“AKU TIDAK TAHU ... SILUMAN INI TAK MENJAWAB!” balas Falas dengan berteriak sembari melawan sang siluman ke sana kemari.
Pertarungan yang begitu cepat terus berputar di udara, dari segala penjuru mata angin sang siluman gencar menyerang, Nurvati yang mulai panik perlahan-lahan berjuang melarikan diri, jalan berjongkok sedikit demi sedikit, ia juga tak mungkin bertahan dalam pertarungan aneh ini, apalagi Nurvati tak memiliki keilmuan yang memadai, sehingga kabur adalah jalan keluar paling genius.
Dalam kekhawatirannya Nurvati yang sedikit demi sedikit melangkah pergi, sama sekali tak dibiarkan begitu saja oleh sang siluman, siluman itu yang notabe memiliki empat tangan memaksimalkan kekuatannya dengan pengumpulan tenaga pada keempat tangannya sekaligus. Akan tetapi, Falas tak kalah tangkas, ia pun kembali mengumpulkan kekuatan angin ke dalam perutnya.
Hingga ketika sang siluman melesat dari Timur Laut, dan Falas yang menghalanginya, seketika dengan tenaga sang siluman, berhasil melancarkan satu pukulan telak pada perut Falas, mendadak Falas yang telah menyimpan kekuatan balasannya di perut, otomatis memancarkan kekuatan anginnya dari mulut Falas, yang ditembakkan tepat pada sang siluman.
Sontak, Falas terhempas ke Utara menelusuk ke hutan bambu, memorak-porandakan bambu-bambu yang terbentur tubuh Falas, terseret sejauh 20 meter. Sedangkan sang siluman ikut terhempas pula berkat kekuatan angin dari Falas, yang menghantam langsung tubuh sang siluman. Makhluk itu terhempas sejauh 10 meteran, menelusuk pada hutan bambu, memorak-porandakan bambu-bambu yang menabrak tubuhnya.
Nurvati yang berjongkok mulai menyadari adanya kesempatan kabur, ia bangkit dari jongkok lantas berlari masuk ke dalam hutan bambu, berlari secepatnya, kabur menyelamatkan diri.
Bersamaan dengan itu, sang siluman yang terkapar di atas remukan bambu mulai resah, ia buru-buru bangkit, tetapi bambu di hutan ini yang notabene adalah penghalang siluman, mulai bereaksi keras, aura serta aroma bambu mulai membuat kepala sang siluman pening, beberapa patahan bambu yang mengenai sang siluman menempel di tubuhnya serta sayapnya, jelas sang siluman itu buru-buru melompat ke atas untuk terbang, syukur baginya, ia masih mampu terbang meski pun kepala pening ditambah bambu-bambu yang menempel terus menyerap energi sang siluman.
Sembari mencabut bambu yang menempel, dia terbang setinggi-tingginya, tetapi netra gelapnya tak diam, justru memantau Falas dan mencari keberadaan Nurvati. Rasa sakit kala mencabut patahan bambu-bambu itu membuatnya mengerang memecah suasana sepi, dengan aura menegangkan yang masih pekat.
“GHROOOOOAAAARR ...!”
Falas telah bangkit berdiri, darah keemasan telah membasahi dua sudut bibir bawahnya, satu persepsi yang dia pegang dalam pertarungan ini yaitu, sang siluman jauh lebih kuat ketimbang dirinya, mau bagaimana pun, ia hanyalah seorang anak yang masih belajar, lebih-lebih ia masih tingkat 8. Namun tunggu dulu, netra birunya yang menatap pada siluman, telah menyadari kelemahan siluman itu, iya, bambu ungu, itulah kelemahannya. Sedikit menyesal dia baru menyadarinya, padahal hutan ini tentunya adalah penghalang sekaligus penyegel para siluman, karena bukannya apa-apa, di ujung hutan ini terdapat pintu gerbang bangsa Siluman, yang artinya, banyak para siluman yang hendak masuk ke alam Peri ini. Kendati begitu, tetap saja para siluman yang mampu terbang akan terbang lewat atas hutan.
Kini, keempat tangan sang siluman mulai mengeluarkan energi kehijauan yang membentuk bola cahaya, netra gelapnya telah menemukan keberadaan Nurvati; Nurvati tengah berlari tunggang langgang di antara bambu-bambu.
Satu bola cahaya telah sempurna, sang siluman mulai melemparkan bola cahaya hijau tepat ke arah Nurvati. Maka bola pun meluncur secepat kilat, menembus angin dan kala menyentuh dedaunan bambu, meledak seketika, hingga menimbulkan suara 'Duar'.
Jelas Nurvati yang berada di dekat ledakan tersepak oleh gelombang ledakan yang lumayan besar, mengakibatkan dia terpelanting ke depan, menabrak beberapa bambu sampai patah lalu tergeletak di tanah sekaligus menimbulkan suara 'Bruk'.
“Haah ... keterlaluan,” umpat Nurvati berusaha bangkit.
Bola cahaya kedua pun sempurna, dan seketika dilemparkan pada Nurvati, melesat membelah udara, hingga ketika menyentuh helaian daun bambu, meledak saat itu juga, menciptakan suara 'Duar' memenuhi sekitar.
Nurvati yang sempat bangkit berdiri terpelanting kembali ke depan, mematahkan bambu-bambu di depannya, bahkan ledakan tadi pun memorak-porandakan bambu-bambu di sekitarnya.
Kini Nurvati terbaring dengan rasa sakit, ia mulai mengalami luka, karena bagaimana juga, ledakan berhasil mengenainya.
“Gah ... haah-haah-haah ....” Nurvati mulai sesak oleh dampak ledakan.
Dua bola cahaya yang sempurna disatukan oleh sang siluman, berusaha membuat daya ledak yang jauh lebih besar, maka, saat penyatuan telah sempurna, bola cahaya nuansa hijau itu dilempar kuat-kuat tepat ke arah Nurvati, melesat menerjang udara, melesat cepat bak petir menyambar.
Namun tiba-tiba, belum sempat bola cahaya menyentuh Nurvati, bahkan belum sempat bola cahaya meledak di hutan, bola cahaya tersebut telah meledak begitu saja di udara, membuat suara 'Boom' di udara.
Kendati gagal, tetap saja meledak begitu dahsyat menciptakan radiasi yang membuat bambu-bambu seketika hangus, dan menciptakan gelombang angin yang kuat, menekan udara di sekitar ledakan, menekan pada permukaan tanah, membentuk guncangan tektonik, membuat bambu-bambu retak dan patah. Tubuh Nurvati pun sampai tertekan pada tanah layaknya diinjak oleh makhluk besar.
“AAAAAARRRGGGGH ...,” teriak Nurvati yang kepanasan.
Ledakan besar itu pun bersinar hijau terang di udara, panas nan hijau. Sang siluman yang menyadari kegagalannya, langsung melirik ke arah kirinya; Falas melesat cepat dengan bambu ungu dikedua tangan, terarah untuk menusuk sang siluman.
“HIYAAAAAA ...!” teriak Falas bergairah penuh emosi.
Menyadari itu, dengan secepat suara, sang siluman mengelak kala Falas melancarkan serangannya, penusukkan itu gagal sudah, malah sang siluman dengan begitu cepat telah berada di belakang Falas, dan seketika sang siluman melancarkan tinjuan oleh dua tangannya pada punggung Falas. Pukulan yang menerbitkan suara 'Buak' berhasil menghempaskan Falas ke udara sejauh 10 meter, belum selesai di situ saja, Falas yang masih melayang dengan menahan sakit, tiba-tiba di depan netranya, sang siluman telah berada di hadapannya. Dan pukulan penuh kekuatan dilayangkan kembali oleh sang siluman, lalu suara 'Buak' kembali terdengar berkat pukulan pada perut Falas.
“Gah ...!”
Kembali lagi Falas terhempas ke belakang, tetapi tunggu! Tanpa kesiapan penuh, Falas yang masih terhempas, kembali harus merasakan pukulan telak di punggungnya oleh sang siluman, dan terhempas ke depan. Sedetik kemudian, siluman lagi-lagi berhasil maju secepat suara, meninju perut Falas, hingga pukulan demi pukulan, hempasan demi hempasan berhasil siluman itu lakukan, menghajar Falas di udara, ke kanan dan ke kiri, Falas habis-habisan dihajar di atas permukaan tanah.
Cahaya ledakan pun telah sirna, hanya angin yang mengisi ruang, memperlihatkan seekor Siluman memukuli seorang Peri di atas hutan bambu.
Sementara Nurvati yang telah bangkit dan berdiri dengan menengadahkan wajahnya pada langit, hanya mampu terdiam memandang penyiksaan siluman terhadap Falas. Dia bimbang tak tahu harus berbuat apa.
Hingga perasaan kecewa terhadap Falas, tentang Falas yang tak berkata jujur, kembali menyeruak dalam jiwa Nurvati, meski perasaan itu sempat terlupakan, tetapi kini, justru kembali hadir, membutakan rasa empati, menggiring hati untuk melarikan diri. Maka, Nurvati yang kalut, seketika memutar tubuhnya ke belakang, dalam raut merenung nan bimbang, dia pun berlari lagi, kabur menyelamatkan diri, meninggalkan Falas dalam penyiksaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 205 Episodes
Comments