Akhirnya pintu lift terbuka. Tidak ada orang di dalam. Grace kemudian masuk. Dengan cepat ia menekan tombol tutup. Hampir saja pintu lift tertutup namun satu kaki menahannya.
Grace mendongak, melihat siapa gerangan yang melakukannya. Refleks Grace terkejut. Dengan cepat ia menetralkan ekspresi wajahnya.
Kendrick dan wanita itu lalu masuk ke dalam. Pria itu berdiri di sisi kirinya, sementara wanita yang bersama Kendrick berdiri di sisi kanannya. Posisi yang membuatnya semakin tidak nyaman. Grace maju satu langkah, kepalanya ia tundukkan agar Kendrick tidak mengenalinya. Dan sepertinya Kendrick tidak mengenalinya meskipun mereka pernah bertemu saat di depan Coffee Shop. Buktinya pria itu biasa saja. Hanya ada ekspresi datar di wajahnya.
Kendrick bersandar ke dinding lift dengan kaki menyilang santai. Satu tangannya ia masukkan ke dalam kantung celananya. Netranya menangkap pergerakan tangan wanita di depannya yang sejak tadi sesekali mengusap bagian belakang lehernya. Kendrick menarik salah satu sudut bibirnya.
"Oh.. sh.ittt... apa dia tidak menyadarinya," batin Kendrick melihat bagian bawah Grace. Ada noda merah tepat di bagian tengah rok berwarna putih yang dipakai Grace.
Lift berbunyi sebagai tanda mereka sudah sampai ke lantai yang dituju.
Grace lalu keluar bersama wanita itu, disusul oleh Kendrick.
"Tunggu.." Kendrick meraih satu tangan Grace.
"Pergilah, aku akan menyusul mu," kata Kendrick tanpa melepaskan genggamannya di tangan Grace.
"Baik Sir.." balas wanita itu lalu pergi.
Kendrick melepaskan tangan Grace, tangannya bergerak membuka kancing jasnya dan melepasnya. Semua itu tak luput dari pandangan Grace. Sepertinya Kendrick mengenalinya. Ia harus minta maaf pada pria itu atas apa yang ia lakukan bersama Jena.
"Saya min__"
"Pakai ini, tamu bulananmu sepertinya datang," kata Kendrick memotong perkataan Grace, memberikan jasnya pada Grace lalu pergi meninggalkan Grace yang terlihat bingung.
"Sebenarnya dia mengenaliku atau tidak sih," gumam Grace mengerjapkan matanya berkali-kali.
"Tunggu, tamu bulanan... maksudnya apa coba?" Grace terlihat berpikir, menggigit bibir bawahnya. Siapa tamu yang dia maksud. Lalu kenapa Kendrick memberi jas padanya.
"Jangan bilang..." Grace memutar roknya menyadari sesuatu. Betapa terkejutnya dirinya saat melihat noda merah di roknya.
"Astaga... Jadi maksudnya.." gumam Grace. Wajahnya terasa panas karena merasa malu. Kenapa harus pria itu yang melihatnya.
Grace tersentak kala ponselnya berbunyi, ia melihat layar ponsel ditangannya.
"Saya baru saja keluar dari lift Pak. Saya hampir sampai," kata Grace.
"Cepatlah..Olivia akan menunggumu di depan pintu," kata Regan mengakhiri panggilannya.
Grace menutupi bagian belakang roknya dengan melilitkan jas Kendrick di pinggangnya sebelum ia melangkahkan kakinya ya menuju aula hotel.
******
Hari ini adalah jadwal wawancara dengan Kendrick. Wawancara akan dimulai pukul 3 sore. Masih ada waktu setengah jam lagi bagi Grace dan Jena menyiapkan diri sebelum wawancara dimulai. Keduanya sedang berada di ruangan wawancara.
"Aku tidak pernah segugup ini Grace, ditambah lagi kita punya jejak buruk dengan pria itu," kata Jena menyentuh jemari Grace. Padahal ia sudah biasa melakukan wawancara dengan banyak informan.
"Aku juga. Aku takut mengacaukan wawancara ini. Lihat, tanganku bahkan berkeringat. Untung saja wawancara ini tidak direkam dan ditayangkan," kekeh Grace menunjukkan telapak tangannya yang basah. Hasil wawancara mereka dengan Kendrick tentu saja akan dituangkan dalam bentuk artikel dan diterbitkan secara online maupun cetak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments