Menemukan Ketenangan

Keesokan harinya, suasana kampus tampak segar dan cerah. Citra melangkah masuk ke area kampus dengan langkah mantap, mencoba menghilangkan memori malam kemarin yang ada di benaknya.

Meski wajahnya terlihat penuh kepercayaan diri, di dalam hatinya masih ada sisa-sisa kekacauan dari kejadian tersebut.

.

Di salah satu sudut kampus, kelompok mahasiswa sedang berkumpul. Salah satunya Dimas, seorang mahasiswa yang dikenal culun dan pemalu, sedang berdiskusi dengan beberapa teman sekelas. Dimas adalah mahasiswa yang sering jadi sasaran olokan karena penampilannya yang kurang menarik dan kepribadiannya yang canggung.

"Hei, kamu dengar rumor tentang Citra pagi ini?" tanya Dimas,

"Kayaknya dia baru-baru ini banyak masalah." Lanjut Dimas

Salah satu temannya Ardi, mendecakkan lidah. "Biasa, Dimas. Citra itu kan memang begitu. Dia merasa dirinya di atas semua orang."

Saat Citra mendekati kelompok tersebut, dia mendengar percakapan itu dan wajahnya langsung berubah menjadi dingin. Tanpa ragu, ia mendekati Dimas dengan langkah cepat.

“Ngomong apa kalian tentang aku?” tanya Citra dengan nada menuduh, matanya tajam menatap Dimas.

Dimas, yang tengah membaca buku, tampak terkejut dan gugup. “A-Aku… nggak ada, Citra. Kita cuma—”

“Cuma apa?” potong Citra, sambil mendekati Dimas

“Jangan coba-coba berbohong, Aku mendengar nya dengan jelas, apa yang kamu bicarakan.”

Ardi dan teman-teman yang lain berusaha menjauhkan diri, tidak ingin terlibat dalam konflik. Dimas, yang tertekan hanya bisa menatap Citra dengan tatapan cemas.

“Aku hanya bilang kalau... kamu kelihatan... banyak masalah akhir-akhir ini,” jawabnya pelan, suaranya bergetar.

Citra melipat tangannya di dada, masih dengan ekspresi dingin. “Masalah atau tidak, itu bukan urusanmu. Dan kalau kamu mau bicara tentangku, pastikan kamu punya alasan yang lebih baik daripada sekadar rumor bodoh.”

Dimas terdiam, wajahnya memerah dan ia hanya bisa mengangguk pelan merasa terpojok. Citra berbalik dan pergi dengan cepat, meninggalkan Dimas yang masih berdiri dengan kebingungan.

.

.

Keesokan harinya, Citra duduk sendirian di meja sudut kafe kampus, mencoba menyibukkan diri dengan mengerjakan tugas.

Meski suasana di kafe terasa hangat dan ramai, ia merasa terasingkan. Beberapa teman sekelasnya, termasuk Rani dan Fira, tengah duduk bersama di meja yang lebih besar. Mereka tertawa dan berbicara dengan akrab, seolah-olah Citra tidak ada di tempat tersebut.

Citra melirik ke arah meja mereka dari sudut matanya, lalu kembali fokus pada layar laptopnya. Namun, konsentrasi nya terpecah ketika ia mulai mendengar percakapan dari meja yang lebih besar.

“Ya, Citra pasti sedang mengalami masa-masa sulit,” kata Fira, nada suaranya penuh dengan kepedulian yang terasa tidak tulus.

“Tapi kalau dia terus seperti ini, aku takut dia malah jadi beban.”ujar Rani dengan nada lebih santai dan sinis

“Tapi kan, Citra punya uang dan kekuasaan. Dia bisa mengatasi semua itu. Lagipula, kita juga punya kehidupan sendiri.”

Kata-kata itu menusuk hati Citra. Ia mendengarnya dengan jelas meskipun berusaha untuk tidak memperhatikannya. Perasaan kecewa dan kemarahan semakin menggerogoti hatinya, membuatnya semakin sadar bahwa selama ini ia hanya dianggap sebagai sumber keuntungan, bukan sebagai teman sejati.

“Benar-benar luar biasa, ya,” gumam Citra pada dirinya sendiri, suaranya hampir tidak terdengar. “Kita semua berpura-pura jadi teman ketika itu menguntungkan.”

Ia menarik napas dalam-dalam dan menutup laptopnya dengan keras, lalu berdiri dengan sedikit tergesa-gesa. Tanpa menghiraukan tatapan teman-temannya, Citra melangkah menuju pintu keluar kafe.

.

.

Di luar kafe, Citra berusaha menenangkan diri dengan berjalan santai. Ia melewati Dimas, yang sedang duduk di bangku taman dengan buku di tangannya. Dimas, yang tampaknya baru saja selesai belajar, melirik Citra dengan canggung.

“Hai, Citra,” sapa Dimas dengan suara lembut.

Citra berhenti sejenak dan menatapnya. “Hai, Dimas. Apa yang kamu baca?”

Dimas tampak terkejut dengan pertanyaan itu, seolah tidak mengharapkan Citra untuk berbicara dengannya. “Oh, ini… hanya buku tentang psikologi. Aku lagi coba memahami beberapa konsep dasar.”

Citra tersenyum tipis, merasa sedikit lega karena ada seseorang yang tampaknya jujur dalam interaksinya.

“Menarik, Kadang aku merasa orang-orang di sekelilingku hanya berbicara tentang hal-hal yang tidak ada gunanya.”ujar Citra

Dimas mengangguk, terlihat cemas. “Ya, kadang memang terasa begitu. Tapi… mungkin kita bisa berbicara lebih banyak tentang ini? Aku… aku bisa jadi pendengar yang baik.”

Citra menatap Dimas dengan sedikit kekaguman. “Mungkin. Aku butuh seseorang yang benar-benar bisa memahami apa yang aku rasakan.”

Dimas tersenyum kecil, mencoba memberi dukungan. “Kalau begitu, mari kita bicarakan ini lebih lanjut. Aku lebih suka menjadi pendengar daripada terlibat dalam drama yang tidak perlu.”

Citra mengangguk, merasa sedikit lebih baik karena ada seseorang yang bersedia mendengarkannya tanpa pamrih.

.

.

Beberapa hari kemudian, Citra memutuskan untuk mengunjungi Profesor Adi di ruang kerjanya. Citra merasa Membutuhkan untuk berbicara dengan seseorang yang lebih dewasa dan bijaksana. Yang bisa memberinya pandangan lebih luas tentang hidupnya.

“Selamat pagi, Profesor Adi,” sapa Citra ketika memasuki ruangan dosen yang rapi.

“Selamat pagi, Citra. Ada yang bisa saya bantu?” tanya Adi, menatapnya dengan penuh tanya.

Citra duduk di kursi di depan meja dosen dan mulai bercerita tentang masalah-masalah yang dia hadapi. “Saya merasa semakin terasingkan, Teman-teman saya di kampus sepertinya hanya ada ketika mereka membutuhkan sesuatu dari saya. Saya merasa tidak ada yang benar-benar peduli dengan saya.”

Adi mendengarkan dengan seksama, matanya menunjukkan empati. “Citra, terkadang kita harus menghadapi kenyataan bahwa hubungan sosial tidak selalu seperti yang kita harapkan. Apa yang kamu rasakan adalah hal yang biasa. Tapi kamu juga harus ingat bahwa ada orang yang benar-benar peduli dengan kamu, mungkin dalam cara yang berbeda dari yang kamu harapkan.”

Citra menatap Adi, merasakan kenyamanan dalam percakapan ini. “Tapi bagaimana jika aku merasa kesepian meskipun dikelilingi banyak orang?”

Adi tersenyum lembut. “Kesepian adalah perasaan yang bisa terjadi bahkan ketika kita dikelilingi oleh orang-orang. Kadang, yang kita butuhkan adalah lebih banyak waktu untuk memahami diri kita sendiri dan mencari hubungan yang lebih bermakna.”

Citra mengangguk, merasa lebih tenang. “Terima kasih, Profesor. Saya akan mencoba memahami lebih baik lagi tentang diri saya dan hubungan saya dengan orang sekitar.”

Adi menatap Citra dengan tatapan penuh pengertian. “Citra, jika kamu membutuhkan bantuan lebih lanjut atau hanya butuh seseorang untuk diajak bicara, saya selalu ada di sini.”

Saat Citra meninggalkan ruang dosen, ia merasa sedikit lebih ringan. Meski masih ada banyak yang harus dihadapi, Citra mulai merasa menemukan harapan dan memahami dirinya dengan lebih baik.

Terpopuler

Comments

Diamond

Diamond

Terkesan!

2024-08-14

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Pelepasan Emosi Dan Keputusan
3 Malam yang fatal
4 Ketegangan Di Dalam Sebuah Club
5 Menemukan Ketenangan
6 Berujung Malapetaka
7 Sisi Gelap Pembebasan
8 MIMPI BURUK YANG MENJADI NYATA
9 SKANDAL, KELUARGA DAN KEHANCURAN
10 TITIK TERENDAH
11 Kegiatan di penjara
12 CAHAYA BARU DI DUNIA YANG TERKURUNG
13 Pilihan terberat untuk kebebasan
14 Langkah baru Citra: awal baru di kota asing
15 Langkah awal di Kota baru
16 Menyulam harapan di tempat baru
17 Hari pertama kerja
18 Bangkitnya jiwa Citra
19 Bayu
20 Kembalinya Citra ke sekolah
21 Melangkah menuju mimpi
22 Antara masalalu dan harapan baru
23 Jejak yang tak terhapus dari bayang-bayangan masalalu
24 Perlindungan di malam kelam
25 Meraih perlindungan di tengah ancaman
26 Rantai ketakutan terputus
27 Akhir dari sebuah permainan
28 Melepas masa lalu dan memulai harapan baru
29 Persidangan
30 Harapan baru melangkah maju
31 Pembelajaran sebelum ujian
32 Merayakan hari terakhir ujian
33 Piknik
34 Merasakan kebersamaan saat piknik
35 Piknik yang menyenangkan
36 Liburan sudah berakhir
37 Pembukaan Butik
38 Pameran
39 Kreasi dan harapan di butik senja
40 Pertemuan yang tak terduga
41 Menunggu kedatangan Lisa
42 Rumah sederhana tapi nyaman
43 Pembelajaran untuk Lisa
44 Kebenaran yang terungkap
45 Rasa kecewa Citra untuk Dimas
46 Penyesalan Dimas
47 Keraguan di hati Citra
48 Perasaan bersalah yang terus menghantui Dimas
49 Akhirnya bertemu
50 28
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Part 1
2
Pelepasan Emosi Dan Keputusan
3
Malam yang fatal
4
Ketegangan Di Dalam Sebuah Club
5
Menemukan Ketenangan
6
Berujung Malapetaka
7
Sisi Gelap Pembebasan
8
MIMPI BURUK YANG MENJADI NYATA
9
SKANDAL, KELUARGA DAN KEHANCURAN
10
TITIK TERENDAH
11
Kegiatan di penjara
12
CAHAYA BARU DI DUNIA YANG TERKURUNG
13
Pilihan terberat untuk kebebasan
14
Langkah baru Citra: awal baru di kota asing
15
Langkah awal di Kota baru
16
Menyulam harapan di tempat baru
17
Hari pertama kerja
18
Bangkitnya jiwa Citra
19
Bayu
20
Kembalinya Citra ke sekolah
21
Melangkah menuju mimpi
22
Antara masalalu dan harapan baru
23
Jejak yang tak terhapus dari bayang-bayangan masalalu
24
Perlindungan di malam kelam
25
Meraih perlindungan di tengah ancaman
26
Rantai ketakutan terputus
27
Akhir dari sebuah permainan
28
Melepas masa lalu dan memulai harapan baru
29
Persidangan
30
Harapan baru melangkah maju
31
Pembelajaran sebelum ujian
32
Merayakan hari terakhir ujian
33
Piknik
34
Merasakan kebersamaan saat piknik
35
Piknik yang menyenangkan
36
Liburan sudah berakhir
37
Pembukaan Butik
38
Pameran
39
Kreasi dan harapan di butik senja
40
Pertemuan yang tak terduga
41
Menunggu kedatangan Lisa
42
Rumah sederhana tapi nyaman
43
Pembelajaran untuk Lisa
44
Kebenaran yang terungkap
45
Rasa kecewa Citra untuk Dimas
46
Penyesalan Dimas
47
Keraguan di hati Citra
48
Perasaan bersalah yang terus menghantui Dimas
49
Akhirnya bertemu
50
28

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!