Langkah baru Citra: awal baru di kota asing

Setelah Citra berpamitan dengan Lisa dan beberapa tahanan lain, Aditya membawanya keluar dari penjara. Langkah-langkahnya terasa berat saat ia melewati lorong-lorong yang dulu menjadi tempat tinggalnya selama beberapa bulan terakhir. Rasanya seperti mimpi aneh, dimana ia kembali ke dunia luar yang pernah ia tinggalkan dengan segala kerumitan hidupnya.

Ketika mereka mencapai mobil yang menunggu di luar, Citra tak bisa menahan diri untuk bertanya, "Mengapa orang tua saya tiba-tiba memutuskan untuk mengirim Anda?"

Aditya seorang pria dengan postur tegap dan raut wajah yang serius, menatap Citra dengan mata yang tajam. "Mereka merasa ini adalah cara terbaik untuk memberikanmu kesempatan kedua, Citra. Mereka percaya bahwa kamu bisa memulai kembali hidupmu dengan lebih baik, jauh dari masalah-masalah yang ada di kota ini."

Citra mendengarkan dengan hati-hati, meskipun sulit baginya untuk mempercayai sepenuhnya. “Mereka tidak pernah benar-benar peduli sebelumnya. Mengapa sekarang?”

Aditya menghela napas sebelum menjawab, "Mungkin mereka tidak pernah menunjukkannya dengan cara yang benar, tapi mereka tetap orang tuamu. Kadang-kadang, mereka membutuhkan waktu untuk memahami bahwa kamu juga butuh dukungan. Ini adalah kesempatan yang jarang diberikan, Citra. Jangan disia-siakan."

Dalam perjalanan menuju bandara, Citra terus merenung. Mobil melaju dengan kecepatan yang stabil, meninggalkan penjara dan menuju masa depan yang tidak pasti. Citra menatap keluar jendela, melihat gedung-gedung kota yang familiar, namun kini terasa asing baginya.

Sesampainya di bandara, pengacara itu mengantarnya hingga ke gerbang keberangkatan. "Citra," katanya, menyerahkan sebuah koper dan buku tabungan, "di dalam koper ini ada pakaian dan barang-barang lain yang mungkin kamu butuhkan. Buku tabungan ini berisi uang dari orang tuamu. Mereka berharap kamu bisa memulai hidup baru dengan lebih baik."

Citra mengambil koper dan buku tabungan itu dengan tangan yang sedikit gemetar. "Terima kasih," katanya dengan suara lirih, meskipun rasa terima kasih itu masih diwarnai oleh perasaan campur aduk.

"Apakah mereka benar-benar berpikir ini akan menyelesaikan segalanya?" Tanya Citra akhirnya

Aditya menatapnya dengan tatapan penuh empati namun tetap tegas. "Ini bukan soal menyelesaikan segalanya, Citra. Ini soal memberikanmu kesempatan untuk memperbaiki diri. Apa yang kamu lakukan dengan kesempatan itu, sepenuhnya ada di tanganmu."

Citra mengangguk pelan, menyadari kebenaran dalam kata-kata Aditya. Dengan berat hati, ia berjalan menuju pintu keberangkatan. Setiap langkahnya terasa seperti melewati ambang batas antara masa lalunya yang kelam dan masa depannya yang tak pasti.

Saat pesawat mulai lepas landas, Citra memandang keluar jendela, melihat kota yang ia tinggalkan semakin mengecil di bawah sana. Ia tahu bahwa ini adalah akhir dari satu bab dalam hidupnya, dan awal dari bab yang baru. Meskipun perasaan lega bercampur dengan ketakutan, Citra bertekad untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Di kota yang baru, ia akan menemukan jalan yang lebih baik, yang mungkin bisa memberinya kesempatan untuk menebus kesalahan-kesalahannya.

Selama penerbangan, Citra terus berpikir tentang semua yang telah terjadi. Ketika ia mengingat kembali momen-momen yang ia lalui di penjara, khususnya percakapannya dengan Lisa, ia merasa ada sedikit kelegaan. Di sana, di tempat yang paling gelap dalam hidupnya, ia menemukan sebuah harapan, sebuah keinginan untuk berubah dan menjadi lebih baik.

Saat pesawat menyentuh landasan di kota yang baru, Citra mengambil napas dalam-dalam, berusaha menenangkan dirinya. Ini adalah awal yang baru, dan ia tahu bahwa perjalanannya tidak akan mudah. Tetapi, dengan tekad yang kuat, ia siap menghadapi segala tantangan yang ada di depannya.

.

.

Citra melangkah keluar dari bandara dengan perasaan campur aduk. Kota baru ini terasa asing, dengan gedung-gedung tinggi yang menjulang dan orang-orang yang sibuk berlalu lalang. Di tengah hiruk-pikuk kota, Citra merasa asing dan sendirian. Namun, dia tahu bahwa ini adalah tempat di mana dia harus memulai hidupnya kembali.

Setelah berjalan kaki cukup lama, Citra mulai merasa putus asa. Dia kesulitan menemukan tempat tinggal yang sesuai dengan keuangannya, meskipun dia di beri uang tabungan oleh orang tuanya tapi dia tidak boleh menghambur-hamburkan uang.

Tempat-tempat yang di kunjungi Citra terlalu mahal baginya sekarang, itu membuat nya cukup frustasi. Satu-persatu Penginapan di masuki oleh Citra untuk melihat apakah sesuai dengan uang yang dimilikinya.

Langit mulai mendung, dan hujan rintik-rintik mulai turun, membuatnya semakin cemas.

Saat Citra sedang berdiri di bawah atap sebuah toko, menatap ponselnya yang hampir kehabisan baterai, tiba-tiba dia mendengar seseorang memanggil namanya. "Citra?"

Dia menoleh dan terkejut melihat sosok yang familiar. Itu Dimas, teman nya waktu masih kuliah di kota nya dulu, apakah Dimas bisa disebut sebagai teman nya jika dulu dia sempat jahat pada nya. Wajah Dimas tampak sama seperti yang dia ingat, hangat dan penuh perhatian.

"Dimas?" Citra tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.

"Apa yang kamu lakukan di sini?" Lanjut Citra

Dimas tersenyum lembut. "Aku sedang dalam perjalanan pulang dari kantor. Aku tidak menyangka akan bertemu kamu di sini." Dia mengamati wajah Citra yang tampak lelah dan basah oleh rintik hujan. "Kamu baik-baik saja?"

Citra menggeleng, merasa beban emosional yang telah dia tahan selama ini mulai mencair. "Aku... aku tidak tahu harus mulai dari mana. Aku baru saja tiba di kota ini, dan aku bahkan tidak tahu di mana aku akan tinggal."

Dimas mengangguk, memahami situasinya. "Mari kita cari tempat yang nyaman untuk berbicara. Aku tahu kafe kecil yang tenang di dekat sini."

Mereka berdua berjalan menuju kafe dengan payung untuk berlindung dari rintikan hujan.

setelah sampai di kafe Citra mencari tempat duduk kosong sedangkan Dimas memesan coklat hangat dan juga beberapa cemilan.

Citra menunggu Dimas sambil melihat sekeliling.

“Maaf menunggu lama Citra” ujar Dimas sambil membawa nampan berisi pesanan mereka

“It’s oke “ ujar citra

“ kau bisa menceritakan apa saja padaku Citra, aku akan dengan senang hati mendengarnya”

Meskipun awalnya Citra ragu untuk bercerita tapi dengan pertimbangan nya Citra mulai menceritakan semuanya pelan-pelan, Tentang keputusannya untuk meninggalkan penjara, tentang betapa beratnya meninggalkan Lisa dan teman-temannya di sana, dan terutama tentang rasa sakit yang dia rasakan karena orang tuanya yang membuangnya ke kota ini tanpa dukungan emosional.

.

Dimas mendengarkan dengan penuh perhatian, tidak pernah memotong kata-kata Citra. Setelah Citra selesai, dia menghela napas panjang, merasa sedikit lebih ringan setelah mendengarkan cerita nya.

"Dimas, aku merasa seperti tidak punya siapa-siapa lagi. Orang tuaku... mereka bahkan tidak ingin aku kembali ke rumah. Mereka hanya mengirimku ke sini dan berharap aku bisa mengurus diriku sendiri," katanya dengan suara bergetar.

Dimas meraih tangan Citra dan menggenggamnya dengan lembut. "Aku mengerti perasaanmu, Citra. Kadang-kadang, orang tua membuat keputusan yang sulit dengan harapan terbaik untuk anak-anak mereka, meskipun itu terasa sangat menyakitkan."

Mata Citra berkaca-kaca saat mendengar kata-kata Dimas. "Terima kasih, Dimas. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi aku bersyukur bisa bertemu denganmu di sini."

Dimas tersenyum hangat. "Aku akan mencarikan tempat tinggal sementara untukmu, dan juga aku akan membantumu memulai hidup baru di kota ini. Ini memang tidak akan mudah, tapi aku yakin kamu bisa melakukannya."

Citra merasa hatinya sedikit lebih ringan. Meski jalan di depannya masih panjang dan penuh tantangan, dia tahu bahwa dia tidak perlu menghadapinya sendirian. Dengan Dimas di sisinya, dia merasa lebih siap untuk menghadapi apa pun yang akan datang.

Episodes
1 Part 1
2 Pelepasan Emosi Dan Keputusan
3 Malam yang fatal
4 Ketegangan Di Dalam Sebuah Club
5 Menemukan Ketenangan
6 Berujung Malapetaka
7 Sisi Gelap Pembebasan
8 MIMPI BURUK YANG MENJADI NYATA
9 SKANDAL, KELUARGA DAN KEHANCURAN
10 TITIK TERENDAH
11 Kegiatan di penjara
12 CAHAYA BARU DI DUNIA YANG TERKURUNG
13 Pilihan terberat untuk kebebasan
14 Langkah baru Citra: awal baru di kota asing
15 Langkah awal di Kota baru
16 Menyulam harapan di tempat baru
17 Hari pertama kerja
18 Bangkitnya jiwa Citra
19 Bayu
20 Kembalinya Citra ke sekolah
21 Melangkah menuju mimpi
22 Antara masalalu dan harapan baru
23 Jejak yang tak terhapus dari bayang-bayangan masalalu
24 Perlindungan di malam kelam
25 Meraih perlindungan di tengah ancaman
26 Rantai ketakutan terputus
27 Akhir dari sebuah permainan
28 Melepas masa lalu dan memulai harapan baru
29 Persidangan
30 Harapan baru melangkah maju
31 Pembelajaran sebelum ujian
32 Merayakan hari terakhir ujian
33 Piknik
34 Merasakan kebersamaan saat piknik
35 Piknik yang menyenangkan
36 Liburan sudah berakhir
37 Pembukaan Butik
38 Pameran
39 Kreasi dan harapan di butik senja
40 Pertemuan yang tak terduga
41 Menunggu kedatangan Lisa
42 Rumah sederhana tapi nyaman
43 Pembelajaran untuk Lisa
44 Kebenaran yang terungkap
45 Rasa kecewa Citra untuk Dimas
46 Penyesalan Dimas
47 Keraguan di hati Citra
48 Perasaan bersalah yang terus menghantui Dimas
49 Akhirnya bertemu
50 28
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Part 1
2
Pelepasan Emosi Dan Keputusan
3
Malam yang fatal
4
Ketegangan Di Dalam Sebuah Club
5
Menemukan Ketenangan
6
Berujung Malapetaka
7
Sisi Gelap Pembebasan
8
MIMPI BURUK YANG MENJADI NYATA
9
SKANDAL, KELUARGA DAN KEHANCURAN
10
TITIK TERENDAH
11
Kegiatan di penjara
12
CAHAYA BARU DI DUNIA YANG TERKURUNG
13
Pilihan terberat untuk kebebasan
14
Langkah baru Citra: awal baru di kota asing
15
Langkah awal di Kota baru
16
Menyulam harapan di tempat baru
17
Hari pertama kerja
18
Bangkitnya jiwa Citra
19
Bayu
20
Kembalinya Citra ke sekolah
21
Melangkah menuju mimpi
22
Antara masalalu dan harapan baru
23
Jejak yang tak terhapus dari bayang-bayangan masalalu
24
Perlindungan di malam kelam
25
Meraih perlindungan di tengah ancaman
26
Rantai ketakutan terputus
27
Akhir dari sebuah permainan
28
Melepas masa lalu dan memulai harapan baru
29
Persidangan
30
Harapan baru melangkah maju
31
Pembelajaran sebelum ujian
32
Merayakan hari terakhir ujian
33
Piknik
34
Merasakan kebersamaan saat piknik
35
Piknik yang menyenangkan
36
Liburan sudah berakhir
37
Pembukaan Butik
38
Pameran
39
Kreasi dan harapan di butik senja
40
Pertemuan yang tak terduga
41
Menunggu kedatangan Lisa
42
Rumah sederhana tapi nyaman
43
Pembelajaran untuk Lisa
44
Kebenaran yang terungkap
45
Rasa kecewa Citra untuk Dimas
46
Penyesalan Dimas
47
Keraguan di hati Citra
48
Perasaan bersalah yang terus menghantui Dimas
49
Akhirnya bertemu
50
28

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!