Sheila mendengus, matanya menyipit tajam dengan bibir dilipat ke dalam.
"Dasar Singa gila," gerutu Sheila dengan suara teramat pelan.
Namun, pendengaran Leonard yang tajam mampu mendengar gerutuan itu.
"Kau mengatai aku gila!" geram Leonard, suaranya tertahan karena ada dua bayi kecil yang sedang terlelap di tengah mereka.
Bibir Sheila mencebik, ia dengan cepat menggelengkan kepala. "Aku tidak mengatakan kau gila," sangkalnya.
Leonard tidak mudah percaya, ia mendengar dengan jelas apa yang dikatakan oleh Sheila.
Merasa kesal karena dibohongi, lantas Leonard mengulurkan tangannya, dan menjitak kepala Sheila tanpa membuat banyak pergerakan.
Tak!
"Awww!" Sheila meringis sambil mengusap puncak kepalanya yang tiba-tiba dijitak oleh Leonard.
Sheila merasa sangat geram, ia melayangkan wajah penuh amarah ke arah Leonard dengan hidungnya yang terlihat kembang kempis.
"Kau pikir aku bodoh, lalu bisa kau bohongi. Tidak!" ucap Leonard ketus. Ia sama sekali tidak takut dengan wanita di depannya yang menatapnya dengan nyalang.
Tanpa sepatah kata pun, Sheila langsung berdiri dengan hati-hati. Ia berjalan memutari ranjang, lalu menarik Leonard menjauh dari tempat itu.
Pria dengan tubuh tinggi itu menarik lengannya dari pegangan Sheila. "Aku tidak sudi disentuh olehmu!" desisnya penuh permusuhan.
Seketika mulut Sheila menganga lebar saat mendengar nada angkuh yang dilayangkan Leonard padanya.
Tidak sudi katanya?
Tiba-tiba sebuah ide terbesit di dalam kepala Sheila, membuat kedua sudut bibirnya terangkat tinggi.
Wanita ramping dengan tinggi 160 cm itu merasa tertantang, baginya larangan dari Leonard adalah sebuah perintah.
Dengan keberanian penuh, Sheila menerjang tubuh suaminya dengan melingkarkan tangan di perut pria itu.
Sontak mata Leonard membelalak lebar, garis wajahnya yang tegas mengetat sempurna.
"Lepas!" sergahnya.
Kepala Sheila mendongak, ia melihat wajah suaminya yang merah padam tanpa mau melepaskan pelukannya.
Dengan genit Sheila mengedip-ngedipkan mata seraya memanyunkan bibir.
"Lepas? Celana atau baju, Uncle Leo?" tanya Sheila seolah sedang menjadi seorang sugar. "Sudah besar kok tidak bisa lepas pakaian sendiri, sini Sheila lepasin semuanya," tambahnya dengan semangat.
Tubuh Leonard menegang seketika, matanya nyaris tidak berkedip saat Sheila memanggilnya dengan sebutan 'uncle'.
Uncle? Lepas semuanya? Gila! Wanita yang dinikahinya benar-benar gila! Pikir Leonard.
Satu tangan Sheila merambat naik ke dada Leonard yang membeku di tempat, sementara tangan yang satunya lagi tetap berada di tempat yang sama.
Leonard yang baru menyadarinya sontak menangkis tangan lancang Sheila dengan kasar.
"Jangan kurang ajar kau!" bentak Leonard dengan suara tertahan, jika tidak mengingat ada kedua putrinya di kamar ini, sudah ia maki Sheila dengan suara lantang dan nyaring.
Bukannya merasa sakit hati dan menangis, Sheila malah tersenyum dengan sangat lebar.
"Membuka kancing kemeja suami bukan kurang ajar namanya," tutur Sheila santai. "Nah, kalau aku mundur selangkah ... lalu menunduk seperti ini, juga tidak termasuk kurang ajar," sambung Sheila sambil memperagakan setiap kata yang ia lontarkan.
"Tapi, kalau aku angkat satu tangan kanan, terus aku ...."
Cletak!
Jari lentik Sheila menyentil keras pentungan perkasa yang berlindung di balik celana panjang bewarna hitam sang empu.
"Shit!!!" pekik Leonard menahan ngilu aset yang berada pangkal pahanya.
"Itu baru namanya kurang ajar," seru Sheila sambil berlari masuk ke dalam kamar mandi.
"Kauuuu!" geram Leonard dengan amarah yang tertahan.
Leonard mengusap wajahnya dengan kasar, berulang kali pentungan perkasanya mendapat perlakuan kurang ajar dari Sheila.
"Lihat saja, akan kubalas kau!" Mata Leonard menatap lekat pintu kamar mandi yang di dalamnya terdapat Sheila yang tengah bersembunyi.
Sepuluh menit berlalu, Sheila merasa tidak nyaman bersembunyi lebih lama di dalam kamar mandi. Ia begitu mengkhawatirkan si kembar.
Hingga akhirnya, Sheila memberanikan diri dengan membuka pintu kamar mandi secara perlahan tanpa mengecek keberadaan Leonard terlebih dahulu.
Cklek!
Benar saja, Leonard masih berada di kamar bersama bayi kembar yang tengah berada di atas ranjang.
"Kau cepatlah ke sini! Sepertinya Viola buang air besar, dia jadi merasa tidak nyaman," seru Leonard tanpa menoleh.
Mendengar hal itu, membuat Sheila tanpa pikir panjang langsung berjalan cepat, menghampiri si kembar.
"Baby twins—"
"Kena kau!" Leonard langsung menangkap tubuh ramping Sheila dengan secepat kilat, ia berdiri sambil membawa tubuh Sheila ke atas punggungnya, seperti tengah memikul karung beras.
Sheila memekik. Namun, ia langsung menahan mulutnya saat mengingat si kembar masih terlelap.
"Kau mau apa? Cepat lepaskan aku!" Sheila memberontak, berharap bisa terlepas dari singa yang siap menunjukkan taringnya.
"Tentu saja membalasmu!" sahut Leonard penuh penekanan sambil mere-mas kuat bo-kong wanita dalam gendongannya.
Sontak mata Sheila membelalak saat tangan besar suaminya melakukan serangan.
Nyut!
Lagi-lagi Leonard melakukan hal yang sama pada aset belakang Sheila, sontak saja hal itu membuat Sheila bergerak tidak tenang, dan semakin memberontak.
"Turunkan aku," rengeknya merasa tidak kuat.
Bugh!
Tubuh Sheila dihempaskan oleh Leonard dengan kasar ke atas sofa panjang yang berada di kamar itu.
Wajah Sheila meringis menahan sakit pada punggung dan bo-kongnya yang mendarat secara mendadak. Ia mengusap-usap bagian yang sakit itu sambil menggerutu samar.
Sheila memutuskan untuk berdiri. Namun, Pria bertubuh tinggi tersebut lebih dulu memerangkap tubuhnya yang masih terlentang di atas sofa.
"Ini balasan untuk tindakan kurang ajarmu tadi!"
Wajah Leonard maju mendekati dada Sheila yang sedikit terbuka, dan ....
Bersambung ....
Apa yang akan terjadi selanjutnya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Elang Samudra
makin lama kamu nanti kecanduan Leon blm tau aj si Shela kecil" tp imut heee....
2024-11-29
0
Susi Susiyati
😁😁😁😁😁😀😀😀😀ayo tendang tu burung pipit uncle
2024-07-31
0
Dewi Anggya
kenapa jd membalassss aihhhh kyk anak kecil aja si Leonard
2024-07-19
1