perseteruan

Seribu tahun yang lalu, **Hutan Lembah Gunung Surgawi** adalah sebuah wilayah hutan luas dan berbahaya, bahkan bagi para ahli bela diri yang paling tangguh. Hutan ini terbagi menjadi tiga wilayah: **Hutan Surga**, yang berbatasan dengan wilayah luar; **Hutan Lembah Gunung Surgawi**, bagian tengah yang lebih menantang; dan **Hutan Gunung Monster**, wilayah terdalam dan paling berbahaya.

Di tengah wilayah ini, terdapat sebuah gunung mati yang menjulang tinggi, lebih tinggi dari perbukitan di sekitarnya. Di puncaknya berdiri sebuah istana megah dengan kubah berbentuk simbol **Phoenix**, menandakan tempat tinggal **klan Phoenix**, yang telah mengalami kemunduran selama ratusan tahun. Klan ini tidak hanya mendiami puncak gunung, tetapi juga banyak gua di tebing-tebing dan perbukitan di sekitar, di mana rumah-rumah mereka dibangun tinggi di atas tanah, menyerupai permukiman di daratan.

Di dalam istana klan Phoenix, hanya mereka yang memiliki kekuasaan dan kekuatan lebih yang diizinkan tinggal, dan mereka sering diperlakukan dengan spesial oleh anggota klan lainnya. Salah satu ruangan di istana yang paling dijaga ketat adalah tempat tinggal **Putra Mahkota** klan Phoenix. Putra Mahkota, yang dikenal sebagai seorang jenius dalam seni bela diri, mengalami kecelakaan beberapa tahun sebelumnya saat tanpa sengaja memasuki **Hutan Gunung Monster**. Di sana, dia bertemu dengan monster yang jauh lebih kuat dari dirinya, menyebabkan luka parah yang merusak Meridian dan indra penggeraknya, membuatnya lumpuh total. Sejak saat itu, Putra Mahkota hanya bisa terbaring di tempat tidur, bergantung pada bantuan orang lain.

Di dalam ruang rapat istana klan Phoenix, **Sao Yanji**, pemimpin klan yang berusia 44 tahun, duduk di atas singgasana mewah berbentuk Phoenix. Dalam pertemuan tersebut, dia dengan tegas menyatakan keinginannya untuk menyelamatkan putranya, meskipun harus melawan klannya sendiri.

"Aku tidak peduli apakah kalian setuju atau tidak, tapi aku akan melakukan apapun untuk putraku, bahkan jika itu harus melawan klanku sendiri!" ucap Sao Yanji dengan penuh tekad.

**Sao Jing**, adik Sao Yanji sekaligus jenderal utama klan Phoenix yang berusia 40 tahun, berdiri dan menentang gagasan kakaknya. "Aku tidak akan pernah menyetujui usulanmu yang tidak masuk akal itu. Rencanamu dapat membahayakan nyawa banyak orang di masa depan. Apakah kamu yakin akan mengorbankan puluhan ribu nyawa hanya untuk menyelamatkan satu orang? Pikirkan dengan baik dan jangan gegabah, Kak!"

Sao Yanji terdiam, mengetuk singgasananya dengan gerakan yang menimbulkan ketegangan di dalam ruangan. "Lalu, apakah kamu punya rencana lain? Menurutku, usulku ini tidak terlalu berlebihan."

Melihat suasana semakin memanas, Sao Jing pun merendahkan suaranya. "Jika kamu yakin dengan apa yang akan kamu lakukan, aku ingin tahu apakah kekuatanmu cukup untuk melindungi semua orang di sini jika terjadi serangan dari klan lain?"

Saat ini, klan Phoenix berada dalam kondisi lemah, terutama jika dibandingkan dengan klan-klan lain, seperti **klan Naga**, musuh terbesar mereka di daratan **Dao**. Pertahanan satu-satunya yang mereka miliki adalah **Pohon Raksasa**, yang berfungsi sebagai pelindung klan Phoenix. Jika pertahanan itu hilang, maka klan Phoenix mungkin sudah lama musnah.

Sao Yanji bangkit dari singgasananya dan menatap tajam adiknya. "Aku akan melakukan apapun demi putra dan klanku, meskipun itu harus mengorbankan nyawaku!" ucapnya dengan tegas sebelum berjalan keluar ruangan. Tak seorang pun, termasuk Sao Jing, berani berkata lebih jauh.

Di dalam sebuah gua besar yang terletak di perut Gunung Surgawi, seorang lelaki tua dengan kumis dan janggut yang menyatu seperti pertapa sedang bermeditasi. Dialah **leluhur klan Phoenix**, seorang pria yang telah hidup lebih dari 500 tahun. Untuk menjaga tubuhnya tetap stabil, sang leluhur terus bermeditasi selama ratusan tahun, meskipun kekuatannya semakin menurun akibat usia.

Leluhur ini pernah mencapai **Rana Chi Jié**, tetapi sejak 300 tahun lalu, kekuatannya menurun drastis. Malam itu, yang seharusnya sunyi, tiba-tiba berubah mencekam ketika sang leluhur membuka matanya, merasakan adanya gangguan besar.

"Siapa yang berani mengambil Buah Dewa!" teriaknya, menggetarkan Gunung Surgawi.

Di tempat lain, seseorang menghancurkan jendela ruangan Putra Mahkota, **Sao Ji**, dan masuk dengan pakaian yang dipenuhi aroma magis. Pria itu, yang ternyata adalah **Sao Yanji**, mendekati putranya dengan membawa sebuah buah kecil berwarna merah. Ia meremas buah itu, meneteskan sari buah ke mulut putranya.

"Sembuhlah, Sao Ji. Ayah berharap bisa melihatmu berdiri lagi. Namun, aku tidak yakin orang itu akan mengampuniku," ucap Sao Yanji dengan perasaan bersalah.

Dia tahu bahwa mencuri **Buah Dewa** dari Pohon Raksasa, yang merupakan pertahanan terkuat klan Phoenix, akan membawa konsekuensi besar. Namun, demi menyelamatkan putranya, Sao Yanji bersedia menghadapi bahaya tersebut, bahkan jika itu berarti mengundang murka leluhur klan Phoenix.

Terpopuler

Comments

Demi seorang Anak supaya bisa Sembuh.... Apapun dilakukan Sao Jing

2024-07-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!