Bab 5

Tiba sudah waktu nya yang di mana hari acara pertunangan Al dengan Monalisa.

   Acara di laksanakan pada pagi hari jam sepuluh. Dan akan di lanjut sampai malam hari nya dengan acara dansa.

Naila sedari awal bangun pagi menyibukan diri. Ia tak ingin terbawa suasana kesedihan.

Secinta itu Naila pada Al. Tetapi ia juga di butakan cinta hingga menjadi bodoh. Mau merelakan sang suami di atur oleh mamah nya sendiri.

Entah emang bodoh apa takut kehilangan pendamping hidup nya. Ingin rasa nya Naila berontak dan menyuruh Al agar tidak satu atap dengan nya.

  Bukan ia ingin menjadikan sang suami itu durhaka dengan mamah nya, namun ia ingin sang suami bisa tegas dengan mamah nya sendiri.

Mungkin selama ini Naila hanya diam saja, tapi tidak tau apa yang ia persiapkan kedepan nya.

Surga laki-laki memang ada di bawah telapak kaki ibu. Dan surga istri pun juga ada di bawah telapak kaki suami. Tapi Suami tidak bisa mendapatkan surga nya jika sang istri di sakiti bahkan hingga meneteskan air mata.

  Namun kalimat seperti itu tidak berlaku bagi Rossa. Bagi nya, anak laki-laki adalah milik ibu nya yang wajib di patuhi perintah nya dan di beri nafkah sebagai ganti merawat masa kecil nya. Istri harus nurut dengan suami nya, dan suami harus nurut dengan ibu nya. Itu lah yang selalu ada dalam benak Rossa. Hingga ia tak perduli dengan keadaan Naila yang terus di sakiti nya. Bahkan tega menyuruh anak nya nikah lagi agar bisa dapat keturunan.

   Monalisa lah wanita yang paling di senangi oleh Rossa untuk jadi menantu nya. Berbagai cara ia lakukan agar Al bisa menikah dengan Monalisa.

Namun, dengan ancaman dari Al kemarin membuat Rossa sedikit was was jika ingin menyakiti Naila. Selama sebelum ada nya janur kuning melengkung di depan rumah nya, Rossa akan memperlakukan Naila dengan baik.

     Seperti saat ini, Rossa tidak pernah memarahi Naila dalam ikut membantu acara pertunangan itu. Ia lebih diam dan cuek terhadap Naila. Berbeda dengan Monalisa yang selalu ingin mencari masalah dengan Naila. Rossa sadar dengan gerak gerik Monalisa, ia akan berusaha untuk tidak menimbulkan masalah. Itu semua ia lakukan agar Al bisa menikah dengan Monalisa. Setelah menikah, Naila pun akan ia usir dari rumah itu. Dengan licik nya ia telah merencana kan sesuatu.

Acara pun telah di mulai. Pembawa acara nya, Rossa sendiri. Dengan semangat nya ia terus bersuara yang membuat hampir semua orang menjadi iri dengan Monalisa yang terus di puji dan di sanjung oleh Rossa.

    Namun, ada beberapa tetangga yang mengetahui tentang Naila. Monalisa sempat panas saat mendengar gunjingan dari tetangga yang hadir.

"Itu maaa ulet bulu yang wanita nya. Dia sering banget pergi ke hotel, mana ganti-ganti pasangan pula." Ucap salah satu tetangga yang ikut hadir

    "Kalo itu sudah ngak heran saya. Yang saya heran kan itu, si Rossa kok buta banget pilih menantu yang modelan nya begitu. Kalo aku sih ogah banget." Kata yang lain nya ikut menimpali

"Halaahh,, palingan juga ntar bukan anak nya si Al yang di kandung sama wanita itu. Mengingat dia itu suka ganti-ganti pria di hotel."

    Para ibu-ibu biang gosip di komplek itu banyak yang tidak menyukai Monalisa. Lantaran setiap pulang dari rumah Rossa, Monalisa selalu bersikap sombong dan kasar pada siapa saja yang menegur nya.

Monalisa tidak tahan dengan gunjingan yang di dengar. Ia pun memutuskan untuk pergi menaiki panggung.

     Sementara Naila, menatap sang suami yang berdiri di atas panggung dengan tatapan yang tak bisa di arti kan.

Seberapa pun usaha nya menyibukkan diri agar tidak terbawa suasana, tetap saja masih ada rasa nyeri di hati Naila.

Mengingat bagaimana keras nya Rossa dulu yang nolak pernikahan nya dan Al di lakukan secara meriah. Bahkan Rossa tak ada sekali pun mengundang teman-teman sosialita nya. Dan saat itu Rossa menyewa orang lain untuk berpura-pura untuk menjadi orang tua Al di pernikahan nya.

   Tanpa terasa air mata nya tumpah begitu saja. Cepat-cepat ia menghapus air mata itu dengan tangan nya.

'Tuhan, aku ikhlas dengan pertunangan itu. Jangan biarkan hati ini menjadi sakit. Berikan yang terbaik untuk pertunangan itu.'

       Naila yang duduk di pojokan tersentak kaget saat ada seseorang yang memberikan nya sapu tangan.

"Hapus kering air mata nya. Jangan lemah dengan satu pria seperti itu." Ucap pria di hadapan nya.

    Perlahan tangan Naila bergerak ke atas untuk menerima sapu tangan itu. "Terimakasih" sahut nya kemudian tersenyum.

Pria itu pun duduk di dekat Naura. Tanpa ia sadari, di atas panggung sana hati Al merasa panas. Ingin rasa nya Al menyudahi acara itu.

  Tetapi ia sadar acara itu sampai malam. Al juga sudah berjanji pada Rossa, saat tiba hari pertunangan itu Al tidak boleh mendekati Naila. Apa pun kondisi nya Al harus ada di sisi Monalisa dan juga mamah nya.

Ingin rasa nya ia berteriak dan memaki pria di dekat Naila. Tetapi ia tidak berbuat apa-apa. Rasa cemburu tak dapat di tahan nya. Dengan kesal ia membuang muka saat Naila melirik nya.

   Sedang kan, Monalisa tersenyum simpul melihat wajah Al memerah karena kesal dengan Naila. Kesempatan untuk Monalisa membuat Al semakin kesal dengan Naila.

"Apa kamu cemburu dengan nya, Al? Aku tidak yakin jika setelah ini istri kamu masih tetap setia dalam pernikahan itu." Imbuh nya dengan nada mengejek.

Al menatap tajam pada Monalisa. "Jaga ucapan mu itu jika masih ingin acara ini berjalan aman sampai di pernikahan selanjut nya."

"Oke." Monalisa menautkan jari telunjuk dan ibu jari nya hingga berbentuk huruf O.

"Tapi jika ucapan ku terbukti, kamu harus menceraikan Naila dan jadi kan aku istri kamu satu-satu nya."

Al diam tidak menanggapi ucapan Monalisa, hingga Monalisa kesal dengan Al. Monalisa pun mendekati Rossa yang sibuk melayani tamu yang berdatangan.

Melihat Monalisa cemberut, Rossa paham ada yang tidak di sukai nya.

"Loh kok cemberut gitu muka nya? Senyum dong biar kelihatan cantik" Ujar Rossa yang memelan kan suara nya.

"Aku kesal, mah dengan mas Al." Rengek nya seperti anak kecil

"Apa Al mendekati Naila lagi,?" Tanya Rossa penasaran yang mendapati gelengan kepala dari Monalisa.

"Lalu.."

Monalisa mendekati kuping Rossa, kemudian berbisik...

"Coba mamah liat di sana" kata Monalisa yang menunjuk ke arah Naila.

Terlihat Naila sedang berbincang-bincang dengan seorang pria. Rossa dapat menebak apa yang terjadi tadi. Rossa tersenyum, ia telah mendapatkan sebuah rencana baru untuk menendang Naila setelah Al menikah. Ia pun membisikan pada Monalisa rencana nya.

"Ide yang bagus.." ucap Monalisa bangga

"Ide apa yang kalian rencana kan...?"

Terpopuler

Comments

Tatik Wae

Tatik Wae

walaupun ibu msh JD tanggung jwb anak laki...tp klu kemauan dorang ibu yg akan menyakiti Sorang istri...itu jg dosa...percayalah sapa menanam pasti menue...

2024-12-18

2

💫0m@~ga0eL🔱

💫0m@~ga0eL🔱

di atur mgkn gak sih, cuma anak lelaki EMG berat beban nya. mau melawan Mak nya dosa nya gede banget 🤦

2024-11-25

1

💫0m@~ga0eL🔱

💫0m@~ga0eL🔱

aku kasih bintang ⭐⭐⭐⭐⭐

2024-11-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!