Datang ke Kampus

Tiba-tiba, di tengah percakapan hangat mereka, seorang wanita dengan sengaja menabrak meja Erina, membuat minuman yang dipegangnya tumpah mengenai pakaian Erina. Erina mengumpat pelan dan segera melihat ke arah sosok itu.

"Ops, sorry," ucap Venus dengan nada sinis. Ia adalah wanita yang memang tidak suka pada Erina, karena Erina adalah wanita paling cantik dan populer di kampus.

Erina, dengan tatapan yang dingin, mengambil kopi di atas meja dan tanpa ragu menyiramkannya ke wajah Venus. "Ops, sorry Pluto," ejek Erina, dan orang-orang di sekitar mereka langsung tertawa, termasuk Sofie dan Laura.

"Kau..." geram Venus, siap untuk membalas dengan menyiramkan minumannya kepada Erina. Namun, Erina dengan sigap menepis tangannya, membuat minuman itu terjatuh ke lantai.

"Hari ini aku sedang tidak ingin meladenimu, Pluto," ucap Erina dengan nada penuh penghinaan, lalu mengajak kedua temannya untuk pergi.

"BITCH!!" teriak Venus dengan marah.

Erina, yang dikenal memiliki kesabaran setipis tisu dan sifat bar-bar, langsung berhenti. Panggilan rendahan itu benar-benar membuatnya tidak senang. Ia menghentikan langkahnya yang sudah hampir di depan pintu, lalu berbalik dan dengan cepat melangkah menghampiri Venus. Tanpa banyak bicara, ia langsung melompat dan menonjok wajah Venus.

"Kau sendiri yang memintanya, Pluto!" seru Erina dengan penuh amarah. Ia menindih badan Venus di lantai, menampari wajahnya hingga membengkak, dan menjambak rambutnya hingga berantakan.

Orang-orang di sekitar mereka terkejut, beberapa mencoba menghentikan perkelahian itu. Sofie dan Laura berusaha menarik Erina, tetapi amarahnya sudah terlanjur memuncak.

"Erin, hentikan!" seru Laura dengan panik.

*

*

*

"Baiklah, aku akan ke sana sekarang," ucap Daniel sembari memijat kepalanya, merasa lelah mendengar kabar tentang perkelahian Erina di kampus dari anak buahnya yang ditugaskan mengawasinya.

Dengan cepat, Daniel menuju kampus Erina, di mana wanita itu sekarang tengah berada di ruang rektorat. Setibanya di kampus, Daniel segera menuju ruangan tersebut, di mana Erina berada sekarang. Ia masuk dan melihat Erina duduk di kursi, sementara seorang wanita yang wajahnya sudah membengkak dan berantakan duduk tak jauh darinya.

"Permisi," ucap Daniel dengan nada tenang namun tegas.

"Apakah Anda wali Erina?" tanya rektor, seorang pria paruh baya dengan wajah yang penuh wibawa.

"Iya, saya walinya," jawab Daniel, suaranya mantap.

Rektor itu mempersilakan Daniel duduk. "Terima kasih telah datang, Pak Daniel. Kami perlu mendiskusikan insiden yang terjadi hari ini," katanya dengan nada serius.

Daniel duduk di sebelah Erina, menatap rektor dengan tatapan tajam. "Apa yang sebenarnya terjadi?"

Rektor menghela napas panjang sebelum menjelaskan. "Terjadi perkelahian antara Nona Erina dan Nona Venus di kafetaria. Kami mencoba menengahi situasi ini untuk memahami apa yang sebenarnya memicu konflik tersebut."

Erina memandang Daniel dengan wajah yang sedikit tegang, tetapi juga penuh kepercayaan diri. "Dia yang memulai, Daniel. Dia dengan sengaja menumpahkan minumannya padaku," kata Erina dengan nada yang tegas namun terjaga.

"Tapi aku sudah meminta maaf padamu!" timpal Venus tak terima, suaranya menggema dengan nada memanas.

"Dengan memanggilku 'bitch'? Hah," balas Erina, matanya berkilat marah.

"Sudah, sudah! Kalian berdua ini selalu saja membuat keributan," tegas rektor dengan nada penuh kejengahan. Ia tampak lelah menghadapi perseteruan antara Erina dan Venus, yang tampaknya menjadi rutinitas. Venus, seperti biasa, berakhir kalah dan babak belur.

Rektor itu kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Daniel, tatapannya penuh harap. "Pak Daniel, ini bukan pertama kalinya insiden seperti ini terjadi antara Erina dan Venus. Kami membutuhkan solusi yang lebih permanen agar tidak terulang lagi."

Daniel mengangguk, memahami situasi yang rumit ini. "Saya mengerti, Pak Rektor. Kami akan mencari cara untuk mengatasi ini dengan lebih baik," katanya dengan nada diplomatis.

Rektor menghela napas dan melanjutkan, "Saya berharap kita bisa menyelesaikan masalah ini tanpa harus melibatkan tindakan disiplin yang lebih berat. Mungkin ada cara lain untuk menengahi dan mendamaikan kedua belah pihak."

Daniel memandang Erina, yang masih tampak marah, lalu kembali menatap rektor. "Kami akan berusaha. Namun, saya juga berharap pihak kampus bisa memberikan pengawasan lebih agar kejadian seperti ini tidak terulang."

Erina memotong, suaranya lebih lembut namun tetap tegas, "Saya juga akan mencoba lebih sabar, Pak Rektor. Tapi saya tidak akan tinggal diam jika terus diprovokasi."

Venus mendengus, tapi kali ini dia tidak berkata apa-apa. Tampak jelas dia masih kesal, namun kehadiran Daniel yang tenang dan tegas membuatnya menahan diri.

"Baiklah," kata rektor dengan nada yang lebih tenang. "Saya akan mempercayakan penyelesaian ini kepada kalian. Pastikan tidak ada lagi insiden serupa di masa depan."

Daniel berdiri dan mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan rektor. "Terima kasih, Pak Rektor. Kami akan segera pergi."

Setelah berjabat tangan, Daniel dan Erina keluar dari ruangan itu. Mereka berjalan beriringan menuju mobil, meninggalkan ketegangan di belakang.

Di luar, udara segar menyambut mereka. Erina menghela napas lega, merasa beban di pundaknya sedikit berkurang. "Terima kasih, Daniel," ucapnya dengan tulus. "Kau selalu tahu cara mengatasi masalah."

Daniel menatapnya "Apa kau selalu membuat masalah setiap hari?"

"Aku bukan membuat masalah, aku hanya membuat kenangan saja." Jawabnya dengan senyuman lebarnya.

Daniel hanya menggelengkan kepalanya saja, lalu ia pun akhirnya pergi mengantar Erina kembali ke rumah.

"Aku belum ingin pulang." Ucap Erina ketika mereka dalam perjalanan.

"Tapi anda harus pulang nona!" tegas Daniel.

"Apa kau akan kembali ke kantor?" tanya Erina.

"Hmm, banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan." Jawab Daniel datar dengan mata fokus ke depan.

"Kalau begitu aku akan ikut ke kantor saja." Seru Erina.

Daniel melihat sekilas kearah Erina. "Tidak bisa!" Jawab Daniel tegas.

"Kalau begitu jangan salahkan aku jika nanti aku kabur pergi keluar, dan jika kakak Aarav bertanya maka aku akan bilang kalau kau tak mengizinkan aku ikut ke perusahaan denganmu." Seru Erina.

"Dan jangan salahkan aku jika kau dihukum nantinya." lanjut Erina seolah memberi ancaman pada Daniel.

Daniel menggerutu dalam hatinya mendengar ancaman itu, merasa tidak ada pilihan lain. Dengan berat hati, ia memutar mobilnya dan membawa Erina ikut dengannya ke perusahaan, lebih memilih itu daripada harus menghadapi masalah nantinya.

Sampai di perusahaan, Daniel menghentikan mobilnya di lobby, lalu dengan sopan membuka pintu untuk Erina. Mereka berdua berjalan masuk bersama ke dalam perusahaan. Para karyawan yang sudah mengenali Erina—putri kesayangan pemilik perusahaan—membungkuk hormat kepada dua tuannya itu. Erina membalas mereka dengan senyuman manisnya, sementara Daniel tetap mempertahankan ekspresi dingin yang sudah menjadi ciri khasnya.

Mereka melangkah masuk ke dalam lift yang berkilau dengan interior kaca dan logam. Di dalam lift, suasana hening, hanya terdengar deru mesin yang membawa mereka ke lantai atas. Daniel menekan tombol lantai tujuan dengan cekatan, tatapannya lurus ke depan, sementara Erina sesekali melirik ke arahnya dengan senyum kecil.

Saat tiba di lantai yang dituju, Daniel membukakan pintu ruangannya dan membiarkan Erina masuk terlebih dahulu. "Anda bisa duduk menunggu di sana, Nona. Jika ada yang Anda butuhkan, katakan saja pada para asisten di depan," ucap Daniel dengan nada sopan, sembari menunjuk sofa empuk yang ada di dalam ruangan.

Erina mengangguk sambil tersenyum manis dan berjalan menuju sofa dan duduk disana.

Daniel menghela napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri sebelum kembali fokus pada pekerjaannya. Ia berjalan ke mejanya, membuka laptop, dan mulai menelaah dokumen yang menumpuk.

Bersambung

Terpopuler

Comments

who am I

who am I

sabar daniel, calon istrimu tuh 😁

2024-07-18

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!