Episode 3: Kebencian Warisan Takdir. (Part 1)

Waktu berlalu dalam lingkup yang tak terasa, kesan sepi nan hampa masih melingkupi jiwa Nurvati.

Nurvati tak lagi bermain di kolam air terjun. Tempat istimewa itu telah ternodai oleh teman-temannya yang menjengkelkan.

kini ia beranjak lebih dalam ke hutan, hingga tak sengaja menemukan sebuah hamparan rerumputan berwarna jingga.

Sejak saat itu, di tengah rerumputan jingga tersebut, Nurvati selalu menyendiri, di bawah sebuah pohon salju, sebuah pohon berdaun putih, dan sangat dingin kala daun itu mulai berguguran.

Nurvati selalu mendeprok di bawah pohon tersebut, hanya demi merasakan kesejukan acap kali daun-daun mulai singgah di kulitnya, hampir setiap hari, Nurvati menyendiri di bawah pohon itu, baik saat bolos sekolah, atau pun setelah pulang sekolah.

Baginya, di antara ratusan

pohon salju, hanya pohon tersebut yang kesejukannya begitu nyaman.

Duduk di sana dalam cipta imajiner demi menemani kesepiannya. Berimajinasi tentang dirinya yang mampu terbang ke Langit Tujuh, atau hanya menganggap embusan angin adalah teman.

Tak ada saudara kandung, tak ada teman, kedua orang tuanya sibuk masing-masing. Sang ayah mengurus pergerakan awan, dan ibunya selalu beriktikaf di rumah.

Dalam alam pikiran kalutnya terus mempertanyakan identitas kediriannya. Tentang mungkinkah Nurvati Peri, atau justru dia jin dari ras lain.

Hampir-hampir pikiran abstainnya mendorong jiwanya untuk meninggalkan alam Peri, tetapi secercah kasih sayang orang tuanya menghentikan niat putus asanya itu.

Orang-orang berbicara seenaknya, namun relung hati menolak untuk membalas secara jahat, orang-orang merendahkan seenaknya, tapi Nurvati tak mampu balik menghina, dan orang tua memintanya untuk mengambil satu cita-cita, tujuannya hanya agar Nurvati kuat bertahan hidup, tetapi secara realitas, hingga kini Nurvati tak memiliki cita-cita. Alasannya; tak akan pernah mengubah takdir.

Beriminggu-minggu, sampai berbulan-bulan, Nurvati selalu berkunjung ke tempat tersebut, menenangkan pikirannya, dan mencari jawaban akan identitas kediriannya. Meski yang muncul hanyalah pertanyaan lagi, Nurvati tak jenuh untuk tahu siapa dirinya.

Namun, tiba disuatu hari, kala ayahnya mengajak ke Kerajaan Awan, atau dengan kata lain, Nurvati diajak menemui pemimpin ras Peri Bangsa Barat. Di alam Peri, terdapat empat bangsa, dan itu sesuai dengan empat arah mata angin, dan setiap bangsa terdapat ratusan kota, lengkap bersama pemandangan alam yang berbeda-beda.

Tak disangka, sang ayah, diperkenankan untuk menemui sang Raja. Sebenarnya ayah Nurvati sendiri selalu mengirim pesan pada Raja Awan, hanya demi menyenangkan anaknya. Dan betapa beruntungnya, setelah seribu pesan dikirim, barulah sang Raja siap menyambut dua rakyatnya.

Nurvati dan ayahnya disambut baik oleh Raja Awan bangsa Barat, lebih dari itu! Keluarga sang Raja, begitu santun menyambut kehadiran Nurvati serta ayahnya. Siang adalah acara dimulai, yaitu, bincang-bincang bersama keluarga kerajaan. Tapi, yang hadir hanyalah, ratu, raja, dan anak perempuannya, sedangkan dua anaknya lagi tak ikut hadir.

Kemegahan istana sang raja tak dapat dijelaskan oleh kata-kata, namun secara spesifik, kerajaan tersebut lima kali lebih luas ketimbang lapangan sepak bola dengan hiasan yang berkilau nan mewah.

Ini adalah pertama kalinya Nurvati diperkenankan masuk ke dalam istana Awan. Gembira dan antusias itulah yang dirasakannya, sampai kesedihannya, terasingkan.

Mereka bincang-bincang santai di sebuah taman. Duduk di kursi mewah memandang taman kupu-kupu. Kupu-kupu di alam Peri berbeda dengan alam Manusia, perbedaan yang paling signifikan ialah corak serta tubuhnya yang bening.

Tapi untuk pertama kalinya, seseorang rela menjadi teman Nurvati, siapa lagi kalau bukan satu-satunya anak perempuan dikerajaan ini, dialah Putri Kerisia, seorang anak bungsu yang seumuran dengan Nurvati.

Dari hari itulah, Nurvati memiliki seorang teman. Putri Kerisia, pada dasarnya memiliki teman, tentu saja temannya banyak, entah karena dia keturunan raja, entah karena dia memang nyaman untuk dijadikan teman, yang jelas temannya sangat banyak. Dan satu hal yang patut disyukuri, Putri Kerisia, tak terpengaruh dengan kondisi aneh Nurvati, dia bahkan mengizinkan Nurvati untuk selalu datang ke kerajaannya.

Tepat sekali, semenjak berteman dengan Putri Kerisia, Nurvati menghabiskan banyak waktunya untuk bermain sekaligus belajar banyak hal bersama Putri Kerisia. Sampai waktu terkesan membius perasaan, tak terasa 20 tahun pertemanan itu terjalin.

Tapi, ketika keakraban telah membentuk kepercayaan, ketika ikatan pertemanan berhasil merenggut kesepian. Ketika itu, mala petaka menimpa Nurvati, teman satu-satunya dalam hidup, berkhianat di depan Nurvati.

Sebuah pernyataan dari sifat asli sang Putri, sukses menjerat pikiran Nurvati pada fakta menyidihkan.

“Aku lebih mulia dari kamu, aku seorang Putri kerajaan, sedangkan engkau, hanyalah rakyat jelata.”

Sejak dulu, ras Peri memang selalu merasa dirinya yang paling mulia, apalagi ditambah memiliki gelar, otomatis, rasa bongak mudah merasuki.

Putri Kerisia hanya menganggap teman untuk mengelabui Nurvati, dengan kata lain, Putri Kerisia berteman hanya demi mendapatkan hati Nurvati, hanya supaya Nurvati mau menjadi budak pribadi Putri Kerisia. Sang Putri rupanya menginginkan pelayan pribadi dengan jarak umur yang dekat, agar tindak tanduk seenaknya, bisa disuap oleh ikatan pertemanan.

Memang tak habis pikir dengan gadis anak Raja Awan itu, kebaikan yang kentara hanyalah tipu muslihat saja.

Kendati Nurvati sudah dapat melihat kebenaran tersebut, ditambah kecurigaan yang memang agak aneh, ketika Putri Kerisia selalu enggan memperkenalkan Nurvati pada teman-temannya, sehingga tak serta merta Nurvati setuju, ada satu alasan kuat membuat Nurvati enggan menjadi babu sang putri; sang putri telah bersikap jahat, dan setiap kejahatan harus ditolak, itulah hukum.

Sebuah penolakan yang dilakukan Nurvati berakibat ancaman bagi Nurvati, bahwa, sang Putri Kerisia tak mau menjadi teman Nurvati, apa bila, Nurvati menolak permintaannya. Sayangnya, ancaman itu tak mengubah keputusan absolut Nurvati. Kejahatan tak bisa diterima, itulah pikir Nurvati.

Dan akhir yang menyakitkan, lagi-lagi menimpa Nurvati, rasa kecewa kembali menyeruak, ikut bersama kesedihan yang meliputi dirinya lagi.

Dia menjauh dari Putri Kerisia, tak lagi berniat untuk hadir di kerajaan sang putri, Nurvati terlanjur sakit hati, dan sekali lagi, kejahatan tak layak diindahkan.

Ada satu hal yang penting! Perbandingan kasta pada alam jin klan Peri dilihat dari tinggi ilmunya.

Dan kembali lagi, Nurvati hidup kesepian, hidup di dunia yang ramai bagaikan sendirian, waktu yang dilalui bersama teman pertamanya, terasa ilusi semata, tetapi berkat ilusi tersebut, Nurvati mendapat pelajaran penting, yaitu, dia tak bisa menilai seseorang lewat penampilan, kedudukan, serta awal pertemuan saja. Ada asas penting untuk menilai seseorang.

Masalah itu pun dipendam dalam diri, tak dibicarakan pada keluarganya, dan tak satu pun masyarakat yang tahu.

Hari-hari nan sunyi, penuh kehampaan dinikmati kembali di bawah pohon salju. Tak ada yang lain kecuali menikmati kesendirian.

Waktu pun berputar bersama musim yang lambat laun berubah, hujan, dinging, panas, hingga bersalju, Nurvati menikmati waktunya untuk menyendiri, selalu duduk di bawah pohon salju.

* * *

Hingga langit merah muda, dan mula-mula dari keindahan perdamaian, lalu berubah menjadi kebencian, karena desas-desus tentang konflik antar ras Peri menyeruak membentuk propaganda, atau pun dogmatik. Mengingat ras Peri merasa tersinggung oleh banyaknya sindiran dari ras lain. Mulai dari ras Peri yang tak layak lagi mempimpin bangsa jin, lalu, ras Peri yang tak lagi mampu terbang ke langit ke tiga; tempat para Malaikat berada. Dan semakin parah, kala ras Peri mulai terhasut oleh hasrat serta rasa ingin dipuji mereka sendiri.

Kepercayaan para ras jin mulai pudar, ras Peri tak lagi mendapat berita-berita penting dari langit, apalagi, adanya jin yang mampu bertemu malaikat tanpa menjadi bagian dari ras Peri.

Alam telah benar-benar berubah, langit dan bumi ikut berubah, dan setiap jiwa ras jin turut berubah, orang-orang menyebut menuju zaman akhir, atau menuju zaman kebenaran, yaitu, setiap makhluk akan dituntun menuju kesempurnaannya, atau dengan kata lain, adanya peradaban baru.

Dan karena ras Peri tak mendapat berita langit yang konkret, sehingga jelas, ras lain mulai berpaling, dan mengandalkan kemampuan sendiri. Dan akan hal itu, ras Peri sudah tak diagungkan lagi.

Namun yang pasti, ras Peri tak mau bila mereka hanya dianggap sebatas penjaga pintu alam gaib semata, hanya menjadi pelayan, itu kini terkesan menjadi penghinaan bagi ras Peri. Padahal ribuan tahun menjaga alam gaib, tak pernah kewajiban tersebut berubah persepektif menjadi hina.

Terpopuler

Comments

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

like

2020-10-04

0

lihat semua
Episodes
1 (PERKENALAN.)
2 PROLOG.
3 Episode 1: Tidak Seperti Semestinya.
4 Episode 2: Masih Menanggung Keraguan.
5 Episode 3: Kebencian Warisan Takdir. (Part 1)
6 Episode 4: Kebencian Warisan Takdir. (Part 2)
7 Episode 5: Pelarian Menyedihkan.
8 Episode 6: Misteriusnya Sang Takdir.
9 Episode 7: Pahlawan Yang Dibenci.
10 Episode 8: Kesadaran Telah Terbentuk.
11 Episode 9: Kematian Menjadi Awal Kelahiran.
12 Episode 10: Pertolongan Membentuk Harapan.
13 Episode 11: Bermula Dari Cerita.
14 Episode 12: Berakhir Dengan Cerita.
15 Episode 13: Kecurigaan Menuntut Kebenaran.
16 Episode 14: Terusirnya Sang Dewi.
17 Episode 15: Bidak Hitam Yang Misterius.
18 Episode 16: Bertarung Untuk Keselamatan.
19 Episode 17: Lupa Dalam Derita.
20 Episode 18: Hasrat Menibulkan Kesan.
21 Episode 19: Kesempatan Terakhirnya.
22 Episode 20: Demi Ampunan Sang Pengasih.
23 Episode 21: Redanya Waktu Krusial.
24 Episode 22: Suatu Kelabilan Jadi Bukti.
25 Episode 23: Pertemuan Penting.
26 Episode 24: Kenyataan Dalam Harapan.
27 Episode 25: Kebersamaan Menimbulkan Harapan.
28 Episode 26: Revolusi Menuju Pemakmuran.
29 Episode 27: Kekaguman Melahirkan Cinta.
30 Episode 28: Cinta Menghadirkan Kebencian.
31 Episode 29: Penolakan Memicu Rasa Sakit.
32 Episode 30: Kedamaian Membutuhkan Pengorbanan.
33 Episode 31: Dewa Awarta Vs Dewi Kerisia.
34 Episode 32: Kebetulan Yang Ditakdirkan.
35 Episode 33: Pembalasan Adalah Keadilan.
36 Episode 34: Kepasrahan Menyembulkan Derita.
37 Episode 35: Takdir Menuntun Keputusan.
38 Episode 36: Kesuksesan Dalam Derita.
39 Episode 37: Dendam Sumber Inspirasi.
40 Episode 38: Bersama Dendam Muncul Keadilan.
41 Episode 39: Keadilan Pemicu Perang.
42 Episode 40: Penyesalan Bukanlah Solusi.
43 Episode 41: Dendam Menjadi Harapan.
44 Episode 42: Dewi Awan Dan Ketua Razael.
45 Episode 43: 7 Meter Demi Keadilan.
46 Episode 44: Masa Lalu Yang Terus Ditangisi.
47 Episode 45: Pola Pikir Memenjarakan Jiwa.
48 Episode 46: Rakyat Jelata VS Abdi Negara.
49 Episode 47: Beda Paham Akan Dihukum.
50 Episode 48: Rencana Dalam Kerahasiaan.
51 Episode 49: Dalam Keadilan Ada Dendam.
52 Episode 50: Kenangan Dalam Rencana.
53 Episode 51: Dihakimi Atau Menghakimi.
54 Episode 52: Rencana Dalam Perang.
55 Episode 53: Pertemuan Dengan Yang Dirindukan.
56 Episode 54: Dibalik Rindu Memunculkan Nestapa.
57 Episode 55: Dalam Perspektif Dan Persepsi Sang Ibu.
58 Episode 56: Sama Senang Dalam Keberagaman.
59 Episode 57: Dalam Cerita Yang Mengukir Pilu.
60 Episode 58: Dalam Realita Berujung Tangisan Kematian.
61 Episode 59: Pengorbanan Ibu Yang Membentuk Derita.
62 Episode 60: Senyuman Akhir Dalam Beban Kesedihan.
63 Episode 61: Kenyataan Pahit Tak Dapat Diubah.
64 Episode 62: Kesia-siaan Dalam Lakonisme.
65 Episode 63: Dalam Hasutan Kaum Utopis.
66 Episode 64: Gegabahnya Pangeran Memicu Konflik.
67 Episode 65: Menolak Bantuan Yang Memunculkan Kerapuhan.
68 Episode 66: Kartu 'As' Jenderal Perang Dibuka.
69 Episode 67: Permulaan Yang Buruk Dalam Harapan Kemenangan.
70 Episode 68: Dalam Dimensi 4 Yang Dipotong.
71 Episode 69: [Kuning+Hijau=Kuning Lemon] Sang Penyihir.
72 Episode 70: 'Kupersembahkan Jiwaku Demi Laknat-Mu'.
73 Episode 71: Fana Dalam Kemenangan.
74 Episode 72: Sang Wanita Terhormat Dalam Mencapai Kesempurnaan.
75 Episode 73: Kepasrahan Yang Merenggut Harapan.
76 Episode 74: Dalam Arwah Yang Diperbutkan.
77 Episode 75: Tangisan Untuk Hari Yang Cerah.
78 Episode 76: Cinta Yang Disanjung Jadi Kebencian.
79 Episode 77: Ujian Sang Penyihir.
80 Episode 78: Kegagalan Memicu Amarah.
81 Episode 79: Praduga Menentang Kenyataan.
82 Episode 80: Penyihir Yang Diuji.
83 Episode 81: Mengorbankan Diri Demi Keselamatan.
84 Episode 82: Kebersamaan Dalam Susah.
85 Episode 83: Menginterpretasikan Musuh Dalam Bingung.
86 Episode 84: Harapan Dalam Dilema.
87 Episode 85: Dikeabadian Di Alam Kematian. (Part 1)
88 Episode 86: Senandung Ayat-Ayat Kematian. (Part 1)
89 Episode 87: Senandung Ayat-Ayat Kematian. (Part 2)
90 Episode 88: Menggapai Impian Surgawi.
91 Episode 89: Kehormatan Yang Kalah Dalam Kematian.
92 Episode 90: Risalah Para Raja. (Part 1)
93 Episode 91: Bicarakan Impian Bicarakan Harapan.
94 Episode 92: Kepahlawan Yang Berarti Dalam Kehidupan.
95 Episode 93: Kemisteriusan Menggugah Tanya.
96 Episode 94: Sang Pendekar Pemecah Waktu.
97 Episode 95: Dalam Penyelidikan Yang Menakut-Nakuti.
98 Episode 96: Dalam Implikasi Menjalani Rencana.
99 Episode 97: Dalam Ambisi Dalam Kenihilan.
100 Episode 98: Melipur Lirih Siksa Kenyataan.
101 Episode 99: Kenyataan Tersembunyi Membentuk Ketegangan.
102 Episode 100: Risiko Kematian Dalam Pertarungan Penyelamatan.
103 Episode 101: Kemenangan Yang Menanggung Rencana.
104 Episode 102: Terangnya Cinta Yang Menghindari Makna Derita.
105 Episode 103: Menanggung Beban Hampa Kesepian.
106 Episode 104: Kesan Alami Menampik Kepergian.
107 Episode 105: Makna Dalam Waktu Yang Misterius.
108 Episode 106: Sejarah Yang Diukir Oleh Impian.
109 Episode 107: Tak Semudah Yang Tertampak.
110 Episode 108: Dalam Pertarungan Yang Memicu Kegetiran.
111 Episode 109: Dibalik Kegelapan Dalam Napas Pertarungan.
112 Episode 110: Digelap Malam Menikmati Siksa.
113 Episode 111: Desakan Waktu Memicu Angkat Tangan Pembalasan.
114 Episode 112: Ekspektasi Yang Memberikan Kematian.
115 Episode 113: Hutan Kematian Dalam Kutukan Sang Dewa.
116 Episode 114: Sang Dewi Karunia Dalam Kasih-Nya.
117 Episode 115: Lantunan Ayat Kehidupan Sang Dewi Karunia.
118 Episode 116: Berbagi Adalah Citra Keindahan.
119 Episode 117: Tujuan Utama Menuju Arti Kehidupan.
120 Episode 118: Cita-cita Buta Meresap Dalam Arti Kehidupan.
121 Episode 119: Implementasi Hukum Dalam Mengukuhkan Posisi.
122 Episode 120: Dua Kutub Dari Satu Entitas.
123 Episode 121: Menginterpretasikan Berlalunya Waktu.
124 Episode 122: Identitas Dalam Arti Hidup.
125 Episode 123: Ledakan Untuk Kematian Kemenangan.
126 Episode 124: Instruksi Demi Meloloskan Dari Kehancuran.
127 Episode 125: Di Sini Masih Mengalun Dalam Mimpi-Mimpi.
128 Episode 126: Realisasi Kenangan Dalam Motivasi Ekstrinsik.
129 Episode 127: Segalanya Berakhir Di Sini Dalam Kematian Pengabdian.
130 Episode 128: Ketika Segala Waktu Membisu.
131 Episode 129: Sebuah Pesan Dalam Kebenaran.
132 Episode 130: Risalah Para Raja. (Part 2.)
133 Episode 131: Warna Bunga-Bunga Kenangan Kesedihan.
134 Episode 132: Segala Warna Adalah Bunga-Bunga Layu.
135 Episode 133: Merenggut Waktu Dan Tangis Kesepian.
136 Episode 134: Persembahan Kenyataan Dalam Istana Impian.
137 Episode 135: Memadamkan Tingginya Langit Senja.
138 Episode 136: Masa Lampau Mengiringi Beban Kenyataan.
139 Episode 137: Merampas Peluang Demi Kepahlawanan.
140 Episode 138: Do'a-Do'a Mengiringi Momentum Kepergian.
141 Episode 139: Demi Ambisi Merenggut Gelar.
142 Episode 140: Menyentak Kenyataan Yang Bekerja.
143 Episode 141: Kebersamaan Dalam Substansi Impian.
144 Episode 142: Merdunya Irama Murka Kematian.
145 Episode 143: Menyatakan Eksekusi Sebagai Hadiah.
146 Episode 144: Setitik Keadilan. (Jilid Satu, Tamat.)
147 PERIHAL JILID 1.
148 Episode 145: Kenangan Mencapai Sublim. (Jilid 2.)
149 Episode 146: Hujan Di Jiwa Yang Sepi.
150 Episode 147: Menguak Makna Rahasia.
151 Episode 148: Harapan Dalam Dimensi Kelima.
152 Episode 149: Dan Meninggalkan Kemelut Waktu.
153 Episode 150: Melawan Dunia Putus Asa.
154 Episode 151: Interpretasi Kenyataan Bekerja.
155 Episode 152: Bersama Kemelut Rahasia.
156 Episode 153: Menyelisik Kenyataan Di Depan.
157 Episode 154: Luruh Untuk Momen Tak Terduga.
158 Episode 155: Menyingkap Tabir Realitas.
159 Episode 156: Persembahan Hukum Keadilan.
160 Episode 157: Takluknya Mawar Berduri Dalam Cerimannya.
161 Episode 158: Dengan Lantang Menyuguhkan Harapan.
162 Episode 159: Mematahkan Sayap Angin Barat.
163 Episode 160: Melatih Segenap Sensasi Bakat.
164 Episode 161: Merdunya Petikan Harpa Di Suram Malam.
165 Episode 162: Dalam Mala Dalam Politik.
166 Episode 163: Kinerja Kesan Dalam Momen.
167 Episode 164: Meningglkan Ruang Kinerja Nasib.
168 Episode 165: Waktu Demi Setitik Keputusan.
169 Episode 166: Demi Arti Hidup Kepahlawanan.
170 Episode 167: Memasrahkan Getir Kenyataan.
171 Episode 168: Pahlawan Dalam Tanda Jasa.
172 Episode 169: Kebisuan Dalam Air Mata Kematian.
173 Episode 170: Bersama Angin Pembawa Mimpi.
174 Episode 171: Bukan Demi Dendam Atau Keadilan!
175 Episode 172: Selaras Dalam Udara.
176 Episode 173: Seni Kewajiban. (Part 1.)
177 Episode 174: Seni Kewajiban. (Part 2.)
178 Episode 175: Seni Kewajiban. (Part 3.)
179 Episode 176: Seni Kewajiban (Part 4.)
180 Episode 177: Dalam Tiga Kata Kewajiban Berakhir.
181 Episode 178: Menggenggam Luka Ketidakberdayaan.
182 Episode 179: Dalam Senyuman Rahasia.
183 Episode 180: Tetap Melukis Mimpi.
184 Episode 181: Bulir-Bulir Air Mata Pengharapan.
185 Episode 182: Basa-Basi Perasaan.
186 Episode 183: Menanti Pagi Yang Cerah.
187 Episode 184: Melingkupi Suasana Hati Dingin.
188 Episode 185: Dendam Dan Kewajiban.
189 Episode 186: Laksana Semburat Dalam Arti Hidup.
190 Episode 187: Disimpan Dalam Kenangan.
191 Episode 188: Digelap Malam Kesendirian.
192 Episode 189: Suara Merdu Sang Ibu.
193 Episode 190: Kenyataan Tak Dapat Dibantah.
194 Episode 191: Demi Keabsahan Bukti.
195 Episode 192: Semua Awal Diakhiri.
196 Episode 193: Tiga Pintu Karma.
197 Episode 194: Malam Kehadiran.
198 Episode 195: Hadiah Dari Realita.
199 Episode 196: Mencoba Memahami Dan Terus Berpikir.
200 Episode 197: Tak Terdengar Suara Hatinya.
201 Episode 198: Melepas Rindu Untuk Memasrahkan Kepergian.
202 Episode 199: Mengiringi Waktu Terlepas.
203 Episode 200: Masih Bergerak Bersama Waktu.
204 Episode 201: Transisi Arah Angin.
205 Episode 202: Menghentikan Waktu Berputar. (TAMAT.)
Episodes

Updated 205 Episodes

1
(PERKENALAN.)
2
PROLOG.
3
Episode 1: Tidak Seperti Semestinya.
4
Episode 2: Masih Menanggung Keraguan.
5
Episode 3: Kebencian Warisan Takdir. (Part 1)
6
Episode 4: Kebencian Warisan Takdir. (Part 2)
7
Episode 5: Pelarian Menyedihkan.
8
Episode 6: Misteriusnya Sang Takdir.
9
Episode 7: Pahlawan Yang Dibenci.
10
Episode 8: Kesadaran Telah Terbentuk.
11
Episode 9: Kematian Menjadi Awal Kelahiran.
12
Episode 10: Pertolongan Membentuk Harapan.
13
Episode 11: Bermula Dari Cerita.
14
Episode 12: Berakhir Dengan Cerita.
15
Episode 13: Kecurigaan Menuntut Kebenaran.
16
Episode 14: Terusirnya Sang Dewi.
17
Episode 15: Bidak Hitam Yang Misterius.
18
Episode 16: Bertarung Untuk Keselamatan.
19
Episode 17: Lupa Dalam Derita.
20
Episode 18: Hasrat Menibulkan Kesan.
21
Episode 19: Kesempatan Terakhirnya.
22
Episode 20: Demi Ampunan Sang Pengasih.
23
Episode 21: Redanya Waktu Krusial.
24
Episode 22: Suatu Kelabilan Jadi Bukti.
25
Episode 23: Pertemuan Penting.
26
Episode 24: Kenyataan Dalam Harapan.
27
Episode 25: Kebersamaan Menimbulkan Harapan.
28
Episode 26: Revolusi Menuju Pemakmuran.
29
Episode 27: Kekaguman Melahirkan Cinta.
30
Episode 28: Cinta Menghadirkan Kebencian.
31
Episode 29: Penolakan Memicu Rasa Sakit.
32
Episode 30: Kedamaian Membutuhkan Pengorbanan.
33
Episode 31: Dewa Awarta Vs Dewi Kerisia.
34
Episode 32: Kebetulan Yang Ditakdirkan.
35
Episode 33: Pembalasan Adalah Keadilan.
36
Episode 34: Kepasrahan Menyembulkan Derita.
37
Episode 35: Takdir Menuntun Keputusan.
38
Episode 36: Kesuksesan Dalam Derita.
39
Episode 37: Dendam Sumber Inspirasi.
40
Episode 38: Bersama Dendam Muncul Keadilan.
41
Episode 39: Keadilan Pemicu Perang.
42
Episode 40: Penyesalan Bukanlah Solusi.
43
Episode 41: Dendam Menjadi Harapan.
44
Episode 42: Dewi Awan Dan Ketua Razael.
45
Episode 43: 7 Meter Demi Keadilan.
46
Episode 44: Masa Lalu Yang Terus Ditangisi.
47
Episode 45: Pola Pikir Memenjarakan Jiwa.
48
Episode 46: Rakyat Jelata VS Abdi Negara.
49
Episode 47: Beda Paham Akan Dihukum.
50
Episode 48: Rencana Dalam Kerahasiaan.
51
Episode 49: Dalam Keadilan Ada Dendam.
52
Episode 50: Kenangan Dalam Rencana.
53
Episode 51: Dihakimi Atau Menghakimi.
54
Episode 52: Rencana Dalam Perang.
55
Episode 53: Pertemuan Dengan Yang Dirindukan.
56
Episode 54: Dibalik Rindu Memunculkan Nestapa.
57
Episode 55: Dalam Perspektif Dan Persepsi Sang Ibu.
58
Episode 56: Sama Senang Dalam Keberagaman.
59
Episode 57: Dalam Cerita Yang Mengukir Pilu.
60
Episode 58: Dalam Realita Berujung Tangisan Kematian.
61
Episode 59: Pengorbanan Ibu Yang Membentuk Derita.
62
Episode 60: Senyuman Akhir Dalam Beban Kesedihan.
63
Episode 61: Kenyataan Pahit Tak Dapat Diubah.
64
Episode 62: Kesia-siaan Dalam Lakonisme.
65
Episode 63: Dalam Hasutan Kaum Utopis.
66
Episode 64: Gegabahnya Pangeran Memicu Konflik.
67
Episode 65: Menolak Bantuan Yang Memunculkan Kerapuhan.
68
Episode 66: Kartu 'As' Jenderal Perang Dibuka.
69
Episode 67: Permulaan Yang Buruk Dalam Harapan Kemenangan.
70
Episode 68: Dalam Dimensi 4 Yang Dipotong.
71
Episode 69: [Kuning+Hijau=Kuning Lemon] Sang Penyihir.
72
Episode 70: 'Kupersembahkan Jiwaku Demi Laknat-Mu'.
73
Episode 71: Fana Dalam Kemenangan.
74
Episode 72: Sang Wanita Terhormat Dalam Mencapai Kesempurnaan.
75
Episode 73: Kepasrahan Yang Merenggut Harapan.
76
Episode 74: Dalam Arwah Yang Diperbutkan.
77
Episode 75: Tangisan Untuk Hari Yang Cerah.
78
Episode 76: Cinta Yang Disanjung Jadi Kebencian.
79
Episode 77: Ujian Sang Penyihir.
80
Episode 78: Kegagalan Memicu Amarah.
81
Episode 79: Praduga Menentang Kenyataan.
82
Episode 80: Penyihir Yang Diuji.
83
Episode 81: Mengorbankan Diri Demi Keselamatan.
84
Episode 82: Kebersamaan Dalam Susah.
85
Episode 83: Menginterpretasikan Musuh Dalam Bingung.
86
Episode 84: Harapan Dalam Dilema.
87
Episode 85: Dikeabadian Di Alam Kematian. (Part 1)
88
Episode 86: Senandung Ayat-Ayat Kematian. (Part 1)
89
Episode 87: Senandung Ayat-Ayat Kematian. (Part 2)
90
Episode 88: Menggapai Impian Surgawi.
91
Episode 89: Kehormatan Yang Kalah Dalam Kematian.
92
Episode 90: Risalah Para Raja. (Part 1)
93
Episode 91: Bicarakan Impian Bicarakan Harapan.
94
Episode 92: Kepahlawan Yang Berarti Dalam Kehidupan.
95
Episode 93: Kemisteriusan Menggugah Tanya.
96
Episode 94: Sang Pendekar Pemecah Waktu.
97
Episode 95: Dalam Penyelidikan Yang Menakut-Nakuti.
98
Episode 96: Dalam Implikasi Menjalani Rencana.
99
Episode 97: Dalam Ambisi Dalam Kenihilan.
100
Episode 98: Melipur Lirih Siksa Kenyataan.
101
Episode 99: Kenyataan Tersembunyi Membentuk Ketegangan.
102
Episode 100: Risiko Kematian Dalam Pertarungan Penyelamatan.
103
Episode 101: Kemenangan Yang Menanggung Rencana.
104
Episode 102: Terangnya Cinta Yang Menghindari Makna Derita.
105
Episode 103: Menanggung Beban Hampa Kesepian.
106
Episode 104: Kesan Alami Menampik Kepergian.
107
Episode 105: Makna Dalam Waktu Yang Misterius.
108
Episode 106: Sejarah Yang Diukir Oleh Impian.
109
Episode 107: Tak Semudah Yang Tertampak.
110
Episode 108: Dalam Pertarungan Yang Memicu Kegetiran.
111
Episode 109: Dibalik Kegelapan Dalam Napas Pertarungan.
112
Episode 110: Digelap Malam Menikmati Siksa.
113
Episode 111: Desakan Waktu Memicu Angkat Tangan Pembalasan.
114
Episode 112: Ekspektasi Yang Memberikan Kematian.
115
Episode 113: Hutan Kematian Dalam Kutukan Sang Dewa.
116
Episode 114: Sang Dewi Karunia Dalam Kasih-Nya.
117
Episode 115: Lantunan Ayat Kehidupan Sang Dewi Karunia.
118
Episode 116: Berbagi Adalah Citra Keindahan.
119
Episode 117: Tujuan Utama Menuju Arti Kehidupan.
120
Episode 118: Cita-cita Buta Meresap Dalam Arti Kehidupan.
121
Episode 119: Implementasi Hukum Dalam Mengukuhkan Posisi.
122
Episode 120: Dua Kutub Dari Satu Entitas.
123
Episode 121: Menginterpretasikan Berlalunya Waktu.
124
Episode 122: Identitas Dalam Arti Hidup.
125
Episode 123: Ledakan Untuk Kematian Kemenangan.
126
Episode 124: Instruksi Demi Meloloskan Dari Kehancuran.
127
Episode 125: Di Sini Masih Mengalun Dalam Mimpi-Mimpi.
128
Episode 126: Realisasi Kenangan Dalam Motivasi Ekstrinsik.
129
Episode 127: Segalanya Berakhir Di Sini Dalam Kematian Pengabdian.
130
Episode 128: Ketika Segala Waktu Membisu.
131
Episode 129: Sebuah Pesan Dalam Kebenaran.
132
Episode 130: Risalah Para Raja. (Part 2.)
133
Episode 131: Warna Bunga-Bunga Kenangan Kesedihan.
134
Episode 132: Segala Warna Adalah Bunga-Bunga Layu.
135
Episode 133: Merenggut Waktu Dan Tangis Kesepian.
136
Episode 134: Persembahan Kenyataan Dalam Istana Impian.
137
Episode 135: Memadamkan Tingginya Langit Senja.
138
Episode 136: Masa Lampau Mengiringi Beban Kenyataan.
139
Episode 137: Merampas Peluang Demi Kepahlawanan.
140
Episode 138: Do'a-Do'a Mengiringi Momentum Kepergian.
141
Episode 139: Demi Ambisi Merenggut Gelar.
142
Episode 140: Menyentak Kenyataan Yang Bekerja.
143
Episode 141: Kebersamaan Dalam Substansi Impian.
144
Episode 142: Merdunya Irama Murka Kematian.
145
Episode 143: Menyatakan Eksekusi Sebagai Hadiah.
146
Episode 144: Setitik Keadilan. (Jilid Satu, Tamat.)
147
PERIHAL JILID 1.
148
Episode 145: Kenangan Mencapai Sublim. (Jilid 2.)
149
Episode 146: Hujan Di Jiwa Yang Sepi.
150
Episode 147: Menguak Makna Rahasia.
151
Episode 148: Harapan Dalam Dimensi Kelima.
152
Episode 149: Dan Meninggalkan Kemelut Waktu.
153
Episode 150: Melawan Dunia Putus Asa.
154
Episode 151: Interpretasi Kenyataan Bekerja.
155
Episode 152: Bersama Kemelut Rahasia.
156
Episode 153: Menyelisik Kenyataan Di Depan.
157
Episode 154: Luruh Untuk Momen Tak Terduga.
158
Episode 155: Menyingkap Tabir Realitas.
159
Episode 156: Persembahan Hukum Keadilan.
160
Episode 157: Takluknya Mawar Berduri Dalam Cerimannya.
161
Episode 158: Dengan Lantang Menyuguhkan Harapan.
162
Episode 159: Mematahkan Sayap Angin Barat.
163
Episode 160: Melatih Segenap Sensasi Bakat.
164
Episode 161: Merdunya Petikan Harpa Di Suram Malam.
165
Episode 162: Dalam Mala Dalam Politik.
166
Episode 163: Kinerja Kesan Dalam Momen.
167
Episode 164: Meningglkan Ruang Kinerja Nasib.
168
Episode 165: Waktu Demi Setitik Keputusan.
169
Episode 166: Demi Arti Hidup Kepahlawanan.
170
Episode 167: Memasrahkan Getir Kenyataan.
171
Episode 168: Pahlawan Dalam Tanda Jasa.
172
Episode 169: Kebisuan Dalam Air Mata Kematian.
173
Episode 170: Bersama Angin Pembawa Mimpi.
174
Episode 171: Bukan Demi Dendam Atau Keadilan!
175
Episode 172: Selaras Dalam Udara.
176
Episode 173: Seni Kewajiban. (Part 1.)
177
Episode 174: Seni Kewajiban. (Part 2.)
178
Episode 175: Seni Kewajiban. (Part 3.)
179
Episode 176: Seni Kewajiban (Part 4.)
180
Episode 177: Dalam Tiga Kata Kewajiban Berakhir.
181
Episode 178: Menggenggam Luka Ketidakberdayaan.
182
Episode 179: Dalam Senyuman Rahasia.
183
Episode 180: Tetap Melukis Mimpi.
184
Episode 181: Bulir-Bulir Air Mata Pengharapan.
185
Episode 182: Basa-Basi Perasaan.
186
Episode 183: Menanti Pagi Yang Cerah.
187
Episode 184: Melingkupi Suasana Hati Dingin.
188
Episode 185: Dendam Dan Kewajiban.
189
Episode 186: Laksana Semburat Dalam Arti Hidup.
190
Episode 187: Disimpan Dalam Kenangan.
191
Episode 188: Digelap Malam Kesendirian.
192
Episode 189: Suara Merdu Sang Ibu.
193
Episode 190: Kenyataan Tak Dapat Dibantah.
194
Episode 191: Demi Keabsahan Bukti.
195
Episode 192: Semua Awal Diakhiri.
196
Episode 193: Tiga Pintu Karma.
197
Episode 194: Malam Kehadiran.
198
Episode 195: Hadiah Dari Realita.
199
Episode 196: Mencoba Memahami Dan Terus Berpikir.
200
Episode 197: Tak Terdengar Suara Hatinya.
201
Episode 198: Melepas Rindu Untuk Memasrahkan Kepergian.
202
Episode 199: Mengiringi Waktu Terlepas.
203
Episode 200: Masih Bergerak Bersama Waktu.
204
Episode 201: Transisi Arah Angin.
205
Episode 202: Menghentikan Waktu Berputar. (TAMAT.)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!