 37: Dendam Sumber Inspirasi.
40
Episode 38: Bersama Dendam Muncul Keadilan.
41
Episode 39: Keadilan Pemicu Perang.
42
Episode 40: Penyesalan Bukanlah Solusi.
43
Episode 41: Dendam Menjadi Harapan.
44
Episode 42: Dewi Awan Dan Ketua Razael.
45
Episode 43: 7 Meter Demi Keadilan.
46
Episode 44: Masa Lalu Yang Terus Ditangisi.
47
Episode 45: Pola Pikir Memenjarakan Jiwa.
48
Episode 46: Rakyat Jelata VS Abdi Negara.
49
Episode 47: Beda Paham Akan Dihukum.
50
Episode 48: Rencana Dalam Kerahasiaan.
51
Episode 49: Dalam Keadilan Ada Dendam.
52
Episode 50: Kenangan Dalam Rencana.
53
Episode 51: Dihakimi Atau Menghakimi.
54
Episode 52: Rencana Dalam Perang.
55
Episode 53: Pertemuan Dengan Yang Dirindukan.
56
Episode 54: Dibalik Rindu Memunculkan Nestapa.
57
Episode 55: Dalam Perspektif Dan Persepsi Sang Ibu.
58
Episode 56: Sama Senang Dalam Keberagaman.
59
Episode 57: Dalam Cerita Yang Mengukir Pilu.
60
Episode 58: Dalam Realita Berujung Tangisan Kematian.
61
Episode 59: Pengorbanan Ibu Yang Membentuk Derita.
62
Episode 60: Senyuman Akhir Dalam Beban Kesedihan.
63
Episode 61: Kenyataan Pahit Tak Dapat Diubah.
64
Episode 62: Kesia-siaan Dalam Lakonisme.
65
Episode 63: Dalam Hasutan Kaum Utopis.
66
Episode 64: Gegabahnya Pangeran Memicu Konflik.
67
Episode 65: Menolak Bantuan Yang Memunculkan Kerapuhan.
68
Episode 66: Kartu 'As' Jenderal Perang Dibuka.
69
Episode 67: Permulaan Yang Buruk Dalam Harapan Kemenangan.
70
Episode 68: Dalam Dimensi 4 Yang Dipotong.
71
Episode 69: [Kuning+Hijau=Kuning Lemon] Sang Penyihir.
72
Episode 70: 'Kupersembahkan Jiwaku Demi Laknat-Mu'.
73
Episode 71: Fana Dalam Kemenangan.
74
Episode 72: Sang Wanita Terhormat Dalam Mencapai Kesempurnaan.
75
Episode 73: Kepasrahan Yang Merenggut Harapan.
76
Episode 74: Dalam Arwah Yang Diperbutkan.
77
Episode 75: Tangisan Untuk Hari Yang Cerah.
78
Episode 76: Cinta Yang Disanjung Jadi Kebencian.
79
Episode 77: Ujian Sang Penyihir.
80
Episode 78: Kegagalan Memicu Amarah.
81
Episode 79: Praduga Menentang Kenyataan.
82
Episode 80: Penyihir Yang Diuji.
83
Episode 81: Mengorbankan Diri Demi Keselamatan.
84
Episode 82: Kebersamaan Dalam Susah.
85
Episode 83: Menginterpretasikan Musuh Dalam Bingung.
86
Episode 84: Harapan Dalam Dilema.
87
Episode 85: Dikeabadian Di Alam Kematian. (Part 1)
88
Episode 86: Senandung Ayat-Ayat Kematian. (Part 1)
89
Episode 87: Senandung Ayat-Ayat Kematian. (Part 2)
90
Episode 88: Menggapai Impian Surgawi.
91
Episode 89: Kehormatan Yang Kalah Dalam Kematian.
92
Episode 90: Risalah Para Raja. (Part 1)
93
Episode 91: Bicarakan Impian Bicarakan Harapan.
94
Episode 92: Kepahlawan Yang Berarti Dalam Kehidupan.
95
Episode 93: Kemisteriusan Menggugah Tanya.
96
Episode 94: Sang Pendekar Pemecah Waktu.
97
Episode 95: Dalam Penyelidikan Yang Menakut-Nakuti.
98
Episode 96: Dalam Implikasi Menjalani Rencana.
99
Episode 97: Dalam Ambisi Dalam Kenihilan.
100
Episode 98: Melipur Lirih Siksa Kenyataan.
101
Episode 99: Kenyataan Tersembunyi Membentuk Ketegangan.
102
Episode 100: Risiko Kematian Dalam Pertarungan Penyelamatan.
103
Episode 101: Kemenangan Yang Menanggung Rencana.
104
Episode 102: Terangnya Cinta Yang Menghindari Makna Derita.
105
Episode 103: Menanggung Beban Hampa Kesepian.
106
Episode 104: Kesan Alami Menampik Kepergian.
107
Episode 105: Makna Dalam Waktu Yang Misterius.
108
Episode 106: Sejarah Yang Diukir Oleh Impian.
109
Episode 107: Tak Semudah Yang Tertampak.
110
Episode 108: Dalam Pertarungan Yang Memicu Kegetiran.
111
Episode 109: Dibalik Kegelapan Dalam Napas Pertarungan.
112
Episode 110: Digelap Malam Menikmati Siksa.
113
Episode 111: Desakan Waktu Memicu Angkat Tangan Pembalasan.
114
Episode 112: Ekspektasi Yang Memberikan Kematian.
115
Episode 113: Hutan Kematian Dalam Kutukan Sang Dewa.
116
Episode 114: Sang Dewi Karunia Dalam Kasih-Nya.
117
Episode 115: Lantunan Ayat Kehidupan Sang Dewi Karunia.
118
Episode 116: Berbagi Adalah Citra Keindahan.
119
Episode 117: Tujuan Utama Menuju Arti Kehidupan.
120
Episode 118: Cita-cita Buta Meresap Dalam Arti Kehidupan.
121
Episode 119: Implementasi Hukum Dalam Mengukuhkan Posisi.
122
Episode 120: Dua Kutub Dari Satu Entitas.
123
Episode 121: Menginterpretasikan Berlalunya Waktu.
124
Episode 122: Identitas Dalam Arti Hidup.
125
Episode 123: Ledakan Untuk Kematian Kemenangan.
126
Episode 124: Instruksi Demi Meloloskan Dari Kehancuran.
127
Episode 125: Di Sini Masih Mengalun Dalam Mimpi-Mimpi.
128
Episode 126: Realisasi Kenangan Dalam Motivasi Ekstrinsik.
129
Episode 127: Segalanya Berakhir Di Sini Dalam Kematian Pengabdian.
130
Episode 128: Ketika Segala Waktu Membisu.
131
Episode 129: Sebuah Pesan Dalam Kebenaran.
132
Episode 130: Risalah Para Raja. (Part 2.)
133
Episode 131: Warna Bunga-Bunga Kenangan Kesedihan.
134
Episode 132: Segala Warna Adalah Bunga-Bunga Layu.
135
Episode 133: Merenggut Waktu Dan Tangis Kesepian.
136
Episode 134: Persembahan Kenyataan Dalam Istana Impian.
137
Episode 135: Memadamkan Tingginya Langit Senja.
138
Episode 136: Masa Lampau Mengiringi Beban Kenyataan.
139
Episode 137: Merampas Peluang Demi Kepahlawanan.
140
Episode 138: Do'a-Do'a Mengiringi Momentum Kepergian.
141
Episode 139: Demi Ambisi Merenggut Gelar.
142
Episode 140: Menyentak Kenyataan Yang Bekerja.
143
Episode 141: Kebersamaan Dalam Substansi Impian.
144
Episode 142: Merdunya Irama Murka Kematian.
145
Episode 143: Menyatakan Eksekusi Sebagai Hadiah.
146
Episode 144: Setitik Keadilan. (Jilid Satu, Tamat.)
147
PERIHAL JILID 1.
148
Episode 145: Kenangan Mencapai Sublim. (Jilid 2.)
149
Episode 146: Hujan Di Jiwa Yang Sepi.
150
Episode 147: Menguak Makna Rahasia.
151
Episode 148: Harapan Dalam Dimensi Kelima.
152
Episode 149: Dan Meninggalkan Kemelut Waktu.
153
Episode 150: Melawan Dunia Putus Asa.
154
Episode 151: Interpretasi Kenyataan Bekerja.
155
Episode 152: Bersama Kemelut Rahasia.
156
Episode 153: Menyelisik Kenyataan Di Depan.
157
Episode 154: Luruh Untuk Momen Tak Terduga.
158
Episode 155: Menyingkap Tabir Realitas.
159
Episode 156: Persembahan Hukum Keadilan.
160
Episode 157: Takluknya Mawar Berduri Dalam Cerimannya.
161
Episode 158: Dengan Lantang Menyuguhkan Harapan.
162
Episode 159: Mematahkan Sayap Angin Barat.
163
Episode 160: Melatih Segenap Sensasi Bakat.
164
Episode 161: Merdunya Petikan Harpa Di Suram Malam.
165
Episode 162: Dalam Mala Dalam Politik.
166
Episode 163: Kinerja Kesan Dalam Momen.
167
Episode 164: Meningglkan Ruang Kinerja Nasib.
168
Episode 165: Waktu Demi Setitik Keputusan.
169
Episode 166: Demi Arti Hidup Kepahlawanan.
170
Episode 167: Memasrahkan Getir Kenyataan.
171
Episode 168: Pahlawan Dalam Tanda Jasa.
172
Episode 169: Kebisuan Dalam Air Mata Kematian.
173
Episode 170: Bersama Angin Pembawa Mimpi.
174
Episode 171: Bukan Demi Dendam Atau Keadilan!
175
Episode 172: Selaras Dalam Udara.
176
Episode 173: Seni Kewajiban. (Part 1.)
177
Episode 174: Seni Kewajiban. (Part 2.)
178
Episode 175: Seni Kewajiban. (Part 3.)
179
Episode 176: Seni Kewajiban (Part 4.)
180
Episode 177: Dalam Tiga Kata Kewajiban Berakhir.
181
Episode 178: Menggenggam Luka Ketidakberdayaan.
182
Episode 179: Dalam Senyuman Rahasia.
183
Episode 180: Tetap Melukis Mimpi.
184
Episode 181: Bulir-Bulir Air Mata Pengharapan.
185
Episode 182: Basa-Basi Perasaan.
186
Episode 183: Menanti Pagi Yang Cerah.
187
Episode 184: Melingkupi Suasana Hati Dingin.
188
Episode 185: Dendam Dan Kewajiban.
189
Episode 186: Laksana Semburat Dalam Arti Hidup.
190
Episode 187: Disimpan Dalam Kenangan.
191
Episode 188: Digelap Malam Kesendirian.
192
Episode 189: Suara Merdu Sang Ibu.
193
Episode 190: Kenyataan Tak Dapat Dibantah.
194
Episode 191: Demi Keabsahan Bukti.
195
Episode 192: Semua Awal Diakhiri.
196
Episode 193: Tiga Pintu Karma.
197
Episode 194: Malam Kehadiran.
198
Episode 195: Hadiah Dari Realita.
199
Episode 196: Mencoba Memahami Dan Terus Berpikir.
200
Episode 197: Tak Terdengar Suara Hatinya.
201
Episode 198: Melepas Rindu Untuk Memasrahkan Kepergian.
202
Episode 199: Mengiringi Waktu Terlepas.
203
Episode 200: Masih Bergerak Bersama Waktu.
204
Episode 201: Transisi Arah Angin.
205
Episode 202: Menghentikan Waktu Berputar. (TAMAT.)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!