...happy reading...
Sore hari mereka baru selesai makan dan memutuskan untuk beristirahat sebentar. Ailen membersihkan dirinya terlebih dahulu yang sudah sangat lengket lalu mulai bersantai.
Dalam penginapan yang di sewa, ailen berada di kamar dengan tiga orang lainnya. Sisanya di kamar yang berbeda, karena tak cukup.
"Ailen, lo pake body lotion apa sih? Kok wangi banget" arum yang duduk di ujung ranjang mendekat pada temannya. Padahal jarak dia dan ailen cukup jauh tetapi aroma wangi body lotion milik ailen tercium sampai padanya.
Ailen tak menjawab tetapi langsung menunjukan produknya. Sontak saja arum meringis melihatnya.
"Jir, ini mah mahal banget. Pantesan wangi nya semerbak" ucap arumi.
Ailen mengerdikan bahunya. "Wah? Emang mahal?" tanya nya polos.
Arum menepuk jidatnya berkali kali. "Anak orang kaya emang beda ya? Masa lo gak tahu ai" tanya arumi tak percaya. Geleng geleng kepalanya melihat tingkah anak sultan satu ini.
"Mana aku tahu. Soalnya bunda yang beliin, oleh oleh dari paris waktu itu" sahut ailen.
"Astaga ailen! Bisa bisa nya lo gak tahu. Dari merek dan packaging nya aja udah kelihatan ini brand kecantikan nomor satu di dunia" keluh arumi menghela napas sesaknya. Ailen ini polos atau agak bodoh sih? Masa merek terkenal begini dia gak tahu.
"Emang iya? Siapa pemiliknya?" tanya ailen penasaran. Menatap sekilas pada temannya dan kembali membalur dirinya dengan wangi wangian.
"Itu lo namanya, Elizabeth Patricia" sahut si arumi.
Ailen mengangguk saja, meski dia tak kenal. Setelah mengoleskan parfum ailen kembali meletakan semua skincare nya pada tempat yang dia bawa.
"Lo cepetan mandi gih, dari tadi malah main hp terus" suruh ailen.
"Ck, bentar. Di kamar mandi masih ada cia" tolak rumi dan langsung merebahkan tubuhnya di kasur.
Ailen bangkit dari pinggir ranjang menuju balkon kamar penginapan. "Oh ya? Nindi mana sih? Kok dari tadi ngilang mulu" ailen bertanya membalikan badannya.
Arumi tampak mengerdikan bahunya. "Halah! Kayak lo gak tahu aja tuh anak. Pasti dia lagi ngelon sama pacarnya" jawab arumi.
Ailen mengangguk, benar juga pikirnya. Kembali berbalik ailen bersandar pada pagar balkon. Tiba tiba dia merindukan arsen, pria itu kini tengah sibuk bekerja.
.....
Club Oceania
Dari luar mungkin tampak biasa saja, sepi bahkan. Tetapi jika sudah masuk ke dalam mereka akan merasa tertipu. Jogetan, suara musik, lampu kelap kelip dan banyak lagi.
Ini pertama kalinya ailen masuk ke dalam tempat seperti ini. Meski begitu, dia berusaha untuk tak terlihat kaku oleh orang lain. Bukan untuk terlihat sok gaul, justru ailen mencoba melindungi dirinya.
Sering dia mendengar nasihat nasihat kakaknya jika masuk ke tempat asing dia harus bisa beradaptasi semaksimal mungkin supaya tidak di anggap ancaman. Sama seperti di sana, ailen takut jika dia terlihat kaku dia akan banyak di manfaatkan.
"Ailen minum!" titah rumi menyodorinya segelas wine.
Ailen segera menolaknya dengan mendorong kembali gelas itu. Kemudian dia menggeleng kan kepalanya dan menyebar pandang.
Banyak sekali orang, dan tampak rame. Dengan berbagai pakaian seksi yang di gunakan mereka berjoget ria.
"Stop rum, lo udah mabuk!" sela ailen. Merebut gelas yang berisi penuh wine dengan kadar alkohol cukup tinggi dari tangan temannya itu.
"Gak, ai balikin. Gue belum mabuk kok~" bantah rumi mencoba merebut kembali gelasnya. Belum sempat dia sentuh gelasnya lebih dulu dia teler ke atas meja. Gadis itu menelungkup wajahnya dengan gumaman gumaman tak jelas.
Ailen memutar bola matanya malas, lihatlah yang katanya belum mabuk itu. Untuk meraih gelas di tangannya saja tak sampai keburu teler.
"Cia, kita pulang yuk? Ini udah malem banget!" ajak ailen pada temannya yang lain. Untungnya cia tak ikut mabuk meski juga minum wine satu gelas.
Cia mengangguk, segera membereskan barangnya untuk kembali ke penginapan. "Bentar, gue ngomong dulu sama nindi" ujarnya berlalu.
Ailen mengangguk sembari mulai membangunkan rumi. Sembari menunggu ailen melirik jam di tangannya, ini sudah pukul sebelas. Dia mendongak saat cia sudah kembali.
"Yuk pulang" ajak cia.
"Tapi nindi?" tanya ailen bingung karena satu temannya tak ada.
"Biasa, dia sama alex" jawab cia.
Ailen mengangguk. Karena rumi yang tak kunjung bangun meski sudah dia bangunkan berkali kali, terpaksa dengan susah payah mereka membopongnya sampai ke mobil yang mereka pesan tadi.
"Jalan pak!"
Sopir itu mengangguk dan mulai melajukan kendaraan nya. Ailen menatap rumi jengah, sedari tadi gadis itu bercerita tak jelas.
"Astaga ganteng banget. Nama kamu siapa?~"
"Omo, jihun? Um kau wangi sekali sampai aku mau menciummu~"
Begitu lah cerocosan rumi, kalian tahu dia berbicara pada apa? Benar pada kursi kemudi di depan. Gila bukan? Ailen sampai harus menutup mulut gadis itu dengan tangannya supaya berhenti berbicara asal.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Lenty Fallo
smoga scpatnya ceallin ketaui kebhongn aresen. lnjut thor ..
2024-09-17
0
Apriyanti
semoga silen bisa secepat nya tahu kebohongan arsen KLO die cm mainan nya aja,,biar lgsg di bales SM ailen,, lanjut thor
2024-09-16
0
riyani
lanjut kk.
2024-09-16
0