kebangkitan

Suhu udara di puncak Gunung Surgawi tiba-tiba menjadi panas, seakan-akan tengah terjadi kemarau. Malam yang sunyi berubah setelah terdengar gemuruh, seperti langit sedang marah. Namun, kenyataannya tidaklah demikian.

Sao Jing, yang tengah menutup mata, segera membukanya dan menghela napas panjang. Dalam pikirannya, suhu panas di Gunung Surgawi disebabkan oleh ledakan serangan leluhur. Namun, ketika matanya terbuka, bola api tetap berada di telapak tangan leluhur.

Semua mata tertuju ke arah yang berlawanan dari Sao Jing. Suhu panas yang dirasakannya bukan berasal dari depan, melainkan dari punggungnya, membuatnya segera menoleh ke belakang.

Cahaya biru terlihat seperti gelombang yang muncul dari langit, berbentuk lingkaran hitam yang terbuat dari awan. Cahaya biru itu sangat indah namun memiliki suhu yang sangat tinggi, melebihi api biasa. Cahaya ini terlihat seperti laser, namun sebenarnya adalah api biru yang turun di puncak Gunung Surgawi, tempat istana Klan Phoenix berada.

Istana yang terselimuti api biru tampak hancur, namun di tengah-tengah cahaya api biru besar itu, tampak seorang remaja yang terangkat ke langit, diselimuti api biru yang sangat panas.

“ Itu, bukankah dia Sao Ji?” ujar Sao Jing, melihat Sao Ji terangkat ke atas langit.

Beberapa menit sebelumnya, setelah Sao Yanji dilempar keluar dari istana, Sao Ji yang baru saja meminum air dari perasan buah dewa mulai bereaksi. Tubuhnya mengeluarkan bercak garis biru di seluruh tubuhnya, dan sebuah energi murni seperti embun muncul, perlahan diserap oleh Sao Ji akibat efek buah dewa.

Di dalam lautan spiritual, tampak seperti air berwarna biru yang kosong, kecuali langit gelap berkelap-kelip bintang. Di alam lautan kesadaran, muncul energi murni mirip embun yang diserap oleh Sao Ji. Energi ini saling merekat dan perlahan-lahan membentuk roh yang sangat mirip dengan Sao Ji di usia 100 tahun ke depan.

Ketika semua potongan jiwa terbentuk sempurna, kesadaran Sao Ji di masa depan bangkit kembali di dalam lautan kesadaran baru. “Ugh… di mana aku? Kenapa semuanya tampak sangat familiar?” ucapnya sambil menahan kepalanya yang terasa pecah.

Ingatan masa depannya kembali terbentuk sepenuhnya di dalam memori jiwa Sao Ji. Perlahan, rasa sakit mulai mereda dan memorinya tersimpan sepenuhnya di dalam jiwa baru. Ia menyadari bahwa dirinya berada di alam lautan kesadaran, bukan di dunia orang mati.

Namun, api biru tiba-tiba muncul dari langit dan membakar seluruh alam lautan kesadaran. Kekuatan api biru yang dahsyat membuat gejolak kuat di lautan kesadaran, membakar jiwa yang baru saja terbentuk. Jiwa Sao Ji perlahan terbakar seperti tisu di api.

Melihat tubuhnya akan hancur, Sao Ji mencoba tenang, duduk bersila, dan bermeditasi. Ia memfokuskan pikirannya pada teknik pemurnian mistik, yang memiliki kemampuan khusus untuk menyerap kekuatan di sekitarnya. Berbeda dengan kekuatan mistik, energi api yang membakar Sao Ji adalah kekuatan murni yang dapat diserap tanpa syarat.

Tepat di kening Sao Ji muncul garis berbentuk mata ketiga, mirip mata iblis. Api biru yang membakar jiwanya perlahan dimurnikan dan diubah menjadi energi, memperkuat jiwanya. Perlahan tapi pasti, semua api biru di dalam lautan kesadarannya diserap, dan jiwa Sao Ji mengalami gejolak seperti penerobos, namun ini lebih spesial.

Di saat yang sama, api biru raksasa dari langit menghantam istana Klan Phoenix, menyebabkan kehancuran yang fatal. Tubuh Sao Ji yang terangkat ke langit tampak seperti seorang manusia yang menjadi dewa, namun sebenarnya adalah kebangkitan baru.

Cahaya biru memadat ketika Sao Ji sampai di langit ketiga. Ia membuka matanya, dan gejolak api biru meledak dari dalam tubuhnya, seperti bom raksasa yang mengguncang langit dan bumi. Selama beberapa detik, Gunung Surgawi mengalami gempa dengan titik guncangan tertinggi berada di puncaknya. Langit bergetar akibat gelombang besar-besaran yang membuatnya seakan-akan ketakutan.

Gelombang mistik yang terpancar juga membuat kerajaan raksasa di atas langit bergetar. Di puncak kubah istana mewah, seorang remaja dengan rambut putih dan pakaian hijau panjang bertepi emas, serta dua tanduk naga perak melayang, berdiri. Ia adalah Ha Bao, jenius nomor satu di daratan Dao, putra kedua Kaisar Naga, orang terkuat di daratan ini.

Ha Bao menatap ke arah sumber kekuatan mistik dengan raut wajah tenang. “Aku penasaran siapa yang mampu menggetarkan kerajaan ini hanya dengan gelombang mistik. Apakah dia kuat?”

Saat itu, langkah kaki terdengar mendekati Ha Bao. “Seseorang dari Klan Phoenix telah memakan buah dewa yang melindungi mereka dari kehancuran. Sekarang tak ada yang bisa melindungi mereka dari amarah klan naga kita. Namun, yang lebih penting adalah menangkap sosok yang memakan buah dewa itu. Ha Bao, apakah kamu ingin ikut memburu burung Phoenix dengan paman?”

Seorang pria setengah tua dengan tubuh kekar, mengenakan pakaian hitam bergaris sisik naga, mendekati Ha Bao. Pria ini adalah Ha Donghai, julukan Pemburu Burung Phoenix dan jenderal terkuat di Kekaisaran Naga.

Ha Bao tersenyum tipis, melirik ke arah Ha Donghai. “Aku akan selalu ada saat kesenangan itu ada. Kita berangkat sekarang, aku tidak sabar untuk memburu burung Phoenix bersama legenda pemburu burung Phoenix, paman!”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!