...happy reading...
Senyum tak hentinya ailen tebarkan di perjalanan menuju rumah nya. Sesekali dia melirik arsen yang tampak tenang dengan jas formalnya, dia menyetir seraya memegang tangan kanannya.
Ingatan tentang malam itu semakin membuat ailen tersenyum lebar, dia tak menyangka akan merasakan malam indah itu. Segala rancangan masa depan sudah ailen siapkan di otaknya.
"Wow! Rumah nya indah sekali" ailen berucap kala mobil mereka melewati sebuah rumah sederhana yang tampak indah.
Mata gadis itu berbinar, dia menatap nya sampai rumah itu terlewat dan tak terlihat lagi. Arsen pun mengelus lengannya menggunakan jempol.
"Kau menyukainya?" tanya pria itu, sedikit dia toleh kan kepalanya menatap sang kekasih.
Ailen mengangguk cepat, itu adalah rumah impiannya. "Aku menyukai nya, itu juga rumah yang selalu aku impikan" ujarnya.
"Rumah yang tak terlalu besar tetapi cukup luas dan nyaman. Di depannya halaman rumah yang luas dengan taman kecil dan air mancur, juga jalan yang sangat cantik. Di belakang pun harus ada kolam renang cukup besar, lalu tempat berkumpul bersama seperti barbeque an dan sedikit berjarak harus ada kebun tempat aku menanam. Di samping kebun ada bangunan kecil yang bisa aku tempati untuk berteduh" gadis itu menjelaskan, dengan rinci dan sangat detail. Sesuai dengan apa yang dia inginkan.
Arsen tersenyum mendengarnya, pria itu menarik satu sudut bibirnya dan dia menatap ailen sekilas. Wajah yang tersenyum ceria membuatnya terlihat menggemaskan..
"Akan aku buatkan, setelah kita menikah kita akan tinggal disana. Memiliki anak anak yang tampan dan cantik, menyaksikan mereka tumbuh besar, menikah, dan kita menua bersama" sahut arsen. Menambahkan detail sedikit rancangan masa depan mereka.
Wajah ailen memerah, rasanya tersipu mendengar ucapan sang kekasih. Tetapi dirinya senang, arsen sangat peka dan perhatian padanya. Ailen berharap arsen tak mengingkari ucapannya.
Mobil sampai setelah tujuh menit percakapan mereka berakhir. Ailen hendak keluar tetapi lebih dulu arsen cegah dan membukakan pintu mobil. Tentu saja ailen merasa terbang, apalagi pria itu mengulurkan tangannya sebagai tumpuan.
"Terima kasih telah mengantarku arsen, jangan lupa hadir di acara kelulusan ku lusa ya?" ailen mengingatkan.
Arsen tentu mengangguk, dia berikan satu kecupan di bibir, pipi dan dahi sebelum dia kembali pamit untuk bekerja. Ailen menatap kepergian mobil hitam berkilau itu, sampai tak lagi bisa dia lihat.
Barulah setelahnya dia masuk ke dalam rumah, pasti orang tuanya akan bertanya tentang banyak hal. Ailen harus menyiapkan dirinya, karena itu sudah menjadi konsekuensi nya setelah kemarin bilang menginap di rumah arsen.
"Bunda!" ailen memanggil.
Dan wanita yang di panggilnya menoleh, dia tersenyum melihat anak bungsunya datang menghampiri nya.
"Sudah pulang juga kamu nak? Setelah seminggu menginap dan tak mengabari kami" omel bunda naya.
Ailen hanya membalasnya dengan cengiran, dia lupa mengabari sang bunda jika dia menginap di rumah kekasihnya. Untungnya, tante dewi menelpon pada sang bunda dan mengabarinya.
"Anak nakal! Untung saja ibu nya arsen memberitahu kami, kalau tidak mungkin kami sudah melapor ke polisi" bunda naya memijat pelipis nya pelan, mengingat kejadian seminggu yang lalu mereka di buat panik karena kehilangan ailen. Ponsel gadis itu tak bisa di hubungi dan tak ada kabar apapun. Untungnya sebelum mereka bertindak jauh, dewi mengabarinya lebih dulu jika ailen bersamanya.
"Kenapa ponselmu tak bisa di hubungi? Kami panik mencarimu" ujar bunda naya.
"Maaf bun, waktu itu ailen sengaja matiin ponselnya. Ailen buka pas tante dewi bilang kalau kalian panik nyariin ailen" jujur si gadis, membuat sang bunda menepuk jidatnya.
"Sudahlah, kamu sudah makan?"
Ailen mengangguk. "Sudah bun, tadi makan dulu sebelum kesini. Ailen mau ke atas dulu bun" ailen memilih pamit.
Gadis itu menaiki tangga menuju kamarnya, tetapi tak sengaja berpapasan dengan kakak nya di tangga terakhir. Zen tampak menatapnya dengan lesu, entah apa yang pria itu pikirkan.
"Dari mana? Masih inget rumah?" tanya pria itu dengan menohok.
Ailen mengedarkan pandangannya, mencari jawaban supaya kakaknya mengerti. "Aku nginep" jawab ailen.
"Dirumah arsen?" ailen mengangguk.
"Bukannya abang sudah bilang ya sama lo ai, jangan dekat dekat dengan pria itu. Lo gak tahu seberapa berbahaya dia, dia bisa bikin hidup lo hancur ai. Tapi lo malah dengan pasrah menginap disana, omong kosong apa ini?" terdengar suara tawa terpaksa dari bibir zen.
Pria itu melewati adiknya begitu saja, membuat ailen merasa bersalah padanya. Ailen berbalik, menatap punggung sang kakak yang semakin menjauh. Dari tatapan dan nada bicara nya, ailen tahu jika zen marah padanya.
......................
yang mau part 16 mature version aku up di kk, buat informasi lebih lanjut cek ig ku ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
ani sumarni
akun ig nya d privasi ya kak
2024-11-11
0
RJ 💜🐑
Aileen adalah perempuan paling bodoh 👊🏻👊🏻🖕🏻🖕🏻😠😠
2024-09-24
0
kalea rizuky
lanjut
2024-09-08
0