Seluruh prajurit ras Peri mulai mendominasi perang, waktu mulai menunjukkan realitas kemenangan, tetapi kekalahan bagi ras Barqo, menit beralih jam, ketakutan mulai membentuk kedamaian, informasi akurat mulai dikumpulkan, harapan rakyat dan raja bersinergi melahirkan keselamatan, cahaya mentari malu-malu mulai menembus celah-celah awan, langit ungu mulai jingga, pelan namun pasti, perang dadakan ini akan usai.
Hingga butuh pergantian petang pada malam, aura damai mulai mencuat, awan kelabu mulai hilang, ras Barqo pelan-pelan mulai mundur mengalah, Peri menang, dan gemuruh di langit telah pudar, kilatan listrik serta petir terbawa sirna bersama mundurnya prajurit Barqo, kini para medis yang bertugas, membawa yang mati dan menyembuhkan yang sakit.
Di kedalaman hutan, kesunyian diisi oleh gemerisik dedaunan yang bersentuhan, layaknya berlomba menentukan siapa yang paling berisik, gelap semakin pekat, hanya berkat sinar tubuh alami dari Falas yang membuat area gelap di sekitarnya terefleksikan cahayanya, hutan semakin malam semakin terasa mencekam.
Nurvati tanpa pegal masih berdiri dalam penantian kedamaian, hatinya masih pilu, masih dalam kedukaan yang kelam, pikiran gelap keputusasaannya masih membayangi alam pikirnya, sedangkan Falas, tetap tabah, karena selain orang tuanya di kota, ia juga santai saja menghadapi perang ini, toh, selama masih mampu berlari maka selama itulah masih mampu menyelamatkan diri.
”Prajurit Peri datang sangat larut ...,“ ujar Falas dengan menggantung kalimatnya memberi kesempatan bagi tubuhnya untuk bangkit berdiri.
”... nah, ayo kita langsung kembali pada orang tuamu,“ ajak Falas dengan mengepakan dua sayap putihnya dan perlahan melayang ke udara.
Nurvati menengadahkan kepala pada Falas yang perlahan mulai terbang, tentunya, Nurvati tak dapat terbang, ia lantas memutar tubuhnya ke belakang, gengsi menjerat pikirannya untuk membuat kakinya langsung melangkah pergi, tanpa bicara.
Melangkah apatis tanpa memberi tahu Falas bahwa dirinya tak bisa terbang.
Menyadari keganjilan itu, Falas buru-buru terbang meluncur ke hadapan Nurvati, melayang di depannya dalam jarak satu meteran, membuat langkah Nurvati terpaksa terhenti, namun dengan rasa gengsi dalam hati, Nurvati bersedekap menyilang tangan, enggan membicarakan alasan Nurvati memilih jalan kaki.
”Kita terbang, terlalu berbahaya bila jalan di hutan ini malam-malam,“ kata Falas tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Nurvati sengap, gengsi menciptakan rasa malu untuk tidak membeberkan fakta penting. Penghinaan seperti teman-temannya dulu, membentuk traumatik pada mental Nurvati, ia tak sudi dihina dan takut kalau Falas menghina Nurvati cacat. Dalam tujuh detik keheningan menyelimuti dua peri itu, tak ada respons berarti dari Nurvati, seketika Nurvati mulai kembali meneruskan langkahnya, berjalan melewati Falas ke samping kanannya.
Falas mulanya sengap dengan memutar tubuh selaras bersama langkah Nurvati, menatap Nurvati lekat-lekat, merenungi baik-baik penyebab apa yang sekiranya menjadikan Nurvati enggan terbang. Hingga secara ajaib, saat Nurvati telah melangkah agak jauh, memberikan petunjuk tersirat yang menampakkan punggung Nurvati yang sama sekali tanpa sayap, mencetuskan ilham dalam kepala Falas; Falas baru sadar bahwa Nurvati tak punya sayap, pastinya tak bisa terbang.
”Ah, bodohnya aku,“ gumam Falas dalam batin.
Maka, buru-buru Falas melayang mendekati Nurvati, secara tiba-tiba, tanpa tersiapnya Nurvati, dengan kedua tangan Falas, ia membopong Nurvati, membawanya untuk terbang.
”Eh? A-apa yang kau lakukan?“ cemas Nurvati sedikit meronta tapi tak terlalu berarti karena pikirannya kalut.
”Tenang, aku akan membawamu terbang,“ balas Falas dengan terus melayang menuju ketinggian ke atas hutan. Membopong Nurvati tanpa canggung dengan kedua tangannya.
Nurvati sengap dan nampak pasrah, selain malas untuk jalan, tak mungkin juga ia menolak bantuan baik dari seseorang, bahkan karenanya, raut mukanya berubah tenang, sikapnya pun tenang, tetapi mata hijaunya bersama pandangan sedihnya, tertuju pada wajah Falas, menatapnya begitu pilu dan aneh.
Tapi Falas; ia terus mengepakan sayap dengan tatapan ke depan dalam konsentrasi penuh, terbang tinggi lalu menembus rimbunnya dedaunan pohon, gemerisik daun yang bersentuhan baik karena kepakan sayap maupun angin, mengisi keheningan suasana. Dedaunan kebiruan yang nampak menjadi gelap karena hitamnya malam, terlihat berguguran. Perang telah usai, ras Barqo terbebar untuk pulang.
Raut wajah Falas begitu serius, dan kala dia berhasil terbang ke atas pepohonan hutan, pandangan Nurvati jatuh pada pohon di bawahnya, berangan-angan tentang ketinggian, baginya, selama hidupnya, ini adalah kali pertamanya ia dibawa terbang bersama orang asing, lebih-lebih orang tersebut adalah anak laki-laki yang notabene laki-laki di alam Peri hanya sudi bermain bersama gadis-gadis berilmu tinggi, dan itu sudah menjadi budaya di alam Peri ini. Kendati nyatanya, Nurvati dibopong terbang oleh anak laki-laki tanpa adanya hinaan pada kecacatan Nurvati, entah juga mungkin karena Falas punya niat buruk, namun yang pasti, berkat perbuatan Falas ini, perasaan sedih Nurvati sempat terlupakan dan itu cukup membuat Nurvati tak menolak bantuan Falas.
Di bawah kerlip bintang yang mulai mengintip dari gelapnya langit, dengan udara sejuk yang selaras bersama cahaya rembulan lewat balik awan, Falas terbang membawa Nurvati menuju tempat ayah Nurvati berada, hati Falas tampak senang karena mampu membantu seseorang, meski ada sedikit keanehan pada sikap Nurvati yang terasa cua pada bantuannya, Falas tetap bersyukur bisa membantu.
Kini pandangan Nurvati serta pandangan Falas terfokus ke depan, pada kaki langit yang sekiranya tempat ayah Nurvati berada.
Sementara di kota Peri, para prajurit perang masih berjaga penuh kesiapan, meski pihak lawan seluruhnya telah bubar, malah perang telah berhenti, itu bukan alasan bagus untuk berleha-leha, kewaspadaan tetap bersinergi dengan kehati-hatian, semalam ini ratusan prajurit berpatroli, baik patroli udara mau pun patroli darat, seluruh sudut kota-kota Peri tak lepas dalam pengawasan.
Masyarakat yang bekerja mulai kembali pulang, bagi yang telah di rumah tetap bertahan bersama keluarga, seluruh rakyat mulai beraktivitas di bawah pengawasan ketat para tentara, hingga beberapa di antara masyarakat yang hendak pulang sempat diidentifikasi terlebih dulu, supaya dengan begitu, mata-mata musuh yang menyamar akan mudah tertangkap.
Terdapat informasi penting yang didapat dalam penyerangan tiba-tiba ini, menurut kesaksian dari pihak ras Barqo, penyerangan ini didasari oleh faktor balas dendam. Menurut pihak Barqo, ras Peri telah menyerang bangsa Barat dan Selatan di alam Barqo, menyerang tiba-tiba dengan membabi buta, membunuh para lansia sekaligus membunuh para anak-anak, kemudian kabur laksana berbuat benar penuh pahala.
Jelas! Ras Peri dan pihak kerajaan begitu bingung, karena realitas yang sebenarnya, mereka sama sekali tak pernah menyuruh untuk menyerang alam ras Barqo, semuanya tengah dipersiapkan untuk perang, digembleng dalam pelatihan militer dan benar-benar tak ada surat perintah atau izin untuk menyerang ras Barqo, apalagi membantai anak-anak dan lansia, sungguh di luar hukum!
Maka secara tegas, ras Peri menolak dakwaan ras Barqo, tak terima atas fitnah itu, karena bagaimana pun, hal itu mampu menimbulkan keresahan serta kebencian dari ras lain pada ras Peri; mencoreng nama baik ras Peri sebagai penghubung malaikat.
Otomatis tanpa segan, para tawanan perang dikurung sampai informasi valid didapatkan, kali ini, ras Peri akan mencari kebenaran berita tersebut, sekaligus tetap mempersiapkan legiun-legiun militer untuk lanjut berperang.
Entah siapa yang benar, entah mungkin memang terdapat ras Peri yang melanggar hukum atau ini hanya adu domba dari pihak ketiga saja, yang pasti, informasi valid itu terus dicari.
Sementara kerajaan bangsa Peri tengah bimbang, di hutan bagian Timur tak luput dari patroli tentara, akan tetapi, tak satu pun tentara yang terlihat di sekitar Falas, dan Falas terus terbang membawa Nurvati pada tujuannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 205 Episodes
Comments
ARSY ALFAZZA
likes
2020-10-04
0