Bab 18

"Besok aku mau ke rumah mas Al. Aku mau ngabari berita ini. Dia pasti sangat senang mendengar nya, bang." Kata Naila, antusias. Senyuman di wajah nya terukir indah

    "Besok sama siapa ke sana?" Vian merasa khawatir dengang Naila.

"Sendiri lah, bang. Mau sama siapa lagi coba." Naila mengusap lembut perut nya yang masih rata

    "Besok sama Vino aja. Biar di tunggu dari jauh." Naila ingin memprotes, namun Vian sudah duluan berkata

"Tidak ada protes-protesan. Babang tidak mau kamu kenapa-kenapa. Lagi pula suami kamu yang bodoh itu belum tentu bisa melindungi kamu jika ada si penguntit nya itu." Cibir nya

   Naila menghela nafas nya berat. Ia pun memutuskan untuk tidur. Berdebat dengan Vian tak akan ada habis nya. Karena Vian yang over protektif, akan sulit bagi Naila, untuk membantah babang nya. Sedari mereka kecil, Vian memang selalu menjaga adik nya. Tidak akan dia membiarkan orang menyakiti adik nya.

**

   Keesokan hari nya, Naila bersiap-siap untuk berangkat ke kantor. Namun, sebelum ia ke kantor ia mampir terlebih dulu ke rumah sang suami. Dalam perjalanan, Naila sudah tidak sabar untuk segera sampai lalu memberi tau kabar gembira ini.

Setelah sampai Naila segera turun dari mobil, keluar menuju pintu rumah itu.

   "Assalamualaikum.." Salam Naila pada semua penghuni rumah

Tetapi, kali ini Naila melihat Al, sangat berbeda. Aura nya sangat dingin sekali tak seperti biasa nya.

"Mas, apa kab—"

    Plak

Al, dengan mudah nya melayangkan sebuah tamparan pada wajah mulus Naila. Wajah nya merah padam. Monalisa dan juga Rossa terkejut melihat Al, yang telah berani menampar wajah Naila. Kedua nya sama-sama mengukir senyuman indah di wajah nya.

"Kenapa kamu menampar ku, mas?" Naila tak terima niat baik nya datang justru mendapatkan pukulan. Terlebih lagi yang memukul itu orang yang masih berstatus suami-nya.

    Plak,

"Masih berani kamu ya membantah. Apa kurang puas kamu menjajakan tubuh mu itu? Atau kamu ingin membalas karena aku tinggal ke Eropa sana, hmmm!" Hardik nya dengan tatapan nyalang. Siapa pun yang melihat nya sudah dapat di pastikan akan menggetar takut.

   Naila, memberanikan menatap kedua bola mata Al. Dengan kilatan cahaya di mata akibat air mata yang mengembun di pelupuk mata nya.

"Tampar lagi, TAMPAAARRR!!" Naila menarik tanga Al, ke wajah nya.

    "Pergi kamu, aku tidak sudi melihat mu lagi. Jangan pernah kamu menampakan wajah mu di depan ku." Al, mengangkat tangan nya dengan menunjuk arah pintu.

"Aku akan pergi seperti yang kamu mau, tapi aku minta penjelasan apa yang membuat mu marah seperti ini." Dengan suara menggetar, Naila berusaha tegar di depan suami nya.

 Al merogoh tas yang ia bawa, ia pun mengeluarkan map coklat lalu melemparkan tepat mengenai wajah Naila. Sontak Naila, terkejut dengan perbuatan kasar, Al.

   Di ambil nya map coklat itu yang terjatuh di lantai. Perlahan ia membuka nya, ia membelalakan mata nya sembari menutup mulut nya dengan satu tangan.

    "Mau ngelak apa lagi kamu." Cetus Al.

"Mas, ini tidak seperti yang sesungguh nya. Ini pasti ada yang menjebak."

   "Masih saja kamu ngelak. Sudah lah Al, mending kamu ceraikan saja dia. Lagi pula sebentar lagi Monalisa akan mengandung benih mu. Buat apa lagi pertahankan wanita mandul, udah gitu main belakang." Cletuk Rossa dengan kata-kata pedas nya.

Naila, tak kuat lagi mendengar tiap hinaan dari mertua nya itu. Padahal diri nya sudah senang dan ingin memberikan kabar bahagia itu. Tapi harapan nya itu tidak sesuai dengan kenyataan yang ia hadapi.

   "Huuusssss,,! Pergi lah kamu dari kehidupan kami. Benalu seperti mu harus di hempaskan." Timpal Monalisa, sembari menyilangkan ke dua tangan nya di depan dada nya dengan angkuh.

"Akan ku pastikan, kamu bakal menyesali nya Mas." Naila menekan semua perkataan nya kemudian ia beralih pada Monalisa.

"Dan kamu.." dengan tatapan tajam, Naila menunjuk Monalisa tepat di depan wajah nya.

   "Tunggu waktu nya, berita saat di parkiran akan menghancurkan mu. Kamu yang memulai, dan harus aku yang mengakhiri nya." Berkata dengan nada yang tegas dan juga penuh ancaman bahaya. Seketika wajah Monalisa, mendadak pias.

-Flash back on-

      Sehari sebelum kepulangan, Al dari negara orang.

Al mendapatkan kiriman beberapa lembar foto dari seseorang yang tidak ia kenal.

    Al menatap murka saat melihat apa isi di dalam kotak tersebut. Tanpa Al, mencari tau terdahulu.

Ia langsung memesan tiket untuk segera pulang ke tanah air.

   Al tidak menyadari ada seseorang tersenyum bahagia melihat diri nya yang murka.

Yah,, saat kepergian Monalisa malam itu, Monalisa merencanakan sesuatu untuk memisahkan Al dengan Naila. Lantaran kesal dengan Al, yang selalu memikirkan Naila yang jauh di sana.

   "Apa kah rencana itu sudah kamu kerjakan?" tanya Monalisa dari balik layar ponsel.

"Sudah bos, cantik. Semua beres.!" Papar seorang pria di sana.

     "Bagus," Monalisa mengukir senyuman di bibir manis nya.

"Segera kirim ke sini."

   Panggilan terputus. Tak lama kemudian sebuah notif berbunyi di ponsel Monalisa.

"Lihat lah, setelah ini aku menyaksikan kehancuran mu." Gumam nya pelan. Bahkan hampir tak ada yang mendengar nya.

   Ia pun pergi untuk memcuci foto itu, kemudian menyewa seseorang untuk mengantarkan nya yang sudah di ubah menjadi paketan.

-Flash back off-

     "Jika memang keputusan mu itu sudah tepat, maka ceraikan aku sekarang juga." Kata Naila denga tegas.

Namun, Al diam membisu. Nyata nya ia malah pusing dengan tindakan nya sendiri.

   Tak mendapat kan jawaban, Naila pun berucap kembali

"Diam mu itu aku anggap kamu memang setuju dengan perceraian kita. Aku yang akan menggugat nya."

   Setelah berucap, Naila pun pergi meninggalkan semua yang masih mematung.

****

    Di tempat kerja, Naila fokus dengan pekerjaan nya. Sesekali ia mengemil permen agar tidak merasa mual berlebihan.

"Hil, kamu sakit yak? Muka mu pucat sekali." Tegur Alena

"Cuman kurang istirahat aja kok. Paling besok udah baikan."

Di ruangan berbeda, Vian sangat murka saat mendapat laporan jika sang adik di tampar oleh suami nya. Tangan nya mengepal kuat memperlihatkan urat-urat otot nya timbulan. Rahang nya mengeras dengan gigi bergemeletuk.

"Awas saja kamu ya. Aku tidak akan membiarkan kalian hidup senang di atas penderitaan adik ku."

Terpopuler

Comments

Utayiresna🌷

Utayiresna🌷

2 bunga + 1 iklan untuk mu😘

2024-07-17

1

Utayiresna🌷

Utayiresna🌷

firasat ku mengatakan bau tak sedap

2024-07-17

1

Kak Dsh 14

Kak Dsh 14

Di tunggu penyesalannya ya al :v

2024-07-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!