"Kenapa berhenti?"
Satu tatapan ailen, tersirat kekecewaan akan aksi mereka yang pria itu hentikan. Arsen meraih wajahnya yang tertunduk pun lelah, lalu mereka bertemu dalam tatapan.
"Aku takut kehilangan kendali" arsen berkata jujur, helaan napasnya berat.
Ailen tak membalas, memainkan jarinya di dada pria itu. Wajahnya tertunduk, bibirnya sedikit melengkung dan dia kecewa. Kecewa arsen menghentikan aksinya.
Arsen mengerti dan dia tarik kembali rahangnya, mereka kembali bertatapan. Sedikit arsen beri pengertian pada gadisnya.
"Kau bahkan belum delapan belas tahun. Aku bisa dibilang memperkosa gadis di bawah umur, dan mereka akan menyebutku pedofil. Kau tak mau pacarmu seorang pedofil kan?" arsen bertanya dengan lembut. Jari jempolnya disana mengusap ngusap rahang gadis itu.
Ailen sedikit nya mengerti apa yang di bicarakan oleh arsen, makanya dia mengangguk pelan. Meski bibirnya masih cemberut tetapi dia paham apa yang di bicarakan pacarnya.
"Kalau begitu, tunggu aku delapan belas tahun lalu lakukan. Dua bulan lagi aku ulang tahun, dan kamu harus kasih aku hadiah" pinta ailen, entah otaknya terkena apa sampai perkataan sinting semudah itu keluar dari mulutnya.
Arsen terkejut, tapi kemudian dia terkekeh pelan. Ailen benar benar polos, bahkan mengatakan hal dewasa semacam itu tanpa berpikir.
"Kau serius?"
Ailen mengangguk segera, terlihat terburu buru menjawab. Sesaat mungkin dia kehilangan akalnya.
"Aku akan menunggumu" arsen memutuskan.
"Aku akan menunggu waktu itu tiba dan akan aku beri hadiah terindah" ucapnya lagi dan dia bersungguh sungguh.
Ailen seperti orang bisu, tersenyum dan kembali berpangutan. Dia gila, dia bodoh dan dia bego akan cinta. Bahkan di usianya yang belum dewasa dia sudah menawarkan hal gila.
Author sudah tidak bisa berkata kata lagi!
Liburan mereka di tutup dengan makan siang bersama. Sore ini mereka akan kembali, karena besok ailen akan sekolah dan arsen kembali bekerja.
Ailen membungkus kembali pakaian nya ke dalam koper, lalu menyeretnya. Menuju mobil dan arsen yang memasukkan nya ke dalam bagasi.
Tiga jam perjalanan dan arsen mengantar ailen lebih dahulu. Setelahnya baru dia pulang ke rumah nya, di sambut hangat oleh ibunya yang tengah menyiapkan makan malam.
"Ibu" arsen mendekat lalu menyapa ibunya. Tak lupa satu kecupan di pipi kanan sang wanita kesayangan.
"Ganti baju dulu lalu panggil ayah kamu. Kita makan bersama" titah dewi.
Arsen mengangguk, berlalu menuju kamarnya. Hanya mengganti pakaian lalu dia masuk pada ruangan pribadi ayahnya, ruang musik. Bastian sangat menyukai musik sampai dia membuat ruangan musik nya sendiri.
"Ayah" arsen memanggil.
Bastian yang sedang duduk di depan piano nya menoleh, berhenti tangannya menekan benda itu.
"Kau sudah pulang? Ada apa?" Dia balik bertanya.
"Yah, aku baru sampai. Ibu memanggil kita untuk makan" arsen menjawab.
Bastian mengangguk, sedikit merapikan kursi lalu menghampiri anaknya. Mereka turun bersama untuk makan malam yang di siapkan oleh dewi.
"Ibu mu memberitahuku kau membawa wanita,dia sudah senang karena kau akhirnya membawa seseorang. Tapi rupanya yang kau bawa adalah ailen, ibu mu sedikit kecewa karena berpikir kau membawa pacarmu" bastian berucap, menceritakan kejadian kemarin saat dia baru pulang dan di sambut wajah cemberut istrinya.
Arsen terkekeh pelan, apakah pasangan sepenting itu sekarang? Usianya bahkan belum memasuki kepala tiga, tetapi pertanyaan mengenai calonnya sudah di pertanyaan sejak kini.
"Apa salahnya? Ailen pun sama sama perempuan. Benar aku membawa perempuan ke rumah sesuai permintaan kalian" balas arsen dengan tenang. Tak salah memang, karena ailen memanglah pacarnya.
"Yah, bagi ayah tak masalah. Tapi bagi ibumu? Kau tahu pasti sifat wanita bagaimana. Mendengar omongan orang sedikit, pasti menyuruhmu cepat cepat" bastian meluruskan tangannya, sedikit pegal akibat terlalu lama bermain piano.
Arsen menyugar rambut nya kebelakang, rapi tapi sedikit berantakan. "Ayah bilang saja pada ibu, aku sudah punya calon. Supaya dia tak kepikiran terus" ucap arsen.
Bastian menepuk pundak putra nya pelan "kau bilang langsung. Dia marah padamu" titah sang ayah.
Arsen tahu, dari cara bicara ibu nya yang menyuruhnya berganti tadi sudah terdengar ibu nya marah.
Arsen dan bastian duduk di meja makan, menyantap hidangan yang wanita paling mereka sayangi di rumah ini siapkan.
"Ibu, ailen menitipkan salam untuk ibu tadi. Dia bilang tak bisa mampir dulu karena sudah sore" arsen memberitahu. Suasana makan malam ini terlalu hening hingga membuatnya tak nyaman.
"Ya, salam balik untuknya" jawab dewi tanpa menoleh.
Arsen menghela napas, "ibu, secepatnya aku akan membawa pasangan ke sini" ujar arsen lagi.
Dan dewi seketika menoleh. "Bagus kalau begitu. Masih sadar pula kau dengan permintaan ibumu" ujar dewi menjuruskan satu tatapan.
Arsen mengangguk. "Tapi tidak akhir akhir ini. Aku sedikit sibuk jadi ku harap ibu lebih bersabar" kata arsen.
"Tergantung seberapa lama ibu harus menunggu. Jika terlalu lama mungkin ibu sudah mati penasaran" dewi menyahuti. Satu potongan daging masuk ke dalam mulutnya dan dia kunyah pelan.
Arsen terkekeh mendengar nya, sembari mengunyah makanan dia mengangguk angguk kecil. "Baiklah, aku usahakan secepatnya" jawab arsen.
Senyum dewi terukir sejak itu, sembari ujung matanya melirik sang suami yang menahan senyum. "Nah begitu baru putra ibu" ujarnya.
Dan mampu menciptakan suara tawa cukup keras bersamaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
RJ 💜🐑
aileen di bodoh banget, bisa bisa nya dia mau ngasih perawan nya kepada seorang Casanova benar benar pikiran labil
2024-09-24
1
Aras Diana
lnjut thor
2024-08-23
0