Di kantor, Al sedang mengerjakan pekerjaan nya sehingga ia tidak menyadari kedatangan, Lucy sang sekertaris.
Lucy, memberanikan diri untuk menyentuh bos nya. Benar saja Al menatap laptop di depan nya namun ia melamun. Ia tersentak kaget karena sentuhan dari Lucy. Ia mengira itu Monalisa, wanita pilihan mamah nya.
"Maaf, pak!" Seru Lucy, saat Al menatap nya.
"Saya dari tadi di sini menunggu bapak menyelesaikan kerjaan nya. Tapi bapak tidak mengetahui karena sedang melamun." Jelas Lucy
"Ah, ya. Langsung saja" Al berkata seada nya.
Jika di Kantor Al, memang sangat dingin dengan semua karyawan nya. Ia tidak ingin bersikap lembut karena takut ada yang menyusup nya.
"Saya mau mengantar kan ini saja pak. Dan nanti siang kita ada jadwal meeting di luar."
Usai memberikan berkas nya dan juga memberi tau bos nya, Lucy pun langsung keluar dari ruangan Al.
Kepala Al, masih saja sakit sejak mendengar pernyataan istri nya tadi pagi.
Di rebahkan kepala nya pada sandaran kursi kebesaran nya. Di pijat-pijat nya di tengah antara kedua alis nya dengan jari.
'Aku bisa menjadi kedua jika kamu tidak mau menceraikan nya. Aku bisa memberi kan kamu anak berapa pun yang kamu mau. Asal kan kamu mau menuruti keinginan mamah mu, aku tidak akan menganggu istri pertama mu.'
Perkataan Monalisa masih saja terngiang-ngiang di kuping nya. Apa lagi permintaan konyol istri nya tadi pagi. Rasa nya kepala nya mau pecah memikirkan masalah hidup nya. Padahal ia sudah berencana untuk mengadopsi anak dari panti untuk di rawat agar bisa memancing kehamilan istri nya. Namun, lagi dan lagi mamah nya yang menjadi penghalang agar tidak membawa anak dari luar sana.
Siang hari nya, Al bersama sekertaris nya sedang mengadakan meeting di luar. Di sana juga ada Monalisa ikut meeting.
Monalisa sedang bekerja menjadi sekertaris di perusahaan Daira grup yang kini menjalin kerja sama dengan perusahaan Alfandi grup yang di dirikan oleh almarhum papah nya Al.
Melihat Monalisa hadir membuat Al tidak bersemangat melakukan meeting. Namun ia harus profesional dengan kerjaan nya. Masalah pribadi nya tidak bisa ia campurkan ke dalam pekerjaan nya.
Monalisa tersenyum pada Al. Namun, Al justru pura-pura tidak melihat nya. Al sedikit risih, karena selama meeting Monalisa, terus melirik nya. Mungkin orang lain mengira itu wajar karena melaksanakan meeting. Namun tidak dengan Monalisa, bagi nya itu kesempatan nya bisa terus menatap wajah Al.
🌾🌾🌾
"Tulis nominal uang yang kamu suka di kertas itu. Setelah itu kamu bisa pergi dari kehidupan nya Al." Timpal Rossa dengan sinis
"Aku tidak butuh uang itu. Aku sudah mengizinkan mas Al untuk menikahi wanita pilihan mamah."
"Ngak usah munafik kamu Nai. Aku tau kamu itu menikahi anak saya bukan karena cinta. Jadi silahkan saja tulis jumlah uang yang kamu inginkan di kertas itu. Akan aku berikan setelah itu kamu boleh pergi dari sini."
Bukan nya menulis jumlah uang, namun Naila merobek kertas itu lalu menghamburkan nya ke udara. Sehingga kertas yang di robek itu terhambur kemana-mana.
Murka nya Rossa saat dengan berani nya Naila membantah nya dan berani pada nya.
"Aaaawwww..!"
Naila merintih kesakitan karena rambut nya di tarik oleh Rossa.
"Rasakan ini. Itu akibat nya jika kamu berani dengan saya. Selama ini saya hanya diam karena Al. Tapi tidak dengan sekarang, karena saya muak melihat wajah mu." Rossa semakin kuat menarik rambut Naila.
"Am—pun..." Naila hanya bisa pasrah dengan apa yang di perbuat mertua nya itu. Ia tak ingin jika melawan akan semakin membuat nya sakit.
Bruk.
Rossa melepas kan tangan nya dari rambut Naila hingga terjatuh. Rambut Naila, banyak yang putus dan nyangkut di tangan nya Rossa.
Di pegang kepala dengan kedua telapak tangan nya karena rasa sakit yang luar biasa. Naila menangis dalam hati, mengaduh dengan rasa sakit nya. Bukan hanya sakit fisik yang ia rasakan, melainkan sakit batin.
"Awas saja kalo kamu berani mengadu pada Al. Aku tidak segan-segan untuk membakar rumah ibu panti kamu itu." Ancam Rossa.
Di saat Al pergi kerja, tak jarang Naila mendapatkan siksaan dari Rossa. Naila selalu di ancam oleh Rossa. Kadang pun Monalisa ikut menyakiti Naila jika berada di rumah Rossa.
'Tuhan, boleh kah aku nyerah dengan pernikahan ku kali ini? Sejujur nya aku sudah tidak sanggup lagi dengan rasa sakit ini.'
Pertemuan Naila dan Al hanya memakan waktu sebulan untuk melangsungkan pernikahan. Al tidak ingin menikah dengan Monalisa karena beberapa kali Al melihat Monalisa dengan pria yang berbeda-beda. Untuk itu Al langsung menikahi Naila tanpa ada acara lamaran. Rossa terpaksa menyetujui pernikahan itu karena Al terlanjur mengumumkan pada media bahwa diri nya segera menikah. Rossa tak ingin nama nya jelek di mata orang-orang.
Naila kembali teringat moment yang di mana ia di nikahi Al. Pria yang selama ini ia kagumi ternyata menjadi suami nya. Segala perlakuan Al sangat lah manis. Namun berbeda dengan mertua nya yang memang tidak menyukai diri nya. Apa lagi diri nya tak kunjung hamil membuat Rossa semakin yakin untuk menikahkan Al pada Monalisa.
"Sayang..." sapa Al saat baru saja pulang dari kantor.
Naila menyambut tangan Al, kemudian ia mencium punggung tangan Al dengan takzim.
"Mas mau mandi dulu apa makan?" tawar Naila
"Mas mau mandi aja dulu." Ucap Al sembari melepaskan kancing baju nya satu per satu.
Naila langsung menyiapkan air untuk Al. Setelah itu ia membuat minuman hangat. Di letakan nya kopi pahit itu di atas meja dalam kamar.
Di lihat nya sang suami telah selesai mandi, ia pun mengambilkan baju yang telah di siapkan nya tadi.
"Ini baju nya, mas." Naila menyodorkan pakaian santai pada Al.
"Siapkan juga baju untuk makan malam kita sayang. Kita makan malam di luar biar ngak bosan di rumah." Kata Al
Malam hari nya, Naila telah bersiap-siap untuk keluar makan malam dengan suami nya. Ia sedikit memoleskan bedak dan lisptik agar tidak seperti orang sakit.
"Sudah siap..." Naila mengangguk
Baru saja kedua nya hendak melangkah kan kaki ke pintu, mereka mendengar sumber suara yang mengharuskan langkah mereka terhenti.
"Mau kemana kamu Al? Malam ini kamu tidak boleh keluar." Rossa menekan kan kata-kata nya.
"Al mau makan di luar sama Naila, mah."
Rossa berdecak kesal,, "kamu di rumah saja. Sebentar lagi Monalisa datang kemari. Kita makan malam nya bersama Monalisa, sekalian membicarakan pernikahan kamu itu." Rossa tetap kekeh untuk menikah kan Al dengan Monalisa.
Tok..
Tok..
Tok...
"Sayang...."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Nursanti Ani
cewek lemot gitu mau ngelawan,,ya abis dia,,,lemotnya bgt,,/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2024-11-13
1
💫0m@~ga0eL🔱
pengen ku gigit mama nya
2024-11-24
1
💫0m@~ga0eL🔱
yah, pelakor ngomong nya suka begitu
2024-11-24
1